132 114 17MB
Indonesian Pages [92] Year 1949
DS
UC-NRLF
646 .4
E3 K57
B 3 884 950
1949 MAIN
Kita sama kita .
Indon COLL IE
22
DVAVAVA
VAVAVAVAVAVAVA!
AVA QUIA JEI SUIS EST CE QUIETE SERA TCE CEQU ETNULMORTELNA ENCORE LEVE COUVRE QUI ME LE LE VAY THE HOOVER LIBRARY ON WAR , REVOLUTION , AND PEACE V
VAVAVAVAVAVAVAVAVAVAU
AVADA
Publ
PERERANGAN NEGARA INDONE
A T I K
AVOI
PUBLISI
TEIT KEMENTERIA PENERANGAN N Pen Indonesia
ว
III . Patah.exch. 11-9-51
~3981
й. 241/ 9
Kita
sama
ICHTISAR
Kita
DAN TINDJAUAN TENTANG
KONPERENSI
INTER
INDONESIA
I
DI
JOGJAKARTA DAN KE II DI DJAKARTA (19-23 dan 31 Juli sampai 2 Augustus 1949)
East
Indonesia ,
al
Diterbitkan oleh : KEMEND PENERANGAN NEGARA INDON
DORLICHTING OOST Makassar 1949
HOOVER IBRARY
,
53082333 .
G D $646 DS
E 3 K57 1949 MAIN tar Pengan Kata
Karena tanggal 19-23 dan 31 Juli sampai 2 Augustus 1949 jaitu hari permusjawaratan ,,antara kita sama kita" jang dinamai „ Konperensi Inter-Indonesia" telah menghasilkan suatu keputusan jang mengandung sedjarah penting bagi nasib bangsa dan negeri kita seluruhnja untuk sekarang dan masa jang akan datang, maka kita merasa ada faedahnja djika segala sesuatu jang telah ditjapai disana berikut sekalian hal -hal jang berhubungan rapat dengan permusjawaratan itu disusun dan dikumpul mendjadi sebuah buku, supaja dapatlah ia tetap mendjadi saksi dalam sedjarah bangsa kita. Lebih-lebih bagi bangsa kita dinegara Indonesia Timur, perkembangan jang telah meningkat sampai kepada puntjak sebagai sekarang ini , ada mempunjai arti jang tersendiri pula. Bukankah siasat dan tudjuan politik Pemerintah N.I.T. jang senantiasa mendapat persetudjuan dan sokongan dari Badan Perwakilan Rakjat Sementara semendjak mulanja pun sudah menjatakan akan mendjalankan politik sinthese, sehingga dengan demikian segala langkah-langkahnja ditudjukan kedjurusan mentjari perhubungan dan persahabatan dengan negara-negara tetangga jang mendjadi sebaha gian dari bangsa kita pula. Demikianlah umpamanja didalam usaha mengumpulkan wakilwakil Negara Bahagian didalam organisasi B.F.O. sampai kepada usaha mengadakan perhubungan dengan pemimpin- pemimpin Republik di Bangka sampai kepada pembitjaraan „ kita sama kita” jang telah berlangsung dengan berhasil jang sangat menggemparkan itu, Pemerintah N.I.T. senantiasa mengambil bahagian atau peranan jang penting. Tentu sadja kita semuanja merasa sjukur jang usaha- usaha Pemerintah kita itu berhasil dan disambut orang diseluruh Indonesia dengan perasaan jang puas- gembira, sehingga dapatlah kita merasakan sedapnja sebagai saudara kandung ditengah-tengah masjarakat Indonesia seluruhnjâ. Berdasar atas hal-hal tadi, biarpun tidak perlu kita membusungkan dada karena itu , tapi patut djuga kita merasa bangga dan berbesar hati, karena mendapat tempat jang baik didalam pergaulan nega-
ra-negara atau dalam kalangan masjarakat kita seluruhnja sebagai hasil dari pada usaha Pemerintah dan rakjat bersama-sama.
Dengan menerbitkan buku ini sebagai salah satu bagian sedjarah perdjuangan dan perkembangan politik jang sebagaian ada berhuhubung langsung dengan siasat dan tudjuan politik N.I.T. maka kita pertjaja langkah-langkah ini akan mendjadi pedoman sterusnja untuk mereka jang dalam perkembangan seterusnja mengambil bahagian atau mempunjai kewadjiban untuk meneruskannja. ** Kita harus insaf dengan segala keinsjafan jang sepenuh-penuhnja, bahasa kewadjiban kita belum selesai, bahkan baru mulai sebagian dalam babakan pertama. Terlebih dahulu dari pada penerbitan buku ini kita telah terbitkan sebuah buku jang berkepala „Ulasan dari Makassar". Dalam buku tersebut kita kumpulkan sekalian keterangan-keterangan tentang djalannja perkembangan politik dari Negara kita dan bahagiannja didalam usaha mentjapai terbentuknja Negara Federasi, Republik Indonesia Serikat, dimulai dari 1 Januari 1947 jaitu permulaan Kabinet Anak Agung jang pertama mendjalankan politik sinthese sampai kepada turutnja B.F.O. dalam perundinganperundingan diantara Pemerintah Belanda dan Republik dibawah pimpinan Panitia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia sampai kepada tertjapainja persetudjuan untuk mengadakan permusjawaratan antara kita sama kita jang sekarang telah mendjadi sedjarah jang gilang gemilang sebagai permulaan mata hari jang mulai memantjarkan pula tjahajanja, sesudah tadinja diliputi oleh awan-awan jang · mendung dan gelap.. Dengan demikian penerbitan buku jang sekarang ini sebagai tjatatan sedjarah jang baru berlangsung dapatlah pula dipandang sebagai sambungannja sedjarah perkembangan -perkembangan jang kita telah susun didalam buku Ulasan dari Makassar tersebut diatas.
**
Pada waktu mengerdjakan buku ,,Kita sama kita" ini permusjawaratan Medja Bundar di Den Haag sedang berlangsung dan tentulah seluruh bangsa Indonesia berbesar hati ketika dibulan Augustus j.l. melepas dan mengantarkan anggota-anggota Delegasinja, baik jang mewakili Republik maupun jang mewakili Daerah-Daerah diluar Republik menudju permusjawaratan jang djauh dari tanah air dan 4
•
tumpah darahnja, karena telah mengetahui lebih dahulu, bersandar atas hasil-hasil jang ditjapai di Djokja dan Djakarta meskipun kelihatannja dua delegasi, tapi sebenarnja hanja satu bila berhadapan keluar. Bukankah telah tertjapai persesuaian paham dan kemauan serta pengertian jang mendalam sebelumnja berangkat kenegeri Belanda ?
Moga-moga hasil jang didapat dalam permusjawaratan di Den Haag itu menghasilkan apa jang mendjadi tjita-tjita bangsa Indonesia, supaja dapat pula kita menuliskan sebuah lagi buku jang mengenai babakan penghabisan dalam usaha bangsa Indonesia mentjapai kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negerinja, dan seterusnja supaja dapat pula bangsa Indonesia menuliskan sedjarahnja jang baru sebagai sedjarah bangsa jang merdeka dan berdaulat ! KEMENTERIAN PENERANGAN N.I.T.
MAKASSAR ,
September 1949.
5
Lihatlah P.J.M. Ir. Sukarno sedang bersenda gurau dengan P.J.M. Anak Agung Gde Agung, sebagai sembojan persaudaraan dan persahabatan.
6
Bab I.
„ Kita
sama
kita "
di
Djokja! Bersedjarah sedikit.
Sebenarnja pada mulanja banjak orang jang merasa agak kuatir atau sedikitnja kegembiraannja agak berkurang sedikit kalau- kalau Konperensi Indonesia jang akan dilangsungkan diantara wakil- wakil Negara Bahagian dengan Republik terhalang karena sedikit perselisihan paham tentang tempat melangsungkan Konperensi ini. Tadinja disiarkan kabar mungkin sekali akan diadakan diibu kota Republik sebagai hasil perundingan di Bangka tempo hari, tetapi tiba- tiba tersiar kabar Ketua B. F. O. Sultan Hamid II mengirimkan undangan pada Republik supaja sudi datang dalam Konperensi jang akan diadakan di Djakarta, oleh karena menurut pendapat Ketua B. F. O. kóta Djakarta lebih baik didjadikan tempat Konperensi . Baik soal penginapan, tempat berapat, maupun soal pengangkutan adalah Djakarta lebih baik dari pada Djokja. Sementara itu tersiar pula kabar bahwa Republik menghendaki Djokja sebagai tempat konperensi, sedang surat undangan kepada B. F. O. sudah dikirimkannja pula. Pada masa itu ramai mendjadi perbintjangan dalam surat kabar terutama sekali dalam surat -surat kabar Belanda. Sementara itu penjelidikan kemudian memberikan keterangan bahwa berhubung dengan sukarnja perhubungan pada masa itu antara Djakarta dan Djokja surat undangan dari B. F. O. itu lama sekali tertahan ditengah djalan sehingga sebelum Republik menerimanja, Republik sendiripun mengirim surat undangan pula. Untuk menjelesaikan soal ini B. F. O. mengutus seorang anggotanja jaitu Mr. Kosasih dari Pasundan ke Djokja. Sekali inipun ternjata bahwa tidak ada suatu soal jang tidak dapat diselesaikan, djika ada kemauan baik kedua belah pihak. Demikianlah achirnja setelah Mr. Kosasih bermusjawarat dengan pemimpin-pemimpin Republik di Djokja beliau kembali ke Djakarta membawa hasil persetudjuan jang baik dan menggirangkan dari kedua
7
belah pihak, jaitu suatu keputusan jang mengingatkan kita kepada kebidjaksanaan Nabi Sulaiman. Tidak apa, kata Pemimpin-Pemimpin Republik di Djokja agaknja kepada utusan B. F. O. Perundingan permulaan kita langsungkan di Djokjakarta sebagai kota merdeka, sedang perundingan penghabisan sebagai penutup dapat dilandjutkan di Djakarta. Putusan ini disambut oleh seluruh Indonesia dengan perasaan gembira dan memandang sebagai suatu putusan jang bidjaksana jang menundjukkan djuga tanda-tanda jang baik untuk hasil-hasil jang diharapkan dari pertemuan ,,kita sama kita" jang akan menentukan nasib bangsa dan negeri kita. Sebab itulah tidak mengherankan bila kegembiraan itu nampak benar pada air muka anggota-anggota Delegasi dari B. F. O. jang turut ke Djokja ketika mereka turun dilapangan Maguwo, apalagi setelah mereka itu tiba diibu kota Republik melihat sembojan-sembojan jang melintang didjalan raja menjerukan persatuan seluruh Indonesia sebagai satu bangsa dan satu tanah air, demikian djuga tatkala mereka mendapat kesempatan hadir didalam Persidangan terbuka dari Badan Pekerdja Komite Nasional Indonesia Pusat, dimana Drs. Moh. Hatta mengutjapkan keterangan Pemerintah. Diantaranja ada keterangan beliau jang menjatakan, bahwa tentang delegasi Indonesia ke-Medja Bundar di Den Haag itu tidaklah mendjadi soal penting apakah terdiri dari satu delegasikah atau dari dua delegasi. Jang sangat penting kata beliau ialah pengertian jang baik tentang kewadjiban dan nasib bersama jang sedang dihadapi. Semuanja ini menambah djernihnja suasana, sedang selandjutnja penerimaan jang diadakan oleh pembesar-pembesar Republik dan rakjatnja jang berdiam di kota Djokja terhadap wakil- wakil dari NegaraNegara Bahagian begitu mesra, sehingga segera terasa kepada delegasi-delegasi Negara-Negara Bahagian bahwa mereka sesungguhnja berada ditengah-tengah saudara- saudaranja sendiri jang pada waktu jang lalu oleh karena berbagai-bagai keadaan seperti terpisah dan berdjauhan rasanja. Perasaan ,,bersatu" semakin terasa pula sesudah mendengarkan pidato-pidato penjambutan jang diutjapkan oleh Ketua Panitia Permusjawaratan antara Indonesia Mr. Tadjuddin Noor sebagai jang diterakan dibawah ini. Pidato Mr. Tadjuddin Noor Salah satu hari jang dinanti-nantikan oleh Rakjat Indonesia dari seluruh kepulauan Indonesia, salah satu hari jang diharap-harapkan 8
akan membawa keputusan jang memulai zaman tjemerlang buat sedjarah bangsa Indonesia, sekarang sudah tiba. Meskipun kita sekalian diseluruh Indonesia belum berada dalam keadaan sempurna , namun harapan bangsa kita, bahwa pada satu waktu sebelum kedaulatan jang sempurna dan tidak bersjarat dimiliki oleh kita sekalian, Pemimpin-Pemimpin Negara dan PemerintahanPemerintahan, dari bangsa Indonesia, dapat bermusjawarat dalam suasana jang sebaik mungkin, diluar tekanan manapun dan atas pertimbangan jang sedjernih-djernihnja, dapat dipenuhi pada hari ini. ,,Permusjawaratan Inter- Indonesia jang dimulai pada saat ini , akan berdjalan dalam suasana jang mengandung sjarat- sjarat jang diperlukan untuk bermusjawarat". Djogjakarta, Ibu Kota Republik Indonesia selalu membebaskan tiap-tiap orang memadjukan pendiriannja, mungkin sekali-kali terlalu bebas. Mengenai soal ini, maka berkat perdjoangan Rakjat Indonesia seluruhnja dan pengalaman jang menjedarkan keinsjafan jang bertanggung djawab, suasana kebebasan dan Kemerdekaan itu tetap hidup dikota ini, dengan tambahan perbaikan, bahwa semangat jang bergelora dan kelihatan menentang itu sudah sedar sendiri atas kejakinan bahwa kekuatan - kekuatan jang terpimpin dan berdasar kepada kesanggupan dan kekuatan sendiri jang sehat dan ingin bekerdja sama dengan fihak manapun jang dapat dipertjaja, lebih membawa kebahagiaan buat rakjat Indonesia seluruhnja .
Permulan zaman gemilang Permusjawaratan jang pada waktu dahulu dalam bermatjam- matjam suasana banjak kali membawa kebahagian buat bangsa Indonesia dan adalah salah satu dasar kebesaran dari Keradjaan- keradjaan bangsa kita pada waktu jang lampau, sekarang diharap akan mendatangkan lagi permulaan zaman dari sedjarah jang gilang-gemilang buat bangsa kita seluruhnja, atas berkatnja kebidjaksanaan dari Pemimpin-Pemimpin Republik Indonesia dan saudara-saudara Wali -Wali Negara dan Pemimpin- Pemimpin Pemerintahan jang bergabung dalam B. F. O. Perhubungan antara Republik Indonesia dan Negara- Negara dan Pemerintahan- Pemerintahan diluar Republik, jang mula- mula renggang , makin hari makin dipereratkan oleh kebidjaksanaan para pemimpin dari kedua belah fihak, jang lambat laun mengatasi kesulitan dan perbedaan faham jang kerap kali ditimbulkan oleh salah faham lantaran kurang perhubungan. 9
Dari Bangka datangnja persatuan Pertapaan Kepala Negara dan Pemerintah Republik Indonesia di Bangka mendatangkan kesempatan kepada kedua belah fihak untuk mengadakan perhubungan silaturrachim jang rapat dan achirnja melahirkan persetudjuan untuk mengadakan permusjawaratan jang lebih sempurna dari pembitjaraan jang dulu - dulu , serta dalam suasana persaudaraan lahir batin pada waktu sesudah Pemerintah Republik Indonesia kembali di Jogja. Berkat kebidjaksanaan J. M. Menteri Negara Koordinator Pertahanan R. I. Seri Paduka Hamengku Buwono dalam waktu sebelum Pemerintah R. I. kembali ke Jogja, ditambah oleh kegiatan dari Angkatan-angkatan Tentara- Polisi dan pamongpradja, serta ketaatan Rakjat Republik kepada Putjuk Pimpinan Pemerintahannja, maka suasana dalam waktu kembali di Jogja sampai sekarang ini, mendjadi lebi djernih. Moga- moga dalam suasana jang bebas dan djernih itu, Permusjawaratan Antara Indonesia jang dimulai sekarang ini, akan mendatang kan hasil keputusan jang amat djernih pula dan amat memuaskan kepada para hadirin jang bermusjawarat chususnja dan kepada Rakjat Indonesia umumnja. Satu keputusan jang dapat dibanggakan oleh bangsa Indonesia seluruhnja dan dapat ditulis dengan tinta mas dalam sedjarah kebangsaan. Kepada permusjawaratan ini tergantung besar djuga, apa perdjuangan Kemerdekaan kita akan mendjadi mudah atau akan melalui lagi djalan- djalan jang sulit ! Saudara-saudara Pemimpin- Pemimpin Negara dan Pemerintahan jang bergabung dalam B. F. O., sekarang menundjukkan keinginan hatinja jang besar untuk mentjapai hasil seperlunja dengan memper lihatkan keredlaan untuk selekasnja datang di Jogja guna melangsungkan permusjawaratan. Kami tahu bahwa keredlaan hati itu dari saudara- saudara dari B. F. O. sudah disambut oleh saudara - saudara dari R. I. dengan satu keredlaan hati jang sutji pula dan kami pertjaja bahwa atas Kurnia Tuhan Jang Maha Kuasa hanja hasil jang tjemerlang akan timbul dari permusjawaratan jang benar-benar berdasar kepada kesutjian dan keteguhan hati dari semua jang bermusjawarat ! Moga-moga hasil jang ditjapai nanti dalam Permusjawaratan ini kelak mendjadi satu pimpinan buat bangsa Indonesia seluruhnja menudju kearah tjita -tjita kita bersama sesudah melalui persetujuan jang sehat dan abadi dengan fihak bangsa Belanda dalam suasana per10
saudaraan jang seharusnja meliputi semua bangsa didunia ini jang mengenal peradaban dan kebudajaan jang berdasar kepada peri kemánusiaan ! Dengan uraian jang singkat itu, maka saja sebagai Ketua dari Panitya Penjambutan Permusjawaratan Antara Indonesia membuka sidang Permusjawaratan itu. Sambutan Tuan rumah (Drs. Moh. Hatta) Segera sesudah Mr. Tadjuddin Noor mengutjapkan kata sambutannja jang disambut pula dengan tepuk tangan jang riuh dari hadirin terutama dari wakil-wakil B. F. O. tampillah kemuka Drs. Moh. Hatta Wakil Presiden Republik sebagai Tuan rumah mengutjapkan kata sambutan sebagai berikut : Sebagai tuan rumah saja gembira sekali menerima kedatangan saudara-saudara utusan B. F. O. pada Konperensi Inter-Indonesia ini. Seperti diketahui, niat mengadakan konperensi ini berdasar ke-
Ketika
Presiden Sukarno berpidato dalam sidang Konferensi Inter Indonesia di Djokja.
pembukaan
11
pada keinginan bahwa sebelumnja Konperensi Medja Bundar diadakan, antara kita sama kita, jaitu Republik Indonesia dan B. F. O. , didapat persetudjuan dalam hal -hal jang mendjadi pokok dalam hal penjerahan kedaulatan jang penuh dan reël dengan tiada bersjarat ke、 pada bangsa Indonesia. Timbul pula soal apakah Delegasi jang akan berangkat ke Konperensi Medja Bundar itu merupakan suatu delegasi-gabungan sadja ataukah terpisah sebagai Delegasi Republik dan Delegasi B. F. O. Setelah ditindjau dari pada sudut pembitjaraan jang dilakukan di Bangka ataupun di Djakarta oleh kedua belah pihak, maka ternjata bahwa soal satu atau dua delegasi itu tidak begitu penting. Jang penting ialah bahwa dalam pokok- pokok soal jang akan dibitjarakan pada Konperensi Medja Bundar kita mentjapai persamaan pendapat atau persetudjuan pikiran. Djika kita tindjau Konperensi Inter- Indonesia ini dari sudutnja waktu, maka njatalah bahwa Konperensi jang hanja beberapa hari lamanja tidak akan dapat membitjarakan sepenuh- penuhnja dan sedalam-dalamnja segala soal jang akan dipetjahkan pada Konperensi Medja Bundar. Kalau ini sekiranja jang diudjud, maka Konperensi Inter- Indonesia ini akan memakan waktu sekurang-kurangnja antara satu dan dua bulan. Sebab tidak masuk akal, bahwa segala masaalah jang akan dipetjahkan pada Konperensi Medja Bundar jang waktunja telah dirantjangkan kira-kira 6 sampai 8 minggu akan dapat kita persoalkan disini dalam waktu jang kurang satu minggu. Oleh karena itu njatalah sudah, bahwa pada Konperensi ini kedua belah pihak, Delegasi B. F. O. dan Delegasi Republik, diluar dan didalam sidang, dapat bertukar fikiran tentang soal - soal jang akan mendjadi atjara pada Konperensi Medja Bundar itu. Apakah pertukaran pikiran itu akan mentjapai disini suatu kebulatan pendapat, hal itu menurut pendapat saja tidak begitu penting. Karena, pertemuan kedua delegasi tidak akan habis pada Konperensi Inter- Indonesia ini sadja, tetapi selama Konperensi Medja Bundar berdjalan pertemuan dan permusjawaratan kedua delegasi dapat diteruskan . Dengan tindjauan ini maka menurut pendapat saja Konperensi Inter- Indonesia jang bermula hari ini, pada hakekatnja terus berlangsung selama Konperensi Medja Bundar, dan belum tentu berachir setelahnja perundingan Konperensi Medja Bundar selesai. Djuga apabila Konperensi Medja Bundar telah mentjapai suatu hasil, sesudah itu akan ada pertemuan dan kerdja- bersama jang erat antara kedua delegasi untuk menindjau tjara bagaimana melaksanakan hasil-hasil Konperensi Medja Bundar itu. Sudah tentu kita akan bergirang hati dan gembira sekali, apabila pertukaran pikiran jang kita adakan disini dapat membawa kita kepa12
da persesuaian pikiran dan persatuan pendapat tentang hal- hal jang mendjadi pokok. Kemauan untuk kerdja- sama Sesudah Konperensi Inter- Indonesia jang resmi ini, kita akan menewaskan mentjari persesuaian pikiran jang akan dibawa kedalam Konperensi Medja Bundar. Jang paling penting ialah kemauan kita untuk kerdja bersama, untuk memperoleh persamaan pendapat tentang tjara kita melaksanakan penjerahan kedaulatan jang tidak bersjarat kepada bangsa kita. Selain dari pada menerima hak dalam arti memperoleh Indonesia Merdeka, kita djuga akan menghadapi soal- soal menerima kewadjiban jang harus dipikul sebagai akibat dari pada penerimaan kedaulatan itu. Soal ini tidak mudah dan banjak seluk-beluknja , sehingga tak habis ditindjau dalam beberapa hari. Saat bersedjarah Saudara-saudara, bagi saja bukanlah tertjapainja persesuaian dalam segala hal jang terpenting pada Konperensi Inter- Indonesia ini , melainkan Konperensi Inter -Indonesia ini penting karena ia adalah satu saat jang bersedjarah dalam hidup kita. Konperensi Inter- Indonesia ini adalah satu simbol dari pada persatuan kita kembali, simbol dari pada kemauan kita untuk melaksanakan tjita - tjita rakjat kita dalam perdjoangan jang berpuluh- puluh tahun, jaitu melaksanakan Indonesia bersatu dan tak terpisah-pisah. Disini terletak arti jang sebesarbesarnja dari pada Konperensi Inter- Indonesia. Kita jang mendjadi penjelenggara disini barangkali belum dapat merasakan sedalam- dalamnja akan arti pertemuan kita disini , tetapi ahli sedjarah dikemudian hari akan lebih dalam menindjau makna dan arti kedjadian ini dalam sedjarah perdjoangan rakjat Indonesia.
Petjah karena tidak bersatu Teringat bagiku beberapa saat dimasa jang lampau ! Ada masanja dalam sedjarah kita, jang bangsa kita menduduki tempat jang agung, disegani oleh lain bangsa. Terbajang sepintas lalu dimukaku gambaran Keradjaan Sriwidjaja jang kekuasaannja meliputi seluruh Tanah Air kita. Ditindjau dengan ukuran masanja dan pengertian masanja, boleh dikatakan Sriwidjaja menggenggam Indonesia dalam persatuan. Kita tahu Sriwidjaja lenjap kedalam sedjarah, oleh karena persatuan jang terpadu pada mulanja retak dikemudian hari. Adalah lagi masanja, jang Indonesia bersatu kembali dalam genggaman Keradjaan Modjopait, mendjadi suatu negara besar jang ha-
13
rum namanja keseluruh podjok dunia. Tetapi djuga Kerajaan Modjopait gugur dan tenggelam kelautan sedjarah jang berlalu karena pertjektjokan dan perpetjahan didalamnja. Seperti diketahui Modjopait gugur lama sebelum orang Barat datang mendjadjah kesini. Bangun kembali Satu kali lagi kita dipadu mendjadi satu dalam suatu lingkungan administrasi jang kokoh sentralisasinja, oleh pemerintah kolonial Belanda. Belanda menjatukan kita untuk keperluan kekuasaannja. Tetapi dibawah kekuasaan pendjadjahan itulah hidup kembali tjita- tjita jang dasarnja sudah lama: Indonesia bersatu tidak terpetjah- belah dibawah pemerintah sendiri. Keluarlah sembojan dari pemuda kita jang dimadjukan kedunia dengan segala upatjara, bahwa: Kita hanja berbangsa satu, ialah Bangsa Indonesia; Kita hanja bertanah Air satu, ialah Tanah Air Indonesia; Kita hanja mempunjai bahasa persatuan jang satu, ialah Bahasa Indonesia. Sedjarah Indonesia dalam abad ke -20 ini ialah sedjarah perdjoangan bangsa kita untuk mentjapai Indonesia Merdeka, bersatu dan tidak berpisah-pisah. Ada masanja pula, jang bangsa kita seolah- olah dipetjah-petjah, jaitu dibawah kekuasaan administrasi militer Djepang, dimana Indonesia dibagi- bagi menurut keperluan strategi militer mereka. Djawa terpisah dari Sumatra, Kalimantan hidup terpentjil, Sulawesi dan lain- lainnja hidup sendiri terlepas dari pada perhubungan dengan pulau-pulau jang lain. Pada masa itulah sangat meresap dalam djiwa kita perasaan persatuan, hidup dalam hati kita keinginan untuk bersatu kembali. Memang benar apa jang dikatakan oleh seorang ahli filsafat, bahwa dalam waktu kehilangan kita insjaf akan nilaian jang sebenarnja dari pada harta kita. Pada waktu pendudukan Djepang itu kita insjaf benar akan kepentingan persatuan kita sebagai bangsa. Menurut kejakinan kami, keinsjafan itu tidak hanja lahir sebagai buah dari pada pergerakan kebangsaan kita, jang menanam dalam djiwa rakjat kita tjita- tjita Indonesia satu dan tidak terpetjah-petjah, melainkan adalah djuga pengaruh dari pada susunan Tanah Air kita jang melingkung sebagai rangkaian pulau -pulau pada chatulistiwa, dipisah oleh lautan besar dari pada negeri dan daratan sekitarnja, sedangkan ditindjau dari pada perhubungan internasional letaknjapun ditengah-tengah . Tjiptaan alam menentukan sifat nusantara kita sebagai suatu ikatan kesatuan. Karena itulah maka setiap kali apabila kita hidup dalam 14
perpisahan, tjita - tjita kita menudju kembali kepada persatuan. Betapa djuga kita menjusun bentuk negara kita kedalam, dasar desentralisasi apapun djuga jang kita pakai dalam pemerintahan, terhadap keluar kita hanja satu, dan hanja dalam kesatuan kita bisa menghadapi dunia luaran, bisa hidup sebagai bangsa jang merdeka.
Tanggung djawab kita Sekarang saudara- saudara, kita menghadapi suatu saat jang maha-penting, menghadapi suatu tanggung-djawab jang maha-berat, jaitu menjelenggarakan tjita- tjita jang hidup dalam djiwa bangsa kita: Indonesia Merdeka jang berdaulat. Besar tanggung- djawab kita terhadap anak-tjutju kita ! Karena, diatas dasar jang dapat kita hasilkan dan kita buahkan sebagai Republik Indonesia Serikat kelak, anaktjutju kita akan hidup makmur dan tetap bersatu ataukah akan tenggelam lagi kedalam pendjadjahan. Kita bertanggung - djawab akan keselamatan Tanah Air kita untuk dikemudian hari. Djanganlah kita, angkatan sekarang , jang meletakkan batu penghabisan dari pada bangunan Indonesia Merdeka jang fundamennja sampai kesusunannja keatas telah diselenggarakan olehpergerakan kebangsaan kita dimasa jang lalu dengan memberikan korban jang tidak sedikit, - djanganlah kita terpengaruh oleh tjita-tjita untuk memetik sendiri hasil usaha puluhan tahun ini. Marilah kita mentjiptakan Indonesia Merdeka jang kita bangunkan untuk anak tjutju kita, untuk keselamatan bangsa kita, jang usianja djauh lebih landjut dan lebih kekal dari pada umur manusia. Saudara-saudara, marilah kita pahamkan Konperensi Inter-Indonesia ini, jang berlaku dalam satu saat jang bersedjarah, sebagai suatu simbol persatuan Indonesia dan hendaknja segala usaha kita terpengaruh oleh tjita -tjita kerdja bersama dalam persatuan untuk keselamatan bangsa seluruhnja, terlepas dari pada kepentingan daerah masing-masing. Marilah kita susun dan persatukan segala tenaga kita supaja dalam waktu jang beberapa bulan sadja dunia internasional dapat mempersaksikan lahirnja suatu Indonesia Merdeka jang berdaulat. Ketua B. F. O. Sultan Hamid II menjambut : Untuk menjambut pidato Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta itu, suatu pidato jang nampak sangat mempengaruhi perasaan persaudaraan anggota-anggota B. F. O. sehingga tepuk tangan jang riuh dan wadjah jang berseri- seri kelihatan terbajang didalam Konperensi, maka Ketua B. F. O. Sultan Hamid II mengutjapkan pidato sebagai berikut:
15
P. J. M. Presiden Republik Indonesia, W. P. R. I. dan Ketua delegasi Republik Indonesia P. T. Ketua Panitya Penjambutan, Para Hadirin jang terhormat. Sebagai Ketua B. F. O. , maka saja merasa sangat puas bahwa saja sekarang di Ibu Kota P. J. M. , berkesempatan mengutjapkan sepatah dua patah kata terhadap P. J. M. Bukankah kesempatan ini, kenjataan pada hari ini , dapat berlangsung berkat ichtiar kita sekalian, jang ta'ada putus- putusnja, dan berkat usaha kita sekalian untuk memperbaiki dan mentjapai kembali suatu persatuan Indonesia, jang kita sekalian selalu ichtiarkan. Pada ketika ini kiranja tidak ada gunanja, untuk meneropong kembali keadaan-keadaan dan sebab- sebab, jang mengakibatkan, hingga persatuan Indonesia, jang kita sekalian idam-idamkan itu sampai kini, belum lagi dapat mendjadi suatu kenjataan jang sempurna. Bertemu kembali Peristiwa sekarang ini , ja'ni bahwa kami sebagai B. F. O. dikota ini dapat diterima oleh P. J. M., adalah suatu peristiwa jang sedemikian besar artinja hingga saja dengan gembira memperingati peristiwa ini dengan penuh perasaan terima kasih. Seperti P. J. M. maklum, maka kami sebagai pemimpin-pemimpin dari daerah-daerah federal, dalam bulan-bulan jang telah lampau , berkali-kali, baik formeel maupun informeel, mengadakan perhubungan dengan pemimpin-pemimpin dari lingkungan P. J. M.; suatu perhubungan jang menurut pendapat saja, telah dapat memberi sumbangan akan tertjapainja suatu kesempatan, jang sekarang ini diberikan kepada kita : ja'ni untuk bersama-sama sebagai wakil- wakil dari seluruh Indonesia, berunding tentang kemerdekaan dan persatuan Tanah Air kita Indonesia. Seperti hadlirin sekalian maklum, maka usaha B. F. O. , sedjak hari lahir organisasi ini, ditudjukan kepada tertjapainja kemerdekaan Tanah Air kita, kemerdekaan untuk segenap bagian Tanah Air kita dan untuk mentjapai suatu persatuan jang dapat mendjamin kemerdekaan, baik bagi seluruhnja, maupun untuk bagian-bagiannja. Karena itulah maka saja sebagai Ketua B. F. O. dengan tidak ragu- ragu, dapat menjatakan kegembiraan kami, bahwa P. J. M. sebagai Pemerintah Republik Indonesia berkesempatan menerima kami di Ibu Kota P. J. M. Adalah bagi kami pula suatu alasan untuk merasa sangat bersjukur, bahwa kami djustru disini di Ibu Kota P. J. M. un-" tuk pertama kali dapat berkumpul, untuk memusatkan perhatian kita bersama dari seluruh Indonesia, terhadap langkah-langkah jang oleh
16
kita sekalian harus diambil untuk mewudjudkan tjita-tjita kita dalam waktu jang sesingkat- singkatnja. Fase baru
Pada waktu ini kita bersama dapat menundjukkan kepada Bangsa kita dan kepada seluruh dunia. bahwa dalam mentjari penjelesaian tentang masalah Indonesia, malah dapat saja mengatakan, dalam perdjoangan kemerdekaan Indonesia, telah tiba suatu fase baru. Bukankah pada waktu ini njata dengan djelas bahwa tidak lagi Pemerintah P. J. M. disatu fihak dan pemerintahan-pemerintahan dari daerah federal dilain fihak, terpisah satu dari jang lain, bertindak dan berdjoang kearah tudjuan jang sama; sekali pun terdapat perbedaan faham dan pandangan jang nanti mungkin akan ternjata, tidak dapat disangkal bahwa kita sekarang bersama-sama, bahu-membahu berichtiar dan berdjoang untuk tudjuan sama jang luhur. Kenjataan jang penting dan sangat berarti ini hanja akan memba-
HOTEL
TENTARA
Ketika ra'jat dan tentara berbaris dimuka Hotel Tentara tempat persidangan Konferensi Inter. Indonesia.
17
wa akibat bahwa perdjoangan kita akan diperpendek dan tudjuan kita bersama, benar- benar akan dapat tertjapai . Djurang telah diseberangi Perbedaan pandangan dalam beberapa hal mungkin masih akan terdapat, akan tetapi djurang jang memisahkan kita, kini telah diseberangi ! Dimana djembatan itu sekarang telah terwudjud maka kita bersama harus dan wadjib dapat melenjapkan segala perbedaan- perbedaan faham jang mungkin masih ada. Tudjuan kita bersama telah tampak, akan tetapi masih banjak lagi harus kita kerdjakan sebelum tudjuan itu tertjapai. Salah satu hal tentang mana, antara kita dengan kita harus ada persesuaian faham , ialah susunan pemerintahan pertama, jang akan dapat menjambut dan memikul kedaulatan bagi Negara Indonesia Serikat, baik kedalam maupun keluar. Djika dikalangan kita sendiri tentang hal ini tidak ada persesuaian faham, maka sukarlah akan tertjapai suatu persatuan dan kemerdekaan jang sesungguhnja dan jang sebenarnja. Akan tetapi saja berpendapat, bahwa pertemuan ini, Konperensi Inter- Indonesia ini, memberikan suatu bukti jang terang dan jang ta'dapat dimungkiri lagi, bahwa pada kita sekalian terdapat suatu kemauan jang sungguh, untuk mentjapai kata sepakat tentang garis-garis besar dari susunan pemerintahan kita jang pertama dan merdeka. Sjukurlah kemauan jang sungguh dan ichlas memang ada pada kita sekalian, sehingga dengan demikian terbentuklah djalan kearahtudjuan kebangsaan jang luhur itu. Karena adanja kemauan dan keinginan jang bergelora itu, maka dapatlah kita bersama mengharapkan , bahwa - betapapun djuga banjaknja kesukaran-kesukaran jang lagi harus diatasi, tidak lama lagi kita sekalian akan duduk bersama di Den Haag dengan delegasi Pemerintah Negara Belanda dan dengan UNCI di Medja Bundar , untuk mendapat suatu penjelesaian masa'alah Indonesia, suatu penjelesaian jang akan memberi kepuasan sepenuhnja kepada hasrat kemerdekaan nasional kita, suatu penjelesaian jang mendjamin bahwa kita sebagai suatu bangsa jang merdeka dan berdaulat, akan dapat duduk sedjadjar dengan bangsa-bangsa merdeka jang lain ; suatu penjelesaian jang dapat mendjamin, kembalinja suatu keadilan, ketenteraman dan kemakmuran di Tanah Air kita. Tadi saja katakan, bahwa masih banjak pekerdjaan jang beratberat jang akan kita hadapi , dari kita sekalian dituntut perasaan 18
tanggung djawab jang sebesar- besararnja; akan tetapi saja jakin, bahwa kemauan jang sesungguhnja dari kita semua dan ketjintaan tulus - ichlas terhadap Tanah Air kita Indonesia, akan memberi kekuatan kepada kita untuk melaksanakan dalam waktu jang singkat, segala sesuatu jang dihadjatkan untuk mewudjudkan tjita- tjita kita. Konperensi Inter Indonesia jang sekarang dilangsungkan ditempat ini, adalah suatu bukti jang tegas dari kemauan dan rasa tjinta ițu; siapapun djuga jang memperhatikan konperensi ini, dari dekat atau dari djauh nistjaja akan mendapat kejakinan tentang hal itu. Konperensi ini adalah suatu langkah jang maha besar artinja kearah terbentuknja suatu Negara Indonesia Serikat jang merdeka dan berdaulat, dimana akan kembali perdamaian dan kesedjahteraan ; dimana tidak lagi akan terdapat pemusnahan dan pembunuhan- pembunuhan jang kedjam, dimana tiap orang seorang dan golongan rakjat mengetahui sebenarnja akan kemerdekaan jang sesungguhnja, jang benderanja akan berkibar dengan megahnja diseluruh dunia, bendera jang menuntut rasa hormat dan penghargaan ; menimbulkan hormat dan penghargaan karena ia mendjadi lambang Kemerdekaan dan ketjintaan perdamaian jang sesungguh- sungguhnja. Moga-moga pembitjaraan bersama jang sekarang kita mulai, akan memberikan sumbangan jang berharga untuk itu. Presiden memberkahi Sekarang tiba geleran Presiden Republik Ir. Sukarno mengutjapkan pidato penutup sebagai memberkahi permusjawaratan pertama jang bersifat umum supaja selandjutnja utusan-utusan dari kedua belah pihak dapat membitjarakan segala soal- soal dengan tenang, dengan pintu tertutup. Dibawah ini kita muat pidato tersebut : Seri Paduka Sultan Abdul Hamid, Ketua B.F.O. tuan-tuan dan njonja-njonja sekalian. Saudara-saudara. Alchamdulillah , pada hari ini dapat dimulai berlangsungnja konperensi Inter Indonesia, Permusjawaratan Antara Indonesia. Sesudah saja mendengar uraian Ketua Panitya Penjambutan, uraian P.J.M. Wakil Presiden Rep. Indonesia ( Ketua Delegasi Republik Indonesia) , uraian Seri Paduka Sultan Hamid, Ketua B.F.O. , maka pekerdjaan saja sekarang ini adalah sekedar menjampaikan doa kepada Allah saw,. agar supaja Allah memberkati konperensi ini. Saja sendiri amat bahagia, bahwa konperensi ini dapat berlangsung pada permulaannja di Ibu Kota Rep. Indonesia dan disinilah tempatnja saja mengutjapkan
19
terima kasih saja kepada B.F.O. seluruhnja, kepada Seri Paduka Sultan Hamid, Ketua B.F.O. chususnja, bahwa B.F.O. beserta ketuanja menjetudjui kompromi jang kami usulkan tempo hari, ialah agar supaja permulaan konperensi ini diadakan di Ibu Kota Republik Indonesia, dan bahagian kedua, mana kala masih ada hal -hal jang perlu dirundingkan terus -menerus, diadakan dikota Djakarta.
Meletakkan batu djembatan Saja berbahagia bukan sadja oleh karena Djogjakarta adalah Ibu Kota Republik, bukan sadja oleh karena dengan diadakan bahagian pertama konperensi di Djogjakarta kami mendapat penghargaan besar, tetapi terutama sekali ialah bahwa konperensi Antara Indonesia ini , jang bermaksud bukan sadja meletakkan djembatan diatas djurang jg. memisahkan fihak Republik dan B.F.O. , tetapi malahan sedapat mungkin menutup sama sekali djurang itu . Tetapi dilangsungkannja disuatu bahagian daerah tanah air kita jang merdeka, sesuatu bahagian tanah air kita dimana bendera kita Sang Merah Putih melambai -lambai dengan bebas dan merdeka, sesuatu Daerah tanah air kita, jang segenap Rakjat dapat ikut serta gembira bertampik sorak, bersuka ria dengan konperensi ini. Saudara-saudara sekalian mengetahui, bahwa konperensi ini, Permusjawaratan Antara Indonesia ini, pada saat sekarang ini sebenarnja bukan sekedar diselenggarakan oleh Panitya penjambutan, bukan sekedar akan didjalankan oleh Ketua Delegasi, tetapi boleh saja katakan, bahwa segenap Rakjat didaerah merdeka ini ikut serta didalam berlakunja konperensi. Maka oleh karena itulah saja menganggap penting, bahwa bahagian pertama daripada konperensi ini diadakan di Kota Djogjakarta. Dan itulah pula sebab- sebabnja, saja tidak putusputusnja, tidak puas- puas mengutjapkan terima kasih saja kepada seluruh B.F.O. umumnja dan kepada Ketuanja pada chususnja. Mengandung sedjarah Tadi telah saja katakan, saja berdoa kepada Allah, agar konperensi ini berhasil. Memang konperensi ini adalah maha penting. Kemarin didalam resepsi di Presidenan, J.M. Mr. Djumhana berkata kepada saja bahwa ,,saat ini adalah saat jang mengandung sedjarah, - historische ogenblikken". Pada saat itu saja berkata kepada J. M. Mr. Djumhana: „ Memang demikian . Malahan saja doakan agar supaja saat- saat ini bukan sadja historische ogenblikken, tetapi hendaknjalah pula saat- saat jang menentukan djalannja sedjarah bangsa kita buat berabad- abad lamanja, ogenblikken , die het lot van eeuwen bepalen. 20
Saudara-saudara sekalian. Hanja kalau kita antara kita, orang Indonesia dengan orang Indonesia, bahagian dari pada bangsa Indonesia dengan bahagian dari pada bangsa Indonesia; dapat menggembleng persatuan kehendak, jang sebulat-bulatnja, hanja dengan demikian ini, maka tudjuan dari pada konperensi ini dapat tertjapai. Tidak ada satu orang Indonesia, jang tidak ingin Merdeka. Saja tahu akan hal ini, baik Republikeinen maupun Federalisten. Semua menghendaki kemerdekaan.
Satu tudjuan Tudjuan jang njata hanjalah satu, Republik Indonesia Serikat jang merdeka, berdaulat, bernaung dibawah satu bendera Sang Merah Putih bendera kebangsaan Indonesia sedjak beribu- ribu tahun. Tudjuan jang satu itu sudah njata. Tidak ada perbedaan antara kita satu sama lain. Tetapi konferensi ini hendaknja bukan sadja konstateren adanja persatuan dari pada tudjuan itu, tetapi djuga menjusun persesuaian langkah, kepada tudjuan jang satu itu. Untuk menjusun persesuaian langkah ini, maka sebagai tadi telah diandjurkan oleh pembitjara jang dahulu, terutama oleh P.J.M. Ketua Delegasi Republik Indonesia, hendaknja konferensi sekarang ini hanja membitjara-
Ketika pemimpin Delegasi B.F.O. mengundjungi keluarga Drs. Muh. Hatta.
21
kan hal -hal jang pokok- pokok sadja, oleh karena waktu memang mendesak . Memang djikalau kita didalam saat- saat jang penting ini terlalu terdjun kedalam pembitjaraan- pembitjaraan hal- hal jang ketjil disitulah terletaknja bahaja perselisihan jang dapat timbul. Marilah kita kutipkan satu aphorisme didalam bahasa asing, kita citeer dengan tenang. Oleh karena perkataan ini tepat bagi konperensi ini dan oleh karena aphorisme itu adalah buatan seorang bangsa kita sendiri, jaitu buatan dari Dr. C. E. E. Douwes Dekker atau D. Setia Budi, jang berbunji : Aan geen berg stoot zich de voet, maar het is de kiezel die struikelen doet. Maknanja: tidak akan manusia itu djatuh terdjungkir karena mendaki gunung, tetapi batu- batu jang ketjil-ketjil itulah jang membuat kita djatuh terdjungkir. Saja harap agar supaja perkataan Dr. Setia Budi itu mendjadi pedoman dari konperensi. Saudara-saudara sekalian, marilah didalam persatu paduan tekat didalam persesuaian langkah, sebagai tadi telah saja katakan, marilah kita berdjalan terus. Tidak ada orang lain jang dapat menjusun persatuan dari Indonesia lahir dan batin melainkan bangsa Indonesia sendiri. Dan djikalau bangsa Indonesia sendiri telah bersatu-padu, tidak ada suatu kekuatan jang dapat menahan kemerdekaan Indonesia. Marilah kita berdjalan terus. Pradjurit-pradjurit kita telah banjak berkorban. Rakjat kita telah banjak berkorban, bukan satu dua tahun, tetapi berpuluh-puluh tahun. Memang tjita- tjita kemerdekaan tidak dapat mati. Manusia dapat mati, tetapi tjita-tjita kemerdekaan tidak dapat mati. Gandhi telah berkata : The cause of freedom is a deadless cause, maksudnja : Tjita-tjita kemerdekaan tidak dapat mati. Oleh karena itu saja jakin bahwa kalau api kemerdekaan berkobar-kobar didalam dada kita sekalian, baik didada kaum Republikein maupun didada kaum federalisten, bahwa kalau api tjita -tjita kemerdekaan itu dengan goodwill jang sebaik- baiknja kita dapat langsung menjesuaikan langkah sebagai jang telah saja katakan tadi . Marilah kita berdjalan terus. Saja mendoakan kepada Allah saw. supaja konperensi ini diberkati olehnja. Djikalau tidak dengan bantuan Allah saw. tidak akan tertjapai tjita -tjita kita. Tetapi djika kita mendapat bantuan dari Allah saw., maka saja jakin sejakin -jakinnja tidak akan gagal, tetapi pasti kita akan mentjapai tjita- tjita kita itu . Sekianlah doa saja. .
22
BAB II.
Hasil
Konperensi
Jogjakarta .
18 pasal jang penting - penting Konperensi Inter-Indonesia, terdiri dari Delegasi Republik dan Delegasi B.F.O. jang berlangsung dari tanggal 19 sampai tgl. 22 Djuli 1949 di Jogjakarta, telah membitjarakan masaalah -masaalah jang mengenai ketatanegaraan dari Indonesia dihari jang akan datang, telah mentjapai persetudjuan sebagai diterangkan dalam communique No. 3 jang isinja sbb.:
Republik Indonesia Serikat 1. Nama jang disetudjui dari Indonesia Serikat jang merdeka dan berdaulat ialah: ,,Republik Indonesia Serikat" didasarkan antara lain atas azas demokrasi dan federalisme. Tentang bagaimana kedaulatan itu akan diatur selandjutnja sebuah Komisi Technis jang akan disusun nanti, akan mempeladjari soal itu. 2. Didalam Konstitusi Sementara harus ada ketentuan jang njata tentang Negara- Negara Bagian jang akan terhimpun dalam R.I.S. Soal inipun akan dipeladjari oleh sebuah Komisi Technis. Daerah Republik akan terdiri dari daerah menurut status- quo Renville dengan ketentuan bahwa tentang Asahan Selatan akan diadakan pembitjaraan lebih landjut. Seterusnja harus diadakan kemungkinan tentang mengadakan perobahan-perobahan jang mengenai batas-batas Negara berhubung dengan efficiency dalam pemerintahan berdasar kepada persetudjuan antara Republik dan negara jang bersangkutan, terutama mengenai daerah Sumatera Selatan pada saat pembentukan R.I.S. Pembagian kekuasaan antara Negara Bagian dan R.I.S. dilangsungkan menurut peraturan jang telah disetudjui, dengan ketentuan bahwa kekuasaan- kekuasaan jang diserahkan kepada pemerintah pusat dari R.I.S. ditentukan limitatief didalam konstitusi
23
1%
sementara sedangkan tugas : kekuasaan jang lain mendjadi kekuasaan pemerintah Negara. Perselisihan tentang kekuasaan an-tara Negara Bagian dan R.I.S. akan diputuskan oleh sebuah Mahkamah. 3. Pembagian Negara dalam daerah - daerah autonom menurut sistem demokrasi diatur didalam Konstitusi Negara Bagian. Kedudukan Zelfbestuur 4. R.I.S. berkewadjiban untuk memperhatikan sedapat- dapatnja kedudukan chusus dari daerah- daerah zelfbestuur sepandjang R.I.S. mempunjai tjampur tangan dalam hal itu.
Pimpinan Pemerintahan 5. R.I.S. akan dikepalai oleh seorang Presiden, Presiden ini akan mendjadi Kepala Pemerintah jang Constitutioneel: menteri-menteri akan bertanggung djawab. Presiden dan para menteri bersa ma-sama merupakan pemerintah federal. Presiden akan dipilih oleh Negara-Negara dan daerah- daerah bagian (Republik dan B.F.O. ) menurut aturan jang akan dibitjarakan lebih landjut di Djakarta. 6. Susunan dan pembagian dalam pekerdjaan dalam Dewan Menteri harus ditudjukan kepada : a. mendjamin stabiliteit daripada Pemerintahan . Kabinet tidak dapat dirobahkan sebelum constituante dibentuk . b. supaja Pemerintah dapat disusun selekas mungkin. c. supaja Pemerintah mempunjai efficiency jang diperlukan, dan d. supaja ada „ pembagian” jang patut, dan bahwa susunan itu harus sedemikian sehingga didalam Dewan akan ada beberapa menteri jang mempunjai kedudukan chusus. Tentang tjaranja mengatur semuanja itu belum ada persetudjuan. Badan Perwakilan 7. Akan diadakan: dua Badan Perwakilan jaitu badan perwakilan rakjat dan badan perwakilan Negara (dan Daerah Istimewa) , jaitu Senaat. Dewan Perwakilan Rakjat ikut menentukan Undang- undang, Kekuasaan Senaat akan dibitjarakan lebih landjut. Dewan Perwakilan Rakjat Sementara tidak akan mempunjai djum lah anggauta jang terlalu besar. Dipandang tjukup kurang lebih 150 anggauta.
24
8. Didalam Dewan Perwakilan Rakjat Sementara minoriteit- minoriteit akan mempunjai perwakilan sendiri. 9. Dewan Perwakilan Rakjat Sementara tidak dapat dibubarkan sebelum Constituante dibentuk. 10. Para anggauta Dewan Perwakilan Rakjat Sementara tidak dapat dituntut atas pendapat jang dilahirkan atau suara jang diberikan dalam mendjalankan djabatannja. 11. Tentang Kekuasaan membentuk Undang-Undang", „ Kekuasaan excecutief" dan ,,Pernjataan Keadaan Perang dan Keadaan Bahaja" terdapat persesuaian faham . Susunan Kehakiman 12. Tentang susunan Kehakiman didapat persetudjuan, bahwa Undang-undang federal akan memberi petundjuk- petundjuk umum jang mengenai susunan Kehakiman daripada Negara Bagian, djika ini diperlukan kebaikannja pengadilan. Kedudukan dan kewadjiban dari Mahkamah Agung akan diatur oleh Undang- undang Federal. Warga Negara, 13. Jang mendjadi warga negara Indonesia ialah : a. semua orang bangsa Indonesia jang dahulu mendjadi „ Nederlands onderdaan" atau warga- negara Republik Indonesia. b. semua orang bangsa Tionghoa dan bangsa Arab jang dahult mendjadi „ Nederlands onderdaan" atau warga - negara Republik Indonesia dan tidak menjatakan, bahwa mereka tidak suka mendjadi warga-negara Indonesia. c. semua orang bangsa Eropah jang dahulu mendjadi ,, Nederlands onderdaan" dan berkedudukan di Indonesia dan menjatakan , bahwa mereka ingin mendjadi warga- negara Indonesia. Dalam melaksanakan soal diatas ini harus diadakan aturan, supaja pada saat penjerahan kedaulatan mereka jang ingin mendjadi warga-negara Indonesia dengan seketika mempunjai kedudukan itu. 14. Tentang hak-hak pokok Negara dapat persetudjuan jang bulat seperti jang dimuat dalam Universal Declaration of Human Rights" (10 Desember 1948) . Constituante 15. Selekas mungkin sesudah penjerahan kedaulatan Pemerintah Federal menjelenggarakan pemilihan jang bebas dan rahasia guna membentuk Constituante. 25
Anggaran Belandja 16. Tentang hal keuangan dan anggaran-belandja terdapat kata persetudjuan dalam garis - garis besar - terhadap apa jang dikemukakan oleh kedua belah fihak dalam working- papers masingmasing. 17. Pembitjaraan jang mengenai : a. procedure bagaimana Konstitusi Sementara akan diwudjudkan b. garis-garis besar dari politik keuangan dan perekonomian R.I.S. c. kewadjiban2 antara Unie - partners ( Belanda di R.I.S.) d. kerdja- sama antara Negeri Belanda dan R.I.S. dalam Unie, akan dibitjarakan lebih landjut di Djakarta.
Tentang Keamanan 18. Jang mengenai keamanan dipandang perlu mengusahakan supaja Delegasi B.F.O. akan ikut serta didalam suatu badan Central maupun local jang akan mempunjai tugas mengawasi pelaksanaan perhentian permusuhan antara fihak. Belanda dan fihak Republik.
26
BAB III.
Dari
hati
kehati.
Pertemuan ramah tamah diistana Presiden. Hasil Konperensi jang telah disiarkan diseluruh pers di Indonesia dan dinegeri Belanda bahkan diluar negeripun djuga tidak sadja menggembirakan bangsa Indonesia seluruhnja tapi terlebih-lebih pula mereka jang mengambil bahagian dalam Konperensi ini. Ini dapat dipahamkan karena keinsjafan bertanggung djawab dan pengetahuan bahwa sedjarah akan menuntut pada mereka itu, sehingga larut malam sekalipun mereka terus bersidang. Tetapi rupanja udara persau-
Beramah tamah dengan keluarga Presiden Sukarno di istananja.
27
daraan dan kepertjajaan satu sama lain serta perasaan bahwa mereka itu senasib dan sebangsa menjebabkan perundingan dapat berdjalan lantjar, lebih lantjar dari pada sangkaan orang luar jang tidak mengetahui benar akan sifat- sifat bangsa Indonesia jang sebenarnja. Demikianlah dari hati kehati jang ramah tamah itu dibuka oleh Mr. Gusti Ktut Pudjo, jang mengatakan bahwa pertemuan tersebut jang bertudjuan mempererat dan memperkokoh persatuan, telah mengambil tempat diistana, karena Presiden Sukarno adalah lambang Persatuan Negara. Seorang wakil pemuda berpesan, supaja para pemimpin jang akan ke K.M.B. mempertahankan dan djangan lepaskan sesuatu apa jang telah tertjapai dalam perdjuangan selama ini. Wali negara Sumatera Selatan Abdul Malik, mengatakan, bahwa sebab perhubungan perseorangan (persoonlijk kontak ) dengan semua pemimpin Indonesia, maka segala sjak wasangka dan tjuriga telah lenjap. Semua telah insjaf bahwa ada kesatuan tjita-tjita. Perdana Menteri Pasundan Mr. Djumhana, menjatakan bahwa K.I.I. telah menghiasi K.I.I. telah mempersatukan kembali bangsa Indonesia jang telah bertjerai berai karena keadaan paksa. Pertengkaran antara kita dengan kita telah lenjap . Semuanja tetap bersemangat 17 Agustus dan tak mau disebut federalis atau Republikein, kalau itu dipergunakan sebagai istilah memetjah belah. Kemudian Perdana Menteri Indonesia Timur Anak Agung Gde Agung mengutjapkan salam bahagia dari seluruh rakjat Indonesia Timur jang disertai dengan utjapan sebagai berikut : Pada saat ini babakan pertama dari konperensi Antara Indonesia telah selesai dan hasil - hasilnja kita semua telah ketahui dan walaupun kita didalam waktu jang singkat ini mungkin akan berfikir akan menghadjatkan hasil jang lebih besar dari pada hasil jang kita telah tjapai, tetapi apa jang kami telah tjapai didalam pertemuan ini dapatlah kita banggakan, dan obor persatuan jang telah dinjalakan dengan pertemuan ini akan senantiasa mendjadi penundjuk djalan bagi kita semua mentjahari persatuan didalam menghadapi perdjuangan penglaksanaan masa'alah Indonesia ini. Memang tepat pertemuan jang diadakan pada hari ini disebutkan : PERTEMUAN PERSATUAN INDONESIA. Oleh karena kami jakin, bahasa didorongkan oleh hasrat akan mentjahari persatuan diantara bangsa kita, maka inilah jang mendjadi dorongan bagi kami dari fihak B.F.O. untuk mengundjungi ibu kota Republik Indonesia dan bertukar fikiran dengan saudara - saudara sekalian disini serta mengeratkan tali persaudaraan kita jang didalam 28
tempo jang lampau agak renggang adanja disebabkan oleh peristiwaperistiwa jang membawa banjak malapetaka pada tanah air kita ini. Alhamdulillah ! Pada saat ini kami berada dikalangan saudara-saudara sekaliannja. Didalam tempo 3 hari ini kami bergaul setjara bebas serta dapatlah kita menjelami djiwa masing-masing jang menimbulkan sekian banjaknja pengertian antara kita masing-masing sehingga dapatlah dikatakan terwudjudnja suatu perdjalinan bathin antara kita pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia diseluruh tanah air kita jang membawa manfaat bagi perdjuangan kita semuanja. Mudah-mudahanlah apa jang tertjapai pada saat jang bersedjarah ini djuga kiranja tidak akan dapat dimusnahkan lagi, akan tetapi senantiasa didalam pergaulan kita dikemudian hari perasaan bersatu ini akan mendjadi lebih tebal dan lebih erat adanja. Kita jakin bahasa kewadjiban kita belumlah selesai dengan adanja persetudjuan jang kita telah tjapai pada pertemuan ini . Perasaan bersatu itu adalah suatu usaha untuk menggampangkan perdjuangan kita dan agar perdjuangan kita itu mendapat hasil jang lebih memuaskan dari jang sudah- sudah, akan tetapi kesulitan-kesulitan jang kita harus tempuh didalam perdjalanan kita mentjapai tudjuan mulia dari seluruh bangsa Indonesia masih banjak. Didalam tempo jang lampau ini bangsa Indonesia telah banjak mengalami pahit getir perdjuangan untuk tanah air kita dan segala penderitaan- penderitaan jang dibebani diatas pundaknja itu dipikul dengan tenang, dan untuk menghadapi perdjuangan kebangsaan itu sanggup akan menderita dan menerima beban jang lebih berat lagi. Inilah disebabkan oleh karena kita didorongkan dengan kejakinan jang kuat, bahwa kita sebagai suatu bangsa didunia ini jang mempunjai sedjarah jang gilang-gemilang dan dapat dibanggakan kepada chalajak dunia, berhak akan hidup bebas dan merdeka disamping bangsa jang lain diatas dunia ini. Kejakinan jang teguh inilah jang senantiasa mendorongkan kita serta memberikan suatu ilham meneruskan perdjalanan ini bagaimanapun beratnja atau sulitnja djalan jang akan ditempuh itu. Apabila kita dapat keinsjafan, bahasa kejakinan ini sungguhsungguh meresep diseluruh lapisan bangsa Indonesia, dimanapun mereka berada, maka hasil perdjuangan kebangsaan kita tidak perlu disangsi-sangsikan. Dengan adanja Konperensi Inter- Indonesia, dimana kita dapat saksikan bahasa benih persatuan kebangsaan Indonesia telah mulai nampak, kita harus dapat mengharapkan, bahasa seluruh bangsa In29
donesia mempunjai kejakinan jang satu, jaitu : berdjuang dan berusaha agar didalam tahun ini djuga lahirlah R.I.S., merdeka dan berdaulat, jang sungguh- sungguh membawa kebahagian bagi seluruh bangsa Indonesia. Persatuan dan kejakinaň itulah anasir- anasir jang penting didalam perhitungan kita apakah perdjuangan kebangsaan kita akan lekas memberikan hasil sebagai jang kita sekalian harapkan. Apabila ditilik dari sudut ini maka hasil konperensi Inter-Indonesia ini memang telah memberikan kesan-kesan jang memuaskan serta niştjaja pada masa ini akan terbukti bagi seluruh golongan dan pihak, bahwa kejakinan seluruh bangsa Indonesia untuk mentjapai suatu maksud dan tudjuan, jaitu kemerdekaan bangsanja tidak dikandaskan oleh rintangan-rintangan dari pihak manapun djuga. Sedikit hari lagi kita, seluruh bangsa Indonesia akan mengetjap kemerdekaan jang sedjati. Kemerdekaan ini membawa pertanggungan- djawab jang berat bagai pemimpin-pemimpin kita baik didalam kebidjaksanaannja keda- · lam, maupun keluar, dan pertanggungan djawab ini hanja dapat dipikul dengan bantuan rakjat seluruhnja. Beratlah pertanggungan djawab ini, oleh karena R. I. S. harus mendjadi suatu Negara Hukum, jang dibangunkan diatas runtuhan-
runtuhan masjarakat jang katjau- balau itu semendjak pendudukan Djepang dan dimana masing-masing penduduk akan dapat didjamır.kan suatu hidup jang bebas dan merdeka dibawa pernaungan bendera kebangsaan kita : Sang Merah Putih. Djuga pergolakan politik Internasional, teristimewa dibenua Asia ini akan setidak-tidaknja mempunjai pengaruh jang besar didalam penjelesaian pembangunan Negara kita. Dari pada itu, disamping hati jang lega dan tampik sorak jang kita serukan pada saat penjongsongan kemerdekaan bangsa kita, haruslah kita tidak lupa akan tanggung- djawab kita sebagai putera-putera Indonesia berusaha dengan sekuat tenaga kita agar supaja benar- benar kemerdekaan bangsa kita memberikan keadilan, kebahagiaan dan kemuliaan untuk seluruh bangsa Indonesia. Pertemuan didalam konperensi Inter- Indonesia ini, walaupun berlaku didalam tempo jang sangat singkat adalah membawa harapan, disamping menghilangkan perasaan jang pitjik itu, bahwa kita bangsa Indonesia dapat dibagi-bagikan didalam golongan Republikein dan Federalis jang satu sama lain bertentangan, oleh pihak jang lain dapat pula menimbulkan didalam hati sanubari pemimpin-pemimpin dari seluruh Indonesia perasaan mempunjai pertanggungan djawab jang
30
sama menghadapi kesulitan-kesulitan dimasa jang akan datang ini, serta dapatlah satu sama lain menghargai kesusahan masing- masing. Sesungguhnja keinsjafan haruslah ada, bahwa seluruh putera Indonesia dimana mereka bertempat tinggal dan mempunjai watak kebangsaan memang berdjuang pula untuk kemerdekaan bangsanja, akan tetapi tempat dan waktu itulah jang menjebabkan tjaranja mereka melakukan perdjuangannja jang berbeda. Perasaan penghargaan terhadap satu sama jang lain dan keinsjafan, bahwa kita adalah sepenanggung didalam perdjuangan kebangsaan ini, menjebabkan bahwa perasaan persatuan itu mempunjai arti jang lebih dalam. Mudah-mudahan dengan kurnia Tuhan Jang Maha Kuasa, dapatlah kiranja semangat persatuan bangsa tetap bergelora didalam hati sanubari pemimpin -pemimpin bangsa Indonesia serta tali persaudaraan jang buat pertama kalinja mengikat kita dikonperensi Inter-Indonesia ini akan mendjadi kuat, ibarat rantai wadja tidak akan dapat dilapukkan oleh badai-taufan, zaman dan masa.
Kemudian Mr. Moh. Yamin mengharapkan supaja RIS berdiri benar-benar atas keinginan berdaulat dari rakjat Indonesia. Sultan Hamid dengan mendapat sorakan dari para hadirin, mengatakan bahwa K. I. I. telah membawa persatuan jang tidak dapat dipotong lagi dan bahwa gedung RIS tidak lama lagi berdiri dan berachirlah kekatjauan. - Indonesia Raya berkumandang, Merah Putih berkibar dan Bahasa Indonesia dipakai dimana-mana. Achirnja Presiden Sukarno menjampaikan amanatnja supaja tjinta Kemerdekaan, tetap didada semua pemimpin di Indonesia. Republik tunduk kepada keputusan dari Konstitusionel.
فقد
31
Bab IV
Pertemuan
di
gedung
nesia Serikat
Indo-
Djakarta.
Pemandangan sepintas lalu Beberapa hari sebelum tanggal 31 Djuli 1949 jaitu tanggal hari pembukaan Konperensi Inter-Indonesia sebagai sambungan dari Konperensi jang dilangsungkan di Djokja kelihatan orang sedang asjik menghiasi gedong Indonesia Serikat jang tadinja terkenal sebagai Gedong Volksraad di Pedjambon, jang tempo-tempo oleh orang jang „ sedikit nakal" menamai djuga gedong ,,Komedi omong". Dimukanja sekali dipasang lampu senter jang besar supaja sekelilingnja terang benderang, oleh karena resepsi akan dilangsungkan diwaktu malam. Pun didalam ruangan persidangan diatur sedemikian rupa sehingga dapat memuat beratus- ratus anggota dan tetamu undangan jang terdiri dari wakil-wakil segala golongan bangsa dan lapisan masjarakat. Resepsi dilangsungkan pada tanggal 30 Juli hari Sabtu, malam Minggu . Disini Ketua B. F. O. Sultan Hamid II sebagai Tuan rumah menjambut tamu-tamu jang datang dari Daerah Republik dan Daerah diluarnja. Diantara para tamu- tamu dari fihak Republik, nampak hadir wakil Presiden Hatta, sebagai Ketua Delegasi Republik Mr. Moh. Rum, Sri Sultan Djokja, dan beberapa orang menteri, kolonel Simatupang, kolonel Djatikusumo, major Harjono, serta tuan-tuan Palar dan Sumitro. Dari fihak Belanda W. T. M. , tuan A. H. J. Lovink, ketua Delegasi dr. J. H. van Royen, direktur kabinet W. T. M. dr. P. J. Koets, panglima tentara Belanda, letnan djenderal D. C. Buurman van Vreeden, para sekretaris negara, dan pihak B. F. O. diantara lain wakil Ketua pertama dan kedua dari K. I. I. , jaʼni Anak Agung Gde Agung dan Dr. Suparmo. Diantara tamu-tamu lainnja tampak anggota- anggota KPBBI., korpskonsuler dan lain-lainnja. 33
Djuga wakil-wakil pers baik dari daerah Republik maupun dari luarnja kelihatan berhadir. Disini kita melihat pertemuan jang ramah tamah diantara satu sama lain, kelihatan umpamanja wakil Agung Mahkota dengan Drs. Moh Hatta, sedang Letnan Djenderal D. C. Buurman van Vreden beramah-tamah dengan Kolonel Simatupang. Sementara itu tuan-tuan Palar dan Dr. Sumitro jang baru datang dari New York berada pula dalam resepsi dan sempat pula bertjakap-tjakap dengan Dr. van Royen jang telah dikenalnja semendjak dari Lake Succes. Jang sangat menarik hati didalam riwajat kota Djakarta dan gedong Indonesia Serikat jang dulu hanja biasa mendengarkan lagu Wilhelmus, pada malam ini lagu Indonesia Raya pun berkumandang didalam ruangan itu bersama- sama dengan lagu Wilhelmus.
Sidang pertama Hari Minggu pagi tanggal 31 Juli dihalaman gedong Indonesia Serikat di Pedjambon sudah nampak beribu-ribu rakjat dari segala bangsa jang rupanja sangat ingin hendak melihat wadjah mukanja sekalian wakil-wakil jang akan turut dalam konperensi. Oto-oto pun mulailah berdatangan membawa utusan-utusan, dan djika dari oto itu keluar seorang pembesar jang terkenal, dengan segera rakjat menjambutnja dengan pekik „ Merdeka" ; tidak sadja kepada Drs. Moh. Hatta, Sultan Djokja, Kolonel Simatupang, Sultan Hamid II dan Anak Agung Gde Agung tapi djuga Wali Negara Sumetera Selatan Abd. Malik dan Dr. Mansjur, Wali Negara Sumatera Timur dan lain-lain utusan disambut djuga dengan pekik ,,Merdeka", sedang ketika Dr. van Royen datang beliaupun disambut dengan tepuk tangan dari orang banjak sebagai tanda simpatie terhadap diplomaat Belanda jang berkaliber besar dan dipandang berkemauan baik serta jang berada di Djakarta berikut Panitia Perserikatan Bangsa-Bangsa Indonesia. Orang-orang undangan dan wakil- wakil keradjaan Negara asing jang berada di Djakarta berikut Panitia Perserikatan Bangsa-Bangsa hadir pula dalam sidang pembukaan ini. Kelihatan sekali pada air muka jang hadir perasaan gembira, tapi djuga perasaan keinsjafan akan pertanggungan djawab tentang halhal jang sedang diusahakan dan akan dilaksanakan jang berkenaan dengan soal-soal tanah air dengan suatu keinsjafan bahwa tidak sadja tudjuh puluh djuta bangsa Indonesia menaruh perhatian besar kepada Konperensi ini tapi djuga boleh dikatakan seluruh dunia pun mempunjai perhatian djuga berhubung dengan kedudukan Indonesia sekarang ini. 34
Pidato Ketua Panitia penjambutan Tepat djam 9.30 tuan A. A. Rivai Ketua Panitia penjambutan berdiri. mengutjapkan pidato sebagai berikut: Harapan dan do'a jang telah dilajangkan kehadirat Ilahi pada achir Permusjawaratan Inter- Indonesia Bagian pertama di Djokjakarta, harapan dan do'a tidak sadja oleh para peserta Permusjawaratan InterIndonesia, akan tetapi boleh dikatakan djuga oleh seluruh bangsa Indonesia, harapan dan do'a, moga-moga Permusjawaratan Bagian kedua di Djakarta segera akan berlangsung. Sjukurlah, hadirnja paduka tuan-tuan dan njonja-njonja serta saudara -saudari sekalian disini, dalam upatjara pembukaan ini, adalah suatu bukti jang tak dapat dimungkiri, bahwa Permusjawaratan Inter- Indonesia memang bersambung disini, dikota Djakarta, sebuah kota jang mempunjai sedjarah, digedong Pedjambon, jang djuga mempunjai sedjarah tersendiri dalam kita mengedjar kemerdekaan Tanah Air Kita Indonesia.
Ketika T.N.I. mengadakan Defile dimuka istana Presiden Sukarno dihadiri oleh Wakil- Wakil B.F.O. 35
Pertemuan bathin Permusjawaratan bagian kedua berlangsung, berarti bahwa pertemuan bathin jang telah terdjadi di Djokjakarta itu bukan hanja şuatu tjerita orang jang datang dari ibu-kota Republik itu sadja, akan tetapi adalah suatu kenjataan, kenjataan jang dapat diraba, dilihat, didengar, pendeknja dapat dirasa oleh segala pantja indera jang ada pada manusia, malah oleh idera jang halus, jang tak dapat digambarkan dengan kata bagaimana djuapun. Tadi saja telah mengatakan tentang hari penghabisan Permusjawaratan Inter-Indonesia di Djokjakarta. Hari itu banjak pula meninggalkan kenang- kenangan, karena pada waktu itu banjak dikeluarkan kata-kata berharga oleh para pembitjara, kata- kata jang tak akan habis dibawa masa, tak akan hilang ditutup sedjarah. Paduka Tuan Ketua B. F. O. , Sri Sultan Hamid II, telah mengatakan, bahwa kita sedang membentuk sebuah gedong jang teguh dan indah, sebuah gedong untuk kita semua, jang didalamnja kita mempunjai ruangan berdiam masing- masing, jang dapat kita atur menurut keinginan kita sendiri, bebas, merdeka, aman dan sedjahtera. Dalam suasana pergolakan dunia dewasa ini , maka kita mendirikan gedong Republik Indonesia Serikat itu , seakan-akan mendirikan gedong dipantai samudera jang sedang berketjamuk-bergelora. Namun kita mengaku putera - puteri Indonesia sedjati, kita tak akan mundur setapak menghadapi gempuran gelora itu, kita tak akan menghentikan membina Republik Indonesia Serikat, karena nenek-datuk kita telah memberikan amanat jang dalam artinja kepada kita : ,,Kalau takut dilimbur pasang, djangan berumah ditepi pantai” . Sedjarahlah menundjukkan bahwa beberapa pasang telah melalui kita, beberapa bentjana telah menimpa kita, tetapi bangsa kita tetap hidup, tetap mengedjar tjita- tjitanja kearah negara jang merdeka dan berdaulat. Unity of desires *) Pada rapat itu djuga , Paduka Jang Mulia Presiden Republik Indonesia tepat mengatakan, bahwa di Djokjakarta telah diperoleh ,,unity of desires".
Hendaklah mutiara jang diperoleh ini ,, unity of desires" , kita pelihara bersama- sama, sebagai sandaran dan pegangan bagi tuntutan kita, bagi usaha kita agar terbentuk Republik Indonesia Serikat jang merdeka dan berdaulat, selambat -lambatnja pada waktu - disini saja *)
36
Kesatuan kemauan.
pindjam kata Paduka Mr. Moh. Yamin pada rapat itu djuga - „ paling laat sebelum achir tahun 1949". Sebagai penutup utjapan saja ini, maka marilah kita sama berdo'a, mudah-mudahan Permusjawaratan Inter- Indonesia bagian kedua ini, pun akan berdjalan dengan lantjar dan memberikan hasil-hasil jang mendjadi bahan untuk Gedong jang kita idam-idamkan itu ; dan marilah kita berdo'a, mudah - mudahan para pemimpin dan anggota kedua delegasi dikaruniakan taufiq dan hidajah oleh jang Maha Kuasa, dalam menjiapkan Gedong kita bersama itu , dalam menjelenggarakan segala-galanja jang sesungguhnja mendjadi hadjat dan keinginan seluruh rakjat Indonesia. Ketua B. F. O. Sultan Hamid II Sesudah Ketua penjambutan A. A. Rivai mengutjapkan pidatonja, maka S. P. Sultan Hamid II Ketua B. F. O. dengan suara jang njaring • mengutjapkan pidato jang mengandung kegembiraan dan pengharapan sebagai berikut : Djika saja dari tempat ini menindjau rapat jang sedang berkumpul dan melihat, bahwa dalam rapat ini hadlir wakil-wakil dari hampir semua daerah di Indonesia, maka adalah dengan segala kepuasan hati saja, sebagai Ketua B. F. O. dapat membuka sidang kedua dari Konperensi Inter-Indonesia. Gedong ini, Gedong Indonesia Serikat, didalamnja telah melihat banjak kali diadakan rapat ; setiap kali diperdebatkan kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan- kepentingan Indonesia. Baru dalam waktu jang pendek, artinja sedjak achir tahun jang lampau, gedong ini dipergunakan sebagai gedong B. F. O. Akan tetapi bagaimana pula pendeknja, saja kira selama waktu itu disini telah banjak diambil keputusan tentang apa jang akan diberikan kepada Indonesia dimasa jang datang. Hal ini sekarang tidak akan saja bitjarakan. Akan tetapi jang hendak saja kemukakan ialah bahwasanja sekarang untuk pertama kali di Gedong ini, disamping wakil daerah-daerah lain, hadir pula wakil -wakil Republik. Dan pertama-tama karena itulah pula, maka saja dari tempat ini dengan perasaan jang puas sekali menjerukan ,,Selamat datang" kepada hadlirin jang mulia.
Gedong Indonesia Serikat Oleh karena djika tidak dengan wakil-wakil Republik kami tidak lengkap, dan tidak dapat pula lengkap, hal jang senantiasa kami keta-
37
hui dan rasakan. Baru sekarang inilah dapat kita sungguh-sungguh menjatakan: ,,Gedong Indonesia Serikat". Tentang bagian pertama dari Konperensi ini, jaitu sidang pertama disini tak akan saja bitjarakan pandjang lebar. Tentang hal itu dengan kata-kata kita telah tjukup melahirkan rasa kepuasan hati kita. Di Djokja telah mendjadi suatu kenjataan, bahwa persatuan kita, ialah persatuan antara daerah-daerah Republik dan daerah-daerah P. P. F. hidup kembali. Bertemu pula Di Djokja kita satu sama lain telah bertemu lagi, kita dan memang demikian djuga hendaknja - mengambil kesimpulan, bahwa perpetjahan antara kita sama kita jang bertahun-tahun lamanja itu adalah buatan ( „ kunstmatig" ) belaka dan sekarang kita mengetahui, bahwa apa jang memetjahkan kita, atau lebih tepat lagi, apa jang sudah memetjahkan kita itu, tidak penting, bahkan benar-benar tidak penting, djika dibandingkan dengan apa jang mempersatukan kita Dan jang pertama- tama saja maksudkan disini ialah apa jang pada hari Sabtu oleh P. J. M. Presiden Republik diringkaskan dalam suatu kalimat jang diutjapkan oleh seorang ,,ahli kenegaraan" Amerika: "" The love of freedom". ,,The love of freedom" jang ada pada kita semuanja, sebagai api jang bernjala- njala dan tak dapat dipadamkan lagi, dari tahun ke tahun mendjadi makin besar dan menarik perhatian seluruh dunia. Maksud itu kini agaknja telah tertjapai. Republik Indonesia Serikat jang merdeka dan berdaulat akan lahir. Tak lama lagi benderanja, benderanja sendiri, akan berkibar, disamping bendera -bendera bangsa lain, sebagai bendera suatu bangsa jang merdeka, bendera Indonesia, tanah air kita, jang kita sekalian tjintai dan untuk dialah kita ingin berdjuang dan - djika perlu - ingin pula memberikan korban jang sebesar-besarnja. Akan tetapi , P. J. M. Pemimpin Delegasi Republik, sebagaimana Presiden Tuan katakan tadi maka keinginan akan kemerdekaan, kemerdekaan itu sendiri, bagi kita tidaklah tjukup,,,the love of freedom", bukanlah satu-satunja jang dapat dibuat pegangan oleh kita. Rangka Kenegaraan Dan demikian pula di Djokja pun kita tidak dapat bekerdja dengan adanja persatuan dalam kata ideologie sadja, oleh karena pertama-tama kita memerlukan suatu bentuk kenegaraan, dimana kita harus mendapatkan rangka untuk dapat memasukkan urusan dan keperluan sosial- ekonomi -militer dan lain-lainnja,
38
Untuk hal itu kita memperlukan bangunan kenegaraan jang baik, berdasarkan pondamen jang lebih kukuh suatu rumah dengan atap jang baik pula dan dengan ruangan jang tjukup banjaknja, supaja dapat memberikan tempat kepada kita, dimana kita merasa sentausa, aman dan senang . Di Djokja kita bersama-sama mulai dengan pondamen-pondamen jang harus siap sekarang djuga di Djakarta. Sampai dimana halnja dengan bagian atas dan atapnja, tentang ini tidak berani saja mengeluarkan pemandangan. Dalam kata penutup saja pada achir sidang Konperensi Inter-Indonesia jang pertama saja memperingatkan, bahwa pekerjaan jang sukar tidak dapat dilakukan dengan sekali gus, dan kita tidak boleh mengharapkan bahwa pembentukan R. I. S. dapat dilahirkan sekali gus pula. Ini tidak dapat kita djalankan dan pula tidak kita kehendaki, oleh karena kita menghendaki pondamen tembok dan atap, jang tidak dapat rubuh dalam sekedjap mata, akan tetapi jang kukuh dan kuat, sehingga dapat menahan taufan dan pertjobaan-pertjobaan jang tidak boleh tidak akan mengantjam. Paduka Jang Mulia sendiri, sebagai pemimpin Delegasi Republik, dalam pidato berkenaan dengan pembukaan Konperensi bahagian pertama telah menjatakan, bahwa Konperensi ini tidak dapat membitjarakan semua masaalah dengan pandjang lebar, oleh karena Konperensi ini tidak dapat diperpandjang sampai satu atau dua bulan. Akan tetapi, pertemuan kedua Delegasi tidak akan habis pada Konperensi Inter-Indonesia ini sadja, melainkan selama Konperensi Medja Bundar berdjalan, pertemuan dan permusjawaratan kedua Delegasi dapat diteruskan. Maka selama waktu itu djuga kita akan mempunjai kesempatan untuk bersama-sama membuat lantai mendirikan dinding dan meletakkan tingkatan atas itu dan pada achirnja memberi atap diatas ri mah dan menegakkan disitu sebuah bendera Merdeka, sebagai lambang kemerdekaan, persatuan dan perdamaian jang sungguh- sungguh Akan tetapi apa jang harus diselesaikan disini pada Konperensi ini ialah pondamen-pondamen, suatu hal jang kita harus memperkatikan baik luasnja maupun pembagian gedung, jang hendak kita ditikan diatas pondamen-pondamen tadi.
Disini pun djuga Di Djokjakarta telah tertjapai hasil-hasil jang penting. Saja tidak sangsi lagi, bahwa selama sidang kedua dari Konperensi ini akan berhasil dengan menjelesaikan segala sesuatu. Asal sadja tetap terdapat 39
djiwa saling mengerti dan saling menghargai, jang di Djokjakarta sangat mempengaruhi tingkah laku kita seluruhnja. Tuan-tuan sekalian: Bangsa Indonesia semuanja berdjumlah 70.000.000 djiwa memandang kepada tuan-tuan. Mudah-mudahan Konperensi ini memberikan apa -apa jang diharapkan oleh mereka. Mudah-mudahan dalam kesedaran akan tanggung djawab terhadap rakjat kita, kita diberi kekuatan untuk memberikan garis-garis petundjuk dengan mana kita bersama-sama akan menudju tjita- tjita kita, jang bagi kita semuanja adalah sama, jakni Republik Indonesia Serikat jang merdeka dan berdaulat, jang aman, makmur dan sentausa. Dengan ini, kami membuka Konperensi Inter Indonesia Bagian kedua. Sambutan Drs. Moh. Hatta.. Setelah Ketua B.F.O. mengutjapkan pidatonja jang disambut dengan tepuk tangan jang ramai oleh jang hadir maka berdirilah Drs. Moh. Hatta sebagai Ketua Delegasi Republik mengutjapkan pidatonja. Baru sadja beliau berdiri tepuk tangan jang riuh mulai dari rua-
TETAP
BERSA
TETAP BERDJU NG
GSA BAN ASA BAH A TAR sia irli n 10 Indo e B
Sembojan-sembojan didjalan Malioboro di Djokja.
40
ngan persidangan sampai tribune penonton dan tetamu terdengarlah sehingga beberapa waktu kemudian baru beliau dapat berbitjara. Dibawah ini dimuat pidato tersebut jang dapat dipandang suatu pidato jang tidak hanja diutjapkan selaku hormat dan taʼzim sadja tapi mengandung suatu rentjana program jang djelas dan njata : Sri Paduka Sultan Hamid, Saudara Ketua,
Kita sama kita Konperensi Inter-Indonesia bagian pertama di Jogjakarta berdjalan dengan baik, dalam suasana saling mengerti, dan kita sudahi dengan rasa persaudaraan. Demikianlah, permusjawaratan antara kita sama kita itu mengembalikan kita kedalam dunia perasaan : satu bangsa dan satu tanah air, dengan satu bahasa nasional. Kita mendapat kata mufakat bahwa sang saka „ Merah Putih" adalah simbol kehormatan bangsa Indonesia dan Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan kita. Indonesia Merdeka tjiptaan bangsa akan bernama ,,Republik Indonesia Serikat" , satu negara demokrasi jang berbentuk federasi. Disini tak perlu saja ulangi menjebutkan hal -hal jang telah kita mufakati, karena semuanja itu telah sama kita ketahui dan adalah pula hasil dari pada pertukaran pikiran antara kita. Lekasnja pertukaran pikiran mendjadi persesuaian pikiran adalah sebabnja karena dimasa jang lampau pikiran kita banjak berdjalan seiring. Dan apabila kita benar-benar mengingini demokrasi, tentu sadja banjak terdapat persesuaian paham antara kita terhadap dasar- dasar pemerintahan negara. Dasar demokrasi Demokrasi adalah suatu dasar jang membawa pengertian bersama. Tetapi sebaliknja demokrasi mendjamin kemerdekaan berpikir dengan tanggung djawab sendiri, dan kemerdekaan berpikir membawa perbedaan paham . Malahan perbedaan paham itu membawa kita kepada kebenaran jang lebih tinggi , karena „ du choc des opinions jaillit la vérité". Demikianlah pula, dalam waktu jang begitu singkat, pada Konperensi Inter Indonesia bagian pertama, tidak mungkin tertjapai persesuaian paham tentang segala hal jang mendjadi pokok. Ada lagi hal-hal jang harus kita rundingkan terus , atau akan kita mulai merundingkannja pada Konperensi Inter- Indonesia bagian kedua ini . Tetapi apa jang tertjapai pada permusjawaratan pertama itu tidak se41
dikit djumlahnja dan besar sekali nilainja. Lebih mendalam dari pada jang dapat diduga bermula.
banjak dan lebih
Kerdjasama Konperensi Inter-Indonesia bagian pertama menjatakan ada kemungkinan besar pada kita, Republik dan B.F.O. , untuk kerdjasama, untuk memperoleh persamaan pendapat tentang mengadakan persediaan untuk menerima kedaulatan jang akan diserahkan kepada kita dengan tiada bersjarat. Ini adalah penting ! Karena, kalau antara kita sama kita tak ada kemauan untuk kerdjasama, kalau antara kita tak ada persesuaian pendapat, tak ada orang luar akan dapat menolong kita dalam hal penjerahan kedaulatan itu. Persengketaan antara Republik Indonesia dengan Belanda dapat ditolong menjelesaikannja oleh Dewan Keamanan, akan tetapi perselisihan antara kita sama kita dengan tak memungkinkan kata sepakat sukar ditjampuri oleh orang luar. Sebab itu besar tanggung djawab jang kita pikul dalam Konperensi InterIndonesia ini, tanggung djawab jang harus kita buktikan terhadap sekarang dan masa datang. Anak-tjutju kita akan berterima kasih kepada kita atau akan menuntut kita dimuka mahkamah sedjarah apabila usaha kita tak berhasil ataupun membahajakan nasib bangsa. Saudara Ketua, barangkali karena kita semuanja insjaf akan beratnja tanggung djawab kita bersama itu, maka Konperensi InterIndonesia bagian pertama berdjalan dengan begitu lantjar dalam suasana persaudaraan jang semangkin hari semangkin kuat rasanja. Harapan saja pada permulaan Konperensi Inter-Indonesia bagian kedua ini tjuma satu: marilah kita perbaharui suasana persaudaraan itu dalam permusjawaratan kita selandjutnja, supaja betul- betul terbukti kepada dunia, bahwa kita adalah suatu bangsa jang mau bersatu-padu, tak akan berpisah dalam sengsara maupun gembira. Saudara Ketua ! Tadi saja telah peringatkan akan kemauan kita jang tepat, bahwa demokrasi harus mendjadi dasar Republik Indonesia Serikat, mendjadi tjita- tjita hidup dari pada seluruh bangsa kita. Hanja dengan dasar demokrasi federasi bisa hidup sebagai bentuk negara. Apabila demokrasi tak ada, federasi tak akan mendjadi, akan tinggal nama sadja. Karena federasi pada hakekatnja tak lain dari pada perkembangan demokrasi. Paham Thorbecke Demokrasi sering disebut pemerintahan rakjat. Agaknja lebih tepat apa jang dikatakan oleh pudjangga besar Thorbecke dengan adagiumnja jang begitu kesohor, bahwa demokrasi adalah suatu pemerin¬ 42
tahan dari pada jang diperintah. Rakjat menerima perintah, akan tetapi pemerintahan didasarkan atas kemauan rakjat, jang sewaktuwaktu ternjata pada hasil pemilihan umum untuk membarui Dewan Perwakilan Rakjat. Dalam pemerintahan demokrasi rakjatlah pada achirnja jang bertanggung djawab tentang menentukan nasibnja. Bukan sadja dalam hal menentukan nasibnja sebagai bangsa rakjat bertanggung djawab, melainkan djuga dalam hal-hal jang mengenai urusan hidupnja serta perbaikan nasibnja sehari-hari. Hanja, apabila rakjat merasakan senantiasa tanggung djawabnja tentang urusan hidup bersama, barulah hidup demokrasi. Karena itu, maka adalah kewadjiban mutlak bagi kita bersama untuk menghidupkan demokrasi jang sedang tumbuh sekarang dalam kalangan rakjat. Rantjangan konstitusi sementara jang akan kita siapkan untuk menerima penjerahan kedaulatan haruslah mendjamin tumbuhnja dan hidupnja demokrasi.
Demokrasi, semendjak dahulu Bagi kita bangsa Indonesia tak ada soal memilih antara sistem demokrasi dan sistem totaliter. Sedjak berpuluh abad jang silammasjarakat Indonesia berdasar kepada demokrasi. Segala hal-hal jang mengenai kepentingan hidup bersama dibitjarakan dalam rapat dengan mentjari kata mufakat. Demokrasi adalah dasar hidup bangsa kita ! Kewadjiban kita sekarang ialah menumbuhkan demokrasi jang sudah ada rumputnja itu mendjadi pohon jang rindang, sehingga dapat memenuhi tuntutan hidup bangsa kita dimasa sekarang dan masa datang. Autokrasi membawa keruntuhan Sedjarah bangsa kita bolehlah mendjadi tjermin untuk mendapat bukti bahwa hanja dengan demokrasi Indonesia bisa kuat. Pada katapembukaan Konperensi Inter- Indonesia bagian pertama saja peringatkan, bahwa dua kali dalam sedjarah bangsa Indonesia mentjapai deradjat jang gilang-gemilang, dalam zaman Sriwidjaja dan zaman Madjapahit, tetapi senantiasa zaman emas itu berachir dengan kerubuhan. Sebabnja jang sedalam -dalamnja ialah bahwa demokrasi dimasa jang silam itu hanja ada dilapisan bawah sadja, dalam pemerintahan desa. Diputjuk berlaku semata-mata autokrasi, kekuasaan orang- seorang. Kebesaran negara bergantung kepada kebidjaksanaan orang- seorang jang memegang kekuasaan, tidak bersendi kepada tanggung djawab rakjat seluruhnja. Tidak turun menurun Pada adatnja ketjakapan luar biasa itu untuk memimpin dan mengikat adalah pembawaan diri seorang pemimpin besar, suatu pemba43
waan jang tidak menurun kepada anaknja. Pembawaan pemimpin besar itu bukanlah barang pusaka, oleh karena itu dibawanja lenjap kedalam kubur. Itulah sebabnja maka kekuasaan negara jang digantungkan kepada diri orang- seorang, radja ataupun pudjangga- negara, tidak bisa kekal. Dan kita tahu, bahwa orang luar biasa itu tidak terdapat disegala negeri dan setiap masa . Pertaburannja sangat sepi, sepi dalam ruang maupun dalam waktu. Itulah sebabnja maka Indonesia mengalami dalam sedjarahnja masa ,,hilang dan timbul" ; tak ada kebesaran jang kekal. Hanja kekal, dengan demokrasi Indonesia hanja bisa kekal dengan demokrasi , dengan satu pemerintahan jang dipikul oleh rasa tanggung djawab rakjat seluruhnja. Hanja, apabila rakjat merasai bahwa nasibnja adalah dalam tangannja sendiri, rakjat berani mempertahankan dan membela kemerdekaannja. Dan apabila kita perhatikan lagi susunan nusantara kita, terbagi atas beratus-ratus pulau, besar dan ketjil dalam berdjenis ukuran terbesar antara djarak jang luas sekali, maka djelaslah sudah bahwa susunan jang sematjam itu hanja bisa hidup bersatu dalam sistem demokra-
Anak Agung Gde Agung bertjakap- tjakap dengan Sultan Djokja. 44
si, dimana pimpinan jang tegas dari putjuk sedjalan dengan tanggung djawab dari bawah. Ringkasnja, tiap- tiap lingkungan kesatuan masjarakat dari bawah sampai keatas, desa, kabupaten, provinsi dan negara harus mempunjai autonomi jang seimbang. Ditindjau dari sudut ini, maka besar sekali artinja perseiaan pendapat jang telah kita tjapai bahwa ,,pembagian negara dalam daerah - daerah autonom menurut sistem demokrasi diatur konstitusi Negara bagian". Disini dasar autonomi bagi daerah- daerah didjamin, sedangkan kekuasaan mengaturnja diserahkan pula kepada bagian jang meliputi daerah - daerah itu. Dengan tjara demikian, maka diferensiasi jang masih ada dalam Indonesia sekarang tentang sifat daerah jang ketjil-ketjil akan mendapat perhatian sepenuhnja dalam mengatur autonominja. Saudara Ketua. Demokrasi jang meletakkan titik berat pada pesertaan tanggung djawab rakjat seluruhnja senantiasa menghadapi soal pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah jang berautonomi . Garis pembahagian kekuasaan itu tidak dapat sekali ditetapkan untuk selama-lamanja, karena hal itu bergantung kepada keadaan dan masa. Sedjarah tata- negara dinegara- negara jang terutama dan ternama didunia sedjak krisis ekonomi tahun 1929 tjukup melahirkan bahan untuk pengetahuan kita, bahwa dimasa sulit dan masa pembangunan luar biasa jang menghendaki keputusan tjepat untuk keselamatan negara, kelihatan tendensi jang besar sekali untuk memperbesar lingkungan kekuasaan pemerintah pusat. Tetapi , dimasa normal, dimana urusan negara berlangsung sebagaimana biasa, ada besar tendensi untuk menjerahkan sebanjak - banjak urusan kepada pemerintah daerah. Kedua-dua tendensi itu akan kita alami djuga di Indonesia ini . Asal kita dapat melihat, dari mulai sekarang, segala kemungkinan itu jang akan ditentukan oleh djalannja keadaan, maka dapatlah kita mengadakan lingkungan pembagian kekuasaan jang tidak kaku. Desentralisasi. Jang penting bagi kita ialah adanja desentralisasi, jang memungkinkan memberikan kekuasaan mengatur sendiri, tidak sadja kepada kesatuan daerah jang seketjil- ketjilnja, tetapi djuga kepada golongan jang berkepentingan dan bersangkutan dalam masjarakat. Saudara Ketua, dengan mengemukakan beberapa buah pikiran ini, inginlah saja menegaskan, bahwa demokrasi jang dipikul dengan rasa tanggung djawab oleh seluruh rakjat adalah hidup bagi bangsa Indonesia. Abad jang ke-20 ini menjatakan adanja aliran paham jang mau menguasai seluruh dunia dari suatu centrum , dan aliran ini be-
45
sar sekali pengaruhnja pada berbagai negeri. Kalau aliran ini djuga meradjalela di Indonesia ini , maka kemerdekaan jang kita tjapai akan hilang kembali, dan Indonesia akan kembali kedalam pendjadjahan. Hanja rakjat jang mempunjai rasa tanggung djawab atas nasibnja sebagai bangsa, sanggup mempertahankan kemerdekaan. Merdeka dalam ekonomi. Selandjutnja, konstitusi jang akan kita bentuk untuk sementara, guna menerima penjerahan kedaulatan, hendaklah pula memberi djaminan kepada rakjat bahwa Indonesia tidak sadja merdeka dalam arti politik, tetapi djuga dalam arti ekonomi. Saudara Ketua, dengan ini saja sudahi tindjauan saja jang sepintas lalu ini untuk menjambut Konperensi Inter- Indonesia bagian kedua, jang kita mulai hari ini. Mudah-mudahan hasilnja dan semangat persaudaraannja tak kurang dari pada Konperensi bagian pertama. Sekianlah, dan terima kasih !
Pidato Drs. Moh . Hatta ini adalah pidato penutup dalam sidang umum terbuka, sebab selandjutnja akan diadakan permusjawaratan diantara utusan2 untuk merundingkan berbagai- bagai masalah sebagai sambungan dari konperensi jang pertama di Djokja. Meskipun sebenarnja sidang sudah ditutup untuk umum dan sebentar lagi sidang tertutup akan dibuka, sedang sebagian dari tamu2 sudah pulang, tapi rakjat masih berkumpul diruangan muka dan dilapangan, karena hendak melihat utusan2- nja atau hendak mendengarkan kalau2 ada lagi berita jang berkenaan dengan Konperensi itu. Rakjat rupanja hendak menjatakan perasaan hatinja lalu mereka minta supaja pemuka2 Republik dan B.F.O. sudi kiranja datang sebentar keluar. Demikianlah satu persatu Drs. Moh. Hatta, Sultan Djokja, Sultan Hamid II, dan Palar didukung oleh rakjat dibahunja dengan seruan merdeka ! Hanjalah dengan permintaan dari pemuka2 ini bahwa mereka harus lagi bermusjawarat, dapat mereka meninggalkan orang banjak itu. Kedjadian ini sangat mengharukan seluruh utusan karena mereka melihat bagaimana perhatian rakjat pada usaha utusan ini. Dengan demikian harus mereka bersungguh- sungguh memikirkan dan melaksanakan tugasnja sebaik-baiknja. Demikianlah selandjutnja utusan2 bersidang siang dan malam sehingga pada tanggal 2 Augustus dapatlah disiarkan keputusan2 sebagai hasil perundingan jang kita muat dilain bahagian.
46
Bab V.
Hasil
Konperensi
di
Djakarta
Konperensi Inter-Indonesia, babakan kedua , jang bersidang di Djakarta dari tg. 31 Djuli sampai tg. 2 Augustus telah memutuskan beberapa pasal2 jang penting. Tatkala diumumkan dalam rapat terbuka oleh wakil ketua B.F.O. Anak Agung Gde Agung, suara gemuruh bukan buatan hebatnja dalam gedung, demikian djuga dari tribune. Tatkala mendengar putusan Indonesia Raja, dengan serentak seluruh jang berhadir bangkit menjanjikannja. Dibawah ini dimuat putusan-putusan tersebut :
A.
Ketatanegaraan.
I.
Bendera Republik Indonesia Serikat ialah Sang Merah Putih. Bahasa resmi Republik Indonesia Serikat ialah Bahasa Indonesia. Lagu Kebangsaan Republik Indonesia Serikat ialah lagu Indonesia Raja.
II.
Tentang hal bagaimana Constitutie Sementara akan diwudjudkan, kedua Delegasi setudju dengan procedure sbb.: a. Oleh kedua Delegasi dibentuk sebuah Panitia Teknik untuk merantjang Constitutie Sementara jang akan berdasar atas persetudjuan jang telah ditjapai pada Konperensi Inter- Indonesia ke-I dan ke-II ; b. Setelah Constitutie Sementara itu selesai dirantjang, lalu dimadjukan kepada kedua Delegasi di Den Haag sebagai wakil2 dari Negara2 Bagian R.I.S .; c. Sesudah diperundingkan, kalau perlu dengan perubahan, dan disetudjui oleh kedua Delegasi, maka rantjangan tadi diparafeer oleh kedua Delegasi atas nama Pemerintahnja masing2 ; .47
d . Rantjangan tadi lalu dimadjukan kepada Dewan2 Perwakilan Rakjat masing2 untuk diratificeer ; e. Sesudah ratificatie, maka Wakil2 dari daerah2 bagian berkumpul lagi untuk menanda - tangani Constitutie Sementara itu. III.
Kedua Delegasi sefaham, bahwa dalam waktu satu tahun, sesudah penjerahan kedaulatan, Constituante jang dibentuk setjara pemilihan bebas dan rahasia menurut peraturan jang akan ditentukan selekas2nja, harus sudah dapat berkumpul untuk menetapkan Constitutie. Bagaimana tjara terdjadinja rantjangan Constitutie dan penetapan rantjangan Constitutie itu, terserah kepada Pemerintah Sementara.
IV.
Kedua Delegasi mufakat, bahwa sesudah Presiden dan Menteri2 diangkat, R.I.S. telah bersiap untuk menerima kedaulatan dari Keradjaan Belanda.
Menteri Penerangan N.I.T., I. H. Doko mengutjapkan pidato terima kasih kepada Ki Hadjar Dewantoro atas sumbangan Pertundjukan Kesenian kepada tamu-tamu di konferensi Indonesia di Djokja. 48
Pembentukan Senat dan Dewan Perwakilan Rakjat akan diselenggarakan setjepat2nja. Presiden dipilih oleh Wakil2 Republik dan wakil2 daerah B.F. O. Pada pemilihan itu wakil2 jang bersangkutan itu akan menudju kepada persatuan faham ( streven naar eenstemmigheid) . V.
Mengenai pembagian kursi dalam Dewan Perwakilan Rakjat Sementara kedua Delegasi berpendapat, bahwa perwakilan daerah2 jang sesudah penjerahan kedaulatan akan dikuasai langsung oleh Pemerintah Federal Sementara, masuk dalam djumlah perwakilan daerah2 B.F.O. dan perwakilan itu akan diurus oleh B.F.O.
VI.
Terhadap hal kekuasaan Senat kedua Delegasi mendapat persetudjuan, bahwa Senat itu berhak memberi pertimbangan (advies ) dalam semua hal, disamping itu djuga mempunjai kuasa pada pembentukan undang2 (medewetgevend) tentang hal2 jang mengenai perhubungan Pemerintah Pusat R.I.S. dan negara2 bahagian, atau antara negara bahagian dan negara bahagian. Pemerintah, Dewan Perwakilan Rakjat atau Senat sendiri dapat menentukan, apakah sesuatu rentjana undang2 mengenai pokok2 perhubungan antara R.I.S. dan negara2 bahagian atau antara negara bahagian dengan negara bahagian dan apabila terdapat penentuan tersebut oleh salah satu dari organen itu (jaitu Pemerintah, Badan Perwakilan Rakjat atau Senat) maka rentjana undang2 itu harus diperundingkan oleh Senat. Apabila Senat menolak sesuatu rentjana undang2 jang telah diterima oleh Dewan Perwakilan Rakjat, maka rentjana itu masih dapat diterima sebagai undang2 , djika Dewan Perwakilan Rakjat menerimanja sekali lagi dengan suara % dari djumlah suara. Untuk mengadakan „ over ruling" oleh Badan Perwakilan Rakjat haruslah quorum dari Badan Perwakilan itu ditetapkan ( dua per tiga) dari banjaknja anggauta badan itu.
VII. Kedua Delegasi mufakat, bahwa anggauta2 Senat terdiri atas wakil2 dari daerah2 bahagian; tiap2 daerah bahagian mengirimkan 2 (dua) wakil dan tiap2 wakil mempunjai satu suara. Tiap2 wakil diundjuk oleh Pemerintahnja masing2 atas andjuran Badan Perwakilan Rakjat Daerah Bahagian; buat tiap2 anggauta diandjurkan 3 ( tiga) orang candidaat. Pemerintah Daerah akan menundjuk dari antara 6 (enam) orang jang diandjurkan dan tidak terikat pada urutan ( volgorde) nama2 dalam andjuran itu. 49
Badan Perwakilan Daerah Bahagian dibolehkan mentjalonkan orang2 (untuk anggauta Senat ) jang bukan anggauta Badan Perwakilan Daerah itu. VIII. Kedua Delegasi mufakat untuk bersama2 mengadakan suatu Panitia Persiapan Nasional terdiri dari wakil2 Republik dan B.F.O. Panitia itu boleh diadakan waktu kedua Delegasi ada di Negeri Belanda dan dapat meneruskan pekerdjaan kemudian di Indonesia sesudahnja Konperensi Medja Bundar. Panitia diadakan untuk mengkoördineer segala persiapan dan penjelenggaraan, segala sesuatu jang harus didjalankan selamanja atau sesudah K.M.B. Panitia itu merupakan Badan Perantaraan Centraal antara Pemerintah Republik dan B.F.O. dan tidak bersifat constitutioneel. IX.
Tentang hal Menteri2 jang mempunjai kedudukan chusus, kedua Delegasi mendapat persetudjuan sebagai berikut: Tiga orang Kabinetsformateur diangkat oleh Presiden semufakat dengan Wakil2 Negara2 Bahagian dan Daerah2 Bahagian. Tiga orang formateur itu mengusulkan kepada Presiden untuk mengangkat Menteri2 lainnja dan mereka itu diangkat oleh Presiden atas usul tadi. Dari kementerian2 ada lima jang mempunjai sifat chusus jaitu kementerian2 Pertahanan, Luar Negeri, Dalam Negeri, Keuangan dan Kemakmuran. Tiga orang formateur tersebut pada umumnja memimpin tiga dari lima Kementerian itu. Atas andjuran tiga orang formateur tadi Presiden mengangkat salah satu dari mereka mendjadi Perdana Menteri. Perdana Menteri tidak diwadjibkan memegang pertefeuille, akan tetapi iapun mempunjai kedudukan chusus. Arti kedudukan chusus ialah bahwa dalam hal2 jang mendesak dan hal2 darurat, lima (atau enam ) orang Menteri tersebut dapat mengambil keputusan jang kekuatannja sama dengan keputusan Kabinet in pleno . Pada mengambil keputusan, lima ( enam) orang Menteri jang mempunjai kedudukan chusus itu akan menudju kepada persatuan faham (streven naar eenstemmigheid) .
50 50
Djikalau keputusan2 itu mengenai sesuatu hal jang langsung berhubungan dengan kompetentie Kementerian jang lain dari pada lima Kementerian tersebut diatas, maka Menteri jang ber-
sangkutan harus ikut serta dalam mengambil keputusan ( medebeslissend) .
' X.
Usul modifikasi dari Working-paper B.F.O. Bab V pasal 4, tentang Pengesjahan undang2 dasar negara2 bahagian oleh R.I.S., disetudjui oleh kedua Delegasi . Lain dari pada itu kedua Delegasi setudjui bahwa akan diturut sebagai „,convention" ( djadi tidak dimuat dalam sesuatu peraturan) bahwa apabila sesuatu negara bahagian membentuk Rentjana undang2 dasar diadakan permusjawaratan dengan Pemerintah Federal untuk menghindarkan bentrokan di kemudian hari.
XI.
Kedua Delegasi sefaham, bahwa Pemerintah Federal tidak hanja menerima penjerahan kedaulatan dari fihak Keradjaan Belanda sadja, tetapi pada waktu itu djuga akan menerima penjerahan kedaulatan dari fihak Republik Indonesia.
XII. Tentang Uni Indonesia-Belanda diantara Delegasi Republik dan Delegasi B.F.O. diadakan pertukaran fikiran dan menghasilkan banjak persesuaian faham jang memuaskan. Pembitjaraan2 selandjutnja akan dilangsungkan kemudian di Negeri Belanda . B.
KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN.
I.
Tudjuan R.I.S. dalam lapangan perekonomian dan keuangan jang senantiasa harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh Pemerintah R.I.S. ialah : membangunkan ekonomi nasional, memperbesar kemakmuran, memperbesar kekajaan nasional, mempertinggi tingkat hidup rakjat dan melaksanakan keadilan sosial.
A.
Perekonomian. Untuk mentjapai tudjuan itu maka harus diselenggarakan :
a. b. C.
memperbesar penghasilan agraria ; memadjukan industrialisasi ( dalam arti jang seluas- luasnja) ; mendjalankan transmigrasi.. Tjara-tjara jang harus dipergunakan, ialah :
1. menjusun rentjana kemakmuran umum ; memperkembang inisiatip nasional ; 2. 3. memberi bantuan materieel dan memberi Kredit ; 31
4. memadjukan perusahaan ketjil perusahaan pertengahan dan besar dalam lapangan perniagaan, keradjinan, perikanan, perhubungan darat, udara dan laut, peternakan dan sebagainja ; 5. mengadakan pendidikan ahli tehnik dalam segala lapangan ; ~ 6. memperluas koöperasi ; 7. memberi pimpinan dilapangan ekonomi, djika kepentingan umum dan tuntutan ekonomi jang sehat memperlukannja ; 8. memperdalam dan memperluas ichtiar pertanian dalam arti jang luas dengan djalan irrigatie, proefstations dll. 9. memperbaiki peraturan2 agraria ; 10. memadjukan dan memelihara kehutanan dengan sebaik-baiknja ; 11. menetapkan upah jang paling rendah ; 12. mengadakan tempat diam jang sebaik- baiknja ; 13. mengadakan djaminan sosial selekas mungkin (sociale verzekering ) ; 14. mengadakan penetapan dan pengawasan harga dimana perlu ; 15. full employement ; 16. memasukkan barang2 jang dibutuhkan (import) dan mengeluar-
Pemandangan dalam persidangan konferensi Inter Indonesia ke -dua di Djakarta. 32 52
kan barang2 (export) untuk membajar import, sehingga ada imbangan antara import dan export ; * 17. mempertinggi produksi dalam segala lapangan ;
B. 1.
Keuangan. Untuk seluruh R.I.S. hanja berlaku satu alat sah ;
2. 3.
mempertahankan stabiliteit nilai uang ; pada dasarnja didalam R. I. S. harus diadakan satu bank peredaran sadja ; untuk R. I. S. perlu diadakan satu deviezen-instituut jang melulu bertanggung djawab kepada Pemerintah R. I. S.
4.
C.
pembajaran jang
Dilapangan perekonomian, R. I. S. harus bertindak keluar sebagai kesatuan ekonomi.
Oleh karena itu, maka : import- dan export harus diatur setjara sentral. Dan seluruh In´donesia dianggap sebagai satu daerah bea ; b. pembagian barang-barang ( barang-barang kapitaal maupun barang-barang konsumsi jang dipandang sebagai dasar hidup rakjat) diatur setjara sentral ; C. politik perniagaan, planning - ekonomi dan pada umumnja hubungan ekonomi dengan luar Indonesia didjalankan oleh Pemerintah Federal ; d. peraturan-peraturan umum mengenai perhubungan udara, interinsulair diatur setjara sentral. a.
D.
Pokok Chusus.
1.
Beban atas perusahaan - perusahaan akan diatur sedemikian rupa hingga tidak terlalu memberatkan ( redelijke grenzen) ; memperbaru atau memperpandjang hak-hak dan konsesi - konsesi perlu ditilik dari sudut planning perekonomian umum, dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan penanaman modal jang lama ; dirasa perlu, bahwa pusat- kedudukan ( domicili ) dari perusahaanperusahaan jang pokok pekerdjaannja di R. I. S., bertempat pula di R. I. S., sedang perusahaan- perusahaan jang hanja mempunjai sebagian dari lapangan pekerdjaannja di R. I. S. , sekurang-kurangnja mempunjai gevolmachtigde directie di R. I. S. perusahaan-perusahaan perlu memberikan bantuan dilapangan pendidikan tenaga-tenaga achli dan pimpinan dalam segala lapangan perekonomian, bank, keuangan dan sosial.
2.
3.
53
II.
Kewadjiban -kewadjiban antara Negeri Belanda dan R. I. S. jang timbul karena penjerahan kedaulatan.
1.
tentang activa dan passiva dari Indonesia ( Hindia -Belanda) akan diadakan timbang- terima dari H. B. ke R. I. S. sesudahnja ada persetudjuan dari kedua belah fihak.
2.
djika penjelidikan segala activa dan passiva itu membuktikan bahwa harus diadakan perubahan, maka dalam pada itu harus ditempuh djalan jang sesuai dengan sifat hasil penjelidikar . Seberapa mungkin sebaiknja ditempuh djalan kata sepakat ; djika hal ini tidak mungkin, maka sebagai ultimun remedium harus diadakan penghapusan hak untuk kepentingan umum (onteigening ten algemene nutte) menurut undang- undang dan dengan penggantian kerugian, dalam hal mana, djika modal itu berasal dari luar, akan diadakan kemungkinan transfer, satu dan lain menurut peraturan deviezen R. I. S.; selama R. I. S. mempunjai utang jang berasal dari Hindia Belanda dahulu, maka oleh Pemerintah R. I. S. akan diadakan perundingan terlebih dahulu dengan Pemerintah Negeri Belanda, sebelum mengadakan perubahan jang penting atau pembaharuan undang- undang keuangan, undang-undang bank federal, perubahan kurs mata uang R. I. S. pembajaran utang Luar Negeri atau penglaksanaan kewadjiban R. I. S. kepada Negeri Belanda akan diatur demikian rupa, hingga tidak terlalu memberatkan keuangan dan perekonomian R. I. S.
3.
4.
III. Kerdja sama antara Negeri Belanda dan R. I. S. dalam lingkungan Unie. 1. 2.
3.
4.
5.
Kerdja sama antara kedua anggauta Unie harus ditudjukan kepada memperbesar kemakmuran kedua negara ; dasar dari kerdja sama ini harus bersandar atas persamaan hak dan deradjat ( gelijkgerechtigheid dan gelijkwaardigheid ) dan bersandar pula atas pengertian kedaulatan dari kedua negara itu ; dalam hal-hal jang menguntungkan kedua fihak kedua negara ini dapat bertindak keluar sebagai kesatuan ;dalam menjelenggarakan hubungan dengan luar negeri, dan dimana kepentingan anggota jang lain tersangkut, akan diadakan pembitjaraan terlebih dahulu ; atas dasar résiproriteit persamaan hak dan kedudukan, maka an-
tara Negeri Belanda dan R. I. S. perlu diadakan preferensi , jang harus disesuaikan dengan motief ekonomi ;
54
6.
sebagai usaha kerdja sama antara Negeri Belanda dan R. Í. S. , màka perlu diadakan preferensi timbal-balik, jang tidak merugikan salah satu fihak dan jang sesuai djuga dengan hukum internasional ;
7.
kepentingan-kepentingan ondernemingslandbouw di R. I. S. akan mendapat perhatian dalam peraturan agraria ; dalam tata Negara R. I. S. akan diadakan ketentuan hukum dan berusaha ( rechts- en bedrijfszekerheid ) dan perlindungan atas orang dan atas harta benda ; dalam peraturan- peraturan transfer keuangan dari Indonesia ke Negeri Belanda dan sebaliknja akan diberikan fasiliteiten.
8.
9.
C.
Keamanan.
1.
a. b.
C. d. e.
2.
Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat adalah Angkatan Perang Nasional ; Tiap-tiap warga negara dari Republik Indonesia Serikat berkewadjiban dan berhak untuk turut serta dalam pertahanan negara. Kewadjiban dan hak warga negara terhadap pertahanan negara dan susunan pertahanan negara akan diatur dalam Undang-Undang ; Presiden Republik Indonesia Serikat adalah Panglima Tertinggi dari Angkatan Perang R. I. S. Pimpinan Angkatan Darat, Laut dan Udara R. I. S. adalah ditangan bangsa Indonesia ; Pertahanan negara adalah hak semata-mata dari Pemerintah R. I. S.; negara- negara tidak mempunjai Angkatan Perang sendiri.
a.
Pembentukan Angkatan Perang R. I. S. adalah semata-mata soal dari bangsa Indonesia. Angkatan Perang dari R. I. S. akan dibentuk oleh Pemerintah R. I. S.
b.
Pembentukan Angkatan Perang R. I. S. Dalam pembentukan Angkatan Perang R. I. S. itu dipergunakan Angkatan Perang Republik Indonesia (T. N. I. ) sebagai inti-sari (kern) bersama-sama dengan bangsa Indonesia jang ada dalam K. N. I. L., M. L., K. M., V. B. , Terr.Bat. , bekas anggota K. N. I. L. dan lain-lain kesatuan dengan sjarat- sjarat jang akan ditentukan lebih landjut.
55
3.
a.
Anggota K. N. I. L. dan lain-lain jang bukan bangsa Indonesia dan jang ingin mendjadi warga negara dapat dimasukkan pula dalam Angkatan Perang R. I. S.;
b.
4. 5.
6.
Anggota K. N. I. L. dan lain- lain jang bukan bangsa Indonesia jang tidak ingin mendjadi warga negara dapat dipergunakan sebagai instrukteurs menurut kebutuhan, dan kedudukan mereka dapat diatur setjara militaire missie antara negeri Belanda dan R. I. S. Pada permulaan R. I. S.. Menteri Pertahanan dapat merangkap Panglima Besar Angkatan Perang R. I. S. Soal penjerahan peralatan dan bangunan-bangunan K. N. L. L. dan sebagainja termasuk djuga dari M. L. kepada Angkatan Perang R. I. S. akan dibitjarakan lebih landjut dengan Pemerintah Belanda. Pemerintah R. I. S. akan mengadakan perundingan dengan Pemerintah Belanda tentang kemungkinan untuk menjediakan sebagian dari Angkatan Laut Keradjaan Belanda untuk sementara waktu untuk dipergunakan oleh R. I. S.
Ketika Perdana Menteri Indonesia Timur berpidato di gedung Indonesia Serikat didepan konferensi Inter Indonesia ke II.
56
7.
a.
Penarikan Angkatan Perang Belanda. Angkatan Perang Belanda K. L. ditarik seluruhnja dari daerah R. I. S.
b.
8.
9.
D.
Tjara dan waktu selesainja penarikan Angkatan Perang Bclanda ditentukan dalam Konperensi Medja Bundar. Oleh karena soal- soal politik dan soal- soal keuangan jang bersangkutan dengan hubungan militer antara Keradjaan Belanda dan R. I. S. tidak dimasukkan dalam pembitjaraan -pembitjaraan Panitia Pertahanan, maka dibawah ini dikemukakan hanja pokok-pokok tentang hubungan tersebut diatas ditindjau dari sudut kemiliteran : a. Dalam hal-hal dimana ada kepentingan militer bersama dari R. I. S. dan Keradjaan Belanda, dapat diadakan kerdja-sama dalam lapangan kemiliteran. b. Dalam anggar- anggar Unie diatur tjaranja Menteri Pertahanan dari R. I. S. dan Menteri Pertahanan dari Keradjaan Belanda beserta ahli-ahli militer dari kedua negara dapat merundingkan tjara mendjalankan kerdja -sama dalah hal-hal jang tersebut diatas. Tentang kemungkinan-kemungkinan untuk menjediakan tenagatenaga technik oleh Keradjaan Belanda untuk keperluan R. I. S. dan sjarat- sjaratnja akan diadakan pembitjaraan lebih landjut. Kebudajaan :
1. Kebudajaan Indonesia merupakan suatu synthese jang antara lain berarti pembangunan dan perkembangan kebudajaan- kebudajaan pelbagai daerah diseluruh R. I. S. , jaitu jang mendjadi kebudajaan Indonesia jang mengandung anasir- anasir kebudajaan Timur dan Barat jang berharga. Kebudajaan Nasional Indonesia ialah kebudajaan rakjat Indonesia jang berdasarkan Ketuhanan, peri-kemanusiaan dan demokrasi ; 2. Bahasa Indonesia ialah bahasa Persatuan dan bahasa Pengantar kebudajaan Nasional Indonesia ; 3. Baik R. I. S. maupun Negara-Negara Bagian mempunjai tugas kewadjiban dalam membangun dan memperkembang Kebudajaan Nasional Indonesia, dalam arti kata jang seluas-luasnja ; 4. Mendjalankan tugas kewadjiban ini dalam Negara -Negara Bagian akan ditentukan oleh Negara- Negara itu sendiri ; 5, Pemerintah R. I. S. mendjalankan tugas kewadjiban ini untuk halhal jang umum dan untuk mengadakan koördinasi dalam usaha jang didjalankan oleh Negara- Negara Bagian ; 57
Pemeliharaan dan penjempurnaan Kebudajaan itu memperlukan antara lain : A.
Pendidikan: 1. pendidikan sekolah, 2. 92 masjarakat, 3. istimewa, "" 4. 29 agama, kesenian. 5. ""
B.
Alat- alat:
1. Radio, film, pers, sandiwara dan lain-lain pertundjukan rakjat, 2. Penjelidikan ilmu (research- work) , 3. Perpustakaan.
6. Pekerdjaan bersama dalam lingkungan kebudajaan dengar luar negeri dipandang berfaedah untuk pembangunan dan perkembangan Kebudajaan Nasional Indonesia. 7. Pekerdjaan bersama dalam lingkungan kebudajaan dengan negeri Belanda diatur atas dasar- dasar persamaan kedua belah fihak dan atas kehendak sukarela. 8. Untuk mendjalankan tugas kewadjiban jang tersebut diatas Pemerintah R. I. S. dan Pemerintah Negara Negara Bagian boleh minta dan harus memberikan sokongan kepada badan- badan Kebudajaan (Culturele instituten) . 9. Lembaga- lembaga ilmu pengetahuan (scientific institutions ) jang penting untuk seluruh Indonesia mendjadi tanggung djawab Pemerintah R. I. S. 10. Pemberantasan buta- huruf didjalankan dengan tepat dan teratur, hingga dalam waktu jang tidak begitu lama semua warga negara R. I. S. sudah dapat membatja dan menulis. Penjelenggaraannja adalah tanggung djawab Negara Bagian dengan mengingat Konkordansi dan kerdja - sama dalam hal ini. PENGADJARAN DAN PENDIDIKAN 10. Dalam soal, pengadjaran tugas kewadjiban R. I. S. adalah: ,,fundamental regulations cocerning university education including directives for training courses that give admittance to examination . and for the civil effect of university degrees" . Untuk sementara diseluruh R. I. S. hanja diadakan satu balai perguruan tinggi nasional jang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat. Pada azasnja diakui hak Negara-Negara Bagian dan lembagalembaga partikulir untuk mengadakan Sekolah Tinggi . 58
Balai perguruan tinggi harus mempunjai dasar dan sifat jang bebas. 10. a. Bahasa pengantar disekolah - sekolah jang diselenggarakan Pemerintah ialah bahasa Indonesia. 11. Dalam undang - undang pengadjaran Negara- Negara Bagian hendaklah dimuat peraturan- peraturan jang memberi djaminan, bahwa tudjuan pengadjaran itu antara lain ialah : 1. memperdalam perasaan Kebangsaan Indonesia, 2 mempererat persatuan Indonesia, 3. membangun dan memperdalam keinsjafan dari kemanusiaan. 12. Dengan djalan permusjawaratan dan permufakatan antara Pemerintah R. I. S. dan Pemerintah Negara- Negara Bagian dapatlah diadakan kerdja- sama dengan maksud : 1. mengadakan koördinasi dalam usaha pembangunan penga- ⚫ djaran , 2. mentjari persesuaian dalam susunan dan bentuk pengadjaran. 13. Kemerdekaan seseorang untuk mendidik anak-anaknja berdasar kepada kehendak orang tuanja, diakui . 14. Sekolah- sekolah partikulir jang memenuhi sjarat- sjarat, boleh diberi bantuan ( subsidi ) oleh Pemerintah. 15. Golongan-golongan ketjil ( Minderheden) dapat mendirikan sekolahnja sendiri , dimana bahasa Indonesia sekurang-kurangnja harus diadjarkan sebagai mata pengadjaran. Djika dikehendaki , pihak Pemerintah dapat memberikan bantuannja menurut peraturan-peraturan jang akan ditentukan . 16. Didalam sekolah- sekolah Pemerintah sedapat mungkin disediakan tempat dan waktu untuk peladjaran Agama. AGAMA : 17. Kemerdekaan Agama harus terdjamin dalam undang- undang dasar R, I. S. dan Negara -Negara Bagian. Selandjutnja ditundjukan kepada jang telah diterima di Djokja jaitu fatsal 10 "" Universal Declaration of Human Rights" seperti berikut : ,,The right to freedom of (thought) , conscience and religion; this right includes freedom to change his religion or belief, and freedom , either alone or in community with others and in public or private, to manifest his Religion or belief in teaching, practice, worship and observance". 59
UMUM : 18. Pada dewasa ini dan untuk selandjutnja, maka dalam urusan pendidikan dan pengadjaran serta kebudajaan pada umumnja, soal pemuda harus mendapat perhatian jang lebih banjak dari pada biasa. Perundingan-perundingan tersebut berlaku didalam suasana jang amat baik dan memuaskan.
60
Bab VI.
Rapat
Penutup
Setelah bersidang beberapa hari dengan mendapat hasil jang sangat menggembirakan kedua belah pihak jang telah bulat mendjadi satu dan mendapat sambutan ramai dengan rasa persetudjuan darı seluruh bangsa Indonesia diluar persidangan maka tibalah saatnja mengadakan upatjara penutup jang dimulai oleh Sultan Hamid II sebagai ketua persidangan dengan pidato jang kita terakan dibawah ini : Adalah dengan perasaan terima kasih saja untuk penghabisan kali dari tempat ini mengutjapkan sepatah dua kata kehadapan hadirin jang mulia. Waktu pertama kali bertemu dengan saudara- saudara dari Republik, kami menaruh kepertjajaan pada mereka, akan tetapi walaupun demikian kami menghadapi pertemuan tersebut dengan hati jang ber-debar-debar. Sesudah Djokja desakan itu hilang dan kami menghadapi pertemuan kedua ini dengan penuh harapan dan kepertjajaan. Sebagaimana telah saja katakan, kami sangat berterima kasih. Pertama, oleh karena harapan dan kepertjajaan kami , bahwasanja pertemuan kedua ini pun akan memberikan hasil jang gemilang pula, dilaksanakan dengan sepenuh-penuhnja. Akan tetapi djuga selandjutnja oleh karena pertemuan ini pula telah membuktikan dan memperlihatkan kepada fihak luar, bahwa kita bersatu dalam tjita- tjita dan tudjuan kita. Jang Maha Kuasa telah melimpahkan KaruniaNja kepada kita dan telah membuka fikiran kita bagi pendirian masing-masing. Maka kita pasti dapat mengatakan, behwa bagian kedua dari Konperensi Inter- Indonesia telah memberikan hasil jang gilang- gemilang. Tidaklah mungkin saja mengutjapkan terima kasih istimewa kepada seseorang atas bagian jang telah disumbangkan olehnja untuk mentjapai hasil dalam pertemuan kita ini . Untuk mentjapai hasil tersebut saudara- saudara sekalian telah 61
mengurbangkan kepentingan- kepentingannja sendiri - dan sudah barang tentu mengurbankan keenakan tidur. Beberapa hari lagi kita akan berangkat ke Negeri Belanda. Kita disana akan turut serta pada Konperensi Medja Bundar dengan semangat jang telah mempengaruhi kita disini : semangat persamaan dan persaudaraan. Mudah-mudahan sekembalinja, kita dapat melandjutkan pekerdjaan kita dalam suasana kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan. Pidato ini disambut oleh Drs. Muh. Hatta Ketua Delegasi Republik sebagai berikut : Saudara Ketua, Pada rapat penutup ini saja dapat mengatakan dengan gembira, bahwa kami Delegasi Republik Indonesia merasa puas dengan hasil jang kita tjapai dalam waktu jang begitu pendek. Jang lebih menggembirakan sekali ialah, bahwa segala pembitjaraan dilakukan dalam suasana persaudaraan dan bahwa rasa persaudaraan itu semangkin lama semangkin tebal.
Sultan Hamid II dan Kolonel Simatupang ketika konferensi Inter Indonesia ke II. 62
Sekarang, dengan hati jang tetap dan penuh kepertjajaan kita dapat berangkat ke Konperensi Medja Bundar untuk menghadapi berbagai -bagai soal jang akan dipetjahkan disana. Betul dalam waktu jang sesingkat ini belum dapat kita mengupas dan memetjah segala soal jang mengenai kepentingan antara kita sama kita, akan tetapi diatas dasar persaudaraan dan saling mengerti jang telah tertanam , kita djuga akan dapat menjelesaikannja selama Konperensi Medja Bundar berdjalan. Kepertjajaan kita bertambah besar, karena sedjalan dengan Konperensi jang kita adakan disini , Delegasi Indonesia dan Delegasi Belanda dapat mentjapai hasil jang penting tentang pemberhentian permusuhan antara tentara Belanda dan T. N. I.. Dengan itu terbuka djalan untuk menanam kepertjajaan timbal- balik jang pasti akan melekaskan terdirinja R. I. S. Selandjutnja, atas nama Delegasi Republik Indonesia saja mengutjapkan terima kasih atas sambutan kami Delegasi Republik oleh pihak B. F. O., istimewa dari pihak Saudara Ketua sendiri. ** Lalu Sultan Hamid II menutup persidangan dengan pidato pendek : Tuan-tuan sekalian ! Saja utjapkan terima kasih kepada Pemimpin Delegasi Republik atas perkataan- perkataannja. Sekarang tidak banjak lagi jang hendak saja katakan. Hanja saja ingin mengutjapkan: selamat djalan dan sampai bertemu lagi di Negeri Belanda.
63
i
Bab VIII.
Suatu
ulasan tentang
bahasa,
bendera dan lagu Indonesia
Raja
Berhubung dengan putusan Konperensi Inter-Indonesia jang mengenai lambang persatuan bangsa Indonesia jaitu bahasa, bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raja, djuru ulas Kementerian Penerangan N. I. T. telah mengutjapkan suatu pidato pada tanggal 5 Augustus 1949 dimuka tjorong radio Makassar jang isinja sebagai berikut : Tentu penting sekali rasanja kita menindjau sebentar akan hasil-hasil Konperensi Inter -Indonesia jang baru berlangsung di Djokja. Lebih-lebih penting karena konsepsi sebuah negara Indonesia jang merdeka dan berdaulat, jang telah hampir setengah abad mendjadi tjita-tjita jang bergelora bagi nasionalis-nasionalis Indonesia, untuk jang pertama kalinja diberi bentuk jang lebih njata oleh kerdja- sama pemimpin nasional dari seluruh Indonesia. Memang sudah sewadjarnja tjita-tjita Negara Indonesia jang merdeka, tumbuh pada permulaannja di Djawa tapi biar bagaimana pun baiknja organisasi di Djawa tidak akan begitu mudah terdapat persetudjuan dan persesuaian begitu besar dalam beberapa hari sadja dengan wakil - wakil dari luarnja, bilamana didalam setengah abad jang lalu tjita-tjita itu tidak mendjadi milik bersama disegala bagian Indonesia, djuga diluar Djawa. Milik bersama Tak boleh orang katakan bahwa partai ini atau golongan itu di Djokja jang menang. Tetapi semua mereka terdorong oleh kehendak jang berapi-api, untuk bekerdja bersama-sama memberi kenjataan kepada tjita-tjita itu, jang mempengaruhi semuanja: pentjiptaan suatu bentukan negara untuk Indonesia jang merdeka dan berdaulat. Perasaan terharu, jang menguasai pengandjur2 Indonesia ini, tatkala mereka melihat hasil perdjuangan dalam setengah abad dan hasil pekerdjaan persiapan dilapang ketata-negaraan jang menjebabkan mereka tak mengenal akan djerih lelah, terutama karena didorong oleh
65
kemauan keras untuk kerdja sama pada Konperensi, dan untuk dalam waktu jang singkat membentuk suatu negara Indonesia Serikat jang merdeka dan berdaulat bagi orang luaran hanja dapat dirasa, tetapi tak dapat diinsjafinja sepenuh2nja. Inilah suatu rahasia jang terkandung didalam hati pemimpin2 nasional Indonesia. Hanja jang menampakkan diri keluar adalah keputusan2 konkrit jang ditetapkan setjara tulisan, djuga seperti ketetapan tentang lambang2, jang orang hendak menjatakan kepada seluruh dunia sebagai tjita2 kesatuan nasional Indonesia jang menguasai segala- galanja.
Lambang2 kesatuan Suatu bangsa muda mentjahari djalannja didunia, ia hendak mengambil tempatnja didalam persekutuan bangsa2. Dengan sendirinja ia memakai segala daja upaja jang dipergunakan oleh tiap2 bangsa jang merdeka, untuk menjatakan keadaannja dan wataknja sendiri, baik kedalam maupun keluar: bahasanja sendiri, njanjian kebangsaan nja sendiri dan benderanja sendiri. Bahasa, itulah Bangsa. ,,Bahasa itulah seluruh bangsa", kata Guido Gezelle, penjair besar bangsa Vlaam. Kebenaran kata penjair jang tepat itu selalu pula dapat dialami orang. Tidak djarang di kalangan Belanda anggapan jang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu hanja suatu rekaän politik, bahwa ,,bahasa Melaju" seperti dalam lingkungan2 jang tertentu masih atjap kali mendjadi sebutan bagi Bahasa Indonesia, tak mempunjai bakat hidup disamping bahasa2 daerah jang tak terbilang banjaknja, jang diutjapkan di Indonesia. Inilah suatu salah paham dalam ilmu bahasa jang menghalangi penghargaan jang benar bagi bahasa pergulan umum Indonesia ini. Dalam tiap2 negeri dapatlah orang melihat perkembangan jang sama, umpamanja dialek suatu daerah jang tertentu lama-kelamaan mengambil tempat jang terpenting, baik karena daerah itu melebihi lainnja dalam pengaruh perdagangan, kebudajaan, agama atau politik. Atas tjara jang demikian maka dialek provinsi2 sebelah Barat berkembang mendjadi bahasa pergaulan umum Belanda jang sopan; di Perantjis dialek Ile de France; di Tiongkok bahasa Tiong Hoa - Mandarijn". Di Indonesia hal itupun bukan berlainan djadinja. Bahasa Melaju Riouw meluas keseluruh kepulauan Indonesia, sepandjang djalan2 perniagaan jang lama, malahan djauh lebih keluar. Berkat paktor2 agama dan politik maka bahasa itu telah mendjadi bahasa pengantar daerah2 pesisir dalam Kepulauan ini, dan dari sana mendapati djalannja kedaerah2 pedalaman.
66
Bahasa Indonesia. Djuga tidak benar pendapat jang masih selalu mempersatukan Bahasa Indonesia dengan „,bahasa Melaju” , dalam hal ini Melaju Riouw. Djuga dalam hal ini diberbagai2 Negeri berlaku proces perkembangan jang sama. Didalam perkembangannja maka bahasa pergaulan umum mengambil berbagai2 anasir dari dialek2 lainnja dan dari bahasa2 asing, jang olehnja dialek aseli benar masih tetap mempunjai pengaruh jang terbesar, tetapi lambat laun waktunja berobah demikian rupa, sehingga orang harus mengatakan tentang suatu bahasa baru jang menjesuaikan dirinja pada hasrat kebutuhan2 setempat2 jang berlain-lainan, dan pada perkembangan kemanusiaan jang sedang melangkah madju dalam tiap2 lapang kemasjarakatan. Bahasa2 daerah sekali-kali tak usah hilang olehnja . Disamping bahasa pergaulan umum, bahasa2 daerah dapat berlangsung hidup kuat, apabila mereka mempunjai kekuatan hidup jang tjukup. Dalam hal ini maka kedudukan bahasa Fries terhadap bahasa Belanda umum umpamanja, adalah suatu tjontoh jang tegas sekali. Tetapi bahasa pengantar umum itu melambangkan kesatuan nasional, baik kedalam maupun keluar.
Wilhelmus dan Indonesia Raja Tak obahnja pula halnja njanjian kebangsaan untuk seluruh Indonesia. Tiap-tiap bangsa jang tiada terdjadjah mempunjai njanjian, dalamnja ia menjatakan perasaannja setepat-tepatnja dan kebangsaannja setepat-tepatnja pula. Banjak kali njanjian itu lahir dalam masamasa perdjuangan untuk wudjud kebangsaan. Perkataan atau ragamnja malahan tak perlu bersifat asli, Umpamanja lagu Wilhelmus adalah pada awalnja suatu njanjian sindiran kepada orang Hugenoot dan kemudiannja dinjanjikan oleh orang Spanjol. Oleh sebab itu maka untuk bangsa jang sedang memerdekakan dirinja, hal itu bukannja suatu nilai jang kurang membuktikan, hanja karena didalam perdjalanan zaman hal itu terisi sentimen angkatan2 jang berturut2, sehingga olehnja maka hal itu beroleh watak jang disutjikan. Berulang-ulang kali diadakan pertjobaan, umpamanja untuk merobah perkataan2 ajat pertama dari Wilhelmus, sebab ,,dari Djerman asalku" dan pemudjaan radja Spanjol tak perlu lagi dalamnja. Pertjobaan2 itu selalu gagal, dan akan tetap gagal, karena perasaan2 nafsu tabiat dari rakjat itu melawannja, apabila apa jang telah mendjadi milik kebangsaan didalam berabad -abad itu disinggung. Tiada ubahnja dengan hal ,,Indonesia Raja". Lahir sebagai njanjian perdjuangan, maka njanjian itu diterima diseluruh Indonesia sebagai pernjataan kesatuan kebangsaan, dengan tiada menghiraukan 67
apa jang dapat ditjela orang dalam teks dan ragamnja. Untuk perasaan2 nasional Belanda tak mendjadi soal, oleh siapakah dan dimanakah Wilhelmus pertama-tama dinjanjikan, dan apakah teksnja benar2 disesuaikan dengan keadaan sekarang ? Bagi mereka njanjian itu adalah njanjian sutji, jang dengan itu mereka menjatakan kesatuan kebangsaan mereka , baik keluar maupun kedalam. Dalam hal ini, maka Indonesia Raja pun mengikuti perkembangan jang sama dengan perkembangan Wilhelmus itu, lahir sebagai njanjian perdjuangan jang mendapat djalannja jang pertama di Djawa dan sekarang diseluruh Indonesia. Ia telah mendjadi pusaka, walaupun ia masih berumur muda. Konperensi di Djokja tak perlu berbuat apa2 lagi, selain dari pada mengakui dengan resmi. Ja, sekali lagi dikatakan hanjalah pekerdjaannja mengakui dengan resmi, apa jang telah terpaku didalam perasaan2 kebangsaan Indonesia, dimanapun mereka berada. Disampingnja tak ada njanjian lain dapat hidup, itulah satu- satunja jang oleh lahirnja dan perkembangannja memadai akan maksud kemerdekaan Indonesia umumnja,
Tuan2 Palar, Dr. van Roijen (ditengah ) dan Drs. M. Hatta selang bertjakap2 digedung Indonesia Serikat. 68
dan kritik pada teks atau isinja adalah sama gila seperti jang demikian pada Wilhelmus, Marseillaise atau „ God save, the King". Itulah njanjian jang menjatakan kesatuan nasional atas tjara jang gaib untuk sentimen Indonesia , dengan tiada menghiraukan kalau2 mengenai orang Indonesia di Republik atau dinegara2 bagian, ataukah mereka berada didalam atau diluar Indonesia. Tinggal mengakui sadja. Mengenai bahasa dan njanjian kebangsaan, maka Konperensi Inter- Indonesia tak perlu berbuat lain , selain dari pada mengakui setjara resmi apa jang telah lama terpaku didalam hati rakjat2 Indonesia seluruhnja. Dengan lambang jang ketiga, jaitu bendera, suasana ada lebih sulit. Berbagai- bagai daerah di Indonesia jang kaja - raja ini mempunjai warna bendera jang disetudjui oleh hati rakjat daerah itu . Banjak Radja2 jang mempunjai lambang sendiri jang mereka tjintai oleh adat dan sedjarah . Tetapi tak suatupun dari padanja jang mempunjai arti jang lebih dari arti, setempat2. Zaman mendesak. Selang beberapa bulan kiranja orang mengharapkan masuknja Republik Indonesia Serikat didalam persekutuan bangsa2. Ada perlu sekali bahwa negara baru muntjul djuga dengan lambangnja sendiri di samudra2 dan disegala negeri dimuka dunia. Tak ada suatupun bendera setempat jang dapat diakui dalam waktu jang pendek sebagai lambang kebangsaan oleh seluruh Indonesia. Tetapi Konperensi di Djokja dalam hal ini bukannja menghadapi suatu soal jang sulit. Ada satu bendera jang sedjak awal mula menemani tumbuhnja pergerakan nasional di Indonesia, sebagai djuga njanjian kebangsaan. Merah Putih jang lahir di Djawa telah memperoleh arti didalam waktu berpuluh2 tahun bagi tiap2 orang Indonesia jang bermaksud kemerdekaan tanahnja, djauh melebihi bendera-partai jang asli disetempat2. Merah Putih adalah tanda kesatuan semua orang Indonesia jang mengandung maksud kemerdekaan itu sebagai perasaan jang paling ditjintainja. Oleh sebab itu maka djuga pemudjaan bendera Merah Putih sama sekali bukan urusan orang republikan sadja. Pemudjaan
(*) Penjelidikan kemudian jang dilakukan oleh suatu Komisi Republik Indonesia mengundjukkan, bahwa di zaman purbakala pun warna merah putih itu telah terdapat mendjadi lambang kebangsaan. Bahkan bendera Gula-Kelopo dari Solo sebenarnja berdasarkan merah putih djuga ! Penjusun !
69
itu hidup dimana-mana di Kepulauan ini , dimana djuga pahlawan2 kemerdekaan Indonesia berada. Bahwa hingga kini hal itu ternjata sekuat2nja di Republik, itu adalah soal tempo dan soal taktik belaka !
Bahwasanja putusan jang terachir tentang bendera, jang memang djuga harus mendjadi suatu tanda internasional didalam daerah2 jang hingga kini disebut daerah federal diundur- undurkan adalah disebabkan oleh kehendak agar hal itu dapat dirundingkan oleh semua orang Indonesia bersama - sama. Berdasar atas hal itu maka di Indonesia Timur pembitjaraan tentang pemakaian bendera Merah Putih djuga beberapa kali ditunda tadinja. Sekarang kemungkinan ada bagi perundingan Inter- Indonesia, dan semua jang bersatu disana dari semua bagian2 Indonesia, baik wakil2 Republik, maupun wakil2 negara2 bagian, atau pun wakil2 Radja2 dan rakjat, bersatu dengan tak ada perbedaan paham lagi tentang bendera merah putih sebagai bendera nasional Indonesia jang sebentar akan mendjadi lambang kesatuan bagi bangsa jang baru, bukan sadja untuk seluruh daerah Indonesia, tetapi dunia luaran djuga. Barangkali pertimbangan bahwa tak ada suatupun bendera jang dapat menjatakan perasaan dan djiwa kebangsaan Indonesia, bukan terutama memainkan rol jang besar pada pengandjur2 Indonesia jang bersatu di Konperensi itu . Mereka ada dikuasai oleh pertimbangan bahwa lahir sebagai bendera perdjuangan, maka meran putih telah menjertai untung dan malangnja pergerakan kebangsaan dan bahwa sekarang bendera itu seharusnja mendjadi djuru bahasa kemerdekaan bangsa2 Indonesia jang menang dan bangkit itu. Bodoh sekali memperbintjangkan atau melemparkan tuduhan2 seolah- olah merah putih sekarang diproklamirkan sebagai bendera kesatuan nasional, sebenarnja hanja oleh karena pengaruh Republik atau dari satu atau lebih banjak negara bagian di Konperensi. Karena disini bukannja untuk pertimbangan setempat2, tetapi untuk pernjataan kesatuan nasional sebagaimana jang telah diadakan oleh pergerakan kebangsaan. Dan pergerakan kemerdekaan kebangsaan itu selalu mendapati pengiringnja diseluruh Indonesia, bukan sadja dalam sebahagiannja. Sesudah penjerahan Djepang maka nasionalis2 didaerah2 federal mengedjar tjita2 kemerdekaannja atas djalan evolusi sedang Republik berusaha mewudjudkan maksudnja atas tjara jang lain. Pada dasarnja tak ada perbedaan diantaranja. Dan oleh sebab itu maka sekarang bendera merah putih, sebagai djuga Bahasa Indonesia dan Njanjian Indonesia Raja, dapat diterima dengan tulus hati oleh tiap2 orang jang menghendaki kebaikan bangsa Indonesia jang merdeka dan berdaulat. *
70
Sebentar lagi dikibarkan ! Dan pastilah dihari pernjataan pemindahan kedaulatan sepenuhnja ketangan bangsa Indonesia nanti sebagai hasil persidangan Medja Bundar di negeri Belanda, bendera Merah- Putih akan dinaikkan bersama-sama, serentak diseluruh Indonesia, dengan diiringi oleh Njanjian kebangsaan Indonesia Raja, jang akan didengarkan oleh seluruh Putera dan Puterinja dengan gairat dan chidmat, sedang bangsa bangsa asing jang hidup di negeri ini tentu pula akan memberi hormatnja, sebagai kewadjiban bangsa beradab.
71
Bab IX .
Ulasan
Penutup
Pada waktu kita menjiapkan tjatatan ini untuk dikirimkan kepertjetakan, perundingan Medja Bundar sedang mulai berlangsung. Tentulah dapat diharapkan perundingan Medja Bundar ini akan lebih lantjar djalannja karena ia didahului oleh suatu perundingan ,,kita sama kita" di Djokja dan di Djakarta jang telah menghasilkan putusan2 jang sangat berharga, seperti ternjata dapat dilihat dalam daftar hasil2 Konperensi jang dimuat dilain bahagian dari buah tjatatan ini. Dengan demikian dapatlah diringkaskan segala sesuatu jang berkenaan dengan perundingan dengan Pemerintah Belanda. Soal tentang Indonesia sendiri sudah dapat dipetjahkan, biarpun baru garis2 besarnja sadja, tetapi memang itu-lah pula jang terpenting, sehingga walaupun kelihatannja delegasi dari Indonesia terdiri dari dua bahagian jaitu Delegasi Republik dan delegasi B.F.O. , bolehlah dikatakan itu hanjalah pada lahirnja, sedang pada batinnja satu sadja; seperti kata Drs. Moh. Hatta tidaklah soal satu atau dua penting, tapi kesatuan kemauan dan pengertian jang baik tentang apa jang dikehendaki sudah mendjadi pokok dari segala pokok dan ini telah tertjapai sehingga Sultan Hamid II telah menerangkan pada pers di negeri Belanda bahwa soal bentuk dan isi Republik Indonesia Serikat itu adalah perkara Orang Indonesia semata-mata. Djadi ringkasnja soal pokok mendjadi perundingan di negeri Belanda itu ialah soal pemindahan kedaulatan dari tangan Belanda ketangan Pemerintah Indonesia, sedang bagaimana soal didalam Republik Indonesia Serikat itu akan mendjadi urusan semata-mata dari bangsa Indonesia. 盡 Djika kita peladjari baik2 akan putusan2 jang telah diambil didalam pembitjaraan ,,kita sama kita" dan kita perhatikan pula peribadi2 (orang2) jang mengambil bahagian didalam perundingan2 di Djokja, Djakarta dan Den Haag jang dapat pula kita pastikan rasanja
73
beliau2 itu pula telah sebahagian besar mendjadi pelaksana sekalian rentjana jang diputuskan. Maka djika kita lihat sifat2 dan bentuk Pemerintahan maupun Dewan Perwakilan dan Senaatnja, maka kita melihat hasil dari pada tenaga2 tjerdik tjendikia dari bangsa kita jang mempunjai pengetahuan dan pengalaman dalam berbagai2 urusan negara, sehingga dapatlah kita pertjajai bahasa apa jang dihasilkan itu, itulah hasil usaha dan buah pikiran jang sebaik -baiknja dan sebagus dan semulia2nja sebagai persembahan pada bangsa dan tanah air. Selain dari pada itu djika kita lihat nama2 jang mendjadi pemuka dan pembina negara kita itu nampaklah nama2. dan peribadi jang mewakili segala lapisan masjarakat. Bukankah peribadi seperti Ir. Sukarno , Drs. Moh. Hatta dan iain2 pemuka dari Republik maupun diluarnja dipandang sebagai perutusan dan pendjelmaan dari pada kemauan rakjat jang banjak tetapi disampingnja kita lihat pula Sultan Djokja dan Sultan Hamid II serta Anak Agung sebagai wakil kaum ,,Feodal" tetapi tidak kurang djasanja kepada bangsa dan tanah air sehingga pergabungan kaum ra'jat dan kaum ningrat ini adalah mendjadi sembojan dari lahirnja Indonesia Baru jang gagah perkasa. Tentulah tiap2 putera Indonesia akan merasa bangga, djika didalam sedjarah perkembangan bangsa kita dapat tertjatat, bahwa rakjat dan radja2nja beserta kaum terpeladjarnja bahu-membahu sebagai putera ibu pertiwi mendukung tugas jang sutji mulia, guna kemuliaan dan kesedjahteraan tanah air. Mudah-mudahan !
74
Lampiran
Resolusi
Dewan
Keamanan
(28 Djanuari 1949) Dibawah ini dimuatkan resolusi Dewan Keamanan, berkenaan dengan usul wakil Amerika-Serikat :
1.
penggantian K.T.N. dengan sebuah ,,Komisi P.B.B. untuk Indonesia" jang harus mengandjurkan penarikan kembali tentara Belanda dengan berangsur-angsur dan mengadakan pemilihan2 umum, sedangkan dia djuga harus melantjarkan perundingan2 antara Belanda dengan pemimpin2 Republik serta pemimpin2 lainnja.
2.
pemerintah Interim Federaal harus sudah dibentuk pada tanggal 15 Maret 1949.
3.
pemilihan2 umum harus diadakan dibawah pengawasan P.B.B. sebelum tgl. 1 Oktober 1949.
4.
penjerahan kedaulatan kepada N.I.S. harus dikerdjakan setjepat2 nja dan tidak boleh meliwati tgl. 1 Djuli 1950.
5.
pemimpin Republik harus dibebaskan.
6.
Djokja harus dikembalikan kepada Republik.
7.
Belanda dengan bantuan P.B.B. harus selekas mungkin mulai perundingan2 mengenai kedaulatan dan kemerdekaan Republik.
8.
Komisi P.B.B. untuk Indonesia tidak hanja boleh tjampur tangan dalam urusan Belanda dengan Republik sadja, tetapi boleh meluaskan kegiatannja sampai seluruh Indonesia.
9.
djika andjuran2 komisi tersebut tidak diikuti, komisi harus memberi andjuran kepada Dk. tentang tindakan2 sterusnja jang akan diambil.
75
USUL CANADA (diterima oleh Dewan Keamanan tanggal 23 Maart 1949) . Karena usul Amerika jang telah diterima oleh Dewan Keamanan tanggal 28/1-'49 itu tidak djuga menghasilkan sebagai diharap berhubung dengan keberatan2 pihak Belanda, maka wakil Canada memadjukan usul dengan bantuan wakil2 Negara2 jang dahulu menundjang usul Amerika. Usul Canada jang disebut ,,Canadese Ruling" achirnja diterima oleh Dewan Keamanan pada tanggal 23 Maart 1949. ,,Dewan Keamanan berpendapat, bahwa Komisi Perserikatan Bangsa2 untuk Indonesia selaras dengan resolusi Dewan tanggal 28 Djanuari 1949 dan dengan tidak memperkosa hak2, tuntutan2 dan kedudukan fihak2 harus membantu fihak2 dalam mentjapai persetudjuan tentang : a). Penglaksanaan resolusi Dewan Keamanan tanggal 28 Djanuari dan terutama alinea2 1 dan 2 dari Bagian „ mengerdjakannja" ; 1. Penggantian K.T.N. dengan sebuah ,,Komisi P.B.B. untuk Indonesia", jang harus mengandjurkan penarikan kembali tentara Belanda dengan berangsur-angsur dan mengadakan pemilihan2 umum, sedangkan dia djuga harus melantjarkan perundingan2 antara Belanda dengan pemimpin2 Republik serta pemimpin2 lainnja. 2. Pemerintah Interim Federal harus sudah dibentuk pada tanggal 15 Maret 1949. b). Waktu dan sjarat2 untuk mengadakan konperensi jang diusulkan di Den Haag, agar perundingan jang dibitjarakan dalam resolusi dapat diadakan selekas-lekasnja. Lebih landjut Dewan berpendapat bahwa djika tertjapai persetudjuan soal mengadakan konperensi demikian dan turut sertanja Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia dalam konperensi itu selaras dengan maksud (termen) perintah jang diberikan kepadanja tidak akan bertentangan dengan tudjuan dan tjita2 resolusi Dewan Keamanan.
77
ISINJA 1. Pengantar kata
katja
7-22
2. Kita sama Kita
23-26
3. Hasil Konperensi di Djokjakarta 4. Dari Hati ke Hati
3-5
99
......... 27-31
99
33-46
5. Pertemuan di gedong Indonesia Serikat
Djakarta
.....
47-60
6. Hasil Konperensi ke dua di Djakarta
7. Rapat
penutup
""
......... 61-63
99
65-71
22
......... 73-74
""
......... 75-77
8. Suatu Ulasan tentang Bahasa, Bendera dan Lagu Indonesia Raja
9. Ulasan
Penutup
10. Lampiran (Resolusi Dewan Keamanan dan
Canadese Ruling )
79
t
.
HARGA ƒ 1.50 Cliche's en Druk: Ind. Ned. Handelmij on Drukkerij Makassar N.V.
GENERAL LIBRARY
U.C. BERKELEY
B000955604