Kamus Madura-Indonesia Kontemporer ed 2.0

  • Author / Uploaded
  • Muhri
  • 0 0 0
  • Like this paper and download? You can publish your own PDF file online for free in a few minutes! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Menyusun sebuah kamus bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini disadari penulis mengingat pembuatan sebuah kamus membutuhkan pengetahuan ilmu bahasa yang cukup, ketekunan, dan keseriusan, selain waktu yang relatif panjang. Akan tetapi, semua itu bukanlah halangan yang tidak bisa diatasi. Kamus ini ditulis pada waktu-waktu senggang dan dilakukan tanpa beban sehingga tidak merupakan sebuah perjuangan yang sangat berat. Dengan pola penulisan ini, disadari bahwa kamus bahasa Madura ini akan memiliki kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan, dan kekeliruan-kekeliruan. Namun, hal itu tidak menyurutkan penulis untuk tetap mengumpulkan kosa kata demi kosa kata yang mengisi tiap baris kamus ini. Hal ini tidak berarti bahwa penulisan kamus ini asal-asalan dan tidak dilakukan dengan serius. Penulisan dengan cara tersebut dimaksudkan untuk memberi semangat penulis untuk mencipta sambil belajar dan sedikit demi sedikit menyempurnakan apa yang telah ditulis. Kosa kata dalam kamus ini dikumpulkan dari sumber-sumber tertulis dan lisan yang diambil dari momen-momen dalam kehidupan sehari-hari. Kosa kata-kosa kata tersebut kemudian diproses menjadi entri-entri dan bentuk turunan. Contoh-contoh penggunaan diambil dari pengucapan sehari-hari dalam konteks tertentu disesuaikan dengan bahasa tulisan. Contoh penggunaan juga diambil dari sumber-sumber tertulis. Karena merupakan sebuah “eksperimen”, kamus ini pasti memiliki banyak kelemahan. Salah satu kelemahan dalam penulisan kamus ini adalah penulisan yang didasarkan pada dialek Bangkalan. Dialek lain – sampang, pamekasan, dan sumenep hanya disajikan sebatas yang bisa diketahui dan bisa dijangkau. Penulisan dengan dialek Bangkalan tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan satu dialek di antara dialek lain. Hal ini sesuai denga pertimbangan bahwa jika ingin membakukan sebuah bahasa memang harus mengambil satu dialek yang dianggap paling baik. Akan tetapi, proses selanjutnya adalah pembakuan bahasa tersebut, bukan meninggikan satu dialek di antara dialek lain. Hal ini pernah terjadi pada bahasa melayu yang kemudian menjadi bahasa Indonesia. Hal ini juga sebagai implikasi dari kesulitan orang Madura barat belajar bahasa Madura di sekolah. Hal ini terjadi karena mereka sebenarnya tidak belajar bahasa Madura, tetapi belajar dialek Sumenep yang memiliki perbedaan relatif besar dengan dialek Bangkalan. Jika kita benar-benar mau konsisten, pembakuan bahasa Madura hanya pada bahasa tinggi sebagai bahasa formal. Sedangkan bahasa nonformal tetap diserahkan pada dialekdialek bahasa Madura. Dengan demikian, pelajaran bahasa Madura lebih bisa dijangkau dan dengan demikian mempermudah pembelajaran di sekolah.

i

Karena latar belakang tesebut, saran dan masukan sangat diharapkan. Bagi Anda yang peduli dengan bahasa Madura, mohon mengirimkan saran, kritik, dan masukan ke email [email protected] Bangkalan, 1 Januari 2010

Muhri Mohtar, M.A.

ii

PETUNJUK PENGGUNAAN Daftar Singkatan

adj adv bd

: adjektiva/kata sifat : adverbia/kata keterangan :

bentuk bentuk

dasar

(hanya

bd

turunan,

berdasarkan

ditemukan ini

beberapa

ditulis bentuk

turunan)

fn : frase nominal hrf : arti secara harfiah idm : idiom (M)

n num p perib pron

: nomina/kata benda

(R)

: bahasa rendah/kasar

sin.

: sinonim

(T)

: bahasa tinggi/halus

: numeralia : partikel : peribahasa : pronomina/kata ganti

ungk : ungkapan v : verba/kata kerja vp : verba pasif

: bahasa menengah

(MB) : Madura barat (Bangkalan, Sampang) (MT) : Madura timur (Pamekasan, Sumenep) Daftar Simbol Fonetik „...‟

: menunjukkan arti denotatif

e

: bunyi pada tape, konde

“...”

: peribahasa dalam bahasa Indonesia

ŋ

: bunyi pada ngadimin, bangau,

ɛ

: bunyi

pada

memang,

lubang

kontemporer, colek ǝ

: bunyi pada sedang, kode, sesal

ɘ

: bunyi pada kertas, perjaka, senter

iii

ñ

: bunyi pada nya, penyamun

ɔ

: bunyi pada kopi, soda, mosi

A abâ’ [abəʔ] n 1 diri abâ’eng ‘dirinya’ 2 badan lo’ nyaman abâ’ ‘tidak enak badan’

aèng mata air mata Aèng èpaghili ècello’ perib ‘air dialirkan

abâng [abǝŋ] ngabâng v terbang

diciduk’ meminta sesuatu sedangkan yang

bâng-abâng n angkasa; langit

diminta tersebut sangat dibutuhkan oleh

abâs [abǝs] v pandang

orang yang diminta tersebut

ngabâs vt memandang (dengan maksud

Aèng èpeddhâng ta’ apèsa perib ‘air

mengagumi) Tadâ’ orèng ngabâs arè sè ta’

ditetak pedang tidak terpisah’ hubungan

solap. ‘tak ada orang yang memandang

keluarga yang sangat erat sehingga tidak

matahari tanpa silau’

terganggu dengan masalah dari luar

abdhina [abdhina] pron(T) saya; hamba

Aèng

abit [abit] a lama

lèmbung

sondhâng

nanְdhâaghi

perib

‘air

dâlemma

mengalir

balik

lubuk’

orang

maabit v memperlama

menandakan

abidhân a lebih lama

berilmu tidak banyak bicara

bit-abit adv lama-lama

Mara aèng è daunna tales perib ‘ibarat air

bit-maabit berpura-pura lama

di daun keladi’ orang yang tidak bisa

dalamnya

dinasehati

acan [acan] n terasi acar [acar] n acar

Mara aèng ebâdְdhâi kèrèng perib ‘seperti

accem [accɘm] n (buah atau pohon) asam

air diwadahi keranjang ikan’ harta yang cepat habis

accèn [accɛn] a asin

aghung [aghuŋ] a agung; amat besar

cèn-accèn n ikan asin

ahad [ahat] n nama hari pertama dalam

adâ’ [adǝʔ] adv depan adâ’ [adǝʔ] v tidak ada; tiada tadâ’

penanggalan Madura yang mengadopsi

adְdhâng [adְdhǝŋ] v hadang

dari penanggalan Hijriyah

pangadְdhâng n nelayan pembeli yang

ahadhân

diadakan

setiap

menyusul nelayan pencari ikan ketengah

misalnya

pasar

laut untuk membeli hasil tangkapan

diadakan setiap hari Ahad’

ahadhan

hari

Ahad,

‘pasar

yang

ahli [ahli] n ahli

adְdhep [adְdhɘp] v menghadap

li-maahli v sok ahli

addhu [addhu] v adu

ajâm [ajǝm] n ayam

addhuân n aduan dhu-ngaddhu v mengadu domba

jâm-ngajâmè v memanas-manasi

ngaddhu v mengadu

ajâm katè ta’ kala kalèְtְtègghâ perib ‘ayam

addhu adâ’ idm adu muka

katai tidak kalah gemerusuknya’ untuk

dhu-addhu

bâlâkang

‘adu

punggung’

kebenaran orang kecil akan memberikan

saling bermusuhan

perlawanan yang sama dengan orang

addhu terrang idm saling jujur

besar

adhâd [adhǝd] n adat; kebiasaan

ajam

adhân [adhǝn] n, v 1 azan

meminta

aèng [aɛŋ] n air

sesuatu yang mengundang bahaya

ngaèngè vt mengairi

mènta

sasengngèt

rempah-rempah’

perib

‘ayam

melakukan

Ajâm mon ngakana ghi’ ngarkar kaadâ’

alèng [alɛŋ] bd

v 1 tidak mau mengaku 2

peribahasa yang senada dengan ‘ibarat

ngalèng

ayam, tiada mengais tiada makan’

berlindung dari pandangan, cahaya dsb.

ajâm tokong mènta monteng perib ‘ayam

ngalèngè v menutupi supaya tidak terlihat

kutung minta tulang ekor’ menginginkan

lèng-alèng n pelindung atau penutup agar

sesuatu yang tidak mungkin

tidak terkena cahaya, terlihat, dsb

Mon ajâm ghi’ endâ’ ka jhâghung perib

alès [alɛs] n alis

‘selama ayam masih suka pada jagung’

allè [allɛ] ngallè v 1 memindah 2 naik kelas

sifat alami manusia, yaitu masih bisa

Tang

dipengaruhi godaan harta, kedudukan,

mellèngnga. ‘Anak saya tidak naik kelas

dan wanita

karena sangat nakal.’

wa-towa ajâm perumpamaan yang secara

allèyan n kenaikan kelas

harfiah ‘tuanya seperti ayam’ dijadikan

alok

ana’

[alɔk]

lo’

ngalokaghi

perumpamaan pada orang yang semakin

mengunggulkan

tua semakin cantik/tampan

lok-alok

ajhâk [ajhǝk] ngajhâk v mengajak jhâk-ajhâk

n

undangan

untuk

saling

dalam membangun rumah, hajatan dsb. ajhi

n

acara

v

polana

memuji

perlombaan

ce’

dan

mem-

perkenalkan sapi pada lomba kecantikan

membantu kebutuhan tetangga, misalnya [ajhi]

ngalle

ngajhi v mengaji

sapi betina alos [alɔs] a halus maalos v menghaluskan ambâ’ [ambǝʔ] 1 jemput 2 hadang

pangajhiyân n pengajian

ba’-ambâ’ n sejenis hantu yang menurut

akal [akal] n akal

kepercayaan menghadang orang di jalan

kal-ngakalè v menipu

bâ’-ambâ’ân v menunggu lama

akal bukong idm ‘akal burung betet’

ngambâ’ vt 1 menjemput 2 menghadang

mengumpulkan

pangambâ’

sedikit

demi

sedikit

sehingga menjadi banyak akanְta [akanʈa] p seperti

n

nelayan

pembeli

yang

menyusul nelayan pencari ikan ketengah laut untuk membeli hasil tangkapan

Akhèrat [ahɛrat] n alam setelah mati yang

ambhâ [ambhǝ] v lepas, masuk dan merusak

menurut kepercayaan tempat pembalasan

lahan tanaman dengan memakan atau

perbuatan selama hidup di dunia; akhirat

menginjak-injak

ako [akɔ] v aku

tanaman

(hewan

peliharaan)

ngako v mengaku

amèt [amɛt] v pamit

ko-ngako v mengaku-ngaku

ampal [ampal] n sejenis kumbang yang

pangakoan n pengakuan alang [alaŋ] v halang ngalang v menghalangi jalan; melintang alas [alas] n hutan alas rajâ fn hutan belantara alèm [alɛm] a 1 pandai 2 alim; tidak banyak

keluar malam hari, berwarna putih atau abu-abu dengan ukuran sedikit besar dari ibu jari tangan. ampon [ampɔn] adv(T) sudah ampon lastare ‘sudah selesai’ ana’ [anaʔ] n anak

v

tingkah

nganaè

lèm-maalèm v bersikap atau bertindak

pernikahan); tidak mandul

seolah-olah alim

lebih

menghasilkan

anak

(dalam

mon ana’ labu ka somor emma’ alonca’,

mulut yang selalu menganga untuk bicara;

mon emma’ sè labu ana’ nyarè andhâ

banyak bicara

perib ‘kalau anak jatuh ke sumur orang

mara angghu’ tadâ’ mècet perib ‘seperti

tua melompat, kalau orang tua yang jatuh

pencabut bulu tidak ditekan’ mulut yang

anak mencari tangga’ besar kasih sayang

selalu menganga untuk bicara; banyak

orang tua terhadap anaknya.

bicara

anca

[añca]

nganca

v

memancing

angghuyân n pakaian

kemarahan

v memancing-mancing ke-

ca-nganca marahan

anco’ [añcɔʔ] nganco’ v menyetubuhi co’-anco’ v bersetubuh nganco’

angghuy [aŋghui] v pakai

colo’

ngangghuy v memakai ngangghuy

èlmona orèng

‘memakai

ilmunya

rumput’

‘menyetubuhi

mulut’

memotong pembicaraan orang yang lebih tua atau dituakan. Hal ini dianggap sangat

orang

mengumpulkan

idm

ngarè’

menyabit

sedikit-sedikit

dengan sabar akhirnya terkumpul banyak anjhu

[añjhu]

nganjhu

v menjaga dan

merawat anak kecil atau bayi angka’ [aŋkaʔ] ngangka’ v mengangkat

tidak sopan anְdhâ [andhə] n tangga

angkès [aŋkɛs] v angkis

andhel [andhɘl] n andal

ngangkès v mengangkis

andhellân n andalan

angko [aŋkɔ] a angkuh

dhel-andhel n sering dijadikan andalan

angko’ [aŋkɔʔ] ngangko’ v mengangkut

ngandhellaghi v mengandalkan

antèng [antɛŋ] n anting

andi’ [andiʔ] vi punya Kaula andi’ bur-

anyar [añar] a baru

leburan duwa.’ ‘saya punya dua hal yang

nganyarè vt memperbarui

menyenangkan’

nyar-nganyarè v melakukan sesuatu yang

andi’ jhâlu mandhi tajhem ‘punya susuh

tidak

bertuah tajam’ memiliki kemampuan bela

sekitar

diri

nganyarè kabin kebiasaan sebagian orang

menjadi

kebiasaan

lingkungan

andus [andus] ngandus v menyeruduk

Madura untuk memperbarui akad nikah

angèn [aŋɛn] n angin

dengan

angen [aŋɘn] v angan

sebelumnya tanpa memberi maskawin lagi

mengulang

akad

nikah

ngen-angen v angan-angan

apèl [apɛl] n kepala kampung di Madura

ngen-ngangen v mempertimbangkan

apes [apɘs] n nasib yang buruk; sial Apessâ

anggheb

[aŋghɘp]

v anggap

abâ’ tadâ’ se tao bilâ dâtengnga. ‘tak ada

nganggheb 1 v menganggap 2 a setia Maskèa ghun kèbân, adhâddhâ patè’ cè’

yang tahu kapan datang nasib buruk’ apoy [apɔi] n api

nganggebbhâ bân cè’ èstona. ‘meskipun

poy-ngapoyè v memanas-manasi

hanya binatang, adat anjing sangat setia

akadi’ apoy kalaras/kalarè perib ‘seperti

dan tulus’

api

p asalkan angghu’ n pencabut bulu/rambut akanְta angghu’ ta’ epencèt perib ‘seperti anggher

daun

pisang

kering’

tetapi segera padam dalam waktu sekejap

bulu/rambut

tidak

ditekan’

yang

kelapa

[aŋghuʔ]

pencabut

semangat

kering/daun

[aŋghɘr]

menyala-nyala

mara apoy sekkem perib seperti api dalam sekam

tadâ’ apoy ta’ akokos perib ‘tak ada api

assim [assɪm] n bersin

tak berasap’ rahasia yang disembunyikan

asta [asta] n(T) tangan

pasti akan terkuak

atè [atɛ] n hati tè-ngatè v hati-hati

ara [ara] n arah ngara 1 adv mungkin 2 v membidik

atè abulu ‘hati berbulu’ bersifat pendengki

pangara n maksud; tujuan

ate kadungdung ‘hrf hati kedondong’ hati

pangara bâdâ, pangaro tadâ’ ‘maksud ada,

orang yang berwatak buruk

tetapi

atè malan hati yang cepat sedih atau

pengaruh

memiliki

tidak

keinginan

punya’

besar

Orang

tetapi

tidak

sabar; sensitive

sanggup mewujudkannya

ta’ kennèng èberri’ atè pas nèddhâ’ cètak

ara’ [araʔ] n arak (sejenis minuman keras)

perib ‘tak dapat diberi hati lalu mau

arè [arɛ] n 1 matahari bâjâ mangkèn dung-

menginjak kepala’ tidak tahu balas budi

odung arè ‘saat sekarang matahari ditutup awan’ 2 hari arè Slasa: hari Selasa arè’ [arɛʔ] n(MB) arit; sabit; clurit ngarè’ vt menyabit artè [artɛ] n arti ngartè v mengerti asat vi habis airnya (sungai, sawah, danau,

atèng [atɛŋ] ngatèng v mengangkat atos [atɔs] atosân n ratusan attas [attas] n atas ngattas/ngaattas agak ke atas awwâl [awwəl] awal, mula ngawwâli v memulai lebih dahulu

dsb.)

B bâ’â [bəʔə] n banjir

bâbutto n wasit pertandingan ojung yang

bâ’âng [bǝʔǝŋ] a getir

biasanya diperankan salah satu tokoh

bâ’na [bǝʔna] pron(R) pelesapan dari aba’na

ojhung

yang menunjukkan persona kedua; kamu bâ’eng

[bǝʔɘŋ]

abâ’eng

pron(R)

yang

pelesapan

menunjukkan

dari

persona

bâbâ [bǝbǝ] n bawah

‘sebusuk-busuknya terasi masih dicuil’

ngabâbâ v agak ke bawah

pertolongan

bâbi [bǝbi] n babi edheddhel

can-bâcan n bacaan bâceng [bǝcɘŋ] a bau busuk/tidak enak saceng-bâcengnga acan ghi’ èdhulit perib

kedua; kamu

bâbi

bâca [bǝca] mâca v membaca

atau

bantuan

terhadap

keluarga atau kerabat pasti dilakukan ka

ara’

perib

‘babi

meskipun hubungan sedang renggang

dicelupkan ke dalam arak’ perbuatan dosa

saceng-bâcengnga

yang berlipat-lipat

ecalot

kèya

buri’

perib

ghi’

ècetto’/

‘sebusuk-busuknya

bâbinè’ [bǝbinɛʔ] n perempuan; betina

dubur ditelusuk/diceboki juga’ seburuk-

bâbur [bǝbur] n irisan daun pandan sebagai

buruknya anak akan disayang dan dibela

campuran

bunga-bunga

dalam

juga bâdâ [bǝdǝ] v ada

tertentu bâburughân

ritual

[bǝburughǝn]

n petuah

kabâdâân n keadaan mabâdâ v mengadakan

bâdâ

angka-angkèna

caranya’

idm

segalanya

‘ada

teratur

tata sesuai

abâktoè v memberi waktu bâlâkang [b(ǝ)lǝkaŋ] n punggung bâlâng [bǝlǝŋ] n belalang

ketentuan ta’ kèra bâdâ keccengnga idm ‘tak pernah

lâng-bâlângan n tempurung lutut

ada pekatnya’ selalu habis tanpa sisa

mara

bâdbâdhân

[bǝdbǝdhǝn]

n tempat lewat

lâng-bâlânganna

to’ot

tempurung lutut’ orang yang tidak bisa

nemmo bâdbâdhân ‘menemukan tempat

dipegang

lewat’

berubah-ubah pendiriannya

menemukan

jalan

keluar

‘seperti

dari

perkataanya

karena

selalu

bâlânjhâ [blǝñjhǝ] n (uang) belanja

masalah bâdְdhâ [bǝdְdhǝ] n wadah

abâlânjhâ v berbelanja

abâdְdhâ v berwadah

mâlânjhâi v memberi belanja; membiayai

mâddhâè v mewadahi

hidup

a terus terang dhâk-bâddhâghân adv terus terang apa

bâdְdhâk

[bǝddhǝk]

adanya

bâlâtְtang [bələtʈaŋ] n yuyu; sejenis ketam yang hidup di air tawar martabhât

bâddhung [bǝddhuŋ] n sejenis kapak besar dhung-bâddhungan

vi

1

bâlâtt̝ ang

mengapak

sesuatu 2 n kapak mainan

bâles [bǝlɘs] mâles v membalas abâles vi membalas

kapak

bâlessân n balasan to’ot

‘mengapak

lutut’

berkesantunan; tahu tata krama

les-bâlessân v saling membalas; berbalasbalasan

bâjhân [bǝjhǝn] n wajan

bâli [bǝli] bd kembali

bâjâ [bǝjǝ] n saat; waktu; saat bâjâ malem

abâli vi kembali mabâli v mengembalikan

‘waktu malam’ bâjâng

yuyu’

pada atasan

mâdhdhung v memotong menggunakan mâdhdhung

‘ibarat

menekan bawahan untuk dipersembahkan

[bǝjǝŋ]

n

1

wayang

2

li-bâliyân adv berkali-kali bâli’ [bǝliʔ] v balik

bayangan/gambar abâjâng vi terbayang Bulâ ta’ bisa tèdung

abâli’ v berbalik (tidur terlentang menjadi

karna abâjâng raèna dhika. ‘Saya tak bisa

telungkup atau sebaliknya)

tidur karena terbayang wajahmu.’

mabâli’ v membalikkan

abâjângaghi vi membayangkan

li’-bâli’na dâdâr ‘berbaliknya daun kering’

jâng-bâjângan n bayangan yang terbentuk

perubahan nasib bâlibis [b(ǝ)libis] n belibis

karena cahaya

n baja 2bâjhâ [bǝjhǝ] n(T) gigi bâjhân [bǝjhǝn] n wajan; penggorengan bâjhi’ [bǝjhiʔ] a 1 benci 2 jijik 1bâjhâ

bâjhit

bâlijjhâ [bǝlijjhǝ] n pedagang yang menjual

[bǝjhǝ]

[bǝ.jhit]

dagangannya

gula

santan yang mendidih. bâkto [bǝktɔ] n waktu

dimasak

desa,

bâllu’ [bǝlluʔ] n delapan

n makanan yang sejenis

dicampur

berkeliling

kampung, dsb

dodol yang berbahab dasar ketan tanpa digiling

dengan

pada

bân [bǝn] p kalabân bândhil [bǝndhil] n duri martabhât

bândhil

‘ibarat

onak’

meminta tidak mau memberi; pelit bângal [bǝŋal] a berani

mau

bângalan n pemberani

bârâkay [bərəkay] n biawak

ngal-mabângal v pura-pura berani bângal

ajhuwâl,

bângal

martabhât bârâkay/mara tellorra bârâkay

mellè

‘berani

‘ibarat

biawak/seperti

telur

biawak

menjual, berani membeli’ bisa menasihati

(telurnya disukai, dagingnya tidak)’ suami

dan

istri yang berhubungan harmonis satu

bisa

melaksanakan

apa

yang

dinasihatkan

sama lain, namun tidak harmonis dengan

bangal ka tonding tako’ ka tajhem ‘berani

mertua

pada

punggung

pisau

takut

pada

bârâmma [bərəmma] p bagaimana

tajamnya’ sok berani dibelakang lawan

bârâs [bǝrǝs] a 1 sehat 2 sembuh

ketika berhadapan nyalinya menciut

mabârâs v menyembuhkan

mon lo’ bângal acarok jhâ’ ngako orèng

bâri’ [bəriʔ] adv kemarin

perib

madhurè

‘kalau

tidak

berani

bâringèn [briŋɛn] n beringin

bercarok jangan mengaku orang Madura’

bârinto [bǝrintɔ] adv seperti ini/itu

ungkapan

bâta’ [bǝtaʔ] mâta’ v mengangkat masakan

orang

untuk

Madura

menegaskan yang

harus

jatidiri mampu

dari tungku atau alat memasak bâtek [bǝtɘk] n watak

membela harga diri ngal-bangal mardâ ‘beraninya seperti bara

abâtek v berwatak

api’ berbicara besar tetapi penakut

abâtek ajâm idm ‘berwatak ayam’ jika

bângatowa

n

[bǝŋɘtɔwa]

ghârubhek

dan

1

orang

diatasnya;

tua

pitarah

2

berjauhan

merasa

rindu,

tetapi

jika

berdekatan (selalu) bertengkar bâto [bəto] n batu

sesepuh bânnè [bǝnnɛ] adv bukan

on-so’on bâto perib secara harfiah ‘(seperti)

ne-bannean a berlainan

menjunjung

batu’

yang

dimaksudkan

bânynya’ [bǝñ.ñaʔ] adv banyak Rasulillah

untuk pekerjaan berat yang dilakukan

ampon bânynya’ aparèng ajhârân-ajhârân bân tuntunan-tuntunan. ‘Rasulillah telah

menghasilkan tidak seberapa atau tidak

banyak

penghasilan

memberi

ajaran-ajaran

dan

seimbang

antara

perjuangan

dan

bâto’ [bǝtɔʔ] n batuk

tuntunan-tuntunan.’ kabânynya’an n kebanyakan

abâto’ v batuk

mabânynya’

tadâ’ bâto’ tadâ’ assim perib ‘tidak ada

Mabânynya’

vt

ana’

memperbanyak

tojjhuna

akabin

batuk tidak ada bersin’ orang yang tidak

‘Memperbanyak keturunan adalah tujuan

banyak

menikah

kejutan

nya’-bânnya’an a paling banyak

bicara

tetapi

sering

membuat

bâtton [bǝttɔn] n pinggiran balai-balai atau

bârâ [bǝrǝ] a bengkak

langgar panggung yang berupa bambu

bârâ’ [bǝ.rǝʔ] n barat

utuh, kayu aren, atau balok kayu

ngabârâ’ agak ke barat

ta’ tao bâttonna langghâr ‘tidak tahu

ka bârâ’ ta’ kacapo’, ka tèmor ta’ kacapo’

pinggirnya

‘ke barat

mengibaratkan orang yang tidak tahu

terkejar’

tak terkejar, ke timur tak karena

serakah

semua

yang

diinginkan tidak berhasil atau menemui kegagalan

langgar’

sarkasme

untuk

aturan karena tidak pernah menjadi santri atau belajar agama bâu [bǝu] n bau

abâu vi berbau

bengko [bɘŋkɔ] n rumah

u-bâuân n bau-bauan

berrâ’ [bɘrrǝʔ] a berat

baung [baʊŋ] n makhluk siluman berwujud

maberrâ’ v

1

memberatkan 2

hamil;

gabungan harimau dahan, serigala, dan

mengandung

kera yang menurut kepercayaan muncul

berrâ’ jhuwângan ‘berat ke atas’ terlalu

setelah

banyak beban daripada kemampuan

40

hari

sebelumnya

menjadi

jarangkong

râ’-berrâ’

beccè’ [bǝccɛʔ] a baik

v

abeccèan

ghulâ

‘berat-berat

gula’

persahabatan yang terganjal oleh sifat

(figuratif)

melakukan

satu atau kedua sahabat tersebut

hubungan haram atau diluar nikah

berri’ [bɘrriʔ] v beri

cè’-beccè a baik-baik; baik semua

aberri’ vi memberi

cè’-beccè’an a paling baik

merri’ vt memberi

mabeccè’ v memperbaiki

aberri’

beddâl [bɘddǝl] n hasil; keluaran

long-ellongan

tembus’

meddâl v 1 mengeluarkan hasil 2 tumbuh

‘memberi

membantu

orang

jalan dengan

memberi jalan keluar berrit [bɘrrit] n,a (tempat) keramat atau

(tanaman) bedְdhâ’ [bɘdְdhǝʔ] n bedak

angker

abedְdhâ’ v berbedak

èkennèng berrit v terkena tulah atau

medְdhâ’è v membedaki

gangguan

beddhâk

[bɘddhǝk]

v

terkena

(getah,

[bɘllǝs] a belas; puluhan

dari

tempat

keramat atau angker besse

bellâsân n belasan 2bellâs

halus

bessè [bɘssɛ] n besi

kotoran, dsb) 1bellâs

mahluk

koneng

n

besi

kuning;

jimat

kekebalan

[bɘllǝs] a baik; penyayang; welas

Las-mabellas v pura-pura baik

bettes [bɘttɛs] n betis bhâbbhâl [bhǝbbhǝl] n buah nangka yang

bellât [bɘllət] n sembilu

masih sangat muda biasa dimakan dengan

belli [bɘlli] vd beli

garam atau bumbu rujak

mellè [mɘllɛ] vt membeli

lo’-tao bhâbbhâl ‘tidak tahu bhâbbhâl’

mellèaghi v membelikan

orang yang masih belum pengalaman atau

lin-bellin n barang-barang yang dibeli

belum memiliki kecakapan

belli’ [bɘlliʔ] n atap rumbia belli’

potong jhâjhâluna

bhâbhâsan n [bhǝbhǝsan] n peribahasa yang ‘atap

rumbia

mengandung

kiasan

untuk

mengacu

patah bambu pengikatnya’ orang tua yang

kepada

sudah

dengan kalimat yang sering tidak lengkap

berfisik

lemah

tetapi

masih

dibutuhkan pemikiran dan pengalamannya bellu’ [bɘlluʔ] n belut

tetapi

keadaan, tetap

nemmo

sifat,

atau

pemakaiannya,

pokolan

‘mendapat

perilaku, misalnya durian

bellu’ abângbâng ‘belut bersayap’ orang

runtuh’, abujâi saghârâ ‘menggarami laut’,

yang pandai menipu dengan cara halus

dsb.

bellu’ abunto’ arè’ ‘belut berekor celurit’

bhâbhâtang [bhǝbhǝtaŋ] n bangkai

orang yang semula bersifat baik hati,

Bhâbhâtang

berbudi luhur, pemurah, dan penolong

mengajak

berubah menjadi sebaliknya

melibatkan orang baik-baik

ngajhâk mati’

matè kejahatan

‘bangkai selalu

bhâbur [bhǝbur] n irisan daun pandan wangi

menyembunyikan

arti

sebagai campuran bunga (untuk ritual

sebenarnya

dikatakan,

tertentu)

konyè’ ghunong ‘kunyit gunung’ adalah

bhâdhân [bhədhən] n badan bhâi

bhâjâ

bhâjâng

misalnya

‘seketemunya apa adanya’, gumo’ dâdâ ‘

p saja n 1 buaya 2 mata keranjang

[bhǝjǝ]

[bhǝjǝŋ]

yang

tanaman temmo maksudnya sanemmona

bhâdhân kaulâ pron [T] saya [bhǝi]

ingin

maksud

n bentuk singkat dari

sembhâjâng (sembahyang) abhâjâng vi bersembahyang mâjângagi vt menyolati (jenasah)

adalah soso maksudnya kasoso ‘terburuburu’, dsb. bhânta [bhənta] abhânta v 1 berbantahan; 2 membantah bhântal [bhəntal] n bantal abhântal vt memakai bantal

bhâjhâk [bhǝjhǝk] n perompak; jagoan

tal-bhantalan n sakit pada leher setelah

bhâjheng [bhǝjhɘŋ] a rajin

bangun tidur

v

jheng-mabhâjheng

pura-pura

rajin;

bersikap atau berbuat seolah-olah rajin mabhâjheng

v

membuat

jadi

rajin;

abhântal ombâ’, asapo’ angèn, apajung langngè’

‘berbantal

ombak

berselimut

angin’ menunjukkan jiwa bahari orang Madura

merajinkan bhâji’ [bhəjiʔ] n bayi

abhântal syahâdât, asapo’ iman, apajung

bhâkal [bhǝkal] 1 adv akan 2 n tunangan

Islam

‘berbantal

syahadat,

berselimut

abhakalan v bertunangan

iman, berpayung Islam’ menunjukkan rasa

kal-bhâkal n acara pertunangan

keberagamaan

mabhâkalè vt menunangkan

termanifestasi

bhâko

[bhǝkɔ]

orang dalam

Madura setiap

yang

kegiatan

sampai hal-hal terkecil

n tembakau

bhântal patè idm teman sehidup semati

bhâktè [bhǝktɛ] n bakti abhâktè v berbakti

bhântèng [bhǝntɛŋ] mântèng v membanting

ngabhâktè v membaktikan diri

bhântèng [bhǝntɛŋ] n banteng

bhâlâ [bhǝlǝ] n kaum, golongan, kerabat

‘banteng mati melawan anak gembala’

abhâlâ v berkerabat bhâlingkang [ˋbhəliŋkaŋ] abhâlingkang v terjungkal; jatuh terlentang dengan pantat bhândhâ [bhǝndhǝ] n 1 modal 2 harta

n ikan bandeng

bhândheng sabhâlânan èpatadâ’ rongsèttong

berbicara dengan siapa saja

‘bandeng

[bhɘruma/bhruma]

n

kolong

tempat tidur

mândhâi v memberi modal

kerrong

yang lemah karena kecerdikan

bhâruma

abhândhâ v bermodal bhândheng

musuh yang kuat kalah dengan lawan bhârânca [bhǝrǝñca] a lancar dan bisa

terlebih dahulu menyentuh bumi

[bhǝndhɘŋ]

bhântèng matè amoso na’-kana’ ngowan

setambak

bhâsa [bhǝˑsa] n bahasa bhâsa [bhəsa] a pecah mabhâsa vt memecahkan

dihabiskan kerung-kerung satu’ ulah satu

sa-bhâsa

anggota keluarga dapat merusak nama

pecahan piring

seluruh anggota keluarga bhângsalan [bhǝŋ.sa.lan] n frasa pendek mengandung permainan kata-kata untuk

pecahan

sa-bhâsana

pèrèng

bhâtang [bhǝtaŋ] n bangkai bhâְtè [bhǝʈɛ] n untung (niaga);laba bhâְtok [bhǝʈɔk] n batok; tempurung kelapa

bhâu [bhǝu] n bahu bheddhuk

Bhu, pa’, bhâbhu’, ghuru, rato ‘ibu, bapak,

[bhɘddhuk]

1 n beduk; jidor 2 v

tiba waktu shalat (dhuhur)

sesepuh, guru, raja’ urutan ketaatan orang Madura, yaitu kepada ibu, lalu bapak,

bhellâk [bhɘllǝk] a belang

sesepuh, guru, dan terakhir pada raja

bhelli [bhɘlli] vd sembelih

bhubu

[bhubu]

abhubu

v

memberikan

abelli vi menyembelih untuk keperluan

buwuh atau bhubuwân

tertentu

bhubuwân n uang atau barang yang

melli vt menyembelih

disumbangkan pada tuan rumah hajatan

bhelling [bhɘlliŋ] n beling; pecahan kaca

yang harus dikembalikan dalam jumlah

kadi’ bhelling kaojhânan ‘seperti beling

yang

terkena hujan’ tidak bisa dinasehati; keras

mengadakan hajatan; buwuh

saat

pemberi

sumbangan

bhuco [bhucɔ] n sudut, ujung (biasanya yang

kepala bherkat

sama

n

[bhɘrkat]

makanan

berkat;

berbentuk kerucut)

makanan yang dibagikan pada pendoa

bhucor [bhucɔr] v bocor

dalam acara selamatan (tahlilan, rokat

bhudhu [bhu.dhu] a bodoh dhu-mabhudhu v pura-pura bodoh

dsb.) bherrâs [bhɘrrǝs] n beras

mabhudhu

bhersè [bhɘrsɛ] a bersih

membodohkan

asè-bhersè/sè-bhersè v bersih-bersih

v

memperbodoh;

bhuju’ [bhujuʔ] n 1 buyut; kakek dari bapak

kabhersèan n kebersihan

ego

mersèè v membersihkan

kampung yang dikeramatkan

bhetְtok [bhetʈok] n ikan betok

Bhuk

2

makam

[bhuk]

n

sesepuh panggilan

atau

leluhur

untuk

kakak

bhibhik [bhibhik] n bebek

perempuan. embhuk

bhindhârâ [bhindhǝrǝ] n 1 calon kiai yang

bhuk-embhughân v memanggil dengan

terdiri atas putra kiai atau mantan santri

panggilan embhuk

yang telah mengabdi di masyarakat tapi

bhuk tuwan n panggilan (penghormatan)

belum dianggap pantas untuk menjadi kiai

untuk orang yang telah menunaikan Haji bhullong [bhullɔŋ/bhulloŋ] v bolong

oleh masyarakat bhirâng [bhirǝŋ] n parang atau golok

mabhullong v membolongi

bhiru [bhiru] a biru: Morsidi akalambhi

long-bhullongan n bolongan

bhiru. ‘Morsidi berbaju biru.’

bhunga [bhuŋa] a senang; bahagia anga-bhunga v bersenang-senang

bhiru dâun hijau bhisan

[bhisan]

n besan

vt

mabhunga

membahagiakan;

me-

abhisan v berbesan

nyenangkan

bhisan sakatèdungan ‘besan seranjang’

nga-mabhunga v berpura-pura senang

janda dan duda yang masing masing

bhungka [bhuŋka] n 1 pohon; batang pohon

memiliki keturunan melakukan pernikahan

2 pangkal

kemudian

karena

abhungka v berbatang: Moskèl rassasna

anak

bâdâ nyèor abhungka lebbi dâri sèttong.

menjodohkan

menjadi

besan

masing-masing

mereka dari pernikahan sebelumnya. Bhu

[bhu]

n bentuk singkat dari ebhu

‘Musykil

rasanya

ada

berbatang lebih dari satu.’

pohon

nyiur

ka’-bhungka’an

n

[kaʔbhuŋkaʔan]

pepohonan

sudah dianggap biasa di Madura jika perempuan meninggal karena melahirkan

bhungkel [bhuŋkɛl] n sisa penebangan di

dan laki-laki karena melakukan carok. birâ [birǝ] n birah; sejenis talas yang bisa

atas akar. bhunten [bhuntɘn] (T) tidak

dimakan setelah direbus dsb; alocasia

bhuru a baru

indica

bhuru kaluar dâri eddussâ ‘baru keluar

birjhi’ [birjhiʔ] v memisah-misah menjadi

dari dosnya’ yang menunjukkan orang

bagian-bagian kecil

yang

mirjhi’

belum

berpengalaman

bergaul

sehingga kaku seperti barang masih baru.

vt

memisah-misah

menjadi

bagian-bagian kecil

bi’ [biʔ] prep dengan sin moso; kalabân

birnyè [birñɛ] a gampang menangis

bibir [bibir] n bibir

bitong [bitɔŋ] v hitung

bibir attas bân bibir bâbâ ghâmpang

mitong v menghitung

akebbi’

tong-bitongan

‘bibir

atas

dan

bibir

bawah

gampang berkata’ sindiran bahwa kalau

1

v

melakukan

penghitungan 2 n pelajaran berhitung bitta’ [bittaʔ] mitta’ v membeber

hanya menasihati gampang bibir nolak, atè mellak ‘bibir menolak, hati

mitta’ buri’ è tengnga jhâlân ‘membeber

rakus’

pantat di tengah jalan’ membuka aib

pura-pura

menolak

meski

sebenarnya sangat ingin

sendiri di depan umum

biddhâng [biddhǝŋ] n wedang

blatèr [blatɛr] n 1 orang yang ikut remo 2

abiddhâng v membuat wedang bighilân

[bighilǝn]

n

biji

jagoan

nangka

sin

manjhilân

ablatèr v menjadi blater blijjhâ

[blijjhə]

n pedagang kecil yang

akantha bighilân è pèrèng ‘seperti biji

membeli barang (biasanya dari pasar atau

nangka di piring’ orang yang tidak bisa

langsung

dipegang

kembali di tempat lain

perkataanya

karena

selalu

berubah-ubah pendiriannya

ke

produsen)

untuk

dijual

bungkelang [bʊŋkelaŋ] n semacam akronim

bijjhân [bijjhǝn] n wijen

yang bentuk panjangnya Tabu’ kembung

bilâ [bilǝ] p bila; ketika; jika

tongkeng èlang ‘perut kembung pantat

bilis [bilIs] n semut

hilang’

bilu’ [biluʔ] a bengkok

sehingga menarik pantatnya menjadi kecil

mabilu’ v membengkokkan

bayi

yang

berperut

gendut

yang merupakan ungkapan kebahagiaan

binè [binɛ] n istri

orang tua yang bahagia akan kesehatan

abinè v beristri

anaknya

mabinèè v mengawinkan anak laki-laki

bubudhân [bubudhǝn] n muatan

nè-binèan n laki-laki yang gemar menikah

buddhâk [buddhǝk] beddhâk

lebih dari sekali dengan poligami atau

budhu’ [budhuʔ] n nasi uduk

kawin cerai.

budi [budi] n belakang

binè’ [binɛʔ] n perempuan

di-budi adv paling belakang

mon binè’ matè arèmbi’, mon lakè’ matè

di-budina adv akhirnya

acarok

kabudian v bergerak lebih kebelakang lagi

‘perempuan

mati

karena

melahirkan, laki-laki mati karena carok’

makabudi v membelakangkan; memindahkan kebelakang

cabe rawit

sabudian a yang lebih belakang

bulu [bulu] n bulu

budu’ [budʊʔ] n 1 anak (biasanya untuk hewan)

yang besar bersinonim dengan kecil-kecil

budu’eng ajam anak ayam 2

abulu v berbulu bulu kèjhâ’ [kɛ.jhǝʔ] n bulu mata

panggilan untuk anak untuk merendah

bun-embunan [bunɘmbunan] n ubun-ubun

saat mengacu pada anak sendiri

bunglè [buŋlɛ] n semacam akronim yang

abudu’ v beranak (hewan)

bentuk panjangnya mon la kembung pas

mabudu’ v 1 memelihara supaya beranak-

molè

pinak 2 menggandakan dengan bunga

kenyangan) lalu pulang’ tamu yang pulang

atau rente: mabudu’ pesse ‘meminjamkan

setelah

uang dengan bunga’

kepulangannya

bugghik [bugghik] n punggung

sudah

diberi

makan

seolah-olah

menunggu

suguhan

bungo [buŋɔ] a ungu

abujâi vi memberi garam; menggarami abujâi aèng tasè’ secara harfiah berarti air

laut’

maksudnya

bunto’ [buntɔʔ] n ekor abunto’ v berekor burgu’ [burguʔ] n sejenis kerudung

melakukan pekerjaan yang sia-sia.

buri’ [buriʔ] n anus; dubur

ta’ kennèng pèntaè bujâna ‘tidak dapat

buru [buru] v lari

dimintai garamnya’ pelit; kikir

buta [buta] a buta

bujhel

(ke-

bunglon [buŋlɔn] n rambutan

bujâ [bujǝ] n garam

[bujhɘl]

kembung

dahulu

abugghik v berpunggung

‘menggarami

‘kalau

n pusar

mabuta v acuh, tidak mau melihat

bukka’ [bukkaʔ] mukka’ v membuka

ta-mabuta v pura-pura buta

abukka’ v 1 membuka: abukka’ kalambhi

butèr [butɛr] n 1butir 2 butir (nasi)

‘membuka baju’ 2 terbuka Labangnga

abutèran v membiarkan butir-butirnasi

abukka’. ‘Pintunya terbuka’ ka’-bukka’an v saling terbuka

terbuang

tanpa

dimakan

saat

makan

aburu butèr, adhina tompeng ‘mengejar

mukka’ bârâna ‘membuka papan tabir’

butir nasi, meninggalkan tumpeng’ karena

membuka

serakah mengambil yang kecil sedang

rahasia

seseorang

dengan

maksud dipergunjingkan

yang besar yang dimiliki hilang karenanya

bukot [bukɔt] n alat pelindung kepala yang dibuat

dari

anyaman

daun

kelapa

buwâ [buwǝ] n buah abuwâ v berbuah

kemudian dibungkus karung goni, diikat

wa’-buwaan n buah-buahan

dengan tali sehingga membundar

buwâ kaalèngan dâun ‘buah terhalang

bulâ [bulǝ] pron(M) saya

daun’ membantu kepentingan orang lain,

bulân [bulǝn] 1 n bulan 2 n kumpulan hari

tetapi dia sendiri tidak mendapat apa-apa

dalam penanggalan yang terdiri atas 28,

buwi [buwi] a bisu

29, 30, atau 31hari yang membagi tahun

mabuwi v acuh, tidak mau berbicara;

menjadi 12

membisu

kènè’ ta’ korang bulânna ‘kecil tidak

wi-mabuwi v pura-pura bisu; bersikap

kurang bulannya’ orang yang kelihatan

atau

lemah tetapi mampu mengatasi masalah

bertindak

seolah-olah

bisu

C cabbhi [cabbhi] n cabai

calèpèr

cabbhi lètè’ cabe rawit bersinonim ‘dengan kecil-kecil cabe rawit’ cabbhur

a

tak

henti-henti

berkomentar dan selalu berbicara

nè’-kènè’ cabbhi lètè’ peribahasa yang [cabbhur]

[calɛpɛr]

v cebur

calo’ [calɔʔ] n cakkong yang perutnya agak dilebarkan calo’ kodhi’ calo’ yang pelebaran perutnya

acabbhur vi menceburkan diri

sangat mencolok sehingga membundar,

nyabbhur vt menceburkan

sangat sesuai untuk mengupas kelapa dari

tacabbhur vi tercebur

tempurungnya

cabhul

[cabhul]

n

orang

yang

sangat

pendek; cebol

kurang tepat ramuannya (makanan)

mara cabhul è jhurâng ajhângoa langngè’ ‘seperti cebol di jurang hendak menggapai langit’ orang yang berkeinginan sangat tinggi

camplang [camplaŋ] a hambar/aneh kerena

sehingga

tidak

mungkin

bisa

tercapai

campor

[campɔr/campor]

acampor

v

bercampur 1cangcang

[caŋcaŋ]

nyangcang

v

menambatkan hewan ternak pada patok atau batang pohon

caca [caca] n perkataan

2cangcang

acaca duwâ’ ‘berkata dua’ sama dengan

[caŋcaŋ] n siput yang hidup di

pohon cangghik [caŋghik] acangghik v cekcok;

lidah bercabang atau munafik cacca [cacca] v cincang

bercekcok

nyacca vi mencincang

cangkaro’ [cɘŋkarɔʔ] n kerak nasi yang

cacemmer [cacɘmmɘr] n air pelimbahan; air

digoreng cangkèm [caŋkɛm] n dagu

kotor cacèng [cacɛŋ] n cacing

cangnga’ [caŋŋaʔ] acangnga’ v membantah

mara cacèng nglodu’â komèrè ‘seperti

canְtèng [canʈɛŋ] n gayung

cacing

capcap [capcap] n tetes; bunyi tetesan air

hendak

menginginkan

menelan

sesuatu

yang

kamiri’ tidak

mungkin

acapcabhân vi menetes nyapcap vi menetes

cakang [cakaŋ] a cekatan

carakan [carakan] n abjad/huruf jawa

cakkong [cakkɔŋ] n parang yang ujungnya

carèk [carɛk] n carik; sekretaris desa

runcing dan membengkok calaְtak [claʈak] acalathaghân v berserakan tidak teratur calè [calɛ] n cela nyalè v mencela

carèta [carɛta] n cerita acarèta v bercerita nyarètaaghi v menceritakan nyarètaè menceritakan carok [carɔk] n perkelahian antar laki-laki

lè-calèan v saling mencela

secara berhadapan dengan menggunakan

lè-calè bellât ‘cela-cela sembilu’ sesuatu

senjata

yang dicela tetapi dipakai juga

perasaan terhina atau dendam.

(terutama

celurit)

didasari

vi melakukan carok. Klèbun Jhâddih acarok kalabân klèbun Tana Mèra. acarok

‘Kepala

desa

Jaddih

melakukan carok

dengan kepala desa Tanah Merah’.

cerrèng [cɘrrɛŋ] n jerit acerrèng vi menjerit rèng-cerrèngan

menjerit

main-main

berkali-kali dan mengganggu

Mon lo’ bângal acarok, jhâ’ ngako orèng

cèְtak [cɛʈak] n kepala

Madhurâ ‘Kalau tidak berani melakukan

acèְtak v berkepala

carok, jangan mengaku orang Madura’

cèְtak bâto keras kepala/kepala batu

Orang Madura harus berani membela

ajhuluaghi

kehormatan

bunto’na

an

harga

diri

sekaligus

menghindari perasaan malo carompèng

[cɘrɔmpɛŋ]

pas

kepalanya,

n

lapisan

cètagghâ,

bergeliat

berjanji

miang

berkelit

dengan

cèkèl [cɛkɛl] n mata kaki

‘menjulurkan

namun banyak

ketika

janji cetto’ [ceʈʈɔʔ] nyetto’ v mencungkil

celleng [cɘllɘŋ] a hitam

ciyom [ciyɔm] cium

cellet [cɘllɘt] nyelletaghi v membenamkan

untuk

menutupi ketidak sanggupannya menepati

cèlèng [cɛlɛŋ] n babi rusa; celeng

celleng modhus sangat hitam

diri’ ditagih

alasan

cèְtè [cɛʈɛ] n periuk

ngacelleng v menghitam

ekornya

melepaskan

cekcek [cɘkcɘk] n cicak

macelleng v menghitamkan

ètegghu’

dipegang

mencoba

mudah

cè’ [cɛʔ] adv sangat

alè’-palè’

kalau

pembungkus bambu muda yang dipenuhi

bilâ

nyiyom vt mencium cobbhu’ [cɔbbhʊʔ] n perkakas dari anyaman bambu yang digunakan untuk mencuci beras

(ke dalam kubangan lumpur dsb)

cobik [cɔbik] n cobek; cowek

tacellet v terbenam; terperosok (ban)

cocor [cɔcɔr] n paruh

cello’ [cɘllɔʔ] v ciduk

acocor v berparuh

nyello’ v menciduk

acocor/cor-cocor

lo’-cello’ n alat untuk menciduk; gayung

teratur ke belakang menghadap satu arah

bunto’

idm

berbaris

cellot [cɘllɔt] n 1 lumpur 2 tanah liat

codhut [cɔdhut] n sejenis kelelawar

cèlo’ [cɛlɔʔ] a asam; kecut

cokka [cɔkka] n cuka

cempaka [cɘmpaka] n cempaka

coko’ [cɔkɔʔ/cokoʔ] n sejenis kerudung

cèndhul [cɛndhul] n (es) cendol

yang menutupi rambut, biasanya ditambah

cèngè [cɛŋɛ] n sambal

kerudung dibagian luar

cengkal [cɘŋkal] a membandel

acoko’ v berkerudung

cengkèr [cɘŋkɛr] n cengkir; kelapa yang

ako’-coko’ tae ‘berkerudung tahi’ terkenal

masih muda; mumbang cèngkol [cɛŋkɔl] n siku; sikut nyèngkol v menyikut kol-cèngkolan v saling sikut cèntong [cɛntɔŋ] n centong nyentong v menyenduk dengan centong cepplo’an [cɘpplɔan] n pemilihan kepala desa

karena sifat dan perangai yang buruk cokop [cɔkɔp] a cukup colo’ [cɔ.lɔʔ] n mulut acolo’ vi (kas) menyangkal tuduhan yang sudah terbukti. kacolo’an

suka

memperbesar

masalah

dengan menyampaikan kepada orang lain sesuatu yang sepele

acolo’ songai ‘bermulut sungai’ rakus

compo’ [cɔmpɔʔ] n(T) rumah

colo’ bâlijjhâ ‘mulut penjual keliling’ suka

copa [cɔpa] n ludah

berbohong

dan

acopa v meludah

membesar-besarkan

sesuatu mengenai dirinya

nyopaè v meludahi

colo’ ebblèk

copa

‘mulut

kaleng’ gampang



ella

ghâgghâr

ka

tana

ta’

menangis; birnyè

èkennèng jhilât polè ‘ludah yang sudah

colo’ morbhur ‘mulut bercuap’ orang yang

jatuh ke tanah tidak bisa dijilat kembali’

perkataanya suka mencela dan menjelek-

janji yang sudah terlanjur diucapkan harus

jelekkan orang lain yang belum jelas

ditepati

kebenarannya

corok

coma [cɔma] p cuma

[cɔrɔk]

tacorok

rugi

dan

harus

nomboki

comantaka [cɔmantaka] n cara bicara yang lancang dan bukan pada tempatnya

D dâ’ [dǝʔ] p ke

dâri [dǝri] p dari

dâdâ [dǝdǝ] n dada

dâteng [dǝtɘŋ] v datang

adâdâ v berdada

adâtengngan v berdatangan

dâdâ ghulâ bâlâkang mèmbhâ perib ‘dada

adâtengngè v mendatangi

gula, punggung mimba’ baik di muka

madâteng v mendatangkan

(umum),

teng-dâteng

namun

di

belakang

tampak

keburukannya dâdâr [dǝdǝr] n daun kering

v tiba-tiba: Teng-dateng ngamok, ta’ etemmo marghana. Tiba-tiba mengamuk tak jelas sebabnya.

dâdu [dǝ.du] n dadu

dâun [dǝun] n daun

adâdu vi melakukan perjudian dadu

adâun v berdaun

dâi [dǝi] n dahi

un-dâunan n dedaunan

dâjâ [dǝ.jǝ] n utara

lèng-ngalèng

ka

dâunna

bâringèn

makadâjâ v menjalankan, mengarahkan,

‘berlindung pada daun beringin’ mengaku

menghadapkan, dsb ke utara

sedikit demi sedikit

ngadâjâ v agak ke utara

deppa [dɘppa] n depa

dâkka [dǝkka] a tamak; loba; serakah Dâkka

bhibbhiddhâ

‘tamak/serakah serakah

bibit

menyebabkan

nèyat niat

adeppaè v mengukur dengan depa ngèco’

mencuri’

mnghalalkan

berbagai cara

ְdhâ’âr [dhǝʔǝr] v (T) makan adhâ’âr v (T) makan dhâ’ârân n (T) makanan dhâbâ’ [dhǝ.bǝʔ] n berudu; anak katak

dânga [dəŋa] adanga v mendongak

nga’-ènga’ dhâbâ’ ‘ingat-ingat berudu’

dângdâng [dǝŋdǝŋ] n burung gagak

lupa-lupa ingat

dâpor [dapɔr] n dapur por-dâpor v mengerjakan pekerjaan dapur

ְdhâdְdhâ’ [dhǝddhǝʔ] n pohon dadap dhâddhâ’

sanajjhân

èeccèddhâ

ghi’

dârâ [dǝrǝ] n darah

pagghun dhâddhâ’ kèya ‘sekalipun dicat,

adârâ v berdarah

dadap masih tetap dadap juga’ kenyataan

yang

ditutup-tutupi

lama-lama

akan

ketahuan juga

dhâurân [dhǝ.u.rǝn] n kayu untuk pikulan uang biasanya dibuat dari bambu dan

dhâddhi [dhǝddhi] vi menjadi Moga dhaddhi samporna. ‘semoga menjadi sempurna’

bersifat lentur dheddhel

v

[dhɘddhɘl]

mencelupkan

adhâddhiagi vi menjadikan

makanan untuk dicampur dengan sedikit

dhin-dhâddhin n hantu orang yang sudah

saos, kecap dsb. sebelum dimakan

meninggal dengan wajah asli orang yang

neddhel v melakukan deddhel

meninggal tersebut, biasanya datang tiba-

dhibi’ [dhibiʔ] 1 n diri; ego 2 pron sendiri

tiba dalam waktu sekejap; jadi-jadian

ְdhidְdhi’ [ɖhidɖhiʔ] adj sedikit

madhâddhi v menjadikan

dhika [dhika] pron(M) kamu; anda

dhâghâng [dhǝghǝŋ] n pedagang

dhina [dhina] n hari: dhina Kemmès ‘hari

adhâghâng v berdagang

Kamis’

dhâghângan n (barang) dagangan

dhina [dhina] bd, inj biar

dhâghâng tona adhu’um bhâtè ‘pedagang

adhina v menyisakan

rugi membagi-bagi untung’ orang yang

dhisa n desa

melakukan sesuatu yang tidak wajar untuk

dhlubâng [dhlubəŋ] n kertas

memamerkan

dhu’um [dhuʔum] v membagi

kelebihan

yang

tidak

dimiliki

adhu’um v berbagi

sè adhâgâng, adhâghing ‘yang berdagang,

adhu’uman v berbagi (kebahagiaan, harta,

berdaging’ yang berusaha (berdagang)

dsb.) dengan orang lain

akan

nu’um v membagi

berhasil

dan

hidup

nyaman

ְdhukon [ɖhukɔn] n dukun

(berdaging) dhâghing [dhǝghiŋ] n daging

aְdhukon

adhâghing v berdaging; gemuk

v

menggunakan

pertolongan

dukun

dhalang [dhələŋ] n dalang

nukonè v bekerja sebagai dukun

adhâlâng v mendalang

dhulâng [dhulǝŋ] nulâng v menyuapi

dhâlâng èkarobbhui pangghung ‘Dalang kerobohan panggung.’ Pemimpin yang

adhulâng v menyuapi lâng-dhulâng(an) v saling menyuapi dhulit [dhulIt] nulit 1 v mencuil 2 mencolek,

celaka karena ulah sendiri. tadâ’ dhâlâng kakorangan lakon ‘Tak ada

menowel

dalang kehabisan cerita.’ Pemimpin yang

lit-dhulidhân v 1 saling mencolek atau

baik

menowel

selalu

keluar

dari

permasalahan

dengan

dengan baik.

n (T) rumah; kediaman dhâlko’ [dhǝlkɔʔ] n burung bangau; burung dhâlem

[dhǝlɘm]

usil

menowel

Jhâ’

atau

mencolek

lit-dulidhân,

bânnè

pettès. Jangan colak-colek, bukan petis. dhungèng [dhuŋɛŋ] n dongeng adhungèng v mendongeng

kuntul dhâmar [dhǝmar] n lampu; pelita adhâmaran v memakai lampu dhâpa’, pa’-dhâpa’an [paʔ.dhǝpaan] n tapak

dhungngèng [dhuŋŋɛŋ] n dongeng adhungngèng v mendongeng dhunynya [dhuñña] n 1 dunia 2 harta 3 alam fana, yaitu alam sebelum akhirat

kaki dhârâka

2

[dhǝrǝka]

a durhaka

dhupa [dhupa] n dupa adhupaè v membakari dupa

padhupaan n tempat membakar dupa;

dhuwâ’ butèr pohon atau buah salam diyâ [diyǝ] adv di sini

pedupaan dhurin [dhurin] n durian

dokar [dokar] n dokar

dhusa [dhusa] n dosa

duccol [duccɔl] v lepas

sa-dhusae hanya menyebabkan berdosa

aduccol v melepas (pakaian dsb.)

saja

nuccolè v melepaskan

dhuwâ

[dhuwə]

n doa

dumalem [dumalɘm] adv dua hari yang akan

adhuwâ v berdoa

datang

adhuwâaghi v mendoakan

kadumalemma adv dua hari yang lalu

nuwâi v mendoai; berdoa untuk atau pada

dumpa [dumpa] v tumpah

nuwâaghi v mendoakan

madumpa v menumpahkan

dhuwâ atamba, bherkaddhâ korang ‘doa

duri [duri] n duri

bertambah, makanan berkatnya kurang’

aduri v berduri

tugas

bertambah

upah

tetap

atau

aduri pandân/martabhât durina pandân

berkurang

‘berduri pandan/ibarat duri pandan’ mau

dhuwâ’ [dhuwəʔ] n

meminta tidak mau memberi; pelit

dhuwâ’ bato pohon atau buah jamblang

duwâ’ [duwǝʔ] n dua

E è [ɛ] p di

aejjhâman v memakai jam tangan

ebbis [ɘbbis] n bis; bus

lo’ tao ngèding monyena ejjhâm ‘tidak

èbhu [ɛbhu] n ibu

pernah mendengar bunyi jam’ orang yang

èbir [ɛbir] a sifat pamer

dianggap tidak tahu aturan karena berasal

èbu [ɛbu] ribu

dari

èbuan n ribuan

n

kaèlangan v kehilangan karton

pembungkus

èding [ɛ.diŋ] dengar

yang

ngèding vt mendengar sakopèngan

menghebohkan

desa

bisa

menghilang.’ 2 vt menghilangkan Ustadz ‘mendengar

sekuping’ mendengar selintas egghung

adhabu jha’ bato bisa maelang najis. ngèlangngaghi vt menghilangkan Tello’

egghung [ɘgguŋ] n gong amonyè

maèlang 1 vi menghilang: Maleng sakte se

madhibu dhisa bisa maelang. Maling ‘sakti

barang produksi; dus

to’-koto’

ini

èlang [ɛlaŋ] vi hilang

ngeccèt v mengecat

ngèding

Ungkapan

èjhin [ɛjhin] a individual, sendiri-sendiri

aeccèt v bercat [ɘddʊs]

terpencil.

digunakan untuk melecehkan

eccèt [ɘccɛt] n cat

eddus

desa

bato bisa ngelangngaghi najis. ‘berbisik

ella [ɘlla] adv sudah

berbunyi gong’ karya besar yang hanya

ellong [ɘllɔŋ] long-ellongan n jalan tembus

berasal dari kabar atau rencana yang

èlmo [ɛlmɔ] n ilmu

sayup-sayup ejjhâm [ɘjjhǝm] n jam

aèlmo v berilmu; pandai

mara

èlmona

menabrak’ sendiri

tagghuk

orang

tanpa

‘seperti

yang

ilmu

emmas towa èsempo ‘emas tua disepuh’

enaknya

orang yang sekalipun keturunan orang

kesusahan

terpandang tetapi mau berguru kepada

mau

memikirkan

orang lain

siapa saja empa’ [ɘmpaʔ] n empat

èlong [ɛlɔŋ] n hidung ta’ tao jhâ’ konco’na èlongnga bâdâ

empo [ɘmpɔ] n empu (pembuat senjata)

lesengnga

èmpon [ɛmpɔn] vi lumpuh

‘tidak

tahu

bahwa

ujung

hidungnya belepotan’ orang yang tidak

èmpor [ɛmpɔr] aèmpor v berkubang lumpur

sadar akan keburukan sendiri

endâ’ [ɘndǝʔ] vi mau

ollè èlong mènta pèpè ‘dapat hidung

dâ’-mata’endâ’, di-budina èkala’ ngendâ’

minta pipi’ tidak pernah puas atau cukup;

pura-pura tidak hendak, padahal sangat

tamak; loba

berkehendak

èman [ɛman] a sayang emanan

ta’

a pelit; terlalu sayang pada

endâ’

katompangan

‘tidak

tertumpangi’ tidak mau berhutang budi

sesuatu

èngghi [ɛŋghi] (M/R) iya

ngaemanè v menyayangi

engko’ [ɘŋkɔʔ] pron(R) aku, saya

emba [ɘmba] n kakek/nenek embhân

[ɘmbhən]

mau

enjâ’ [ɘñjǝʔ] (R) tidak

v

ngembhân

ènjhâm [ɛñjhǝm] ngènjhâm v meminjam ènjhâman n hasil meminjam

menggendong (bayi dsb) di depan bhân-embhân n kain untuk menggendong

ennem [ɘnnɘm] n enam

abhân-embhân v memakai kain untuk

enneng [ɘnnɘŋ] neng-enneng v diam

menggendong

neng-ennengnga bessè tataèn ‘diamnya

sè la abhân-embhân ghi’ âghândhungè

besi berkarat’ diam karena memang tidak

‘yang

mampu (tahu dsb)

sudah

menggendong

di

depan

digendongi lagi di punggungnya’ orang

èntar [ɛntar] v pergi ngèntarè v mendatangi

yang sudah menanggung beban masih

entèk/tèk-entèghân [ɘntɛk/tɛkɘntɛghǝn] n

diberi tambahan beban lagi embhuk

[ɘmbhuk]

n saudara perempuan

yang lebih tua; kakak perempuan embi’ [ɘmbiʔ] n kambing embi’ ambhâ ka pakacangan ‘kambing

jari kelingking ngentèkaghi

v

‘mengelingkingkan’

meremehkan enten [ɘntɘn] (M) tidak ènten [ɛntɘn] n intan

terlepas ke kebun kacang’ menghabiskan

Ènten

semua makanan yang disuguhkan

diwadahi kelongkong’ orang yang mulia

embi’ kenynyang ghi’ ngandus ‘kambing

(bangsawan

dsb)

kenyang masih menanduk’ tamak; loba;

meskipun

bergaul

tidak pernah merasa cukup

kebanyakan

mara embi’ ngantor ghunong ‘seperti

ènten nyèllem ka cellot ta’ bhâkal orem

kambing menanduk gunung’ pekerjaan

‘intan yang tenggelam dalam lumpur tidak

sia-sia karena tidak mungkin berhasil

akan suram’ keluhuran sifat (orang) mulia

embu’ [ɘmbʊʔ] n ibu emmas [ɘmmas] n emas

èbâddhâi

kalontongan akan

‘intan

tetap

terlihat

dengan

orang

pasti tampak meski disembunyikan ènter [ɛntɘr] ènterran n baling-baling aènter v berpusing; berputar

eppa’ [ɘppaʔ] n bapak

ètèk [ɛtɛk] n anak bebek

èrèt [ɛrɛt] v seret

ètèk

ngèrèt v menyeret èrok

[ɛrɔk]

ngèrok

ècocorè

emmas

ghi’

bhâkal

ècocoraghi ka pacarrèn kèya ‘itik diberi

v

mengganggu;

paruh emas akan disusupkan ke air limbah

mengacau

juga’

orang

yang

sudah

terbiasa

èsak [ɛsak] a baik

berperilaku buruk sulit dibawa ke dalam

èssè [ɛssɛ] n isi

kebaikan

aèssè v berisi

ètèk sè atellor, ajèm sè ngèrremmè ‘itik

ngèssèè v mengisi èsto

a

[ɛstɔ]

tulus;

yang bertelur, ayam yang mengerami’ sungguh-sungguh;

seseorang

yang

melakukan

kebaikan,

serius; ikhlas

tetapi orang lain yang mendapat pujian

ngèstoaghi vt melakukan sesuatu untuk

sesuai dengan peribahasa ‘kerbau punya

orang

lain

dengan

tulus

ngestoaghi

susu, sapi dapat nama’

undangan ‘menghadiri undangan dengan

èter [ɛtɘr] aèter v berputar

tulus’

F faèdâ [faɛdǝ] n faidah; manfaat; kegunaan faham/fahâm

[faham/fahǝm]

v

fardu [fardu] n fardu fitna [fitna] n fitnah

faham;

mengerti

G gâlânon [gǝlǝnɔn] n ungkapan permisi; kula nuwun

ghâdhebbhung

ngajhâk

lotְto’

‘batang

pisang mengajak busuk’ kejahatan selalu

agâlânon

v

mengucapkan

permisi;

ghâgghâr [ghǝgghǝr] v jatuh

berpermisi gâlundung

[gəlunduŋ]

agâlundung

v

aghâgghârân v berjatuhan maghâgghâr v menjatuhkan

menggelinding gâlundur

menarik keterlibatan orang baik-baik

[gəlundur]

agâlundur

vi

Ghâgghârâ

dâdâr

ta’

kèra

jhâu

dâri

menggelinding

bhugkana ‘daun jatuh tidak jauh dari

magâlundur vt menggelindingkan

pohonnya’ seorang anak tidak akan jauh

gândhuru n sejenis santet yang berupa benda terang melayang di udara; sin. pana gessa [gɘssa] agessa v berbicara santai asa-gessa v berbicara santai (intensitas) ghâdhu

[ghǝdhu]

ngâdhu vt memakan lauk

tanpa nasi ghâdhebbhung

berbeda dari orang tuanya ghâjâ’ [ghǝjǝʔ] n gurauan; canda aghâjâ’ v bergurau; bercanda ngâjâè v menghibur (bayi) supaya tenang jâ’-ghâjâ’

patè’

‘gurau-gurau

anjing’

gurauan kecil yang sangat berpotensi [ghǝdhɘbbhuŋ]

pisang; gedebung

n

batang

menjadi pertengkaran

ghâjâ’

kembhângnga

kembang

tokar

perkelahian’

‘gurauan

nasihat

untuk

ghâjhâ [ghǝjhǝ] n gajah

maghânjhil

ghâlâghâs [ghǝlǝghǝs] ` gelagah katonon

‘gelagah

terbakar’

cepat naik darah tetapi cepat reda ghâlâta

koros

‘ibarat

kutu

busuk kurus’ tuan rumah yang menyajikan oleh-oleh tamunya sebagai suguhan

akanְta ghâltè’ nemmo padi ‘seperti gelatik menemukan padi’ menghabiskan semua suguhan yang diberikan; kemaruk rajâ ghâludhugghâ ta’ kera rajâ ojhânna/ kabânynya’an ghâludhuk korang ojhân

peribahasa

akan

besar

geledek

kurang

yang mirip

dengan

‘Tong kosong nyaring bunyinya.’ ghâmpang

[ghǝmpaŋ]

ghâmparan

mengandung aghandhu’ tae kerreng ‘mengandung tahi kering’ mempunyai maksud jahat terhadap orang lain ghândhung [ghǝndhuŋ] aghândhung v digendong di punggung ngândhung v menggendong di punggung ghânep [ghǝnɘp] a genap

v

1

menggenapkan

2

melengkapkan èbitong ghânep, èbirjhi’ ghânjhil ‘dihitung genap, diperinci ganjil’ keadaan serba tidak berkesesuaian

ngântè v mengganti

ghântong [ghǝntɔŋ] v gantung aghântong v bergantung ngântong v menggantung èghântong

tèngghi,

èbhendem

dâlem

‘digantung

tinggi,

ditanam

dalam’

hukuman yang setimpal dengan kesalahan yang diperbuat ghârâp

[ghərəp]

aghârâp

v menggarap;

menyelesaikan suatu pekerjaan dari kakek

n [T] bakiak

ghândhu’ [ghǝndhuʔ] aghandhu’/ngandhu’ v

maghânep

ghântèan adv bergantian

ghârubhek [ghǝrubhɘk] n moyang; kakek

a gampang; mudah

[ghəmparan]

aghântè v berganti

tong-ghântong n gantungan (baju, dsb.)

ghâludhuk [ghǝludhuk] n geledek

hujan’

n penggganti: nyarè ghântè

tèn-ghântèn n pengganti; cadangan

ghâltè’ [ghǝltɛʔ] n burung gelatik

tidak

n jangkrik

tè-ghântè v berganti-gantian

ghâliyâ’ [ghǝliyǝʔ] n geli

geledeknya

ghântè

[ghǝntɛ]

yang rusak, kerugian, dsb)

ghâlincap [ghǝliñcap] n ketiak

hujannya/kebanyakan

ghânta’

ngântèè v mengganti (kerusakan, bagian

ghâlijek [ghǝlijɘk] ngâlijek v menggelitik

‘besar

v mengganjilkan

[ghəntaʔ]

‘mencari pengganti’

ghâlâta [ghǝlǝta] n kutu busuk martabhât

tidak stabil; berubah-ubah ghânjhil [ghǝñjhil] a ganjil

berhati-hati dan menjaga batas gurauan

ghâlâghâs

ghânjhâl [ghǝñjhǝl] jhâl-ghânjhil a goyang;

ghârubhuk [ghɘrubhuk] n gharubhek ghâtel [ghǝtɘl] a gatal tel-ghâtel n gatal-gatal gheddhâng [ghɘddhǝŋ] n pisang gheddhâng bhiru 1 pisang hijau 2 fig orang

pendiam

yang

memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang luas 1ghellâ’

[ghɘllǝʔ] n tawa

aghellâ’ vi tertawa lâ’-ngellâ’è vt menertawakan 2ghellâ’

[ghɘllǝʔ] adv tadi

ghellâng [ghɘlləŋ] n gelang aghellâng(an) v memakai gelang; bergelang ghendhâk [ghɘndhǝk] a sombong

ghendhâk bârângka, sala ghendhâk tadâ’

ghi’ [ghiʔ] adv masih

pa-apa

ghibâ [ghibǝ] v bawa

‘sombong

sombong

tidak

peribahasa

yang

melompong, ada mirip

sudah

apa-apanya’ dengan

‘Tong

kosong nyaring bunyinya’ ghendhâng

[ghɘndhǝŋ]

ngibâ vt membawa: Ca’na Ka’ Morsid

lamon ta’ ngibâ pèssè ta’ ollè noro’ ‘Kata Kak Morsid kalau tidak membawa uang

n gendang

tidak boleh ikut’

aghendhângan v bermain gendang

bân-ghibân n 1 barang bawaan 2 oleh-

gendhâng

oleh

ètabbhu

salajâ

‘gendang

ditabuh sebelah’ berat sebelah atau tidak

ghighi [ghighi] n gigi

adil

ghiling [ghiliŋ] aghiling v menggiling

ghendhi [ghɘndhi] n kendi ghentang

[ghɘntaŋ]

ghilingan n gilingan

aghentang vi terlentang

maghentang vt menelentangkan tang-ghentangan

urutan; bergilir

tidur-tiduran

dengan

aghilir v bergilir ghilirân n giliran

posisi terlentang ghentang

ghilir [ghilir] v satu persatu berdasarkan

nèngngep

‘terlentang

ghilir tampar ‘gilir tambang/ tali/ tampar’

telungkup’ pernikahan antara dua pasang

menyerahkan tanggung jawab diri sendiri

saudara, misalnya A dan B saudara, C dan

kepada orang lain sehingga orang lain

D saudara. A menikah dengan C, B dengan

tersebut yang memiliki tanggung jawab ghindhung [ghindhuŋ] v gendong

D, atau A dan D, B dengan C ghentong [ghɘntɔŋ] n gentong/tempayan ghentong

ekarobung

canteng

‘gentong/tempayan

dirubung

orang

tetap

tua

yang

gayung’

disambangi

keturunannya

ghingsèr [ghiŋsɛr] a bergeser ghir [ghir] n bentuk pendek dari penggjir; sisi; bagian; pinggir ghubâng [ghubəŋ] aghubâng v melubangi atau membuat

ghentong

nyarè

canteng

tempayan

mencari

gayung’

lubang (ditanah untuk

‘gentong/

hewan pembuat lubang di dinding atau

meminta

tembok bagi orang jahat yang masuk

pertolongan pada yang lebih lemah

secara

tadâ’ ghentong nyello’ ka cantèng ‘tak ada

aghubang

gentong menciduk gayung’ 1. orang tua

melubangi rumah Melan.’

tidak meminta balasan dari anak 2. yang

èghubâng v dilubangi

kuat yang bisa membantu yang lemah gherrâ [ghɘrrǝ] a kaku

paksa);

membobol

romana

Mèlan.

Maleng ‘Maling

ghucè [ghucɛ] n guci ghucè èkennèng kodungè ‘guci dapat

magherrâ v membuat jadi kaku

ditutupi’ perkara rahasia sekali pun tidak

gherrâ montengnga ‘kaku tulang ekornya’

dapat ditutup-tutupi

orang yang tata tutur dan gerak geriknya

ghudְdhu [ghudɖhu] n kue yang terbuat dari

sangat kaku dan tidak mau berkompromi

pisang,

atau keras kepala

dicelupkan pada adonan tepung sebelum

gherrâng

[ghɘrrǝŋ]

n sejenis ikan yang

dikeringkan gherrem [ghɘrrɘm] n geraham gherring [ghɘrriŋ] n sakit parah

ketela,

sukun

dsb.

digoreng. ghuְdhâ [ghuɖhə] v ganggu; goda aghuְdhâ v mengganggu; menggoda ghulâ [ghulǝ] n gula

yang

ghuli [ghuli] n gerak

martabhât ghung tèma ‘ibarat gong timah

aghuli v bergerak

– yang tidak ikut bergema kecuali ditabuh

maghuli v menggerakkan

secara khusus’ orang yang diam jika tidak

ghulu [ghulu] n (T) leher

ditanya

ghulu’ [ghuluʔ] aghulu’ v berguling-guling

ghunong [ghunɔŋ] n gunung

di tanah

ghunong na’nong bâto klètְtak ‘gunung

ghulung [ghuluŋ] v gulung

udik

berbatu

putih kering kerontang’

aghulung v bergulung

tempat yang sangat terpencil dan sangat

ngulung v menggulung

sulit didatangi, pernyataan ini digunakan

ngulunggaghi v menggulungkan

untuk melecehkan ghuru [ghuru] n guru

ghun [ghun] cuma ghundul [ghʊndʊl] a gundul

aghuru v berguru

aghundul v memotong gundul rambut

ghusè [ghusɛ] n gusi

ghundulân n tuyul

ghuwâ [ghuwǝ] n goa

ghung [ghuŋ] n gong

godèk [gɔdɛk] n bulu rambut depan telinga

H halwa [halwa] n halwa

hèdâ [hɛdǝ] pron (R) seda

(mara) halwa èkakan kocèng ‘ibarat halwa

hol [hɔl] n peringatan tahunan kematian

dimakan kucing’ wanita yang secara sosial

seseorang yang diisi dengan membaca

memiliki derajat lebih tinggi menikah

doa; haul

dengan

laki-laki

yang

secara

sosial

derajatnya lebih rendah

I ikhtiyar [ikhtiyar] v berusaha sekuat tenaga

Islam [islam] n Islam

iman [iman] n iman

iyâ [iyǝ] (R) iya

J jâgâ [jǝgǝ] v jaga

dengan wajah menyerupai orang yang

ajâgâ v menjaga

telah meninggal dan mengenakan kain

jago [jago] a jago

kafan; jembalang

go-majago vi sok jago

jendèla [jɘndɛla] n jendela

jagowân n jagoan

jhâ’ [jhǝʔ] adv jangan

jârèya [jǝrɛya] n penunjuk jauh atau dekat; ini atau itu jârângkong

jhâbhâr [jhǝbhǝr] n harakat (fatha) dalam tulisan Arab

[jǝrǝŋkɔŋ]

n

hantu

yang

jhâghâ [jhǝghǝ] v bangun; berdiri

menurut kepercayaan muncul selama 40

jhâi [jhǝi] n jahe

hari sejak kematian berbentuk manusia

jhâi’ [jhǝiʔ] ajhâi’/nyâi’ v menjahit

jhâil [jhǝil] n iler

jhânjhi [jhǝñjhi] n janji

ajhâil v mengiler

ajhânjhi v berjanji

jhâjhâr [jhǝjhǝr] v jajar jhâjhâr

jhin-jhânjhin v saling berjanji

bâjâng

‘jajaran

wayang’

parjhânjhian n perjanjian

menempatkan sesuai aturan tempatnya

jhânor [jhǝnɔr] n janur

n julukan ajhâjhuluk vi berjuluk Sè pangdâlem ajhâjhuluk Sè Ghâmbhu. ‘yang kanan

jhârân [jhǝrǝn] n kuda

jhâjhuluk

[jhǝjhuluk]

berjuluk Si Ghambhu’

Jhârân celleng ghusè, èsemma’è ngokop, èjhauè

jhâjjhâlâng [jhɘjjhǝlǝŋ] n laron jhâjjhâlâng

ajhârânan v naik kuda; berkuda

nyandâr

ngettè’

‘kuda

bergusi

hitam,

didekati menggigit, dijahui menendang’ apoy/dhâmar

bercampur baur dengan orang yang sudah

‘laron bersandar ke api/lampu’ melakukan

terkenal bermoral bejat dan bertabiat

pekerjaan

busuk

yang

ka

membahaya-kan

diri

sendiri jhâlâ

pasti

akan

mencelakakan

keseluruhan lingkungannya

n jala

[jhǝlǝh]

jhârân

jhâlân [jhǝlǝn] n jalan

èkalèburè

perib

lorana

‘kuda

disenangi tuannya’ seorang bawahan yang

ajhâlân v berjalan

karena

ajhâlânè v menjalani

majikannya sehingga meningkatkan taraf

ajhâlânaghi v menjalankan

hidupnya

alân-jhâlân

v berjalan-jalan

Jhârân

jhâlu [jhǝlu] n susuh; tanduk pada kaki ayam

‘kuda

memakan muatannya’ orang (tamu) yang ikut makan oleh-olehnya sendiri

jarum

ajhangghel v bertongkol jhângghirâng [jhǝŋghirǝŋ] n sejenis lele akantha jhângghirâng nemmo cacemmer menemukan

kotoran’

memperebutkan barang yang tak berharga karena ketamakan

jhâtè [jhətɛ] n (pohon/kayu) jati jhâtè kasosobhân lojung ‘jati tersusupi kayu aren’ wanita yang secara sosial memiliki derajat lebih tinggi menikah

untuk

tempat tidur yang terdiri atas bantal dan dari

laki-laki

yang

secara

sosial

ajhâui v menjauhi

ajhângo v menggapai; menjangkau

berasal

pertandingan

jhâu [jhǝu] a jauh

jhângo [jhǝŋɔ] v gapai; jangkau peralatan

kapak’

derajatnya lebih rendah

ajhângka’ vi memakai dingklik

n

melawan

dengan lawan yang tidak seimbang

dengan

jhangka’ [jhəŋkaʔ] n dingklik

yang

bubudhânna

mara jhârum amoso bâddhung ‘seperti

jhângghel [jhǝŋghɘl] n tongkol jagung

guling

ngakan

mencuri di suatu daerah

ajhâmoè v memberi jamu (sapi dsb)

[jhǝŋsɛra]

oleh

penunjuk jalan bagi orang luar yang akan

ajhâmo v minum jamu

jhângsèra

diperhatikan

jhârum [jhǝrum] n 1 jarum 2 orang dalam

jhâmo [jhǝmɔ] n jamu

lele

karena

disenangi

tuannya tersebut

lân-jhâlân n tengah jalan

‘seperti

kecakapannya

jhâng-

dhunjângnga sera ‘penunjang kepala’

majhâu v menjauh u-majhâu v pura-pura menjauh jhebbhing [jhɘbbhɪŋ] n anak perempuan jhekjhek [jhɘkjhɘk] a ajeg; istiqamah jhelli’ [jhɘlliʔ] n klitoris; klentit

jhelling [jhɘlliŋ] v lihat

bahwa orang lemah ditindas oleh yang

ajelling v melihat

lebih kuat

nyellingngaghi v memperlihatkan; meng-

rajâ jhuko’na rajâ ghulina ‘besar ikannya,

amati

besar

pajhellingan n penglihatan

keadaannya

ling-jhellingan v melihat kesana-kemari

gerakannya’

sesuai

dengan

jhulu [jhulu] ajhulu v menjulurkan tangan

jherruk [jhɘrruk] n jeruk

untuk memberi atau menerima

jhilâ [jhilǝ] n lidah

nyuluaghi v menjulurkan (tangan, dsb)

jhilâ ta’ atolang ‘lidak tak bertulang’

Jhuma’at [jhumaʔat] n hari keenam dalam

berbicara sangat gampang, tetapi harus

penanggalan Madura; Jumat.

dipertanggungjawabkan

ajhuma’adhân

jhilât [jhilǝt] nyilât v menjilat Jhinmèra

pergi

melaksanakan

shalat Jumat.

n kependekan dari

[jhinmɛra]

v

jhumaadhân n shalat Jumat.

tajhin mera yang artinya bubur merah.

jhung [jhuŋ] p berebut atau merasa menjadi

Bentuk ini digunakan untuk bulan Shafar

paling: jhung rajâân ‘berebut menjadi

dalam penanggalan Madura karena pada

paling besar’

bulan ini dianggap bulan penuh berkah dan diperingati dengan bersedekah tajhin mera.

jhungjhung

[jhuŋjhuŋ]

[jhinpɘdɖhis]

n kependekan

dari tajhin peddhis yang artinya bubur pedas. Bentuk ini digunakan untuk bulan Muharram

dalam

penanggalan

Madura

karena pada bulan ini dianggap bulan

mengacungkan tangan 2 menjunjung dorong untuk menjatuhkan ka’-jhungka’an v saling mendorong untuk menjatuhkan jhuntrong

a

[jhuntrɔŋ]

jhurâng [jhurǝŋ] n jurang

bersedekah tajhin peddhis.

jhuwâl [jhu.wǝl] vt jual

[jhubəʔ]

a jelek; buruk n takdir tentang pasangan

[jhudhu]

ajhuwâlân vi berjualan nyuwâl vt menjual

ajhudu v berjodoh

wâl-jhuwâl vi berjualan

nyudhuaghi/ajhudhuagi v menjodohkan

wâl-jhuwâlân

jhugghlâng

n lubang besar di

tanah jhujhur

a jujur

pajhujhur v berbuatlah jujur jhuko’ [jhukɔʔ] n 1 ikan: jhuko’ tasè’ ‘ikan laut’ 2 lauk: jhuko’ ajâm ‘lauk ayam’

vi

bermain

jual

beli

(permainan anak) ajhuwâl

[jhujhur]

tanpa

ajhuwâl vi menjual

hidup; jodoh

[jhugghlǝŋ]

mulus

hambatan

penuh berkah dan diperingati dengan

jhudhu

1

jhungka’ [jhuŋkaʔ] nyungka’aghi v men-

Jhinpedְdhis

jhubâ’

v

nyungjhung

bhâghus

‘menjual

bagus’

mengedepankan keunggulan penampilan atau kemampuan diri ajhuwâl bibir ‘menjual bibir’ mengada-ada untuk menggunjing

ajhuko’ v berlauk: Mon tellasân ajuko’

jijib [jijip] a tertib

ajâm Kalau hari raya berlauk ayam

jikar [jikar] n pedati

Jhuko’ kènè’ kakanna jhuko’ rajâ ‘ikan

jiya [jiya] n ini

kecil makanan ikan besar’ suatu kebiasaan

junèl [junɛl] a memiliki keterampilan dalam kesaktian

kajunèlan n kesaktian

jutaan jutaan

juta [juta] juta

K ka [ka] prep ke

kaju [kaju] n kayu

Ka’ [kaʔ] n bentuk panggilan untuk kakak laki-laki.

Mon kaju rajâ robbhu, kabbhi med-

kabâbâ [kabǝbǝ] a sanggup mengangkat atau membawa kabbhi

kabhuru

berpangkat tinggi jatuh, kehormatan dan

num semua

[kabhuru]

dhângnga. ‘Jika pohon besar tumbang, semua akan memotongnya’ Jika seorang

kabâsa [kabǝsa] a  kobasa [kabbhi]

ju-kajuân n pohon-pohonan

penghargaan (akibat pengkatnya) akan

a terburu-buru

dengan cepat menghilang.

kabin n kawin

kaka’ [kakaʔ] n 1 saudara laki-laki yang

akabin v menikah Ana’eng klèbun towa

lebih tua, 2 orang laki-laki yang lebih tua

akabin bi’ randhâ. ‘Anak kepala desa-lama

kakan [kakan] v makan: Kakan, pa tadâ’.

menikah dengan janda’.

‘Makan, habiskan.’

kabinan n acara akad nikah.

akakan v menggerogoti; memakani

makabin v menikahkan Samad makabin

kakanan n makanan

Siti bi’ orèng jhâu. ‘Samad mengawinkan

makanè v memberi makan

Siti dengan orang jauh’. kabit

[kabit]

mulai

kabit

ngakan vt makan

bâri’

‘mulai

kakè [kakɛ] pron(R) kamu kala [kala] a kalah

kemarin’ kabidhân adv mula(i)nya

ngala v mengalah

kaca [kaca] n kaca

makala v mengalahkan: Kana’ juwa lakar

akaca v berkaca

kene’, tape bisa makala se raja. ‘Anak itu

kaca kebbhâng cermin besar

memang kecil, tetapi bisa mengalahkan

kacang [kacaŋ] n kacang

yang besar’

pakacangan n lahan kacang

kalaan/kaladhân [kaladhǝn] n selalu kalah

ghilir kacang idm sistem giliran yang

atau sering kalah

tertib berdasarkan aturan kacong [kacɔŋ] n anak laki-laki kadhibi’

[kadhibiʔ]

pron sendiri

kala’ [kalaʔ] v ambil ngala’

nangka

vt

mengambil

e

budina

Mat Rai ngala’ roma. ‘Mat Rai

kadi’ [kadiʔ] p seperti

mengambil nangka di belakang rumah’

kaè’ [kaɛʔ] bd

ngala’aghi vt mengambilkan

ngaè’ v mengait

ngala’an n suka mencuri

makaè’ v mengaitkan (pada kait)

ngala’ atè mengambil hati

takaè’ v terkait (pada kait)

ngala’

endâ’ ngaè’ ta’ endâ’ èkaè’ perib ‘mau

sendiri; egois

karebbâ

dhibi’

suka

menang

mengait tetapi tidak mau dikait’ mau

kalabân [kalabǝn] p dengan; bersama

meminta, tidak mau dipinta; pelit

kalak [kalak] n sejenis buah mundu

nèng-konèng katolak

kalak,

tekka’a

‘kuning-kuning

meskipun

kuning

konèng

kampong mèji [mɛji] kampung yang terdiri

kalak,

atas beberapa rumah yang penghuninya

untuk

masih berkerabat dan letaknya terpisah

buah

tertolak’

perempuan/laki-laki lajang yang ditampik

dari kampung (mèji) lain

karena sikap dan kelakuan yang tidak

kana’ [kanaʔ] 1 n anak kecil 2 a masih kecil

menyenangkan meskipun berwajah cantik

dan belum dewasa Kana’ kene’ juwa

atau

akabin ghi’ kana’. Anak kecil itu menikah

tampan,

tidak

dianggap

sebagai

calon menantu yang diinginkan

saat masih kecil.

kalampok [klampɔk] n jambu air

na’-kana’ 1 n anak-anak 2 teman-teman

kalaras [klaras] n daun pisang kering

(sepergaulan): Na’-kana’ kamma kabbhi?

kalarè [kɘlarɛ] n daun kelapa kering

Teman-teman pada ke mana? 3 orang(-

kalè [kalɛ] n kali: Jhâ’ sampè’ tello kalè,

orang):

sabbhâr bâdâ bâtessa. ‘Jangan sampai tiga kali, sabar ada batasnya.’ kalèbun [klɛbun] n pemimpin atau kepala

Sèngko’ marè èntar dâ’ kennengngan sè èjhânjhiaghi tapè tadâ’ na’-kana’. Saya telah datang ketempat yang dijanjikan tetapi tidak ada orang. kanca [kañca] n teman

desa di Madura

vi

kalènְtèng [klɛnʈɛŋ] n buah ubi rambat

akanca

kalèttèk [kalɛtʈɛk] n bunyi keletik

berteman

kalodu’ [kalɔduʔ] ngalodu’ v menelan

ngancaè v menemani

kalong [kalɔŋ] n kalung

sakancaan sepertemanan

akalong v berkalung

kanְdhâ [kanɖhǝ] vd berbicara

ngalongè v mengalungi terro

menginginkan

dhurin

durian’

nganְdhâi v memberi tahu

‘kelelawar

orang

yang

menginginkan sesuatu yang sangat sulit kaluwar [kɘluwar] v keluar makaluwar v mengeluarkan

membunglon;

rumah yang terdiri atas sampah kering digunakan untuk menghangatkan hewan ternak atau hanya mengabukan sampah sekam’

sot-ngosot

pa-kapa

‘mengelus-elus

kampowan [kampɔwan] perapian di luar

dalam

akaok v berkeok kapa [kapa] pa-kapa n pelana

menyesuaikan diri

kampowan

kandungan n kandungan

ditangkap

kamondurân [kamɔndurǝn] n bunglon

mara

kandung [kanduŋ] ngandung v hamil

kaok [kaɔk] n tiruan bunyi ayam saat

ngamar v masuk rumah sakit dirawat inap

vt

kandhâng [kandhǝŋ] n kandang

mangandung v menghamili

kamar [kamar] n kamar

ngamonduraghi

pertemanan,

akanְdhâ v berbicara

kaluwang [kɘluwaŋ] n sejenis kelelawar kaluwang

melakukan

sekkem

‘seperti

menyimpan

kekuatan agar bertahan lama kampong [kampɔŋ] n kampung

api

tenaga/

ditunggangi’

lajhu

pelana

ètompa’

kuda

memuji-muji

lalu karena

memiliki maksud tertentu kapal [kapal] n kapal akapalan vi naik kapal kapor [kapɔr] n kapur ngapor n mengapur dinding (rumah). por-kapor

v

melakukan

pengapuran (rumah).

pekerjaan

Bâ’na ngakan kapor, sèngko’ ta’ noro’a

akasap v bekerja; mencari penghasilan

bâ’âng ‘Engkau makan kapur, aku tidak

kaso [kasɔ] a terburu-buru

akan merasakan getirnya’ sikap tidak

kasombhâ [kasɔmbhǝ] n kesumba

mencampuri

urusan

orang

lain;

individualis sakapor

kasombhâ sarè ka adâ’ ‘kesumba seri di awal’ orang yang bersenang-senang pada

sèrè,

sakacèp

sadhembil ghâmbir

pènang,

bân

digunakan sebagai

perumpamaan pengantar atau sambutan sekedarnya.

waktu muda, sengsara pada waktu tua kasta [kasta] 1 v menyesal 2 n sesal kata’ [kataʔ] n katak kata’

nèddhâ’â

kerbhuy/sapè

katak

kappra [kappra] a kaprah, lumrah

hendak menginjak kerbau/sapi’ keinginan

karaddhu [karaddhu] a laku; disukai

yang tidak mungkin berhasil

karaksak [karaksak] n bunyi berisik yang merupakan tiruan bunyi daun-daun kering

katebbhung [kɘtɘbbhung] n batang/pohon pisang

yang terinjak(-injak) atau bunyi benda

kaְtèl [kaʈɛl] n usungan jenasah; keranda

jatuh di antara daun-daun pohon

katkat [katkat] n cecak terbang

karaksagghâ è diyâ, tabbhugghânna è

akantha

dissa ‘suara berisiknya di sini, bunyi

‘seperti cecak terbang menggoyang pohon

jatuhnya di sana’ janji yang disebarkan ke

randu alas’

mana-mana, namun kenyataannya tidak karè [karɛ] n sisa

nanggher

kato [katɔ] akato vi memanggil ngatoe vt memanggil

akarè v bersisa

to-katoan v memanggil-manggil

rè-karè n sisa-sisa

kato’ [kaʈɔʔ] n celana pendek

karep [karɘp] n keinginan; hasrat

akato’(an) v memakai celana pendek

akarep vi berkehendak

ngato’è v memakaikan celana pendek

ngareppaghi vt mengharapkan

katon [katɔn] v kelihatan

kareppek [kɘrɘppɘk] n piyut atau canggah;

ngaton v memperlihatkan diri kaulâ [kaulǝ] pron(T) saya

anak dari peyo’ [karɔbuŋ]

ngarobung

vt

merubung

kèbâ [kɛbǝ] vd bawa ngèbâ

karopok [kɘrɔpɔk] n anak dari kareppek; anggas mendapat

makanan

(ayam)

2

membeber rata untuk dijemur/didinginkan

vt

Marlèna

ngèbâ

[kɛbǝn] n tempat mandi wanita yang

baru melahirkan 2kèbân

[kɛbǝn] n hewan

kebbi’ [kɘbbiʔ] akebbi’ v menggerakkan dua

(padi/nasi)

bibir

karkaran n tempat mendinginkan nasi

berbicara

yang sambil dibolak-balik dikipas

membawa

lessong ‘Marlena membawa lesung’ 1kèbân

karkar [kar-kar] v 1 mencakar-cakar tanah untuk

ngondhu

ngatoaghi v memanggilkan

terpenuhi

karobung

katkat

kecca’

membuka [kɘccaʔ]

dan

menutup

saat

a suka memperkatakan

kar-ngarkar colpè’ menunjukkan bahwa

keburukan orang lain seolah-olah dirinya

untuk makan harus bekerja

tidak memiliki keburukan sama sekali

karsa [karsa] n(T) kehendak

kecceng [kɘccɘŋ] a pekat; kental

kasap [kasap] n sumber penghasilan

kèco’ [kɛcɔʔ] v curi

v

co’-ngeco’

mencuri-curi

(waktu,

kembu [kǝmbu] n kembu kembung [kɘmbuŋ] a kembung

kesempatan, dsb)

v

ngèco’ v mencuri

makembung

ngèco’an a suka mencuri

seorang sehingga perutnya membesar dan

kèddhâng [kɛddhǝŋ] n kijang kambing dengan syarat tertentu untuk kelahiran anak perempuan dan dua untuk laki-laki

sebagai

se-

menderita.

kèka [kɛka] n aqiqah; memotong satu

anak

mengguna-gunai

tuntunan

dari

kemèrèn [kmɛrɛn] n mata kaki kemmè [kɘmmɛ] n kencing akemmè v buang air kecil; kencing ngemmèè v mengencingi Kemmès [kɘmmɛs] n hari kelima dalam

Rasulillah akèka v melakukan aqiqah

penanggalan Madura; kamis

kèkèt [kɛkɛt] n gelut

kènca [kɛñca] n makanan pelengkap untuk

akèkèt v bergelut

makan

ngèkèdhi v menggeluti; bergulat dengan

parutan kelapa yang dimasak dengan gula

kèkkè’ [kɛkkɛʔ] ngèkkè’ v 1 menggigit 2

(bilâ kènca palotan,) bilâ kanca tarètan

membuka

mulut

tentang

keterlibatan

seseorang kèkkè’an

‘(jika

nasi

kenca

ketan

yang

nasi

terbuat

ketan,)

jika

dari

teman

saudara’ peribahasa yang berasal dari

n

gigitan:

sakèkkè’an

‘satu

sejenis pantun yang maksudnya bahwa

gigitan’

kedekatan seorang teman bisa seperti

kè’-kèkkè’an v saling menggigit

saudara

kèla [kɛla] akèla v membersihkan dubur

kènè’ [kɛnɛʔ] a kecil kennal [kɘnnal] v kenal

atau kubul setelah buang air; istinja’ kèlan [kɛlan] n jengkal

akennalan v berkenalan

ngelane v menjengkali

ngennalaghi v mengenalkan

èberri’ sakèlan mènta sadeppa ‘diberi

nal-makennal v bersikap atau bertindak

sejengkal minta sedepa’ tidak pernah puas

seolah-olah kenal

atau cukup; tamak; loba

kenneng

kennengnga

kèlap [kɛlap] n halilintar kellar

[kɘllar]

v

mampu:

kellar

mellè

n tempat: Pasar abalanjha. ‘pasar tempat

[kɘnnɘŋ]

berbelanja’ akenneng v ada tempatnya

‘mampu membeli’ kembhâng [kɘmbhǝŋ] n bunga

kennèng [kɘnnɛŋ] v 1 kena 2 dapat

akembhâng v berbunga

ngennèng v 1 mengenai 2 boleh (tidak

bâng-kembângan n bunga-bungaan

bahaya)

èberri’ kembhâng mâles cacemmer ‘diberi

lo’

kembang membalas air limbah’ ‘susu

menyebabkan

dibalas air tuba’

shalat

nambu’ kalabân kembhâng èbâles acan

kennèng

‘melempar dengan bunga dibalas terasi’

ucapannya’ dapat dipercaya

‘susu dibalas air tuba’ kembhâr

[kɘmbhər]

a kembar

akembhârân v berpakaian sama (corak, motif, dan warna)

ngennèng

talèè

masa

haid

yang

tidak

boleh

‘dapat

diikat

perempuan cacana

kento’ [kɘntɔʔ] n kentut akento’ v berkentut ngento’è v mengentuti kenynyang [kɘññaŋ] a kenyang

kakenynyangan n kekenyangan

mandhi. ‘Keris Mandirada ampuh karena

makenynyang v mengenyangkan

empunya mandi sebelum menempa.’

nyangkenynyangan a paling kenyang

Kerrès alompa’ pamorra ‘keris melampaui

keppè’ [kɘppɛʔ] ngeppè’ v mengepit 1kèra

pamornya’

[kɛra] v kira

yang

berbicara

sekehendak hati tanpa memikirkan akibat

ngèra v mengira 2kèra

orang

ucapannya kelak

[kɛ.ra] adv (biasanya digabung dengan

ketְtang [kətʈaŋ] n kera

bentuk penyangkalan ta’) mungkin: ta’

kettang

kèra ‘tak mungkin’

menurut

makong

n

kera

kepercayaan

putih

sebagian

yang orang

kerbhuy [kɘrbui] n kerbau

Madura merupakan transformasi hantu

kercet [kɘrcɘt] v 1 ciut; mengkerut 2

orang mati setelah empat puluh hari

(keong, siput, kura-kura, dsb.) masuk kedalam tempurung

kettè’ [kɘttɛʔ] n kaki belakang serangga seperti

kèrè’ [kɛrɛʔ] rè’-kèrè’ 1 n anak anjing 2 n,a anak kecil

belalang,

jangkrik

dsb

yang

digunakan untuk melompat menendang dsb.

kèrèng [kɛrɛŋ] n keranjang ikan; besek

ngettè’ v menendang kebelakang

kerra’ [kərraʔ] v potong (tali, daging, dsb)

ketteng [ketteŋ] n putus (jari)

akerra’ v terpotong

Tanang ketteng terro asello’a. ‘tangan

ngerra’ v memotong

putus pun ingin bercincin’ Peribahasa ini

ra’-kerra’ n ikan laut yang dijual berupa

digunakan

potongan-potongan

siapapun pasti ingin yang terbaik.

yang

sudah

v

melomba

menyatakan

bahwa

ketto [kɘttɔ] a keruh

dipanggang kerrap

untuk

[kɘrrap]

ngerrap

maketto v mengeruhkan; memperkeruh

kecepatan

kèya [kɛya] adv juga

kerrabhân n karapan sapi

kilo [kilo] n kilo; ukuran berat 1000 gram

kerras [kɘrras] a watak keras, kerras atèna:

ekiloaghi v dikilokan; dijual perkilo klabu [klabu] a abu-abu

keras hatinya. Mon kerras paakerrès. peribahasa yang

klèbun [klɛbun] n kepala desa

secara

ko’ol [kɔʔɔl] n keong sawah

harfiah

berkerislah’

berarti

yang

‘kalau

ditujukan

keras untuk

menyatakan bahwa kalau ingin berwibawa harus mempersenjatai diri dengan laku utama. kerrèk [kɘrrɛk] v bunyi jangkrik akerrèk v berbunyi jangkrik ngerrèk v 1 kerik; kerok 2 menghaluskan

mata ko’ol ‘mata keong’ sebutan untuk orang yang terlalu mudah tertidur kobâl [kɔbǝl] n tampar mara

kobâl

tampar

èkemmèè

dikencingi

patè’

‘seperti

anjing’

selalu

membantah tidak mau kalah kobâsa [kɔbǝsa] a kuasa; sanggup

dengan mengikis dengan pisau 3 bunyi

sa-makobâsa v bersikap, berbicara atau

kerik dari jangkrik

bertindak

kerrèng [kɘrrɛŋ] a kering kerrès [kɘrrɛs] n keris: Kerrès Mandirada

mandhi polana empona mandi sabellunna

seperti

atau

seolah-olah

berkuasa kobher [kɔbhɘr] v sempat atau ada waktu kocèng [kɔcɛŋ] n kucing cèng-kocèngan v kucing-kucingan

kocèng calaka’ kucing garong du’-nondu’

kocèng

nga’-anga’ koko hangat-hangat kuku

‘tunduk-tunduk

kucing’ sikap diam yang mengandung along-kalong

tasbhi

‘kucing

berkalung tasbih’ terlihat alim atau suci di luar,

tetapi

penuh

makoko v menguatkan; mengukuhkan kokos [kɔkɔs] n asap

maksud dan niat tidak baik kocèng

koko [kɔkɔ] a kukuh; teguh; kuat

kemaksiatan

di

akokos/ngokos v berasap kolè’ [kɔlɛʔ] n kulit akolè’ v berkulit le’-kole’ n kulit melulu

dalamnya kalah

ngolè’è v 1 memberi kulit 2 (rumah)

dengan tikus’ ungkapan untuk yang kuat

memberi lapisan dinding dengan adonan

kalah dengan yang lemah

mortar, campuran semen, kapur, tanah,

kocèng

kala

ka

tèkos

‘kucing

kocek [kɔcɘk] ngocek v mengulek (bumbu

dan air

dsb)

Man-èman kolè’na ghedְdhâng ‘Sayang-

cek-kocek n ulekan

sayang

du’-nondu’

cek-kocek

‘tunduk-tunduk

ulekan’ orang yang bersikap diam dan tidak

banyak

bertingkah

tetapi

dapat

melakukan sesuatu yang mengejutkan kocèng [kɔcɛŋ] n kucing

kulit

pisang.’

Terlalu

hemat

sehingga menjadi kikir kolek [kɔlɘk] n kolak akolek v memasak atau membuat kolak dem-ngeddem kolek ‘pekat seperti kuah kolak’ orang yang kelihatan diam dan

cèng-kocèngan v kucing-kucingan n ku-

kelihatan tidak banyak berbuat tiba-tiba

cing mainan

mendapat hasil yang sangat besar

Mara kocèng èkalèburi na’-kana’ ‘seperti

komèrè [kɔmɛrɛ] n kemiri

kucing disenangi anak-anak’ disenangi

komkom [kɔmkɔm] v rendam

tapi tidak dijaga kebutuhannya

ngomkom v merendam

Mara kocèng èkaèn-maènan na’-kana’

komkoman n air rendaman bunga

‘seperti kecil’

kucing

dimain-mainkan

disenangi

tapi

tidak

anak dijaga

kompoy [kɔmpɔi] n cucu konci [kɔñci] n kunci ngonci v mengunci

kebutuhannya kodhi’ [kɔdhiʔ] n sejenis calo’/cakkong

konco’ [kɔñcɔʔ] n ujung

ma’ kodhi’ tataèn kolan rarèngkan ‘kok

akonco’ v berujung (tumpul, tajam, dsb.)

parang

ngonco’ v mencapai ujung

berkarat

banyak

tingkah’

meremehkan orang yang banyak tingkah

ta’

sebagai orang yang tidak mempunyai

ketemu ujung pangkalnya’ pembicaraan

kepandaian

ètemmo

konco’

bhungkana

‘tidak

tidak teratur dan kemana-mana

kodung [kɔduŋ] 1 n kerudung 2 n tudung adung-kodung

v

melakukan

sesuatu

konèng [kɔnɛŋ] a kuning konèng konyè’ jingga

dengan berpakaian kerudung

nèng-konèngnga mondhu maskèa konèng

akodung 1 v berkerudung 2 v bertudung

ta’ karaddhu ‘kuning-kuning buah mundu,

ngodungè v menutupi dengan tudung;

sekalipun kuning tidak laku’ kong-rokong v sejenis serangga kecil yang

menudungi kojhu’

[kɔjhuʔ]

n burung kutilang

koko [kɔ`kɔ] n kuku

terbang

berkelompok

menjelang maghrib

pada

sore

hari

konְtol [kɔnʈɔl] n testis, buah dzakar

akorong v bersangkar

konyè’ [kɔñɛʔ] n kunyit

koros [kɔrɔs] a kurus

mara konyè’ bân kapor ‘seperti kunyit dan

makoros v menguruskan

kapur’ jodoh yang langgeng

ngorosaghi v menyebabkan kurus

kopa’ [kɔpaʔ] n tepuk tangan

ros-koros a kurus-kurus

akopa’ v bertepuk tangan akopa’

ta’

nombhuk

ros-korossa ‘bertepuk

tidak

ghâjhâ

‘kurusnya

gajah’

orang yang memiliki keagungan akan

menyumbang’ menyumbang saran tetapi

tetap dihormati meskipun jatuh melarat

tidak disertai tanggung jawab dukungan

korsè [kɔrsɛ] n kursi

yang nyata

kotak [kɔtak] akotak v berkotek (ayam)

kopèng [kɔpɛŋ] n telinga

akotak ta’ atellor ‘berkotek tidak bertelur’

ngopèng v mencuri-curi dengar

banyak bicara tetapi tidak menghasilkan

ta’ èkopèng v tidak didengar; diacuhkan

apa-apa

kopi [kɔpi] n kopi

kotang [kɔtaŋ] n pakaian dalam perempuan

akopi v (biasa) minum kopi

sebagai penutup payudara; kutang.

kora [kɔra] v membersihkan alat dapur

akotang vi memakai kutang akotangan vi memakai kutang

terutama alat makan setelah dipakai akora/ra-kora v membersihkan alat dapur

koto’ [kɔtɔʔ] ngoto’è v membisiki to’-koto’ v berbisik(-bisik)

terutama alat makan setelah dipakai korang [kɔraŋ] a kurang

kottong [kɔttɔŋ] n putus karena dipotong

akorang v berkurang

kuwa [kuwa] n kuah

ngorangè v mengurangi

kuwa’ [kuwaʔ] n asap

korong [kɔrɔŋ] n kurungan; sangkar

L la [la] adv sudah: bentuk pendek dari ella la’as [laʔas] n bulir-bulir padi yang sudah lepas dari tangkainya dan belum digiling; gabah; antah labân [labǝn] v lawan alabân v melawan

laep cacana ‘paceklik ucapannya’ tidak banyak bicara lajângan [lajǝŋan] n layang-layang alajângan v bermain layang-layang laju [laju] a butut (karena lama disimpan atau dipakai)

labu [labu] n labu

lakar [lakar] adv memang: Mon lakar abâ’na

labu [labu] v jatuh

dhikdhâjâ, jârèya seppur soro kasabbhu’.

malabu v menjatuhkan ladְdhing [ladɖhiŋ] n pisau laèn [laɛn] a lain; beda

‘Kalau dia memang hebat, itu kereta api suruh jadikan ikat pinggang.’ lakè [lakɛ] n suami

alaèn vi berpisah

alakè n 1 melakukan pernikahan dengan

èn-laènan a berbeda satu sama lain

seorang

laènan a berbeda

mènggu sè bhâkal dâteng) 2 memiliki

malaèn vt memisahkan

suami; bersuami (Satiya sitti la alakè)

laèp [laɛp] n paceklik

lelaki;

menikah

(sitti

Sekarang Siti sudah bersuami.

alakèya

kè-lakèan berganti-ganti suami karena sering kawin cerai.

v

malakèè

langngè’ jhâu bi’ somor ‘langit jauh dari sumur’ sesuatu yang tidak mungkin

menikahkan

anak/saudara

lanjhâng [lañjhəŋ] a panjang

perempuan dengan seorang lelaki: Mat

malanjhâng v memperpanjang

Norsam malakèè Nurhayati bulân Rasol.

jhâng-lanjhâng a panjang-panjang

Mat Norsam menikahkan Nurhayati bulan

lanjhâng colo’ ‘panjang mulut’ orang yang

Rabiul Akhir.

suka

alake

matong

‘bersuami

patungan’

mengadu

menyampaikan

domba

dengan

gunjingan

seseorang

perempuan yang menikah dengan laki-laki

kepada orang yang dipergunjingkan

yang beristri

lanjhâng mara landaur ‘panjang seperti

lakè’ [lakɛʔ] n laki-laki

Landaur’ sangat tinggi

lako [lakɔ] n kerja

Jhang-lanjhangnga

are,

jhang-

po’-capo’

nemmo

alako vi bekerja

lanjhangnga

ngalakonè vt mengerjakan

moso ‘bersama jalannya hari dan jalannya

kalakoan n pekerjaan

vi

akon-lakon

bulan,

(sedang)

mengerjakan

sesuatu (biasanya hajatan) lamès [lamɛs] a suka meminta menjalani

hidup

cepat atau lambat ngalao’ agak ke selatan o’-lao’ yang paling selatan kalaparan n kelaparan

alampat vi berbekas

laris [larɪs] a laris

landaur [landaur] a sangat tinggi berasal dari Lamdaur seorang raja Sri Lanka yang sangat tinggi.

lè’èr [lɛʔɛr] n leher lebbâs [lɘbbǝs] a terlalu lembek karena telalu masak (pada buah) lebbhu [lɘbbhu] n masuk

Landaur mara Bâlândhâ sangat tinggi lanְdhu [lanɖhu] a tumbuh subur (tanaman)

alebbhu vi masuk

landu’ [landuʔ] n cangkul

malebbhu vt memasukkan

alandu’ v mencangkul

v

lebbhur [lɘbbhur] lebur

melakukan

pekerjaan

[laŋghǝr]

n langgar

ngalebbii v memberi lebih

langka [laŋka] a bersikap, berbicara, atau bertindak

tidak

sesuai

lebbi [lɘbbi] a lebih alebbii v melebihi

menggunakan cangkul langghâr

ketemu terhadap

lapar [lapar] v lapar

berdasarkan ajaran tertentu lampat [lampat] n bekas

du-landu’ân

akan

pembalasan

lao’ [laɔʔ] n selatan

lampa [lampa] n jalan, cara, tuntunan hidup

v

akhir-akhinya

musuhnya’

ketidakadilan pasti datang suatu saat,

lambhâ’ [lambhǝʔ] a pemurah; dermawan

ngalampaaghi

bulan,

dengan

tata

kesopanan terhadap orang yang lebih tua langka’ [laŋkaʔ] n periuk

lèbur

[lɛbur]

v

menyenangkan;

meng-

gembirakan ngalèburè v menyenangi lèbur

mata

‘senang

di

mata’

langka’ anyar polo’ anyar ‘periuk baru

menyenangkan atau senang saat melihat –

tutupnya

karena penampilan luar – tetapi saat

baru’

perumpamaan

pengantin baru langngè’ [laŋŋɛʔ] n langit

untuk

dicoba tidak suka

lècang [lɛcaŋ] n getah yang sangat lengket, misalnya getah nangka

kolongnya besar’ besar pendapatan, besar

lecca’ [lɘccaʔ] alecca’ v meremas-remas untuk mencampur leccèng

lèncak rajâ, bhârumana rajâ ‘ambin besar pengeluaran lèngka

[lɘccɛŋ]

aleccèng

v

berlari

[lɛŋka]

alengka

‘menyeberangi laut’

atau jijik

ngalèngkaè v melangkahi

leddhu’

[lɘddhuʔ]

ngalènglèngè v memutari; mengelilingi

legghâ [lɘgghǝ] a lega

lengngen [lɘŋŋɘn] n lengan

lèkè [lɛkɛ] n selokan

alengngen v berlengan: alengngen pandâ’

lèkè ta’ nampèk ka bâ’â ‘selokan tidak menolak

lenglang [leŋlaŋ] v (mata) juling lènglèng [lɛŋlɛŋ] alènglèng v berputar

ledak

aleddhu’ vi meledak

dapat

melangkahi,

melewati, menyeberangi: alèngka tasè’

meloncat-loncat karena terkejut, takut, lècèk [lɛcɛk] a tidak jujur; bohong; khianat

v

banjir’

seorang

anak

‘(baju) berlengan pendek’ lèntè [lɛntɛ] n lidi

remaja tidak dapat menolak perjodohan

leppet [lɘppɘt] n lepat

yang diatur orang tuanya

lèsan [lɛsan] n(T) mulut

lèkko [lɘkkɔ] a keruh

alèsan v bermulut

malèkko vt mengeruhkan

alèsan ghulâ abugghik mèmbhâ ‘bermulut

lèma’ [lɛmaʔ] num lima

gula,

lembâr [lɘmbǝr] n lembar

manis saat berhadapan, tenyata terlihat

alembârân num berlembar-lembar lembhâjung

[lɘmbhǝjuŋ]

n tunas/daun muda

kacang panjang yang biasa dijadikan sayur lembu’ [lɘmbuʔ] a lunak

berpunggung

mimba’

bermanis-

keburukannya di belakang lèseng [lɛsɘŋ] n jelaga lesso [lɘssɔ] a lelah; capai; penat lessong [lɘssɔŋ] n lesung

lembu’ bun-embunnanna ‘lunak ubun-

akanta lessong

ubunnya’ orang yang terlihat tenang saat

bolong’ harta yang cepat habis karena

disindir,

pemborosan

dikata-katai,

atau

diganggu,

burto’

lobâng [lɔbəŋ] n lubang

lemmes [lɘmmɘs] a lemas

alobang v berlubang

malemmes v melemaskan

alobângè v melubangi

mes-malemmes v bersikap atau bertindak

lobâng landâ’ liang lahat locèr [lɔcɛr] a loncer

seolah-olah lemas lempo [lɘmpɔ] a gemuk

loghâbâ [lɔghǝbǝ] a, v (ber)besar hati

lempoan a lebih gemuk

v

menggemukkan:

lesung

lo’ [lɔʔ] adv(MB) tidak

tetapi sebenarnya sangat marah lemma’ [lɘmmaʔ] a enak; lezat

malempo

‘seperti

lojung [lɔjuŋ] n kayu pohon aren dan pohon

malempo

abâ’ ‘menggemukkan badan sendiri’ po-lempo a gemuk-gemuk po-lempoan a paling gemuk lèncak [lɛñcak] n balai-balai; tempat tidur

kelapa lombhung [lɔmbhuŋ] n lumbung mara lombhung katoro’ ‘seperti lumbung bocor’ lekas habis karena pemborosan (harta, dsb) lompa’ [lɔmpaʔ] v terpa alompa’ v menerpa

lon-alon [lɔn.a.lɔn] n alun-alun

lorong [lɔrɔŋ] n jalan yang tinggi kedua

lonca’ [lɔñcaʔ] alonca’ v melompat

sisinya

ca’-lonca’an v berlompat-lompatan

lotèng [lɔtɛŋ] n (rumah) tingkat: roma

lopot [lɔpɔt] v 1 luput; tidak kena

loteng ‘rumah tingkat’

lora [lɔra] n 1 tuan; orang terhormat/

lotto’ [lɔtʈɔʔ] a busuk (daun, buah. dsb) luwang [luwaŋ] v sudah (bekas) pernah

berpangkat 2 panggilan pada santri 3 panggilan untuk anak kiyai

dipakai, dimakan, dinikmati dsb.

lorèk [lɔrɛk] a loreng lorghâ

[lɔrghǝ]

wang-luwangè

a longgar; mendingan (batuk)

abbhâ

‘buang-buang

nafas’ nasihat yang percuma karena tidak

malorghâ v melonggarkan (ikatan, dsb.)

digubris

M ma’ [maʔ] kok

tadâ’ macan ngakan budu’na ‘tidak ada

ma’lum [maʔlʊm] v maklum

macan memakan anaknya’ tidak ada orang

ma’mom [maʔmɔm] n makmum

tua yang tidak sayang pada anaknya

ama’mom vi bermakmum

maddhu [maddhu] n madu

ma’na [maʔna] n makna

maghi’ [maghiʔ] n biji buah asam

ama’na vi 1 memaknai 2 memiliki makna ma’siyat [maʔsiyat] n maksiyat

Mahrib [mahrɪb] n maghrib makam [makam] n makam; kuburan

ama’siyat vi bermaksiyat

amakamaghi

vt

memakamkan;

maaf [maaf] n maaf

menguburkan

macan [macan] n macan; harimau

pamakaman n 1 pekuburan 2 penguburan

can-macanan n peran macan dalam tradisi

makhlok [mah.lɔk] n makhluk

seni pertunjukan Madura yang diperankan

makro [makrɔ] a makruh

oleh seorang laki-laki bertopeng macan

maksod [maksɔd] n maksud

macan kala ka embi’ ‘macan kalah dengan

malaèkat [malaɛkat] n malaikat

kambing’ diungkapkan bila yang kuat

malang [malaŋ] a melintang

kalah dengan yang lemah

malar moghâ [malar mɔghǝ] semoga Malar

yang mencelakakan anaknya sendiri

moghâ ana’ bhâdhân kaulâ sè kaduâ kèngèngah jhuְdhu salamet molaè dhunnya kantos akhèrèpon. ‘Semoga

macan

kedua anak saya tersebut menemui jodoh

macan

ngèkkè’

bunto’na

‘macan

menggigit ekornya (sendiri)’ orang tua ngerrep

kokona

‘macan

menyembunyikan kukunya’ orang yang

yang selamat mulai dunia sampai akhirat.’

lebih banyak diam, tetapi pada saat yang

malatè [malatɛ] n melati

tepat dapat bertindak cepat dan jitu

malekko’

[mɘlɘkkɔʔ]

negghu’ bunto’na macan ‘memegang ekor

melingkarkan

harimau’

tangghiling.

melakukan

sesuatu

mengundang bahaya atau celaka

yang

tubuh ‘Tidur

trenggiling.’ malèng [malɛŋ] n maling

v

tidur

Malekko’ melingkar

dengan

mara seperti

malèng ngako cèְtak ‘maling mengakui kepala’

menyatakan

kehadiran

untuk

mengakui kesalahan malo

a

[malɔ]

mano’ [manɔʔ] n burung saor

mano’

sahut-menyahut

amat

sangat

malu

manossa [ma.nɔs.sa] n manusia

(menyangkut martaat, harga diri, dan

maot [maɔt] n maut; kematian

kehormatan)

mara [mara] p seperti

manara [mɘnara] n menara mandhâr-mandhâr

mardâ [mardǝ] n bara api

[mandhǝr]

semoga;

ren-maren n makanan pencuci mulut sin.

tambhâ amès

(nasihat) sia-sia; tidak mempan mandi [mandi] v mandi

marghâ [marghǝ] n sebab

mandii v memandikan

amarghâ vi bersebab: Amarghâ asa-pèsa,

Mandilahir [man.di.la.hɛr] n bulan keenam pengganti

marè [marɛ] adv sudah mamarè v menyelesaikan

sinonim: mogha-mogha mandhi [mandhi] a 1 (senjata) bertuah, 2

penanggalan

sehingga

gaduh

Madura

yang

penyebutan

merupakan

bulan

hijriyah

robâ messom ta’ kabâbâ ‘karena terpisah, wajah muram tak kuasa menanggung beban’ marhum [marhʊm] n orang yang telah

Jumadil Akhir. Mandimawwâl [man.di.maw.wǝl] n bulan kelima dalam penanggalan Madura yang merupakan pengganti penyebutan bulan

meninggal dunia martabhât [martabhǝt] 1n martabat 2 p seperti Mas [mas] n gelar dari Belanda untuk

hijriyah Jumadil Awal. manè’ [manɛʔ] n manik-manik

pejabat yang tidak berasal dari keturunan

manès [manɛs] a manis

ningrat

mamanès v memaniskan

Mas

nès-mamanès v bersikap, atau bertingkah

untuk laki-laki yang telah menunaikan

seolah-olah manis

ibadah haji

mangkara’

[mɘŋkaraʔ]

ara’-mengkara’

v

tuwan

panggilan

(penghormatan)

masèghit [mɘsɛghit] n masjid

berbicara tidak mau kalah dengan nada

mashur [mashʊr] a mashur; terkenal

meninggi, membentak, dan menyentak

masjid [masjid] n masjid

seperti orang marah

maskè [mas.kɛ] p meski, meskipun

mangkèn [maŋkɛn] adv 1 sekarang: Baja

mata [mata] n 1 mata 2 batu cincin matana

mangken dung-odung are ‘saat sekarang matahari ditutup awan’ 2 nanti Mangken dhimen jha’ ru-kabhuru. ‘nanti dulu

sello’ batu cincin amata v bermata 2 berbatu (zamrud,

jangan terburu-buru

ta-mataan v memaki dengan kata mata.

manjheng [mañ.jhɘŋ] v berdiri

intan, kecubung, dsb.) ètèmbhâng potè mata, angoan apotèa

mamanjheng v memberdirikan

tolang

pamanjengga cara berdirinya

‘daripada putih mata lebih baik berputih

manjhilân

[mañjhilǝn]

manjhing

[mañjhiŋ]

n biji buah nangka v tiba waktunya

(biasanya untuk shalat) mannè [mannɛ] n air mani; sperma

tulang’

perib yang

secara

harfiah

dimaksudkan

berarti untuk

menyatakan bahwa dari pada merasa malu lebih baik mati

mella’ matana gerrâng sebuah ironi yang

mara mènnya’ bân aèng ‘seperti minyak

ditujukan kepada seseorang yang tak

dan air’ tidak pernah menyatu; tidak

melihat

pernah akur

dan

lingkungan sangat

mempertimbangkan

sekitar

jelas

yang

sebenarnya

sehingga

melangkahi

mèra [mɛ.ra] a merah mamèra v memerahkan

kepentingan orang lain dan menyebabkan

mèrè [mɛrɛ] n kemiri

perselisihan

merrak [mɘrrak] n burung merak

ngangghuy mata buta, kopèng tèngel,

mèskèn [mɛskɛn] n orang miskin; a miskin

colo’ buwi ‘memakai mata but, telinga tuli,

messin [mɘssɪn] n mesin

mulut bisu’ tidak suka mencampuri urusan

amessin v bekerja menggunakan mesin:

orang lain

amessin padi merontokkan padi dengan

norotè

mata

kasta,

norotè

atè

matè

mesin perontok padi

‘mengikuti mata menyesal, mengikuti kata

messom [mɘssɔm] a (wajah) muram

hati mati’ mencita-citakan yang terlalu

mo’mèn [mɔʔmɛn] n orang yang beriman

muluk-muluk dan berpikiran yang bukanbukan

menyebabkan

penyesalan

dan

celaka

kepada Allah modhin

[mɔdhin] n petugas KUA yang

bertugas menikahkan sebagai penghulu

matè [matɛ] v mati

moghâ-moghâ

matèè v mematikan

[mɔghǝ]

Mogha

semoga

dhaddhi sampornana. ‘semoga menjadi

mawar [mawar] n mawar

kesempurnaan’

mayyit [mayyit] n mayat; jasad orang mati

mohal [mɔhal] a tidak masuk akal

Mè’rad [mɛʔrad] n Mikraj

Moharram [mɔharram] n bulan Muharram

mella’ [mɘllaʔ] vi terbuka mata

mohrèm [mɔhrɛm] n anggota keluarga dan

la’-mella’ 1 adv dalam keadaan sadar,

kerabat yang menurut agama Islam tidak

melihat, atau tahu 2 acara malam sebelum

boleh dinikahi; muhrim

pesta pernikahan yang dihadiri oleh sanak

mokenna [mɔkɘnna] n mukenna

saudara

mola [mɔla] mulai

dan

tetangga

untuk

mempersiapkan acara dan beramah tamah mellak [mɘllak] a rakus

molana adv mulanya

mellèng [mɘllɛŋ] a nakal

molè [mɔlɛ] v pulang

mèlmèl [mɛlmɛl] amèlmèl v mengulangulang

perkataan

dengan

amolaè v memulai

cerewet

dan

suara monoton

mamolè v memulangkan molèan n 1 hewan yang selalu pulang ke rumah 2 (santri) pulang ke rumah saat

mèlo [mɛlɔ] vi kebagian

liburan

mèmbhâ [mɛmbhǝ] n sejenis pohon yang

pamolèan n tempat untuk pulang

daunnya sangat pahit, biasanya digunakan sebagai jamu; mimba

Molod [mɔ.lɔd] n bentuk ini berasal dari Maulid,

yaitu

Maulid

Nabi,

yang

mennem [mɘnnɘm] num enam

merupakan pengganti Rabiul Awal dalam

mènynya’ [mɛññaʔ] n minyak

penanggalan

Madura

biasanya

amènynya’ v berminyak

dimeriahkan

mènynya’ gas minyak tanah

memperingati kelahiran nabi Muhammad

menynya’ lettèk minyak goreng

Saw.

dengan

selamatan

Molodhan n ritual peringatan maulid Nabi

‘Pak

Muhammad Saw.

istrinya.’

Samad

datang

bersama

dengan

Molos [mɔlɔs] a polos; satu warna: celleng

amoso v 1 (bi’) bertanding melawan:

molos ‘hitam polos’ monafèk [mɔnafɛk] a munafik monajât [mɔnajǝt] n permohonan kepada

Dâlem lomba ghellâ’ SDN Langkap 5 amoso SDN Langkap 3. ‘Dalam lomba tadi SDN Langkap 5 bertanding melawan SDN

Tuhan dalam ibadah; munajat

Langkap 3.’

n mundu monteng [mɔntɘŋ] n tulang ekor monyè [mɔñɛ] n bunyi amonyè vi berbunyi mamonyè vi membunyikan nyè-monyèan n bunyi bunyian mopakat [mɔpakat] a mufakat morèd [mɔrɛd] n murid mortad [mɔrtad] n orang yang keluar dari monְdhu

amosoan v (saling) bermusuhan: Sebâb

[mɔn.ɖhu]

sittong dhisa torè jhâ’ amosoan. ‘Karena satu desa mari jangan bermusuhan.’ mostajhâb [mɔstajhǝb] a dikabulkan Tuhan; mustajab moְtak [mɔʈak] n monyet motèk [mɔtɛk] a pelit mugut [mʊgʊt] n hantu orang yang sudah meninggal dengan wajah asli orang yang

agama Islam; murtad

meninggal tersebut

mosafèr [mɔsafɛr] n musafir

muslim [mʊslɪm] n orang Islam

mosakkat [mɔsakkat] a yang menyulitkan

muslimat

mosèbâ [mɔsɛbǝ] n musibah

[muslimat]

n

orang

Islam

perempuan

moseng [mɔsɘŋ] n musang

muslimin [muslimin] n kaum muslim

moso [mɔsɔ] 1 n musuh 2 p bersama dengan Pak Samad dâteng moso binèna.

N Na’ [naʔ] n bentuk singkat dari ana’ yang digunakan dalam panggilan na’-enna’an [naʔɘnnaʔan] n boneka akanְta na’-enna’an kaju ‘seperti boneka kayu’ ditujukan untuk orang yang tindak tanduknya dalam bergaul terkesan kaku dan kasar nabbhi [nabbhi] n nabi anabbhi v bernabi; memiliki nabi naghârâ [nɘghǝrǝ] n negara

anakso v menuruti nafsu amarah nakto [naktɔ] n titik anakto v bertitik anaktoè v memberi titik nangèng [naŋɛŋ] p namun; tetapi; akan tetapi nanggher [naŋghɘr] n pohon randu alas nangka [naŋka] n nangka naong [naɔŋ] a teduh anaong v berteduh

anaghârâ v bernegara

manaong v membawa ke tempat teduh

naghârâ ngèbâ tata, dhisa ngèbâ cara

ong-naongan n tempat berteduh (dari

‘negara membawa tata, desa membawa

panas, hujan, dsb.)

cara’ setiap daerah memiliki adat dan kebiasaan sendiri-sendiri nakso [naksɔ] n nafsu amarah

nasè’ [nasɛʔ] n nasi nasè’ kembhâng nyamplong ‘nasi bunga nyamplung’ nasi putih campur jagung

nyabâ [ñabǝ] n 1 nyawa 2 nafas

nasè’ satangonan èlettè’è palotan ètem

anyabâ v 1 bernyawa 2 bernafas

sabutèr ‘nasi seperiuk kecipratan sebutir ketan hitam’ sumber kejahatan yang kecil

nyalèndhâ [ñalɛndhǝ] v bersikap, berpikiran,

dapat merusak tatanan suatu lingkungan

dan atau berbeda dari orang kebanyakan nyaman [nyaman] a enak; nyaman; sedap

yang besar nembhârâ’

[nɘmbhǝrǝʔ]

n musim hujan

manyaman v membuat enak

nèmor [nɛmɔr] n musim kemarau

kanyamanan n keenakan

nèmor kara kemarau berkepanjangan

nyaman bâdâ neng orèng ‘enak ada di

nèyat [nèyat] n niat

orang lain’ perasaan tidak puas dengan

anèyat v berniat

yang diperoleh diri sendiri menciptakan

ngara [ŋara] mungkin

perasaan bahwa orang lain kelihatan lebih

ngodâ [ŋɔdǝ] a muda

beruntung

v

dâ-mangodâ

bersikap

nyanglè [ñaŋlɛ] n semacam akronim yang

seolah-olah

bentuk panjangnya mon la kenynyang pas

masih muda niyat [niyat] n niat

molè ‘kalau sudah kenyang lalu pulang’

aniyat v berniat

tamu yang pulang setelah diberi makan

nya’nya’ [ñaʔñaʔ] anya’nya’ v membantah dengan

mengulang-ulang

seolah-olah kepulangannya hanya me-

perkataan

nunggu suguhan dahulu nyèllam [ñɛllam] vi masuk Islam (untuk

orang yang dibantah nya’nyang membantah

[ñaʔñaŋ] dengan

anya’nyang

v

muallaf) nyèlo [ñɛlɔ] v linu; ngilu

mengulang-ulang

nyo’nyo’ [ñɔʔñɔʔ] v linu; ngilu

perkataan orang yang dibantah

O obân [ɔbǝn] n uban aobân v beruban

ca’-oca’an n semua bentuk peribahasa Madura.

obâng [ɔbǝŋ] n(T) uang

ocol [ɔcɔl] v melepas agar bisa terbang

ngobângè v membeli

ngocol vt melepas agar bisa terbang

obbhâr [ɔbbhǝr] ngobbhâr vt membakar

odâng [ɔdǝŋ] n udang

aobbhâr vi terbakar: aobbhâr konco’eng

ghâ-raghâ odâng ‘seperti meraba-raba

‘terbakar ujungnya’

udang’ mencoba dan menjajaki

bhâr-obbhâr v membakar-bakar (sampah

kabbhina

dsb)

udang

obi [ɔbi] n ubi rambat

odâng

berkumis’

maksudnya

asongodhân meremehkan

menyatakan

tanpa

orang

tahu

dijelaskan

berisi’ diam yang bermanfaat

begitulah sebenarnya; kalau cuma begitu

aobu’ v berambut oca’ [ɔcaʔ] n ucap, perkataan ngoca’ v mengatakan

semua

yang

bahwa

neng-ennengnga obi aèssè ‘diamnya ubi obu’ [ɔbuʔ] n rambut

pun

‘semua

semua orang juga tahu odi’ [ɔdiʔ] v hidup maodi’ v menghidupkan ngodii v menghidupkan ojhân [ɔjhǝn] n hujan

aojhân v berhujan-hujan

ompang [ɔmpaŋ] ngompang v membayar

kaojhânan v terkena hujan

v

ngojhânnaghi

bhubuwan (abhubu) melebihi jumlah yang menghujankan;

diterima ondhu [ɔndhu] v menggoyang batang atau

membiarkan terkena hujan ojhan tanges v ‘hujan tangis’ kemalangan

cabang

yang menimpa banyak orang sekali gus

buahnya

mara ojhân dherres ‘seperti hujan deras’

ngondhu v menggoyang pohon untuk

suara (gaduh) orang banyak

menjatuhkan buahnya

ngojhânnaghi

bujâna

dhibi’

pohon

untuk

menjatuhkan

ondhur [ɔndhur] v pergi

‘menghujankan garam sendiri’ orang yang

ondhur

sa’ang

dâteng

membual untuk menunjukkan kebaikan

merica

datang

cabai’

budi pekerti sendiri

ditinggalkan pemimpin yang keras untuk

ola’ [ɔlaʔ] n ulat

cabbhi

‘pergi

bawahan

yang

kemudian diganti pemimpin yang lebih

mara ola’ samennèt ‘seperti ulat bulu’

keras lagi onga’ [ɔŋaʔ] aonga’ v mendongak

lekas marah olar [ɔlar] n ular

ongghâ [ɔŋghǝ] vi 1 naik 2 naik kelas lo’

lar-olaran n ular-ularan olar ngèntarè kol-tokol ‘ular mendatangi

ongghâ ‘tidak naik kelas’ 3 berangkat bekerja ke Jawa: Ongghâa bila? ‘Kapan

pemukul’

mau berangkat?’

melakukan

sesuatu

yang

membahayakan diri sendiri olar

ngontal

ekornya

bunto’na

sendiri’

ngongghâi ‘ular

orang

menelan

tua

yang

mencelakakan anaknya sendiri

v

mendatangi

orang

yang

berperkara atau musuh untuk meminta keadilan dengan menuntut (permintaan maaf, ganti rugi dsb.), membalas, atau

oleng [ɔlɘŋ] olengngan/leng-oleng n kain panjang yang digunakan sebagai ganjalan saat membawa sesuatu di kepala dengan

menyelesaikan dengan kekerasan (carok, dsb) onjhur [ɔñjhur] n bagian bawah (kaki) saat

cara dilingkarkan sehingga melingkar dan

orang terbujur

berbentuk pipih

ngonjhur v duduk atau tidur dengan kaki

ollè [ɔllɛ] v menerima; memperoleh; dapat ollè ngemmèn èemmèn polè ‘dapat dari memimta,

diminta’

pernyataan

yang

menunjukkan orang serakah yang suka meminta olo [ɔlɔ] n 1 bagian atas tubuh (kepala) saat berbaring 2 hulu

lurus; membujur ongkabhan [ɔŋkabhǝn] n susunan ungkapan yang

arti

unsur-unsurnya

tidak

jelas

terkait pada yang dimaksudkan, misalnya

sa kaddhu’ ra’ra’ ‘banyak sekali’, nga’enga’ dhaba’ ‘lupa-lupa ingat’, dsb. ontal [ɔntal] ngontalagi v melempar dengan

oman [ɔman] ngoman v membujuk

dilambungkan

ombâ’ [ɔmbǝʔ] n ombak

ngontal v minum (obat); menelan tanpa

ombhut

[ɔmbhut]

n semak belukar

omor [ɔmɔr] n umur; usia saomorra adv sepanjang hayat

mengunyah orem [ɔrɘm] a suram orèng [ɔrɛŋ] n orang ngorèngè v menemui tamu dalam acara hajatan

rèng-orèngan n 1 orang-orangan sawah 2

saudara

mainan atau boneka berbentuk manusia

menunjukkan

orèng dhumè’ orang atau kelompok orang

hubungan darah

yang berada pada stratifikasi terendah

orèng jhujhur matè ngonjhur ‘orang jujur

terdiriatas petani kecil, nelayan dan yang

mati membujur’ orang jujur hidupnya

sejenis

tenang dan bahagia sehingga meninggal

orèng kong-rokong orang gembel

dengan damai

orèng

sarèyal

pa’polo

orang’

tidak

begitu

yang

berartinya

se-Real

Orèng madhurâ ta’ tako’ matè, tapè tako’

empat puluh’ rakyat jelata yang diberi

kalaparan ‘orang Madura tidak takut mati,

nama

orang madura takut kelaparan’ ungkapan

dengan

‘orang

menjadi

jumlah

kewajibannya

membayar pajak dalam setahun

yang

mara oreng akento’ perib ‘seperti orang

Madura dalam bertahan hidup.

kentut’

menuruti

orèng ngakan ghi’ bâdâ butèrra ‘orang

kehendak hatinya tanpa memikirkan orang

makan masih menyisakan butir nasinya’

lain atau keadaan sekitarnya

kesalahan atau kekurangan adalah sifat

mara orèng nabbhu canang perib ‘seperti

yang manusiawi

orang

yang

hanya

menunjukkan

perjuangan

orang

osong [ɔsɔŋ] ngosong vt mengusung

orang menabuh canang’ orang yang selalu

song-osong n usungan jenasah, keranda

memuji-muji dirinya sendiri perib

otang [ɔtaŋ] n utang

‘Seperti orang menabuh gong.’ Orang

aotang vi berutang

yang jika baik pekerjaannya tidak dipuji

maotang vi mengutangkan; membolehkan

karena memang sudah tugasnya, tetapi

pembelian dengan cara utang

kalau salah dimarahi.

ngotangè vi memberi utang

Mara orèng ngakan rojhâk cengkèr perib

parotangan n hal-hal yang berhubungan

‘seperti orang makan rujak cengkir kelapa’

dengan utang biasanya berupa jasa atau

perkataan yang manis tetapi menyakitkan

utang budi otang dârâ ‘hutang darah’

kerena mengandung sindiran

hutang nyawa yang harus dibayar dengan

Mara

orèng

martabhat

nabbhu

orèng

egghung

èlanyo’

bâ’â

perib

nyawa oto’ [ɔtɔʔ] n kacang panjang

‘seperti orang terhanyut banjir’ digunakan untuk mengumpamakan hakikat manusia

ghilir

dalam

berdasarkan urutan (dari atas ke bawah,

hidup

kepentingan

pasti

diri

memikirkan

sendiri

sebelum

oto’

sistem

giliran

yang

tertib

dari depan ke belakang, dsb)

memikirkan kepentingan orang lain

owan

[ɔwan]

ngowan

v

menggembala

orèng dhâddhi tarètan, tarètan dhâddhi orèng

perib

‘orang

menjadi

saudara,

P pa’a’ [paʔaʔ] n pahat

pa’a’ mènta ètokol/pa’a’ nyandar ka tokol

ma’a’ v memahat

‘pahat minta dipalu/pahat menyandar ke palu’

orang

yang

betanggung

jawab

terhadap perbuatan salahnya, misalnya orang

yang

menang

menyerahkan

diri

dalam

dengan

carok

suka

rela

pa’po’ [paʔpoʔ] n tidak untung tidak rugi pacca’ [paccaʔ] n bakiak

n

pakan [pakan] n pakan pakèbu [pakɛbu] a rasa dan sikap yang sulit dan membingungkan sehingga tidak thu

apacca’an v memakai bakiak [pacol]

paka’ [pakaʔ] a sepat/sepet makanè v memberi pakan

kepada pihak yang berwajib

pacol

majungè vt memayungi

cangkul

apa yang harus dikerjakan karena merasa kecil

untuk

menyiangi tanaman

serba salah berhadapan dengan orang yang memiliki kelebihan

padd̩hâ [padɖhǝ] a setara; sebanding

pako [pakɔ] n paku

padi [padi] n padi

mako v memaku

paè’ [paɛʔ] a pahit

mara pako ngennèng ka kaju ‘seperti paku

paghâr

[paghər]

n pagar

kena ke kayu’ orang yang teguh pada

apaghâr vi 1 memiliki pagar; berpagar 2 melindungi

diri

dengan

sesuatu

yang

pendirian pakon [pakɔn] n(T) perintah

bersifat magis Mon terro hasella kodhu

makon v memerintah

apaghar.

bâdâ pakon, bâdâ pakan ‘ada perintah,

‘Kalau

ingin

berhasil

harus

‘berpagar’’

ada makan’ ada kerja harus ada imbalan

ghâr-maghâr n melakukan pekerjaan yang

palappa

[palappa/pɘlappa]

n

rempah-

berhubungan dengan pagar.

rempah

maghâre vt memagari; memberi pagar

malappaè v memberi rempah-rempah atau

paghâr alas n rumah yang penghuninya

bumbu

tidak disukai karena melakukan hal yang

malappaè mano’ ngabâng ‘membumbui

tidak baik

burung terbang’ menghayalkan sesuatu

paghârrâ orèng èrèksaghi, mon paghèrrè

yang sia-sia

dhibi’ ta’ èrèksaghi perib ‘pagar orang diurus, pagar sendiri tidak diurus’ suka

palotan [palɔtan] n (beras) ketan palotan ètem ketan hitam

mencampuri urusan orang lain

pana [pana] n 1 sejenis santet yang berupa

pajhânten [pajhəntɘn] n pejantan

benda terang melayang di udara; sinonim:

pajhânten

iyâ

jhubâ’

tentu

jelek’

panapa [panapa] pron apa

seorang anak tidak jauh beda dengan

pandâ’ [pandǝʔ] a pendek

‘pejantan

jhubâ’ jelek

ana’na anaknya

orang tuanya pajhât

[pajhət]

gandhuru 2 panah

mapandâ’ v memendekkan

adv [T] memang

pandân [pandǝn] n pandan

paju [paju] a laku

pandhi [pandhi] n pandai (besi)

mapaju vt membuat laku, melariskan

mandhi v menempa (besi/logam)

‘melariskan

panebbhâ [panɘbbhǝ] n seikatan lidi (sekitar

jualan sendiri’ mengambil menantu dari

satu genggam), yang ujungnya dibiarkan

kerabat dekat

panjang, digunakan untuk membersihkan

mapaju

wâl-juwâllâ

dhibi’

pajung [pajuŋ] n payung apajung vst berpayung apajungan vi berpayung; memekai payung

isi rumah dari kotoran (debu, sarang labalaba, dsb.)

pangaro [pɘŋarɔ] n 1 pengaruh 2 tuah atau hal

yang

terdapat

pada

anak,

istri,

apara’ v mendekat parabân [prabǝn] n perawan; gadis

dipercaya

marabânè v 1 memrawani; melakukan

dapat membawa keberuntungan Bungsona

hubungan seksual dengan gadis perawan

èangghep andi’ pangaro sebâb molaè laherra usaha eppa’na atamba lancar.

2 memakai pertama kali parabânan

n

‘Anak bungsunya dianggap mempunyai

pengantin

perempuan

pengaruh karena sejak kelahirannya usaha

pengantin pria sebagai balasan

binatang,

benda

dsb.

yang

seserahan

dari

pihak

kepada

pihak

parao [paraɔ] n perahu

bapaknya bertambah lancer.’ panggher [paŋghɘr] manggher v mengikat

aparao(an) vi naik perahu; berperahu

hewan pada pohon, tonggak dsb agar

mara parao sarat ‘seperti perahu sarat

tidak lepas

muatan’ kekenyangan sehingga tidak bisa

pangkèng [paŋkɛŋ] n kamar

bergerak

pangpang [paŋpaŋ] n tiang panjhennengngan

parèkas [parɛkas] a penuh prakarsa

[panjhɘnnɘŋan]

pron (T)

parèmpen [pɘrɛmpɘn] a hemat dan cermat parèng [parɛŋ] v beri

anda panjhilân [panjhilǝn] n biji nangka

aparèng vi memberi Beliau ampon bennya’

tidak bisa dipegang perkataannya karena

aparèng ajhârân-ajhârânèpon bân tuntunan-tuntunanèpon dâ’ bhâdhân kaulâ sareng para Ajunan sadhâjâ. ‘Beliau

selalu berubah-ubah pendiriannya.

(Rasulillah)

Mara panjhilân èbâddhâi pèrèng ‘seperti biji nangka diwadahi piring’ orang yang

telah

banyak

memberikan

pao [paɔ] n mangga

ajaran-ajaran

papareghân [paparɛghǝn] n peribahasa yang

kepada saya dan Anda sekalian.’

dan

tuntunan-tuntunan

mirip gurindam, yaitu memiliki satu atau

marèngè vt memberikan

dua baris dengan rima tengah dan akhir,

paparèng n pemberian; anugerah

misalnya long-polong rombu, bit-abit ollè

sakembu.

parèbhâsan [parɛbhǝsan] n peribahasa yang tidak

menggunakan bahasa

kias

atau

papèyar [papɛyar] mapèyar v menempeleng

bukan perumpamaan, misalnya manggu’

(berasal dari tiruan bunyi atau onomatope)

ka karsana Allah, tada’ jhaghung obi dhaddi nase’, dsb.

pappa [pappa] n pelepah daun pisang pappa’ [pappaʔ] mappa’ vt mengunyah (makanan

dsb)

untuk

diambil

sarinya

paro

[parɔ]

paruh

(pembagian)

saparo

‘separuh’

kemudian ampasnya dimuntahkan

maro v memaruh

pappa’an n sisa tembakau setelah di-

paron n system bagi hasil (terutama dalam

gunakan untuk susur

bidang pertanian) dengan masing-masing

(mara) pappa’an takaè’ ‘sisa tembakau

dari dua pihak mendapat bagian yang

sesudah susur yang dikaitkan’ makian

sama

untuk

paro

bahwa

merendahkan orang

yang

dengan

maksud

dimaksud

tidak

berguna para’ [paraʔ] adv 1 kurang sedikit; nyaris 2 dekat

n paruh laba; bagi laba

bhatè

masing-masing separuh ngala’

paron

melakukan

v (bagi pemilik

usaha

dengan

dengan system bagi hasil

modal)

pihak

lain

parocabhân peribahasa bandingkan

n

adalah

patè’ celleng! sejenis makian yang artinya

langsung

mem-

anjing hitam

[parɔcabhǝn] yang

persamaan

keadaan,

sifat,

Mara patè’ arebbhu’ tolang ‘seperti anjing

atau perilaku dengan sesuatu dengan

berebut

menggunakan

makanan

pembanding,

seperti

akanta, mara, martabhât, marabhut yang berarti ‘seperti’, misalnya mara kettang mèghâ’ bâlâng ‘seperti kera menangkap belalang’, martabhât durina pandân ‘seperti duri pandan’ marabhut buwâna ghâ’-saghâân ‘seperti buah saga’ parsèko [parsɛkɔ] a merasa tidak enak karena tahu berada pada posisi salah parsemmon [parsɘmmɔn] n peribahasa yang

tulang’

ribut

memperebutkan

Mara patè’ bân kocèng ‘seperti anjing dan kucing’ tidak pernah akur Mara patè’ nemmo tolang ‘seperti anjing menemukan tulang’ serakah patong

[patɔŋ]

matong

v

mendapat

patungan patongan n patungan paya [paya] a payah pè-apè [pɛ-apɛ] v berpura-pura

berisi kiasan yang bersifat menyindir,

pè-apè

mirip bidal, misalnya ta’ tao lèbât è

tenggiling mati’ orang yang kelihatan

bâbâna bringèn korong ‘tak tahu lewat di

pendiam,

bawah bringin kurung’

tingkah di hadapan orang banyak, tetapi

pas [pas] p kemudian; lalu

tangghiling tenang,

matè dan

‘pura-pura

tidak

banyak

dibelakangnya sebaliknya

pasa [pasa] n puasa

pècet

[pɛcɘt]

mècet

v

1

memijat

2

apasa vi berpuasa

memencet

masaè vt berpuasa untuk suatu maksud

apècet v memijatkan diri (pada tukang

masae katerbi’eng ‘berpuasa untuk hari

pijat)

kelahiran’

cet-pècet n saling memijat (gantian)

pasaan n bulan (ber)puasa

peddhâng [pɘddhəŋ] n pedang

Pasa [pasa] n bulan kesembilan dalam penanggalan Madura sebagai pengganti penyebutan bulan hijriyah Ramadlan. Pasa

meddhâng v menebas dengan pedang dhâng-peddhângan n pedang-pedangan; pedang mainan

dengan

pedְdhis [pɘdɖhis] a pedas Rassana cabbhi

pasar patemmonan n pasar yang diadakan

peddhis. ‘rasa cabai pedas’ pegghâ’ [pɘgghǝʔ] v putus megghâ’ v memutuskan (tali dsb.) mapegghâ’ v memutuskan (tali dsb.) ghâ’-pegghâ’ a putus-putus; banyak yang

berarti

puasa

yang

sesuai

kewajiban puasa bulan ramadlan pasar [pasar] n pasar. setiap dua hari sekali, yaitu berjeda satu hari sepanjang tahun kadi’ pasar tada’ acannana peribahasa

putus

yang arti harfiahnya ‘seperti pasar tak ada

pèghâ’ [pɛghǝʔ] v tangkap

terasi’. Peribahasa ini digunakan untuk

mèghâ’ vt menangkap

menyimbolkan kelompok yang berbicara

èpèghâ’ vp ditangkap

sendiri-sendiri

di

sebuah

(kelas, rapat, musyawarah dsb.) patè [patɛ] n santan patè’ [patɛʔ] n anjing

pertemuan

èpèghâ’

kaoghân

disembelih’

‘ditangkap

dimintai

tolong

untuk untuk

melakukan sesuatu secara mendadak

dengan tenggat waktu yang sangat singkat

sehingga

tanpa

persiapan

memadai mèghâ’

jhuko’

‘menangkap

ta’

ikan

buddhâgghâ tidak

ingin

cellot terkena

lumpur’ menginginkan sesuatu dengan tanpa bersusah payah pèghu [pɛghu] n huruf arab yang digunakan untuk

menulis

Sekarang

sastra

masih

lama

digunakan

Madura. dalam

pesantren untuk memaknai kitab kuning; pegon pèkang [pɛ.kaŋ] vi mencubit dengan agak besar bagian dalam paha biasanya untuk menghukum kenakalan anak. kang-pèkangan n paha bagian dalam tempat mekang. mèkang vt melakukan pekerjaan pekang pèkol [pɛkɔl] v pikul

sapèkol, saso’on secara harfiah berarti ‘sepikul, sejunjung’ yang dimaksudkan kodrat

laki-laki

bekerja dengan ‘memikul’ dan permpuan ‘menjunjung’ akanta pèkolan ta’ èrao’ ‘seperti pikulan tidak diserut’ untuk mengibaratkan orang yang dalam tindak tanduknya kaku dan kikuk lak-mapèlak v berbicara atau bertindak seolah-olah terampul dan cekatan

pellèr [pɘllɛr] n alat kelamin jantan atau laki-laki; penis peltèng [pɘltɛŋ] n gentong peltong [pɘltɔŋ] n tempat rumput dari daun kelapa pènang [pɛnaŋ] n (pohon, buah) pinang mon andi’na dhibi’ pènang/di’-andi’na orèng

bijjhân/mon

dunynyana

dhibi’

èman/mon andi’na orèng dhujân ‘kalau miliknya sendiri pinang, milik orang lain wijen, kalau milik sendiri sayang, kalau milik

orang

doyan’

peribahasa

yang

berasal dari pantun yang ditujukan untuk orang yang pelit

pèngghir [pɛŋghir] n tepi; sisi; pinggir mèngghir v minggir; menepi pèngghirân n pinggiran; tepi pengko [pɘŋkɔ] a keras kepala (tentang sesuatu) pènjhung [pɛñjhuŋ] n kemben apènjhungan v memakai kemben pènta [pɛnta] v pinta mènta v meminta

v

lamaran

dalam

acara

pertunangan pènter [pɛntɘr] a pintar mapènter v membuat jadi pintar

pèlè [pɛlɛ] v pilih

mènterrè v menipu dengan kepintaran

mèlè v memilih

ter-mapènter

lè-pèlèan v suka pilah-pilih

bersikap,

pèlèan n pilihan ‘memilih

daging’

memutuskan dengan tidak adil karena uang, kekuasaan, dsb.

malam terang bulan

tan-pèntan

pèlak [pɛlak] a terampil dan cekatan

dhâghing

bulan biasanya dilakukan pada malam-

pendhusa [pɘndhusa] n peti mati

kol-pekol n pikulan

mèlè

kandungan yang telah mencapai tujuh

pendha’an adv lebih mendingan

pekolan n pikulan

menunjukkan

pèlèt kandung rangkaian selamatan untuk

pènְdhâ’ [pɛnɖhǝ’] a mendingan

mèkol vt memikul

untuk

pèlèt [pɛlɛt] mèlèt v memijat

v sok pintar; berbicara,

atau

bertindak

pintar ter-pènterran a paling pintar

seolah-olah

pèpè [pɛpɛ] n pipi: Lamon ghun coma

abhâkalan gi’ ta’ ollè nyiom pèpè. ‘kalau hanya tunangan, belum boleh cium pipi’ pèrak [pɛrak] v senang; gembira

mèssè vi membayar [mɛs.sɛ.ɛ] vt membayar Bhuk Mariam mèssèè bhâko sè èbelli bâri’. ‘Buk mèssèè

Mariam membayar tembakau yang dibeli

kapèraghân merasa sangat senang

kemarin

percajâ [pɘrcajǝ] vi percaya

pèssè budu’ bunga uang, rente

mercajâaghi v mempercayakan

Mon ta’ èman pèssè sa sèn, ta’ kèra tao

kapercajâân n kepercayaan

andi’ sajhâmpel ‘kalau tidak sayang pada

pèrèng [pɛrɛŋ] n piring apèrèng

uang satu sen, tidak akan pernah punya

v berpiring: apereng emmas

‘berpiring emas’

satu rupiah’ orang yang boros tidak punya apa-apa

pèrèng bhâsa ta’ èkennèng raghum polè

pessen [pɘssɘn] n pesan

‘piring pecah tidak dapat diutuhkan lagi’

apessen v berpesan

wanita yang sudah pernah menikah (janda)

messen v memesan

akan memiliki nilai sangat kurang menurut

pessennan n pesanan pètè’ [pɛtɛʔ] n anak ayam

laki-laki perrèng [pɘrrɛŋ] n bambu

pètè’ sa patarangan ta’ kèra padâ buluna

perrèng norè [nɔrɛ] sejenis bambu yang

‘anak ayam sepeteluran tidak akan sama

bagian bawah rumpunnya dipenuhi duri

bulunya’ sekalipun saudara kandung tidak

pada cabang-cabangnya

akan sama rupa dan kelakuannya

perres [pɘrrɘs] v peras

petְta [pɘtʈha] n (R) perkataan

merres vt memeras merres pello

konèng

apetְta v berkata-kata ‘memeras peluh

petteng [pɘttɘŋ] a gelap

v

kuning’ memeras keringat untuk bertahan

mapetteng

hidup

menggelpakan

perro’ [pɘrrɔʔ] n usus rajâ

perro’

‘besar

perro’

topona

jadi

gelap;

pettengngan n mati lampu usus’

mudah

teng-metteng v gelap-gelapan pètto’ [pɛttɔʔ] n tujuh

tersinggung dan marah tadâ’

membuat

‘tidak

ada

usus

peyo’ [pɛyɔʔ] n cicit

buntunya’ orang yang hanya memikirkan

piyo’ [piyɔʔ] n peyo’

diri sendiri

poְdhâk [pɔɖhǝk] n pudak; bunga pandan

pèsa [pɛsa] n pisah

yang wangi

apèsa vi berpisah

pokang [pɔkaŋ] n paha

asa-pèsa vi berpisah-pisah

poke [pɔkɛ] n alat kelamin betina atau

mèsa vt 1 memisah 2 membeli Purnomo

mesa sapeda montor langsung dari dealer. ‘Purnomo

membeli

langsung dari dealer’ pèso [pɛsɔ] n makian apèsoan vi memaki mèsoè vt memaki pèssè [pɛs.sɛ] n uang

sepeda

motor

kemaluan perempuan; vagina pokol [pɔ.kɔl] pukul mokol vt memukul pokpak [pɔk.pak] sibuk atau cerewet karena hal yang tidak penting apokpak vi melakukan tindakan pokpak pola [pɔla] ala-pola v bertingkah polah polana [pɔlana] p karena

polè [pɔlɛ] adv lagi

mondhuk vi belajar di pondok pesantren

polo [pɔlɔ] puluh

pora-Alla [pɔraalla] ungkapan keterkejutan

polowan n puluhan

yang

polo’ [pɔlɔʔ] n tutup periuk

berasal

dari

lafadh

istighfar

‘astaghfirullah’ poro [pɔrɔ] n borok

polong [pɔ.lɔŋ] kumpul apolong vi berkumpul

kakona mara poro ‘kekakuannya seperti

long-molong vt mengumpulkan sedikit

borok’

demi sedikit

perilaku

mapolong v mengumpulkan

orang

yang

kakunya

sifat,

sikap,

menyakiti

dan orang

sekitarnya sehingga dibenci

molong vt memetik; memanen

porop [pɔ.rɔp] v tukar dhupa

morop vt menukar

nyoprè mèlo ro’omma ‘berkumpul dengan

taporop vi tertukar

orang membakar dupa agar kebagian

porop

harumnya’ bergaul dengan orang baik

menukar pemakaian, misalnya A memakai

Apolong

bân

orèng

ngobbhâr

akan membawa pengaruh yang baik bâcengnga

‘berkumpul

‘tukar

pakai’

tukar-

milik B dan B memakai milik A. potè [pɔtɛ] a putih

Apolong bân orèng ngobbhâr taè tanto mèlo

angghuy

mapotè v memutihkan

dengan

orang membakar tahi pasti kebagian bau

ngapotè v memutih: Ngapotè, wa’ lajârâ

busuknya’ berteman dengan orang yang

ètangalè. ‘Memutih, itu layarnya terlihat’

buruk perangainya pasti

akantha potèna tellor ‘seperti putih telur’

ponar [pɔnar] n makanan dari beras ketan

baik lahirnya, buruk batinnya

berwarna kuning karena dimasak dengan

mapotèa dângdâng potè, macellengnga

kunyit. Makanan ini sering ditemui pada

dhâlko’ celleng ‘memutihkan gagak putih,

perayaan-perayaan

menghitamkan

hari

besar

burung

kuntul

hitam’

agama/selamatan

hitam putih nasib bawahan ditentukan

ponar asekkol makanan yang disajikan

kebijakan atasan potong [pɔtɔŋ] v patah

pada selamatan karena pasangan yang menikah

telah

bergaul

dengan

motong v menggunting rambut

baik

mapotong v mematahkan

sebagai suami istri. Makanan ini terdiri atas ponar dan sekkol yang diberi irisan

powa [pɔwa] a mudah digigit; lunak

telur

powasa [pɔwasa] n puasa

dadar.

Selamatan

ini

dilakukan

apowasa vi berpuasa

dengan mengundang tetangga sekitar. pondhuk

[pɔndhuk]

n pondok pesantren

Q Qur’an [qurʔan] n al-Quran

R ra’a [raʔa] n kutu air

mara râ’-dherrâ’ bâbinè’ ‘seperti tekukur

râ'-dherrâ’ [rǝʔdhɘrrǝʔ] n burung tekukur

betina’ berlagak berani tetapi penakut

raba [rabǝ] n rawa

araobhi taè ‘mencuci muka (seseorang)

rabet [rabɘt] n liana

dengan kotoran’ mempermalukan orang

raddhin [raddhin] a cantik

lain (orang tua, saudara, kerabat, teman

dhin-maraddhin v bersikap seolah-olah/

dekat, dsb.) dengan perbuatan yang tidak

seperti orang cantik; sok cantik

baik dan memalukan

raè [raɛ] n wajah; muka

rasol [rasɔl] n tumpeng

rajâ [rajǝ] a besar: dhusa rajâ ‘dosa besar’

arasol vi mengadakan selamatan dengan

rajâ bhâdhuk ‘besar lambung’ banyak

tumpeng

makan sedikit kerja

muwâng

rajâ karep ‘besar hasrat’ angan-angan

‘membuang tumpeng, mengambil butir

tinggi

nasi’ karena serakah mengejar yang kecil

yang

biasanya

tanpa

rasol,

ngala’

butèr

perib

mempertimbangkan kemampuan diri

sedang yang besar yang dimiliki hilang

rajâ pakèbânna, rajâ pacarrènna ‘besar

karenanya

kamar

mandinya,

besar

pelimbahan

Rasol

[rasɔl]

n

bulan

keempat

dalam

comberannya’ besar pemasukan, besar

penanggalan Madura sebagai pengganti

pula pengeluaran

bulan hijriyah Rabiuts Tsani.

rajâ cètak, korang otek ‘besar kepala, kurang otak’ bersikap seolah-olah pintar, padahal sebenarnya bodoh

ratosan n ratusan rebba [rɘbbǝ] n selamatan berupa makanan

n raja rajhang n linggis rako’ [rakɔʔ] arako’ v mengambil sebanyakrajha

ratos [ratɔs] ratus

[rajhǝ]

[rajhǝŋ]

banyaknya dengan dua belah tangan

yang maksudnya dikirimkan kepada orang yang meninggal biasanya dilakukan pada setiap malam Jumat arebba vi melakukan rebba

rambhut [rambhut] n(T) rambut

Rebba [rɘbbǝ] n nama bulan kedelapan

rambing [ram.biŋ] n kain (terutama kain

dalam penanggalan Madura yang menjadi

sisa); perca.

pengganti

bing-rambingnga Kor’an ‘perca al-Quran’

Sya’ban. Nama Rebba berasal dari tradisi

orang yang selalu dihormati sampai usia

bersedekah

tua, misalnya orang tua, sesepuh, dan

diperuntukkan

guru,

meninggal dari sebuah keluarga karena

yang

berhubungan

dengan

kebijaksanaan orang tersebut bing-rambingnga

sotra

‘perca

penyebutan makanan bagi

bulan yang

orang

Hijriyah pahalanya

yang

telah

dipercaya bahwa pada bulan ini adalah sutra’

bulan yang penuh berkah karena catatan

bangsawan sejati yang tetap berwibawa

amal satu tahun dikumpulkan dan catatan

meskipun tidak berpenampilan sebagai bangsawan rampa’ [rampaʔ] a rimbun randhâ [randhǝ] n janda rao’ [raɔʔ] v serut; raut arao’ v meraut; menyerut raop [raɔp] araop v cuci muka araobhi v mencucikan muka

amal baru dimulai. rebbha [rɘbbhǝ] n rumput rebbhâng [rɘbbhǝŋ] a berkobar; menyala besar Rebbhu [rɘbbhu] n hari keempat dalam penanggalan Madura; Rabu. rebbhuan diadakan setiap hari Rabu. Rebbu Bekkasan hari Rabu terakhir bulan Muharram yang dipercaya sebagai hari

semua bala atau cobaan diturunkan dalam

Peribahasa ini meggambarkan orang yang

satu tahun

terlalu memandang tinggi kemampuan

rebbhu’ [rɘbbhuʔ] v rebut

dirinya

arebbhu’ vi berebut; merebut

Rerajah

n bulan kedua belas

[rɛrajǝh]

arebbhu’ jhuccong ‘berebut depan’ tidak

penanggalan Madura yang berarti ‘hari

mau antre

besar’

rèjhekkè

[rɛjhɘkkɛ]

n rejeki

Rejjheb

merupakan

pengganti

penyebutan bulan Hijriyah Dzul Hijjah.

kè-rèjhekkèan n untung-untungan

Disebut Reraja karena dalam bulan ini

n nama bulan ketujuh

[rɘj.jhɘb]

yang

dalam penanggalan Madura yang menjadi

terdapat

hari

besar

Idul

Adha

yang

merupakan tanda selesainya ibadah haji.

pengganti penyebutan dari bulan Hijriyah

rèsè' [] v hujan rintik-rintik

Rajab.

ressek [rɘssɛk] n/a hidup bersih dan rapi

reksak [rɛksak] v mengurus; memelihara areksaghi v mengurus; memelihara rembhak

[rɘmbhək]

Sek-ressek

n musyawarah

v,n

odang

terlalu

menghargai

kebersihan sehingga mengganggu orang

arembhâk v bermusyawarah bhâk-rembhâk

paressek vi bersihkan dan rapikan

sekitar.

(melakukan)

per-

musyawarahan

rèya [rɛya] ini ro’om [rɔʔɔm] a harum

rèmerrè n serangga yang sangat kecil yang

roba [rɔ.bǝ] n wajah

menyebabkan gatal remrem [rɘmrɘm] aremrem v merendam

aroba vi berwajah

yang

robbâna [rɔbbǝna] n semacam akronim

diadakan oleh orang-orang blater dengan

yang penjangnya È dimma bâdâ tatarob

pembayaran yang tidak sama bergantung

abâ’na bâdâ è bâbana. ‘Di mana pun ada

pembayaran

diterima

tenda pesta dia ada di bawahnya.’ Orang

seperti

yang selalu hadir pada keramaian meski

rèmo

n

om-ro’om n sesuatu yang berbau harum

[rɛmɔ]

seseorang

semacam

yang pada

arisan

pernah acara-acara,

pernikahan, sunatan, dan terutama to’-

tidak diundang robbhu [rɔbbhu] vi roboh; tumbang

oto’ arèmo v melakukan remo

karobbhuân v terkena robohan pohon,

èrèmoaghi v dirayakan dengan remo

tiang, dsb

rèmo carok remo yang diadakan dengan

marobbhu vt 1 merobohkan 2 mencari

maksud

sandaran untuk masalah yang dihadapi;

menggalang

dana

untuk

melakukan carok

meminta

rempa’ [rɘmpaʔ] n ambruk atau sempal reng [rɛŋ] n bentuk singkat dari oreng oreng

pertolongan

Lamon marobbhu ka

penuh:

ba’eng ta’ sangghup, taretan. Jika kamu tidak sanggup mintalah tolong pada saudara (kerabat).

rengngè’ [rɘŋŋɛʔ] n nyamuk

robbhu

bhâta

perjodohan

dua

orang

saudara

berlindung

kayu’

saudara perempuan, misalnya A dan B dua

maksudnya naymuk yang berlindung dari

orang laki-laki bersaudara dan C dan D

tiupan

dua

angin

merasa

pohon dirinya

berjasa

karena menjaga kayu agar tidak tumbang.

orang

dengan

orang

Rengngè’ ngalèng ajâgâ kaju. ‘Nyamuk menjaga

laki-laki

dua

perempuan

bersaudara,

A

menikah dengan C, B dengan D atau A

sedikit dan tidak berarti, lama-lama penuh

dengan D, B dengan C

dan berarti; sedikit demi sedikit lama-

roghâ [rɔghǝ] a salah urat yang dibiarkan

lama jadi bukit

tanpa dipijat dsb. sehingga menjadi parah

rompi [rɔmpi] arompi v memakai rompi

dan menyebabkan sakit

arompi buluna merrak ‘berrompi bulu

rojhâk v rujak

merak’

arojak v membuat rujak bersama)

tè’-lettè’

ngèrèt

ronjhângan

kong-rokong

n

sejenis

yang menyebabkan per-tengkaran orang tua

dan terbang bergerombol

rong-kerrong

roma [rɔma] n rumah

kerong-

kerong; sejenis hewan laut; therapon ropek [rɔpɘk] a sempit

rombu [rɔmbu] a kotor

roso’ [rɔsɔʔ] n rusuk

kembu

n

[roŋ-kɘrroŋ]

roman [rɔman] n merang padi rombu,

‘serangga

menarik lesung’ pertengkaran anak kecil

serangga yang muncul menjelang petang

long-polong

yang

ronjhângan [rɔñjhǝŋan] n lesung panjang

roko [roko] n mukenna [rɔkɔŋ]

penampilan

menyembunyikan kemiskinan

rokat [rɔkat] n ruwatan (untuk keselamatan

rokong

kebagusan

bit-abit

mengumpulkan

olle

barang

rote [rɔtɛ] n roti

sa

sangat

S sa’ang [saʔaŋ] n merica

sabbhil [sabbhil] asabbhil v berusaha keras

sa’ar [saʔar] n ijuk pohon aren

sabbhu’ [sabbhuʔ] n sabuk; ikat pinggang

akantha sa’ar gherrana ‘seperti ijuk pohon

asabbhu’ v memakai sabuk/ikat pinggang;

aren kekakuannya’ orang yang dalam

bersabuk

bergaul kaku dan kasar tutur kata dan

asabbhu’ karet ‘bersabuk karet’ makan

tindak tanduknya

banyak sekali

sabâ [sabǝ] n sawah

sabellas [sɘbɘllǝs] num sebelas

sabâ’ [sabǝʔ] v meletakkan

Sabto

bâ’-sabâ’ n sesaji untuk makhluk halus yang diletakkan pada tempat keramat untuk mengobati tulah akibat melanggar

vt

n

hari

ketujuh

penanggalan Madura. sabu [sabu] n sawo sabu kecce’ [kɘcceʔ] n sawo kecik

meletakkan;

menaruh;

sada’ [sadǝʔ] n arit; sabit; clurit

memasang

saduhuna [saduhuna] adv apa adanya

nyabâ’ oca’ melamar perempuan oleh

saghara [sa.ghǝ.rǝ] n laut

keluarga

dekat

(acara

ini

dilakukan

songghâ

‘memasang

ranjau

senjata makan tuan

nyaghara v sangat luas nyaghara ngen-

angennna

sebelum upacara pertunangan) nyabâ’

dalam

sacca [sacca] a tulus setia

pantangan tempat tersebut nyabâ’

[saptɔ]

èterjhâk

dhibi’

diterjang

sendiri’

‘sangat

luas

angan-angannya’ sakonè’ [sakɔnɛʔ] adj sedikit

(seperti

laut)

sala [sala] 1 a salah: Sè èlakonè bâ’eng jelas

sala. ‘Yang kamu lakukan jelas salah.’ 2 n kesalahan: Jiya lakar tang sala. ‘Itu

sambhel [sambhɘl] n lauk yang dibuat dari parutan

kelapa

tua

digoreng

dengan

bumbu sambhen [sambhɘn] nyambhen v meng-

memang kesalahanku.’ manyala v berbuat salah dengan sengaja

gemburkan tanah pada tanaman palawija

untuk

yang masih muda dengan mencangkul

mengganggu

atau

membuat

keributan

seputar akarnya

salabât [salabǝt] n uang sedekah dari tuan

sambhughel [sɘmbhughɘl] n simpul

rumah yang punya hajat dalam acara ritual

noccolè sambhughellânna atè ‘melepas

seperti selamatan, pelet kandung, dsb,

simpul

yang jumlahnya tidak ditentukan, biasanya

tertimpa kemalangan dengan setulus hati

diberikan pada pembaca doa.

sampat

hati’

membantu

[sampat]

nyampat

orang

v

melempar

salaja [sɘlajǝ] n sebelah

untuk menjatuhkan (buah dsb)

salamet [s(ɘ)lamɘt] v selamat

pat-sampadhân vi lempar-lemparan

v

asalamet

mengadakan

selamatan;

berkenduri nyalameddhi untuk,

yang

nyampat buwâna dhibi’ ‘melempar buah sendiri’ tamu yang terpaksa memakan

v

mengadakan

misalnya

selamatan

anggota

keluarga,

oleh-olehnya

sendiri

karena

oleh-oleh

tersebut menjadi suguhan tuan rumah

keberangkatan, perayaan dsb

sampay [sampai] sampayan n penjemuran

salameddhan n selamatan

sampèr [sampɛr] n kain panjang (biasanya

salang [salaŋ] adv saling

batik)

salebbâr [salɘbbǝr] n katok kolor

bagian di atas pinggang dan bagian bawah

salèkko [salɛkkɔ] a rikuh

langsung jatuh ke arah bawah

salèn [salɛn] v ganti

asampèr v memakai samper

yang

dipakai

dengan

dililitkan

asalèn v berganti (pakaian dsb)

ngobâ sampèr ghi’ jhâghââ, malè’ oca’

salènan v pakaian ganti

tadâ’ nemmo ‘mengubah kain panjang

nyalènè v 1 mengganti 2 membelikan

harus berdiri, membalik lidak tak ada yang

pakaian ganti dalam pertunangan

tahu’

salèp [salɛp] nyalèp v menyusul salèp

gampangnya

orang

untuk

berbohong

ghuntèng/tarjhâ’

‘selisipan

sampèr laju è sampayan ‘kain panjang

gunting/tendang’ pernikahan antara dua

menjadi butut di penjemuran’ pekerja

pasang

cakap

saudara,

misalnya

A

dan

B

saudara, C dan D saudara. A menikah

yang

tidak

berkembang

kedudukannya

dengan C, B dengan D, atau A dan D, B

sampeyan [sampɛyan] pron(T) Anda

dengan C

samporna [sampɔrna] a sempurna Mogha

saloka [sa.lɔ.ka] n peribahasa yang bersifat personifikasi,

misalnya

temon

amoso durian’ tada’

dhurin ‘timun melawan kerbhuy kaberraan tandu’ ‘tak ada kerbau keberatan tanduk’. samangkèn [sa.maŋ.kɛn] adv[T] sekarang

dhaddhi sampornana ka se nanggha’ sareng se nengghu. ‘semoga menjadi kesempurnaan

bagi

yang

menanggap

dengan yang menonton’ sanajjhân [sanajjhǝn] p meskipun sandar [sandǝr] v sandar

n

dar-sandar

sandaran:

dar-sandarra

hal-hal yang bersifat magis atau barang

korse ‘sandaran kursi’

barang klenik

nyandar v bersandar

asarat v 1 berobat 2 berusaha secara

sang [saŋ] a milikku: sang ana’ ‘anakku’

magis

sanga’ [saŋaʔ] num sembilan

misalanya dengan bantuan dukun atau

untuk

keberhasilan

sesuatu

a tanggap a sanggup

sarbhu [sarbhu] asarbhu v menggemburkan

nyangghubhi v menyanggupi

tanah pada tanaman palawija yang masih

sangghâp

[saŋghǝp]

sangghup

[saŋghup]

barang-barang bertuah

sangsang [saŋsaŋ] nyangsang v tersangkut di atas pohon, atap dsb.

muda

dengan

mencangkul

seputar

akarnya

nyangsangaghi v menyangkutkan

sarè [sarɛ] cari

santap [santap] nyantap v menempeleng

nyarè vt mencari: Lakona rèng majâng

santre [santrɛ] n santri

nyarè jhuko’ sabbhân arè. ‘pekerjaan

nyantre vi menjadi santri

nelayan mencari ikan setiap hari

pasantren n asrama tempat santri belajar sape [sa.pɛ] n sapi

rè-sarèan v mencari-cari sarè’at [sarɛat] n syariat

kerrabhan sape n karapan sapi

sareng [sarɘŋ] prep(T) dengan

sapeda [sɘpɛda] n sepeda

asareng vi bersama

asapedaan v bersepeda

sarok [sarɔk] tasarok v tertusuk duri kecil

sapo [sapɔ] n sapu

dan potongannya tertinggal dalam daging

asapoan v menyapu

sarong [sarɔŋ] n sarung

po-sapo n alat menyapu; sapu

asarong(an) v bersarung

po-sapo èsèmpay ‘sapu diikat’ peribahasa

sasat [sasat] p seperti

untuk

satiya [sɘtiya] adv sekarang

mengumpamakan

sebuah

kesetiakawanan atau persatuan

satos [satɔs] num seratus

po-sapo pegghâ’ sèmpayya ‘sapu lidi

Satto [sattɔ] n Sabto

lepas ikatannya’ anak yang bercerai-berai

sattoan n diadakan atau terjadi setiap hari

karena perpisahan / perceraian kedua

Sabtu: pasar sattoan ‘pasar yang ada

orang tuanya

setiap hati Sabtu’

sapo’ [sapɔʔ] n selimut asapo’ v berselimut nyapoe v menyelimuti sapolo [sɘpɔlɔ] num sepuluh sapora [sɘpɔra] n maaf

sè [sɛ] p yang sebbhit [sɘb.bhit] sobek asebbhit v tersobek nyebbhit vt merobek; menyobek sebbhut [sɘbbhut] vi sebut

asapora v meminta maaf

nyebbhut vt menyebut

nyapora v memaafkan

sebbhudhân n sebutan

sarat [sarat] n 1 syarat Saraddhâ, bâ’eng

seda [sɛdǝ] pron (R) kamu

kodhu ghellem apasa lèma arè. ‘Syaratnya,

seְdha [sɛɖhǝ] v (T) meninggal dunia

kamu harus bersedia berpuasa selama

seher [sɛhɛr] n sihir

lima hari’ 2 berobat (biasanya pengobatan

nyeher v menyihir

alternatif) 3 pelindung atau kemampuan

sekep [sɛkɘp] n senjata yang dibawa untuk

terutama kesaktian yang diperoleh dari

menjaga kemungkinan terjadi perkelahian

asèkep/nyèkep v membawa senjata sèkep bingkèng bertolak pinggang

ditujukan

untuk

menyatakan

berartinya persaudaraan

sekkem [sɘkkɘm] n sekam

sengka [sɘŋka] a segan; sungkan

sekken [sɘkkɘn] a kuat; erat (ikatan, dsb.)

sengko’ [sɛŋkɔʔ] pron saya

masekken

tidak

v mempererat; memperkuat

Sennen

n

[sɘnnɛn]

hari

kedua

dalam

(ikatan, pertalian, hubungan, dsb)

penanggalan Madura.

panyekken n penguat (ikatan, pertalian,

sennenan n diadakan atau terjadi setiap

hubungan, dsb)

hari Senin: Pasar sennenan ‘pasar yang

sekkèn [sɘkkɛn] n senjata sejenis keris yang sekkol [sɘkkɔl] n lauk yang dibuat dari parutan

kelapa

tua

digoreng

dengan

bumbu

seppur [sɘppʊr] n kereta api sereng [sɛrɛŋ] n pertemuan lautan dan daratan; pantai pengghir sereng ‘tepi laut’

sèkot [sɛkɔt] nyèkot v 1 (jahit-menjahit) memotong pola 2 membentuk saat musuh tidak siap atau lengah nyèlèp v menyerang dari belakang saat

seset

akela

istnja’’membersihkan

sella’ [sɘllaʔ] a sesak karena berjejal

capung

tubuh

(mandi)

dengan sangat singkat. settep [sɘttep] n ketapel settong [sɛttɔŋ] n satu seyam [sɛyǝm] n puasa

la’-sella’è hanya bikin sesak sèllem [sɛllɘm] nyèllem v 1 menyelam 2

aseyam vi berpuasa Singke’ [siŋkɛʔ] n sebutan untuk orang Cina.

tenggelam sello’ [sɘllɔʔ] n cincin

Mara Singke’ kaelangan dhacen secara

asello’(an) v memakai cincin; bercincin [sɘmbhǝjǝŋ]

n sembahyang

nyembhajangaghi vt menyolati (jenasah) [sɘbhur]

v sembur

harfiah

berarti

kehilangan untuk

‘seperti

dacin’

yang

menggambarkan

sittong [sittoŋ] num satu

nyembhurraghi v menyemburkan

siyong [siyɔŋ] n taring

semmo [sɘmmɔ] adv agak

asiyong v bertaring

sèmpen [sɛmpɘn] nyèmpen v menyimpan,

siyongan n ikan lele

menabung

Slasa

sèmpennan n simpana; tabungan [sɘmpɔ]

nyempo

Cina

totok

dimaksudkan orang

yang

membuat keributan karena hal kecil.

nyembhur v menyembur

sempo

‘seperti

nyettep v mengetapel

musuh tidak siap atau lengah

sembhajang

seset [sɛsɛt/seset] n capung akadi’

sèlèp [sɛlɛp] v menyerang dari belakang

sembhur

diadakan tiap hari Senin’ seppat [sɘppat] n ikan sepat

tidak berlekuk dan lebih kecil

v

menyepuh

(perhiasan) sen [sɛn] n uang yang nilainya 1/100 rupiah atau mata uang lain sendu’ [sɘnduʔ] n senduk sayur

[slasa]

n

hari

ketiga

dalam

penanggalan Madura. so’on [sɔʔɔn] v 1 menjunjung barang di kepala 2 (T) memohon; meminta nyo’on v 1 menjunjung barang di kepala 2 memohon; meminta panyo’on n permohonan

ta’ abau sendu’ ta’ abau centong ‘tidak

soca [sɔca] n (T) mata.

berbau senduk tidak berbau centong’ yang

sodu [sɔdu] n sendok bubur dari sobekan daun pisang yang dibuat dengan melipat

kedua

ujung

dan

langsung

dibuang

Madura

dalam

sesudah dipakai

penghidupan,

nyodu v menyendok dengan sodu

jodoh

du-soduan

v

menyedok

gerak

tempat

pencarian

bermukim,

dan

songkèl [sɔŋkɛl] nyongkèl v menyelipkan

berkali-kali

dengan

senjata dibalik pakaian untuk berjaga-

sodu lebbi sodu korang tajhin ‘lebih

jaga, bersiap-siap, atau untuk pembelaan

sendok kurang bubur’ orang yang lebih

diri

banyak mengumbar janji daripada yang

ngal-mangngal nyongkèl kerrès, nangèng

ditepati

ètapok

sokkla [sɔkkla] a 1 (untuk tanaman) berbuah

ta’

alabân

‘bergagah-gagah

menyelipkan keris tetapi ditampar tidak

semua dengan sempurna 2 berkeagamaan

melawan’

sokklat [sɔk.klat] a warna coklat

berlagak

berani

sebenarnya

penakut

sokkor [sɔkkɔr] n syukur

songot [sɔŋɔt] n kumis

soko [sɔkɔ] n kaki

asongot/asongodhân v berkumis

nyoko v mengaki

songsang [sɔŋsaŋ] nyongsang v terbalik

nyoko ajâm ‘mengaki ayam’ meski terlihat

soprè [sɔprɛ] nyoprè v mencari; mengharap

buruk di luar, tetapi baik di dalam

Sora [sɔra] n bulan Muharram

solak [sɔlak] nyolak v memberi lebih banyak

soro [sɔrɔ] nyoro v menyuruh soso [sɔsɔ] n payudara

dengan maksud tidak suka atau tidak baik solap [sɔlap] a silau

nyoso vt menyusu; menetek

somajâ [sɔmajǝ] n janji yang ditentukan

nyosoè vt menyusui sosoan n hasil pekerjaan menyusui taretan

waktu dan atau tempat somor [sɔmɔr] n sumur somor ditimba’

èèssèè

sosoan,

ètèmbâ

meminta

‘sumur

sesuatu

diisi

saudara

susuan

atau

karena

menyusu pada satu orang

sedangkan

soson [sɔsɔn] susun

v

sesuatu tersebut sangat dibutuhkan oleh

asoson

orang yang diminta tersebut

‘bersusun tiga’

songai [sɔ.ŋai] n sungai

bersusun:

asoson

tello’

nyoson v menyusun sotra [sɔtra] n sutra

Songennep [sɔŋɘnnɘp] n kabupaten paling

asotraan v memakai pakaian dari sutra

timur pulau Madura; Sumenep. Songennep ta’ abingker ‘Sumenep tidak berbingkai’ tidak adanya batas bagi orang

T ta’ [taʔ] adv (MT) tidak

bâr-tabârrâ birâ sapakanְdhângan tadâ’ ta’

tabâng [tabǝŋ] v kejar

bâdâna

ghâtella

‘setawar-tawarnya

nabâng v 1 mengejar 2 mengejar perkara

tumbuhan birah sekandang pasti ada

hukum, misalnya dengan menyuap dsb.

gatalnya’ perdamaian dalam pertikaian

bâng-tabângan v kejar-kejaran

antar keluarga pasti menyisakan sakit hati

1tabâr

[tabǝr] a tawar

meski sekecil apapun 2tabâr

[tabǝr] v tawar

nabâr v menawar

tajhin

v

bâr-tabârân

saling

tawar;

tawar-

menawar

dimaksudkan

bubur

untuk

yang

menetralkan

pengaruh tidak baik bulan shafar. Bubur

tabbhu [tabbhu] v tabuh

ini terdiri atas dua bagian, bagian pertama

nabbhu v menabuh tabbhuk

sappar/mèra

[tabbhuk]

bubur merah manis (coklat gula Jawa)

n bunyi jatuh/gedebuk

tabbhughân adv berbunyi gedebuk

tepung

kenyal

yang

putih asin yang dimasak dengan santan

atabu’ v berperut suka

gumpalan

memanjang (disebut bai’ ‘isi’) dan bubur

tabu’ [tabuʔ] n perut bu’-tabu’ân

berisi

berisi bai’ yang bulat lebih besar dari bai’ meminta

makanan

bubur merah

terutama bagi seorang guru

tajhin somsom bubur tepung beras putih

tabu’ karèt ‘perut karet’ banyak makan

dikuahi kaldu sumsum sapi, gajih, dan

tadâ’ [tadǝʔ] v tidak ada

daging dibumbui merica, bawang putih,

matadâ’ v menghabiskan tadâ’

attas

bâbâna

‘tidak

pala, dan jahe. Bubur ini diberikan untuk ada

atas

pemulihan tenaga sapi setelah melahirkan,

bawahnya’ memperlakukan secara adil

membajak, atau sebelum dikerap. Pemilik

tadâ’ bâbâ èrèna ‘tidak ada bawah irinya’

sapi makan bubur ini jika ada sisa

memperlakukan secara adil

tajhin sora/peddhis bubur beras putih

taè [taɛ] n tahi; kotoran (manusia)

dengan cincangan opor daging sapi, pelas

ataè vi buang air besar

udang, dan cincangan kelapa muda yang

tae(na) jha’ bâdââ oto’na ècongkè’ polè

disediakan untuk merayakan 10 Muharram

‘andai saja tahinya ada kacangnya akan

ada juga yang disediakan untuk kematian

dicungkil lagi’ sangat pelit; kikir

Husain

èontalè malatè ngantep taè ‘dilambungi

Karbala

melati, melempar tahi’ ‘susu dibalas air tuba’

(cucu Nabi)

dalam

perang

di

tajhu [tajhu] najhu v membuat lubang di tanah dengan kayu lancip kurang lebih

tajhâ’ [tajhǝʔ] v tarik

seukuran tangan untuk ditanami jagung,

najhâ’ v menarik

kacang tanah dsb pada lahan kering

ètajhâ’ èèrèt ‘menarik menyeret’ sangat

jhu-tajhu n alat untuk najhu takbir [takbɪr] n lafadh bahasa arab ‘Allaahu

irit tajhem [tajhɘm] a tajam matajhem v menajamkan

Akbar’; takbir Takepe’ [takɛpɛʔ] n bulan kesebelas dalam

tajhem mara bellât ‘tajam seperti sembilu’

penanggalan Madura sebagai pengganti

sangat tajam

penyebutan bulan Hijriyah Dzul Qa’dah.

tajhi [tajhi] n susuh

Bulan ini disebut takepe’ ‘terjepit’ karena

èkennèng tajhina dhibi’ ‘terkena susuhnya

berada di antara dua bulan mulia Syawal

sendiri’ senjata makan tuan

dan Dzul Hijjah.

tajhin

[tajhin]

n bubur

taker [takɘr] v takar

tajhin sanapora bubur berwarna hijau,

naker v menakar

ditaburi gula merah, dan di beri santan.

ker-taker n alat untuk menakar

Bubur ini disediakan dalam selamatan perjalanan

naker

kakan

‘menakar

makan’

nambhai vt mengobati

menyeimbangkan antara pendapatan dan

tambhâ

belanja

pencuci mulut

amès

‘obat

takèr [takɛr] n takir, pincuk

tambhâna

tako’ [takɔʔ] a takut

malu/kehilangan

amis’

makanan

matè

‘obat

malo harga

diri

mati’

nako’è v menakutkan

peribahasa yang menyatakan bahwa harga

ko’-nako’è v menakut-nakuti

diri

ko’-matako’ v 1 menakut-takuti 2 pura-

menebus rasa malu mati dengan carok itu

pura takut

adalah

segalanya

sehingga

untuk

lebih baik

tako’ ka matana oreng ‘takut pada mata

tambu’ [tambuʔ] nambu’ v melempar

orang lain’ tidak berani tampil di depan

bu’-tambu’ân v lempar-lemparan tambur [tambur] n genderang

umum. talè [talɛ] n tali

tamone [tɘmɔnɛ] n ari-ari

atalè v bertali; terikat

tampar [tampar] n tali; tambang; tampar

lè-talè n pengikat perjodohan seperti

tampar bi’ talena, lamon entar bi’ molena

cincin, kalung, dsb

ungkapan yang menyatakan bahwa sekali

nalèè v mengikat

berbuat harus sampai tuntas

mara talèna salebbâr ‘seperti tali katok

tana [tana] n tanah

kolor – panjang pendeknya tidak jelas’

tana’ [tanaʔ] v tanak atana’ v memasak nasi

orang yang perkataannya berubah-ubah nalèè tabu’ ‘mengikat perut’ menahan

tanang [tanaŋ] n tangan

lapar

atanang v bertangan

talè kangkang ‘tali kekang’

ta’ tao ajhungjhung tanang ‘tidak tahu

lanjhângnga talè ta’ kèra nyapo’ ka colo’

menyembah’ tidak tahu tata krama

‘sepanjang-panjangnya mengejar

mulut’

tali

berita

tidak

akan

sensasional

tandâ’ [tandəʔ] n tandak (penari) tanְdha [tanɖhǝ] n tanda

biasanya merebak dengan cepat

nanְdhae v menandai

talè kangkang talè tèmbâ, karèna èkakan

tane [tanɛ] n tani

pas èkèbâ ‘tali kekang tali timba, sisa

atane v bertani

dimakan

se atanè atana’ ‘yang bertani menanak’

membawa

terus

dibawa’

pulang

sisa

tamu

yang

suguhan.

Ini

merupakan satu hal yang memalukan. talekkèn [tɘlɘkkɛn] n mengajari orang mati menjawab

pertanyaan

malaikat

kubur setelah mayat dikubur; talkin

dalam

yang

berusaha

akan

memetik

hasil

usahanya tanen [tanɘn] n perangkap hewan taneyan [tanɛyan] n halaman taneyan

lanjhang

pola

pemukiman

tales [talɘs] n talas; keladi

keluarga yang memanjang dari barat ke

tamba [tamba] namba v menambah

timur. Komposisinya terdiri atas paling

atamba v bertambah

barat

nambaè v menambahi

wudhu’ berupa sumur dan kamar mandi

ba-tamba n tambahan

sebelah

timur

rumah

orang

tambhâ

[tambhǝ]

n obat

atambhâ vi berobat

sebuah

perempuan.

Di

langgar

dengan

memanjang tua depan

dan

tempat

berurutan anak-anak

masing

rumah

terdapat dapur dengan kandang ternak di belakangnya.

tappor [tappɔr] v memukul dengan benda keras untuk menghancurkan, membelah,

tang [taŋ] a milikku: tang buku ‘buku

dsb nappor v memukul dengan benda keras

milikku’ tanges [ta.ŋɛs] n tangis

etappor kelap idm disambar petir

nanges vi menangis

tarabhâs [tarabhǝs] narabhâs v menerabas

atangesan vi bertangisan

tarang

tangghâ’

[taŋghǝʔ]

v nanggha’ v menanggap

(hiburan)

[taraŋ]

patarangan

[ptaraŋan]

unggas

(biasanya

sarang/tempat

peliharaan) mengerami telur.

tangghâ’ jhâ’ opaè ‘biarkan manggung

tarata [tɘrata] n ayam hutan

tapi jangan diberi upah’ anjuran untuk

tareddhep [ta.rɘd.dhɘp] vi tertidur

mengabaikan kabar yang belum tentu

tarètan [tarɛtan] n saudara

benar

tarnyang [tarñaŋ] atarnyang v membantah [tɘŋghiliŋ]

tangghiling

n trenggiling

dengan

tanto [tantɔ] a tentu; pasti

tasbhi [tasbhi] n tasbih; rosario

tao [taɔ] v (R) 1 tahu: Sengko’ ta’ tao lamon

kodhu ka romana. Saya tidak tahu kalau harus ke rumahnya. 2 pernah: Samot lakar penter, tape ta’ tao abhajang ‘Samot pintar,

tetapi

tidak

pernah

sembahyang.’

v

o-matao

perkataan

orang yang dibantah

nantoaghi v menentukan

memang

mengulang-ulang

tasè’ [tasɛʔ] n laut taskatès [taskatɛs] adv ceplas-ceplos dalam berbicara tasmak [tasmak] n kaca mata atasmaghân v memakai kaca mata; berkaca mata

bersikap

atau

bertindak

tataèn/tatayyèn [tataɛn/tatayyɛn] a berkarat tebbhâs [tɘbbhəs] nebbhâs v pembelian

seolah-olah tahu; sok tahu tao dhughâ kèra ‘tahu duga kira’ tahu

seluruh hasil panen sebelum dipetik dari

mengukur diri

pohonnya. Dalam hal ini pembeli yang

tao nyekot ta’ tao ajhai’ ‘bisa memotong

memetik atau memanen

pola tidak bisa menjahit’ bisa menasihati tetapi tidak bisa melaksanakan nasihatnya tapa’ [tapaʔ] n tapak ‘tapak burung gagak’ yang dilambangkan simpang

empat.

Hal

ini

berhubungan hal-hal yang berbau klenik dan mistis tapok

[tapɔk]

napok

vt

menempeleng;

menampar napok

tèddhâ’ [tɛddhǝʔ] v injak nèddhâ’ v menginjak: Nèddhâ’ teppong ta’

alampat. ‘menginjak tepung tak berbekas’ tegghu’ [nɘgghuʔ] negghu’ v memegang ghu’-negghu’ v memegang sesuatu ghu’-tegghu’an v saling berpegangan (tangan)

ngènjhâm

tanang

‘menampar/menempeleng

meminjam

tangan’

tebbhâs tebbhu [tɘbbhu] n tebu

tapa’ dangdang secara harfiah berarti kepada

tebbhasan n system pembelian dengan cara

sama

sembunyi tangan’

dengan

‘lempar

batu

tekkor [tɘkkɔr] n tekor tèkos [tɛkɔs] n tikus tèkos katon bunto’na ‘tikus kelihatan ekornya’

hukuman

hanya

diberikan

kepada orang yang wajib menanggungnya

tellasân [tɘllasǝn] n hari raya

ta’

nemmo

bujâ

è

batton

‘tidak

Tellasân Ajjhi Hari Raya Idul Adha

menemukan garam di pinggir balai-balai’

Tellasân Aghung hari raya Idul Fitri

selalu salah

Tellasân Pètra hari raya Idul Fitri

ta’ nemmo èra ‘tidak bisa bergerak’; selalu

Tellasân Rèrajâ/Rèyajâ [rɛrajǝ/rɛyajǝ] hari

salah tèmon [tɛmɔn] n mentimun

raya Idul Adha Tellasân Topa’ [tɔpaʔ] n lebaran ketupat,

mara

yaitu hari ketujuh setelah idul fitri atau

mentimun

tanggal

mengibaratkan lawan yang tidak seimbang

delapan

dianalogikan

Syawal.

dengan

Idul

Lebaran Fitri,

ini yaitu

merayakan puasa enam hari pada bulan Syawal

tèmon

amoso

dhurin

‘seperti

melawan

durian’

atau sebanding tèmor [tɛ.mɔr] n timur ngatemor agak ke timur

tello’ [tɘllɔʔ] n tiga

tenְdhak [tɛnɖhǝk] n langkah

tellor [tɘllɔr] n telur

satenְdhak

sapeccak

atellor v bertelur

‘selangkah

sekaki’

lor-telloran n telur-teluran; telur mainan

sepupu sekaki adalah saudara kandung

nyabâ’ tellor è bâtton ‘menaruh telur di

yang artinya saudara dan bukan sama-

pinggir balai-balai’ melakukan pekerjaan

sama jauh, sama-sama dekat

sia-sia yang hanya merugikan diri sendiri

harfiahnya

selangkah

adalah

tengel [tɛŋɘl] a tuli

tèma [tɛma] n timah

matengel

tèmbâ [tɛmbǝ] n timba

mendengar

nèmbâ v menimba

arti

v

acuh,

pura-pura

tidak

ngel-matengel v pura-pura tuli

tèmbhâng [tɛmbhǝŋ] 1 v timbang 2 p

tèngel montengnga ‘tuli tulang ekornya’

(ètèmbhâng) daripada

tidak mau mendengar nasihat dan selalu

atèmbhâng v menimbang berat badan

melawan tèngghu [tɛŋghu] vi tonton

sendiri nèmbhâng v menimbang

nèngghu vt menonton: Moghâ dhâddhi

tèmbhângan n timbangan Tadâ’ tèmbângan berrâ’ salajâ ‘tidak ada

sampornana ka sè nangghâ’ sareng sè nèngghu. ‘semoga menjadi kesempurna-

timbangan berat sebelah’ keadilan harus

an bagi yang menanggap dengan yang

menempatkan semua orang dalam posisi

menonton’

seimbang

merupakan

ghun-tengghun n tontonan

pentingnya

rasa

keadilan

implementasi bagi

orang

Madura tembus [tɘm.bus] a tembus nembusi vt memastikan temmo [tɘmmɔ] atemmo v bertemu

tèngka [tɛŋka] n tingkah atèngka v bertingkah aka-tengka v banyak tingkah tèngka’ [tɛŋkaʔ] n langkah atèngka’ v melangkah

nemmo v menemukan

tengnga [tɘŋŋa] n tengah

patemmon n pasar yang adanya dua hari

tèngngep

sekali

[tɛŋŋɘp]

telungkup

mon-temmon v berjanji untuk bertemu

tennar [tɘnnar] a retak

disuatu tempat dan waktu tertentu

tèpès [tɛpɛs] a tipis

nèngngep

v

(ter)-

matèpès v menipiskan

dilakukan saat nyaba’ oca’ berupa topa’

pès-tèpès v tipis-tipis

toju’)

teppong [tɘppɔŋ] n tepung

tokang [tɔkaŋ] n tukang

teppong bi’ ghuddhuna, apolong padâ buddhuna

‘tepung

bergabung

sama

dengan

rusaknya’

kuenya, bergabung

tokar [tɔkar] n pertengkaran; perkelahian atokar v bertengkar; berkelahi atokaran v saling bertengkar satu sama

Jhâ’

atokar

sakancaan.

sama-sama rusaknya. Ket. Peribahasa ini

lain:

berasal dari pantun pendek.

teman jangan saling bertengkar.’

‘Sesama

tèra’ [tɛraʔ] a terang

nokare v mengajak berkelahi/bertengkar

terro [tɘrrɔ] v ingin

kar-tokaran v kelahi-kelahian; permainan

tètè [tɛtɛ] n titi

perkelahian antar anak laki-laki sin lat-

nètè v meniti

siladhân ‘silat-silatan’

sasat nètè obu’ salembâr ‘seperti meniti

tokol [tɔkɔl] 1 v pukul 2 n palu

rambut selembar’ 1 melakukan pekerjaan

nokol v memukul

sia-sia yang hanya menyebabkan celaka

kol-tokol n alat untuk memukul; pemukul

sendiri 2 selalu salah dan menerima

kol-tokolan v saling pukul toktok n lomba adu binatang kepala dengan

hukuman to’ot [tɔʔɔt] n lutut

kepala

no’ot v memukul atau menyerang dengan lutut

atoktok v mengadu kepala tolak [tɔlak] nolak vt menolak

leng-ngaleng ka to’ot ‘bersembunyi di

tolak

balik lutut’ rahasia yang terkuak karena

keperluan singkat tanpa berhenti setelah

pertanyaan yang menelisik

menyelesaikan pekerjaan tersebut

to’-oto’ v sejenis arisan yang digunakan

(bâli)

ngangkès

bhubuwan

‘mengangkis

pernah

dibayarkannya

pada anggota-anggota remo

balik

untuk

satu

tolang [tɔlaŋ] n tulang

oleh blater untuk menarik dana dari yang

bolak

tolang

acalathaghân

tulang

berserakan’

membantu atau menunjang kebutuhan

tobi’ [tɔbiʔ] nobi’ v mencubit

keluarga,

bi’-tobi’an v cubit-cubitan

kerabat,

atau

orang

lain

sehingga mendekatkan hubungan

todus [tɔdus] a malu

tomang [tɔmaŋ] n tungku

toghu [tɔghu] tunggu

tombhâk [tɔmbhǝk] n tombak

atoghu vi menunggui

nombhâk v menombak

noghui vt menunggui

ètombhâk

patoghu n penunggu (mistis)

pembunuhan

toju’ [tɔjuʔ] v duduk

èosong

‘ditombak

diusung’

anggota

keluarga

oleh

sendiri

ju’-toju’ v duduk-duduk

tompa’ [tɔmpaʔ] v naik

katoju’ân n tempat duduk

nompa’ v menaiki

matoju’ v mendudukkan

tompeng [tɔmpɘŋ] n tumpeng

ngatojui v menduduki (tempat duduk)

Muwâng

matoju’

tandha

memberikan

‘membuang

lamaran

berupa

oleh-oleh

tanda

(biasanya

tompeng, tumpeng,

nabâng

butèr

mengejar

butir

nasi’ karena serakah mengejar yang kecil

sedang yang besar yang dimiliki hilang karenanya

nongkol v sudah bertongkol jhâ’ kolnongkol jangan lalai, lebih baik hati-hati

tona [tɔna] a rugi

tongo [tongo] v kutu yang sangat kecil

tond̩hing [tɔnɖhiŋ] n tonding

berwarna merah pada kulit ayam, lepitan

tonding [tɔndiŋ] n bagian punggung pisau

kulit manusia, dsb; tungu; tungau; tengu

yang tidak tajam

tongtong [tɔŋtɔŋ] n kentongan

nonding v memukul dengan punggung

tonjhâng [tɔñjhǝŋ] nonjhâng v menopang

pisau

(menahan

tondu’ [tɔnduʔ] nondu’ v menunduk

penyebutan

bulan

pengganti

hijriyah

Syawwal.

Tongare berarti tujuh hari yaitu hari raya yang

diperingati

hari

supaya

tidak

roboh

(condong dsb.)

Tongare [tɔngarɛ] n bulan kesepuluh dalam penaggalan Madura sebagai

dsb.)

ketujuh

tono

[tɔnɔ]

nono

v

memasak

dengan

membakar katonon v terbakar topa’ [topaʔ] n ketupat

Syawal

topa’ toju’ sejenis ketupat yang alasnya

setelah puasa enam hari pada bulan

berbentuk segi enam dengan atas runcing

tersebut.

seperti kerucut

tongga’ [tɔŋgǝʔ] n tonggak

nyarè topa’, kaèlangan teppang ‘mencari

tonggha’an [tɔŋghǝʔǝn] n batang bambu

ketupat,

bagian bawah yang berbuku pendek dan

karena

paling keras

sedang yang besar yang dimiliki hilang

tonggha’ ngalang ka dunynya ‘tonggak

karenanya

kehilangan serakah

mengejar

melintang di muka bumi’ masalah yang

topèng [tɔpɛŋ] n topeng

samar-samar tiba-tiba muncul kepada

tore [tɔrɛ] mari

umum

toro’ [tɔrɔʔ] v ikut

tongka’ [tɔŋ.kaʔ] n tumit

sewadah

sesajian’

yang

kecil

atoro’ v patuh; taat

nongka’ vi melakukan dengan tumit

noro’ v ikut

tada’ tongka’ tada’ dai peribahasa yang

noro’è v mengikuti dari belakang

arti asalnya adalah tak peduli tumit, tak

noro’ bunte’ ‘ikut di belakang’ mengikuti

peduli dahi yang dimaksudkan untuk tidak

orang yang lebih tahu (kadang-kadang

membeda-bedakan tinggi-rendah jabatan

tanpa alasan) toron [tɔrɔn] v 1 turun Dari Sorbhaja, ali

seseorang. bada e tongka’ bada e dai ‘ada di tungkai ada di dahi’ segala sesuatu ada tempatnya sesuai kodrat

toron e Tangkel. ‘dari Surabaya, ali turun di Tangkel’ 2 mudik dari Jawa Hasan bhuru toron dari Sorbhaja. ‘hasan baru

tongkeng [tɔŋkɛŋ] n pantat

mudik dari surabaya’

tongko’ [tɔŋkɔʔ] nongko’ vi 1 bertengger 2

toronan n keturunan toron tana selamatan

bertumpu; berpijak

untuk anak yang baru pertama menginjak

ko’-nongko’ v bertengger

tanah sejak dilahirkan

ko’-tongko’

n

tempat/sesuatu

untuk

norodhi/norote v menuruti kehendak

berpijak, bertumpu tongkol

[tɔŋkɔl]

tongkol pisang

n calon

torot [tɔrɔt] biar

buah

pisang;

towa [tɔwa] a tua

wa-matowa v bersikap atau bertindak

seolah-olah sudah tua

U uwan [uwan] nguwan v menggembala

W wâng-ghuwâng [wǝŋghuwǝŋ] n kumbang

tahi’ memperebutkan sesuatu yang tidak

wangwung/tahi

berharga karena terpengaruh ketamakan wè-rowè [wɛrɔwɛ] n tonggeret

mara wâng-ghuwâng nemmo taè ‘seperti kumbang

wangwung/tahi

menemukan

Z Zabur [zǝbur] n kitab Zabur zakat [sǝkat] n zakat

zamzam [sǝmsǝm] n air zamzam

DAFTAR PUSTAKA Ashadi, Moh. Makhfud. 1992. Kosa Kata Basa Madura. Sumenep: Tanpa Nama Penerbit Bastari dan Yoesi Ika Fiandarti. 2009. Kosa Kata Bahasa Madura Lengkap. Surabaya: Karya Simpati Mandiri Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Iyubenu, Edi A.H. 2003. Ojung. Yogyakarta: LKiS Jonge, Huub de. 1989. Madura dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan

Islam Suatu Studi Antropologi Ekonomi. Jakarta: KITLV, LIPI, Gramedia Moeliono, M. Anton. 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa

Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Rifai, Mien Ahmad. 2007. Manusia Madura: Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya. Yogyakarta: Pilar Media Sudikan, Setya Yuwana [et.al]. 1993. Nilai Budaya dalam Sastra Nusantara di Madura. Jakarta: Pusat

Pembinaan

dan

Pengembangan

Bahasa

Departemen

Pendidikan

dan

Kebudayaan Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka