229 66 3MB
Indonesian Pages 126 Year 2016
EFEKTIFITAS SISTEM INFORMASI DALAM PROSES DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT SWASTA KOTA MEDAN
TESIS
Oleh
RANI DAMANIK 137046040 / ADMINISTRASI KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
EFEKTIFITAS SISTEM INFORMASI DALAM PROSES DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT SWASTA KOTA MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Keperawatan (M.Kep) dalam Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Minat Studi Administrasi Keperawatan pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Oleh
RANI DAMANIK 137046040
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
Telah diuji Pada tanggal : 28 Agustus 2015
KOMISI PENGUJI TESIS Ketua
: Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph.D
Anggota
: 1. Diah Arruum, S. Kep., Ns., M. Kep 2. Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP(K), FiHA
3. Achmad Fathi S.Kep., Ns., MNS
PERNYATAAN
EFEKTIFITAS SISTEM INFORMASI DALAM PROSES DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT SWASTA KOTA MEDAN
Tesis
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademis di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 28 Agustus 2015
Rani Damanik
Judul Tesis
: Efektifitas Sistem Informasi dalam Proses Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan
Nama Mahasiswa: Rani Damanik Program Studi
: Magister Ilmu Keperawatan
Minat Studi
: Administrasi Keperawatan
Tahun
: 2015
ABSTRAK
Sistem informasi merupakan salah satu atribut yang bermanfaat dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan sekaligus menciptakan sejumlah tantangan dokumentasi baru. sistem informasi dalam proses asuhan keperawatan dengan menggunakan teori Orlando bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien, dengan menggunakan Visual Basic 6.0 (VB) and Microsoft SQL Server 2000 yang dihubungkan dengan database. Standar proses dokumentasi asuhan keperawatan seperti Nursing Intervention Clasificstion (NIC), Nursing Outcome Classification (NOC), dan North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) dengan tahapan, seperti: pengkajian, merumuskan diagnosis, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas sebelum dan sesudah sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan. Desain penelitian adalah quasy experiment, dengan menggunakan uji one group pre-post test
i
design. Populasi penelitian adalah perawat di Ruangan Melati Rumah Sakit
Umum Imelda Pekerja Indonesia dengan menggunakan rumus Cohen’s d melalui pendekatan purposive sampling yaitu sebanyak 22 orang. Diperoleh kesimpulan dari hasil uji yaitu ada perbedaan efektifitas antara sebelum dan sesudah penerapan sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan dengan nilai (p=0.00), sehingga (p< 0.05), dan dari nilai t hitung > dari t tabel (16.76>0.686) dengan kata lain (Ha: µ x1≠µ x2), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Disarankan kepada rumah sakit agar mengaplikasikan sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan dan melakukan suvervisi dan memberikan reward dalam melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. Kata kunci: sistem informasi, proses dokumentasi asuhan keperawatan
ii
Thesis Title
: Effectiveness of Information Systems in the Process of Documentation of Nursing Care in the Private Hospitals in Medan
Name
: Rani Damanik
Study Program
: Master of Nursing
Field of Specialization: Nursing Administration Academic Year
: 2015
ABSTRACT
System information is one of the attributes that are useful in relieving the documentation process in the treatment of a number of challenges while creating new documentation. The nursing process based information systems using Orlando’s theory is aimed to manage patient records based on the needs of the patients, using design Visual Basic 6.0 (VB) and Microsoft SQL Server 2000 as the database link. The steps in the nursing process, such as: assessment, diagnosis formulation, intervention, implementation and evaluation of nursing, then in doing the nursing process standards covering all aspects of nursing is done through a system of classification as Nursing Intervention Classification (NIC), Nursing Outcomes Classification (NOC), and the North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). The purpose of this study was to identify the effectiveness of information systems in the process of documentation of nursing care in a
iii
private hospital in Medan. The study design was quasi experiment, the population was nurses in Melati room of Imelda Hospital. The samples were 22 respondents, taken by using Cohen's d formula, with a purposive sampling technique. The data were collected by using questionnaires and analyzed by using one group pre-post test design. The test results showed that there were differences in effectiveness between before and after the application of information systems in the process of documentation of nursing care in a private hospitals in Medan with p-value = 0.00 (p t table (16.76>0.686), so that Ha: μx1 ≠ μx2 which indicated that Ha was accepted and Ho was rejected. It is recommended that the hospital management apply the information system in the nursing documentation process, and than make supervision, give reward for nurses to do nursing documentation.
Keywords: information system, nursing care documentation process
iv
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan thesis dengan judul “efektiftas sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan”, disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Keperawatan di Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dengan terselesaikannya tesis ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 2. Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3. Achmad Fathi S.Kep., Ns., MNS, selaku Sekretaris program studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini. 4. Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph. D, selaku Dosen Pembimbing I yang memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis hingga penulisan thesis ini selesai. 5. Diah Arruum, S.Kep., Ns., M. Kep, selaku Dosen Pembimbing II yang memberikan pengarahan, masukan yang bermanfaat kepada penulis hingga selesai thesis ini.
v
6. Prof. dr. Sutomo Kasiman,SpPD, SpJP(K), FiHA, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan kritikan dan saran untuk perbaikan thesis ini. 7. dr. Hedy Tan, MARS., Sp., OG., MOG, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di rumah sakit tersebut. 8. dr. Deli Theo., Sp., PK., MARS, selaku Direktur Rumah Sakit Royal Prima Medan dan kepada dr Maria Christina., MARS, selaku Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan pilot study. 9. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. 10. Evan Hikler Damanik, yang telah meluangkan waktunya untuk membuat program penulis, serta seluruh Keluarga Besar Damanik yang telah memberikan dukungan,
motivasi
serta doa sehingga penulis
dapat
menyelesaikan tesis tepat pada waktunya. 11. Terimakasih kepada Ayah dan Ibu yang tidak terhingga penulis ucapkan, meskipun kalian telah tiada, akan tetapi kata-kata yang pernah disampaikan menjadi motivasi penulis untuk menyelesaikan tesis tepat pada waktunya. 12. Seluruh rekan-rekan program studi Magister Keperawatan angkatan III 2013/2014 yang ikut memberi dukungan dalam penyelesaian tesis ini.
vi
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan tesis ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya profesi keperawatan. Medan, 28 Agustus 2015 Penulis
Rani Damanik
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Rani Damanik
Tempat Tanggal Lahir
: Tiga Urung, 14 Maret 1987
Alamat Asal
: Jl. Tali Air No 23 Medan Tuntungan
No. Telp/HP
: 081397155571
Riwayat Pendidikan : Jenjang Pendidikan
SD
Nama Institusi
Tahun Lulus
SD Negeri 091433 Pematang Sidamanik
1999
SLTP
SMP Negeri 1 Sidamanik
2002
SMA
SMA Negeri 1 Sidamanik
2005
STIKes Medistra Lubuk Pakam
2010
Fakultas Keperawatan Universitas
2015
S. Kep & Ners Magister
Sumatera Utara
Riwayat Pekerjaan : Oktober 2010
: Bekerja sebagai perawat pelaksana di Rumah Sakit Arafah Jambi
Januari-Februari 2011
: Bekerja sebagai perawat pelaksana di Rumah Sakit Vita Insani Siantar
2012- hingga sekarang : Bekerja sebagai dosen di Akademi Keperawatan Darmo Medan
viii
Kegiatan Akademik Selama Studi : Peserta pada acara “Seminar Riset Kesehatan Yang Berlandaskan Etika”, 06 November 2013, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Panitia pada acara Seminar “Utilisasi Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif Dalam Riset Keperawatan dan Kesehatan” dan Workshop “Computer Assisted Qualitatif Data Analysis Software (CAQDAS)”, 07 Desember
2013, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara. Peserta pada acara Seminar Keperawatan “The Art of Nursing Care In Hospital Application”, 17 Mei 2014, Rumah Sakit Columbia, Medan. Peserta pada acara Seminar Nasional Keperawatan yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis Ke-5 Fakultas Keperawatan USU, 15 April 2015, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara. Panitia pada acara Seminar Nasional Keperawatan “Sistem Jenjang Karir Perawat di Indonesia” sekaligus Pelantikan Pengurus Propinsi Sumatera Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI), 28 April 2015, Mutiara Convention Hall, Medan. Peserta Workshop “Penulisan Proposal untuk AINEC AWARD 2014”, 21-22 Maret 2014, Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), Medan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK .................................................................................................... i ABSTRACT................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................ v RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR SKEMA ...................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1.1. Latar Belakang ........................................................................ ... 1.2. Permasalahan ............................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................
1 1 7 9 10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2.1. Sistem Informasi ........................................................................ 2.1.1. Definisi sistem informasi ............................................... 2.1.2. Komponen utama sistem informasi ............................... 2.1.3. Design dalam pembuatan sistem informasi ................... 2.1.4. Proses pembuatan sistem informasi .............................. 2.1.5. Komponen pengelolaan data dalam sistem informasi ... 2.1.6. Kesuksesan sistem informasi .......................................... 2.1.7. Tujuan sistem informasi.................................................. 2.1.8. Tingkatan kebutuhan informasi ..................................... 2.1.9. Flowchart ....................................................................... 2.2. Proses Asuhan Keperawatan ...................................................... 2.2.1. Defenisi proses asuhan keperawatan ............................. 2.2.2. Jaminan mutu dalam proses perawatan .......................... 2.2.3. Proses keperawatan merupakan unsur yang penting ..... 2.2.4. Kegunaan sistem informasi dalam proses keperawatan 2.2.5. Standar informasi dalam proses keperawatan ................. 2.2.6. Sistem informasi dalam keperawatan ............................ 2.2.7. Proses pelaksanaan sistem informasi keperawatan ......... 2.2.8. Peran Perawat dalam sistem informasi .......................... 2.2.9. Sistem informasi dalam perawatan pasien ................... 2.3. Landasan Teori .......................................................................... 2.3.1. Teori Ida Jean Orlando .................................................. 2.3.2. Proses asuhan keperawatan dengan teori Ida Jean Orlando 2.4. Kerangka Konsep .......................................................................
11 11 11 11 12 13 13 14 15 15 15 16 16 17 18 18 18 19 19 20 21 21 21 26 28
x
BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................. 3.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 3.3. Populasi dan Sampel .................................................................. 3.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 3.5. Variabel dan Definisi Operasional ............................................. 3.6. Metode Pengukuran ................................................................... 3.7. Metode Analisis Data ................................................................ 3.8. Pertimbangan Etik .....................................................................
32 32 33 33 35 40 42 46 47
BAB 4. HASIL PENELITIAN ................................................................... 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................... 4.2 Data Demografi perawat di Rumah Sakit .................................. 4.3 Sistem informasi asuhan keperawatan sebelum dan sesudah Intervensi .................................................................................... 4.4 Hasil Analisis .............................................................................
48 48 49
BAB 5. PEMBAHASAN ............................................................................ 5.1 Pretest sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan Keperawatan .............................................................................. 5.2 Treatment sosialisasi sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan ................................................................... 5.3 Treatment workshop sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan ................................................................... 5.4 Treatment simulasi sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan ................................................................... 5.5 Posttest sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan ............................................................................... 5.6 Keterbatasan Penelitian .............................................................
57
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 6.1 Kesimpulan ........................................................................ ....... 6.2 Saran ..........................................................................................
70 70 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. LAMPIRAN ................................................................................................
72 99
xi
50 54
57 59 61 63 66 68
DAFTAR SKEMA
Halaman Skema 2.1
Model DeLone dan McLean (1992) .....................................
Skema 2.2
Alur skema penelitian efektifitas sistem informasi dalam
12
proses asuhan keperawatan ...................................................
25
Skema 2.3
Kerangka konsep penelitian ..................................................
26
Skema 2.4
Flowchart sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan
keperawatan ..........................................................................
36
Skema 4.1
Format asuhan keperawatan RSU Imelda Pekerja Indonesia
55
Skema 4.2
Pengkajian keperawatan sesudah sistem informasi ..............
56
Skema 4.3
Diagnosa keperawatan sesudah sistem informasi .................
56
Skema 4.4
Intervensi dan implementasi keperawatan sesudah sistem informasi ...................................................................
Skema 4.5.
58
Evaluasi keperawatan sesudah sistem informasi proses dokumentasi asuhan keperawatan .........................................
xii
58
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1
Design one group pre-test, post test .....................................
24
Tabel 3.1
Design penelitian one group pre-test, post-test ....................
30
Tabel 3.2
Rangkaian kegiatan penelitian ..............................................
35
Tabel 3.3
Variabel dan definisi operasional ..........................................
42
Tabel 3.4
Hasil uji CVI expert ..............................................................
44
Tabel 3.5
Hasil pilot study data demografi di Rumah Sakit Umum Royal Prima ..........................................................................
49
Tabel 4.1
Data demografi perawat di RSU Imelda Pekerja Indonesia ..
54
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi sebelum dan sesudah sistem informasi
Tabel 4.3
di RSU Imelda Pekerja Indonesia .........................................
59
Hasil uji paired sample t test variabel penelitian ..................
61
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Modul Penelitian ...................................................................
75
a. Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent) .............
91
b. Kuesioner penelitian .........................................................................
92
Lampiran 2 Biodata Expert .....................................................................
98
c. Out Put SPSS ....................................................................................
111
d. Lembar kegiatan konsultasi penyelesaian tesis ................................
113
e. Tabel Cohen’s d ................................................................................
114
Lampiran 3 Izin Penelitian ..........................................................................
115
a. Surat Pengambilan Data dari Dekan Fakultas Keperawatan b. Surat Persetujuan Etik Peneltian c. Surat Persetujuan Melakukan Penelitian dari RSU Imelda Medan d. Surat Selesai Melakukan Penelitian dari RSU Imelda Medan
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sistem informasi secara luas dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan (Palvia, Lowe, Nemati, & Jacks, 2014). Kegunaan sistem informasi yaitu menyimpan data tentang semua kegiatan yang tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan, memulihkan atau mempertahankan kesehatan (Ramadhan, Ssenyonga, & Sumil, 2014). Sistem informasi dalam keperawatan merupakan dasar ilmu pengetahuan yang mengintegrasikan ilmu komputer dalam mengelola data, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan (Daniel & Oyetunde, 2013). Pengembangan dan penerapan catatan keperawatan yang terkomputerisasi telah ditekankan di seluruh dunia (Elf & Putilova, 2003). Menurut While dan Dewsbury (2013) sistem informasi dalam keperawatan merupakan komponen kunci dalam pemberian asuhan keperawatan modern. Sistem informasi merupakan salah satu atribut yang bermanfaat dalam meringankan proses dokumentasi dalam perawatan sekaligus menciptakan sejumlah tantangan dokumentasi baru (Nwosisi, Carl, & Christopher, 2012). Transisi dari dokumentasi kerja menjadi elektronik, dapat mengatasi beberapa masalah yang dialami perawat saat ini, dan membantu perawat untuk memenuhi kebutuhan dalam pemeliharaan kesehatan yang bersifat kompleks. Pelaksanaan dokumentasi elektronik sangat diperlukan walaupun menjadi salah satu tantangan untuk perawat (Payne, 2008).
1
2
Pelaksanaan dokumentasi di rumah sakit pada saat ini, sebagian besar masih berbasis kertas (Djorlolo & Ellingsen, 2013). Dokumentasi berbasis kertas membutuhkan investasi yang besar dalam upaya pendokumentasiannya, dan kualitas yang masih rendah (Ammenwerth, Rauchegger, Ehlers, Hirsch, & Schaubmay, 2003). Perubahan merupakan aspek penting dari setiap rumah sakit (Sarayreh, Khudair, & Barakat, 2013). Konsep dokumentasi lama menuju konsep yang baru dalam keperawatan, merupakan perubahan pelayanan kesehatan dimana semua dituntut harus profesional (Aiyedun, Chukwu, & Musa, 2014). Kemajuan dalam penggunaan sistem informasi telah menyebabkan terciptanya sistem aktivitas digital dalam rumah sakit (Setia, Setia, Krishnan, & Sambamurthy, 2004). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nagle dan Catford (2008) tentang kesuksesan rumah sakit untuk mengadopsi sistem informasi keperawatan, diperoleh bahwa rumah sakit sukses mengadopsi dokumentasi elektronik dengan melibatkan perawat. Berdasarkan hasil implikasi praktek pengajaran dokumentasi elektronik oleh Kenney dan Cavanaugh (2011) menunjukkan bahwa perawat muda akan lebih mudah dalam pengajaran sedangkan perawat tua mungkin memerlukan bantuan tambahan dalam belajar dokumentasi elektronik. Teori proses keperawatan Orlando sebagai pedoman sesuai untuk merancang sistem informasi yang ramah pengguna dan manajemen rendah biaya kesehatan yang berlaku dalam lingkungan kesehatan terlepas dari pengaturan sosial ekonomi dan teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Adegboyega dan Aniefiok (2014) tentang proses keperawatan yang berbasis sistem informasi
3
dengan menggunakan teori Orlando, yang bertujuan untuk melakukan pengelolaan catatan pasien yang didasarkan pada kebutuhan pasien yang dilakukan menggunakan desain Visual Basic 6.0 (VB) dan Microsoft SQL Server 2000 sebagai penghubung database. Hasil penelitian diperoleh bahwa 93% menunjukkan efisiensi, sedangkan 80% menunjukkan kemudahan dalam penggunaan dan perlindungan data. Publikasi yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan tentang profesional kesehatan dan perawatan tahun 2020, yang menguraikan upaya baru untuk mengintegrasikan sistem informasi yang berisi dokumentasi elektronik kesehatan pasien. Dinyatakan bahwa, setiap warga negara dapat mengakses dokumentasi kesehatan mereka secara online pada tahun 2018 dan membuat data yang akurat tersedia untuk paramedis, dokter dan perawat. Amerika Serikat, dilaporkan bahwa tingkat adopsi catatan elektronik telah terus meningkat menjadi 48,3% pada akhir tahun 2009 dibandingkan tahun 2008 hanya 38,4%. Perolehan pada tahun 2013 sebanyak 78% sedangkan, pada tahun 2014 menjadi 80%. Beberapa negara di dunia seperti Australia, Abu Dhabi, Canada, Jordan, India, Estonia, Netherlands, Saudi Arabia, Switzerland berupaya untuk pengembangan catatan kesehatan elektronik seumur hidup untuk seluruh warga (Big Data in Health Care, 2014). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1171/MENKES/PER/VI/2011 yaitu pada pasal 1, ayat 1, bahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS). Ayat 2 menyatakan bahwa sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data
4
rumah sakit (MenKes, 2011). Studi yang dilakukan oleh Bozak (2003) tentang analisis dalam menerapkan sistem informasi keperawatan. Diperoleh hasil dari 208 staf perawat di sebuah rumah sakit di Inggris menunjukkan hubungan yang signifikan atau positif antara umur, pengalaman klinis, dan unit klinis dimana perawat bekerja terhadap komputer. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 269/MENKES/III/ tentang Rekam Medis tahun 2008 pada pasal 8 ayat 3 yaitu yang membahas mengenai penyimpanan, pemusnahan, dan kerahasiaan dalam penyimpanan Rekam Medis dilakukan penyimpanan dalam jangka waktu 10 tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut (MenKes, 2008). Sebuah format teks naratif yang dirancang untuk memfasilitasi kepedulian perawat dalam proses pendokumentasian (Korgh & Na Den, 2010). Perubahan dokumentasi dengan menggunakan operasi sistem informasi dirancang sebagai solusi dokumentasi dalam jangka panjang (Suc, Prokosch, & Ganslandt, 2009). Menerapkan sistem informasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan (Mugo & Nzuki, 2014). Manfaat penerapan sistem informasi dapat juga meminimalkan biaya perawatan (Seeley, 2009). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun 2013 tentang sistem informasi manajemen rumah sakit, pada pasal 2 terdapat tujuan dari sistem informasi di rumah sakit yaitu meningkatkan efisiensi, efektifitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit (MenKes, 2011). Survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Sistem Informasi, tentang penerapan sistem informasi rumah sakit di Indonesia tahun 2012 menunjukkan
5
bahwa 69,6% rumah sakit pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten atau kota telah menerapkan sistem informasi. Diperoleh 30,4% merupakan rumah sakit milik yayasan dan swasta, dengan melibatkan tim sistem informasi dan hanya 9,5% rumah sakit yang melibatkan tenaga kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan masih sedikit yang ikut terlibat dalam pengolahan sistem informasi di rumah sakit (Pusat Kajian Sistem Informasi, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ammenwerth, Rauchegger, Ehlers, Hirsch, dan Schaubmay (2011) tentang pengaruh sistem informasi keperawatan pada kualitas pengolahan informasi keperawatan, hasil survey pertama diperoleh sebanyak 75% perawat merasa nyaman dalam menggunakan komputer dan survey kedua mengalami peningkatan menjadi 93%, kemudian dilakukan survey sebelum dan sesudah, diperoleh perawat mengatakan sangat penting dokumentasi berbasis komputer. Dilakukan selanjutnya survey sebelum berdasarkan pengenalan komputer maka diperoleh perawat menghabiskan waktu ¼ dari waktu mereka untuk dokumentasi. Setelah dilakukan pelatihan secara signifikan meningkat menjadi 41%. Berdasarkan efisiensi diperoleh, bahwa sebelumnya perawat merasa khawatir dapat mengurangi efesiensi, dilakukan survey sesudah terjadi peningkatan kualitas pengolahan informasi dalam keperawatan yaitu lebih cepat akses informasi, mudah merubah rencana keperawatan, menghindari dokumentasi tumpang tindih, dan penggunaan lebih mudah. Orlando menggunakan istilah proses keperawatan untuk menjelaskan asuhan keperawatan. Langkah-langkah dalam proses ini dikaitkan dengan metode ilmiah,
seperti:
pengumpulan
data
(pengkajian)
merumuskan
hipotesis
6
(diagnosis), intervensi, implementasi dan evaluasi (Vieira, Salviano, Goncalves, Chianca, Carvalho, & Nascimento, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alexander (2007) tentang kerangka kerja yang menghubungkan komponen fundamental keperawatan, proses keperawatan, dengan prinsip-prinsip interaksi perawat dengan komputer. Diperoleh hasil, bahwa pengguna sistem informasi berperan dalam lintasan perawat dengan pasien dapat mengurangi hambatan klinis, seperti alur kerja, efesiensi dan kualitas pelayanan pasien rawat inap dapat meningkat. Proses keperawatan merupakan pendekatan dalam pemecahan masalah yang sistematis digunakan untuk mengidentifikasi, mencegah dan mengobati masalah kesehatan aktual atau potensial dan mempromosikan kesehatan (Aseratie, Murugan, & Molla, 2014). Kesalahan dalam memberikan layanan yang tidak memuaskan di rumah sakit, mengakibatkan konsekuensi yang dapat merugikan bagi perawat dan pasien (Sutherland, 2009). Standar keperawatan meliputi semua aspek keperawatan yang dilakukan melalui sistem klasifikasi seperti Nursing Intervention Clasificstion (NIC), Nursing Outcome Classification (NOC), North American
Nursing
Diagnosis
Association
(NANDA) (Vorosova, 2005).
Penggunaan proses keperawatan sebagai kerangka kerja yang bermanfaat bagi pasien dan perawat (Aly, Wafaa, & Besely, 2013). Hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti, di Rumah Sakit di Kota Medan tahun 2015 diperoleh, Rumah Sakit yang belum menggunakan sistem informasi dalam proses asuhan keperawatan yaitu: Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia, Rumah Sakit Umum
7
Herna Medan. Hal ini berbeda dengan Rumah Sakit Umum Santa Elisabeth Medan yang telah menggunakan sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan. Fenomena yang ada pada saat ini, masih terdapat beberapa rumah sakit yang sedang berupaya dalam memenuhi melaksanakan SIRS untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu bagian dari asuhan keperawatan yang berbasis komputer. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu tentang proses pelaksanaan asuhan keperawatan dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia, maka diperoleh kelengkapan format keperawatan belum optimal. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektifitas sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan.
1.2. Permasalahan Masalah dalam penelitian merupakan kesenjangan antara pengetahuan dengan praktek (Bruns & Grove, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Ammenwerth, Rauchegger, Ehlers, Hirsch, dan Schaubmay (2010) tentang pengaruh sistem informasi keperawatan pada kualitas pengolahan informasi dalam keperawatan: sebuah studi evaluasi dengan menggunakan instrument HISmonitor. Berdasarkan efesiensi diperoleh, bahwa sebelumnya perawat merasa khawatir akan mengurangi efesiensi, kemudian dilakukan survey sesudah terjadi peningkatan kualitas pengolahan informasi dalam keperawatan yaitu lebih cepat
8
akses informasi, mudah merubah rencana keperawatan, menghindari dokumentasi ganda, penggunaan lebih mudah, dukungan kerja lebih baik dengan mendapatkan informasi. Teori proses keperawatan Orlando sebagai pedoman yang sesuai untuk merancang sistem informasi yang ramah pengguna dan manajemen rendah biaya kesehatan yang berlaku dalam lingkungan kesehatan terlepas dari pengaturan sosial ekonomi dan teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Adegboyega dan Aniefiok (2014) tentang proses keperawatan yang berbasis sistem informasi dengan menggunakan teori Orlando, yang bertujuan untuk melakukan pengelolaan catatan pasien yang didasarkan pada kebutuhan pasien yang dilakukan menggunakan desain Visual Basic 6.0 (VB) dan Microsoft SQL Server 2000 sebagai penghubung database. Hasil penelitian diperoleh bahwa 93% menunjukkan efisiensi, sedangkan 80% menunjukkan kemudahan dalam penggunaan dan perlindungan data. Berdasarkan hasil penelitian jurnal tentang manfaat sistem informasi dalam proses asuhan keperawatan diperoleh bahwa terjadi peningkatan kualitas pengolahan informasi dalam keperawatan yaitu lebih cepat akses informasi, mudah merubah rencana keperawatan, menghindari dokumentasi ganda, penggunaan lebih mudah, dukungan kerja lebih baik dengan mendapatkan informasi.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
1171/MENKES/PER/VI/2011 yaitu pada Pasal 1 ayat 1 bahwa setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan SIRS untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit.
9
Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu bagian dari asuhan keperawatan yang berbasis komputer untuk memudahkan proses keperawatan dalam memberikan layanan pada pasien. Fenomena yang ada pada saat ini, masih terdapat beberapa rumah sakit yang sedang berupaya dalam menerapkan sistem informasi dalam keperawatan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu tentang proses pelaksanaan asuhan keperawatan dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia, maka diperoleh kelengkapan format keperawatan belum optimal. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dinyatakan dengan pertanyaan penelitian apakah ada perbedaan efektifitas antara sebelum dan sesudah sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Mengidentifikasi perbedaan efektifitas sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan. 1.3.2. Tujuan khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini, adalah untuk mengidentifikasi: 1. Efektifitas sebelum sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan. 2. Efektifitas sesudah sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan.
10
1.4. Hipotesa Penelitian Ada perbedaan efektifitas antara sebelum dan sesudah sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan.
1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif baik secara teoritis untuk pengembangan keilmuan dalam maupun secara praktik bagi praktisi keperawatan. 1.5.1. Pendidikan keperawatan Penelitian ini diharapkan, berkontribusi dalam pengembangan keahlian sumber daya manusia keperawatan ditempat pelayanan kesehatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang berbasis sistem informasi. 1.5.2. Bagi praktik keperawatan Penelitian ini diharapkan, dapat memberikan sumbangan umpan balik kepada manajemen rumah sakit agar dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang berbasis sistem informasi. 1.5.3. Bagi penelitian keperawatan Hasil penelitian ini, dapat digunakan sebagai pertimbangan dan menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya yang penelitiannya terkait dengan efektifitas sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di rumah sakit.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Informasi 2.1.1. Definisi sistem informasi Sistem informasi adalah sarana yang organisasi dan manusia yang menggunakan teknologi informasi, dalam pengumpulan data, proses, menyimpan, menggunakan dan menyebarkan informasi (Chaffey, 2005). Menurut Ball dan Hannah (2011) informasi adalah pengetahuan khusus tentang entitas seperti fakta, peristiwa, suatu hal, manusia, proses, ide, atau konsep. Menurut James dan Peter (2008) sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pengguna. Sistem informasi disebut sebagai bentuk dalam teknologi yang digunakan untuk membuat, kemudian menyimpan, melakukan pertukaran, dan menggunakan informasi (Pearlson & Saunders, 2010). 2.1.2. Komponen utama sistem informasi Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen, yaitu: Komponen sumber daya manusia (brainware), meliputi pemakai akhir
adalah orang yang menggunakan informasi yang dihasilkan sistem informasi, misalnya pelanggan, pemasok, teknisi, mahasiswa, dosen dan orang-orang yang berkepentingan,
kemudian
pakar sistem informasi
adalah orang
yang
mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi, misalnya system analyst, developer, operator sistem dan staf administrasi lainnya.
11
12
Komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software),
komponen perangkat keras (hardware) meliputi semua peralatan yang digunakan dalam memproses informasi, misalnya komputer dan periferalnya, lembar kertas, disk magnetic atau optik dan flash disk, sedangkan perangkat lunak (software),
merupakan sekumpulan perintah atau fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer agar melaksanakan sesuatu. Aplikasi perangkat lunak yg terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi. Data (dataware), merupakan dasar sumber daya organisasi yang diperlukan
untuk memproses informasi. Data dapat berbentuk teks, gambar, audio maupun video. Sumber daya informasi umumnya diatur, disimpan dan diakses oleh berbagai pengelolaan sumber daya data ke dalam database dan dasar pengetahuan. Tujuan utama dari database,
adalah: 1) menghindari pengulangan data
(redudansi), 2) mencapai indepedensi data (kemampuan untuk membuat perubahan dalam stuktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data. Komponen jaringan komputer (netware), sumber daya jaringan merupakan
media komunikasi yang menghubungkan komputer, pemroses komunikasi dan peralatan lainnya dengan kendali software komunikasi. Jaringan dapat berupa kabel, satelit, seluler dan alat yang dapat mendukung jaringan seperti modem,software pengendali serta prosesor antar jaringan (Tan, 2009).
2.1.3. Desain dalam pembuatan sistem informasi Prosedur pembuatan sistem informasi melalui desain, yaitu: 1) Visual Basic (VB) adalah lingkungan pemrograman dari Microsoft dimana programer
13
menggunakan desain grafis untuk memilih dan memodifikasi bagian yang dipilih sebelumnya dilakukan kode yang ditulis dalam bahasa pemrograman basic, dan 2) Microsoft SQL Server 2000 adalah produk perangkat lunak yang fungsi utamanya
untuk menyimpan dan mengambil data seperti yang diminta oleh aplikasi perangkat lunak lain, baik itu komputer yang sama atau di komputer lain di dalam jaringan internet (Adegboyega dan Aniefiok, 2014). 2.1.4. Proses pembuatan sistem informasi Pembuatan sistem informasi dapat dibagi menjadi tujuh tahap, antara lain: 1) mendefinisikan problem yang berisikan penentuan yang tepat mengenai apa yang akan dikerjakan, 2) pembuatan perangkat lunak yang diperlukan untuk output yang diinginkan, input yang dipersyaratkan, dan pengolahan untuk
konversi input dan output, 3) mendesain program yaitu, menentukan bagaimana persyaratan harus dipenuhi, 4) pengkodean program, sesudah desain lengkap, dengan bahasa pemrograman sebelum desain dapat dimasukkan ke komputer, 5) melakukan tes program komputer bahwa desain sudah tepat dengan apa yang diinginkan, 6) menginstalasikan dan melakukan pemeliharaan program, dan 7) pendokumentasian program secara detail dari program, mendesain, metode pengkodean, uji coba dan bahasa yang sesuai (Amsyah, 2005). 2.1.5. Komponen pengelolaan data dalam sistem informasi Pengelolaan data memiliki empat komponen utama, antara lain: 1) kualitas yang meliputi penyediaan layanan terkini, akurat, dan informasi kapanpun dan dimanapun data yang diakses konsisten, 2) manajemen, mencakup perangkat keras dan teknologi perangkat lunak, tetapi juga proses, serta kedua orang dan
14
mesin yang terlibat dalam pengelolaan data, 3) keamanan, komponen ini harus dilakukan dengan mengendalikan akses ke data untuk memastikan bahwa tidak hanya data yang tersedia bagi mereka yang seharusnya untuk pengakses data, dan 4) intelligence business, komponen ini harus dilakukan dengan memanfaatkan data untuk menghasilkan yang lebih baik, informasi yang lebih lengkap, dan lebih bermanfaat (Tan, 2009). 2.1.6. Kesuksesan sistem informasi Model DeLone dan McLean (2003) melakukan studi yang mendalam terhadap literatur mengenai kesuksesan sistem informasi. Menemukan bahwa kesuksesan suatu sistem informasi dapat direpresentasikan dengan karakteristik kualitas dari sistem informasi itu sendiri (system quality), kualitas output dari sistem informasi (information quality), penggunaan terhadap output (use), respons pengguna terhadap sistem informasi (user satisfaction), pengaruh sistem informasi terhadap kebiasaan pengguna (individual impact), dan pengaruhnya terhadap kinerja organisasi (organizational impact). Model DeLone dan McLean (2003) dapat ditunjukkan skema 1. Skema 2.1. Model DeLone dan McLean (2003)
Kualitas sistem Kualitas informasi
Pengguna
Kepuasan pengguna
Efek pada individu
Efek pada Organisasi
15
2.1.7. Tujuan sistem informasi Beberapa tujuan dari sistem informasi, yaitu: 1) mendukung fungsi kepengurusan dalam manajemen informasi yang mengacu pada tanggungjawab, 2) mendukung pengambilan keputusan manajer dengan sistem informasi yang tersedia untuk melaksanakan tanggungjawab dalam pengambilan keputusan, dan 3) sistem informasi menyediakan informasi kepada pengguna untuk membantu dalam melaksanakan atau menyelesaikan tugas dengan secara efektif dan efisien (James & Peter, 2008). 2.1.8. Tingkatan kebutuhan informasi Kebutuhan untuk merancang informasi dan mengimplementasikan sistem informasi berbasis komputer dibagi atas tiga tingkatan, sebagai berikut: 1) tingkat kebutuhan informasi dalam organisasi, persyaratan ini digunakan untuk mendefinisikan seluruh arsitektur sistem informasi dan untuk menentukan kerangka aplikasi dan database, 2) persyaratan database organisasi, persyaratan untuk desain database yang berasal dari kebutuhan pengguna dan hard ware dan software, dan 3) aplikasi tingkat kebutuhan dalam informasi, sebuah aplikasi
menyediakan pengolahan informasi untuk unit organisasi atau kegiatan dalam organisasi (Davis, 2005). 2.1.9. Flowchart Flowchart merupakan sekumpulan symbol yang dapat menunjukkan atau
mengambarkan rangkaian kegiatan-kagiatan program dari awal hingga akhir.
16
Tabel 2.1. Keterangan simbol flowchart Gambar
Simbol Proses / Langkah
Keterangan Menyatakan kegiatan yang akan ditampilkan dalam diagram alir.
Titik Keputusan
Proses / Langkah dimana perlu adanya keputusan atau adanya kondisi tertentu. Di titik ini selalu ada dua keluaran untuk melanjutkan aliran kondisi yang berbeda
Drum Magnetik
Terminasi
Garis alir Dokumen
Digunakan untuk simpan input atau output data Menunjukkan awal atau akhir sebuah proses Menunjukkan arah aliran proses atau algoritma Data yang berbentuk informasi
2.2. Proses Asuhan Keperawatan 2.2.1. Definisi proses asuhan keperawatan Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon unik individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik actual maupun potensial (Suara, Dalami, Rochimah, Raenah, & Rusmiyati, 2010). Proses keperawatan adalah pendekatan penyelesaian masalah yang sistematik untuk merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan yang melibatkan lima fase, antra lain: 1) pengkajian keperawatan, 2) identifikasi
17
masalah keperawatan, 3) perencanaan keperawatan, 4) implementasi keperawatan, dan 5) evaluasi keperawatan (Slevin & Basford, 2006). 2.2.2. Jaminan mutu dalam proses perawatan Terdapat beberapa manfaat jaminan mutu dalam proses perawatan, yaitu: 1) efekasi, kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perawatan yang paling menguntungkan, 2) efektif, sejauh mana capaian peningkatan kesehatan yang ditargetkan, 3) efisiensi, kemampuan menurunkan biaya perawatan dalam mencapai peningkatan kesehatan, 4) optimal, keseimbangan mutu layanan terhadap biaya perawatan, 5) penerimaan, kesesuaian keinginan pasien dan keluarga dalam perolehan pelayanan, 6) hak, kesesuaian dengan prinsip etika, nilai-nilai, norma, adat istiadat, undang-undang, dan 7) ekuitas, kesesuaian dengan prinsip yang mencerminkan keadilan dalam perawatan (Donabedian, 2003). 2.2.3. Proses keperawatan merupakan unsur yang penting Salah satu unsur yang penting dalam keperawatan adalah proses keperawatan, hal ini disebabkan oleh: 1) proses keperawatan akan mendukung terjadinya kolaborasi secara sistematik, 2) proses keperawatan dapat membuat pembiayaan perawatan pasien menjadi lebih efesien, 3) melalui proses keperawatan membantu orang lain untuk memahami apa yang dilakukan oleh perawat, 4) proses keperawatan diperlukan sebagai standar praktek profesional, dimana
perawat
dapat
menjaga
akuntabilitas,
5)
proses
keperawatan
meningkatkan partisipasi klien dalam proses perawatan dan mendukung otonomi klien, 6) proses keperawatan mendukung perawat individu dalam proses keperawatan berkaitan dengan respon manusia yang sangat bervariasi, 7) proses
18
keperawat mendukung efesiensi yang dengan adanya pendekatan yang sistematik, 8) proses keperawatan akan mendukung keberlanjutan dan koordinasi dari kegiatan perawatan yang dilakukan, dan 9) penggunaan proses keperawatan diharapkan meningkatkan kepuasan kerja, hal ini dimungkinkan pada seorang perawat dapat melihat proses keperawatan meningkatkan kemampuan dalam merawat pasien (Nurjannah, 2010). 2.2.4. Kegunaan sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan Fungsi sistem informasi dalam proses keperawatan, yaitu: 1) minimalkan waktu yang dibutuhkan untuk membaca kemudian meningkatkan akurasi dalam interpretasi data, 2) menghilangkan pengulangan ketika dilakukan pencatatan informasi, 3) meningkatkan ketepatan waktu dalam dokumentasi, 4) menyediakan data yang berkualitas, dan 5) melindungi keamanan data (Ball & Hannah, 2011). 2.2.5. Standar
informasi
dalam
proses
dokumentasi
asuhan
keperawatan Standar informasi dalam proses praktek keperawatan terdiri dari beberapa standar, yaitu: 1) pengkajian, perawat mengumpulkan data yang komprehensif, informasi, dan bukti, 2) diagnosa, masalah, dan isu identifikasi untuk diperbaiki, 3) hasil identifikasi, perawat mengidentifikasi hasil apa yang diharapkan dapat dicapai, 4) perencanaan, perawat mengembangkan rencana yang mengatur strategi, alternatif, dan rekomendasi untuk mencapai hasil yang diharapkan tercapai, 5) penerapan rencana kegiatan perawat, 6) evaluasi, perawat mengevaluasi kemajuan menuju pencapaian hasil, 7) etika, praktek keperawatan,
19
8) pendidikan dan kompetensi dalam melakukan praktek, 9) praktek berdasarkan bukti dan penelitian dan temuan penelitian ke dalam praktek, 10) kualitas dalam praktek (sertifikasi spesialis informatika perawat), 11) komunikasi secara efektif, 12) kepemimpinan dalam pengaturan praktek profesional, 13) kolaborasi antara perawat, pasien dan keluarga, 14) praktek profesional sesuai dengan standar, dan undang-undang, 15) pemanfaatan sumber daya untuk merencanakan dan melaksanakan perawatan yang efektif, dan 16) kesehatan lingkungan, pelaksanaan praktek yang aman (ANA, 2014). 2.2.6. Sistem informasi dalam keperawatan Sistem informasi keperawatan adalah ilmu yang mengintegrasikan keperawatan dengan beberapa manajemen informasi dan ilmu analitis untuk mengidentifikasi, menentukan, mengelola, dan berkomunikasi data, informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan dalam praktek keperawatan (ANA, 2014). Sistem informasi keperawatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, kemudian pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan (Ball & Hannah, 2011). 2.2.7. Proses pelaksanaan sistem informasi keperawatan Pelaksanaan sistem informasi keperawatan, yaitu: 1) mengembangkan aplikasi, alat, proses, dan struktur yang membantu perawat dalam mengelola data, 2) mengevaluasi aplikasi, alat, proses, dan struktur untuk menentukan efektivitas mereka untuk keperawatan, 3) adaptasi teknologi informasi yang ada untuk
20
memenuhi perawat dan kebutuhan pasien, 4) mengelola sistem, implementasi, dan evaluasi, 5) bekerja sama dengan informatika kesehatan profesional lainnya dalam mengembangkan solusi informasi sebelumnya diidentifikasi kebutuhan untuk perawat dan klien, 6) menggunakan teori informatika dan prinsip-prinsip untuk mengembangkan dan menguji sistem pendidikan komputer, 7) mengembangkan dan menguji model informatika dan teori-teori penanganan, berkomunikasi, atau mengubah informasi keperawatan, 8) mengembangkan taksonomi atau penamaan sistem untuk menggambarkan fenomena dan ketetiban perawatan, 9) melakukan penelitian untuk memajukan pengetahuan yang basis sistem informasi perawat, 10) konsultasi tentang informasi perawatan dengan pasien, dan 11) mengajarkan teori dan praktek informasi keperawatan (Ball & Hannah, 2011). 2.2.8. Peran perawat dalam sistem informasi Beberapa peran perawat dalam sistem informasi, yaitu: 1) sebagai pengguna dan pengelolaan dalam kegiatan pelayanan perawatan kepada pasien, 2) sebagai manajer, perawat bertanggung jawab untuk terus-menerus memperbarui produk saat ini dan menjaga mengikuti perkembangan baru yang sangat bermanfaat pada kemudahan dalam perolehan informasi, kemudian mengembangkan aplikasi seperti sistem pendukung keputusan, sistem pelaksanaan tugas perawat, dan sistem penjadwalan, 3) sebagai klinikal sistem, perawat bekerja dengan pihak penjual sistem komputer yang bertujuan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dalam sistem informasi, 4) analisis sistem atau programer, perawat dalam peran ini bekerja menganalisis sistem informasi dan memelihara sistem (Daniel & Oyetunde, 2013).
21
2.2.9. Sistem informasi dalam perawatan pasien Unsur sistem informasi dalam perawatan pasien, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) desain, pilih, penggunaan, dan mengevaluasi program-program yang mengevaluasi dan memonitor hasil perawatan, sistem perawatan, dan peningkatan kualitas penggunaan sistem informasi kesehatan, 2) menganalisis elemen penting yang diperlukan untuk pemilihan, penggunaan, dan evaluasi sistem informasi kesehatan dan teknologi dalam melakukan kegiatan perawatan pasien, 3) menunjukkan kemampuan konseptual dan keterampilan teknis yang melibatkan dalam proses ekstraksi data dari praktek sistem informasi dan database, 4) evaluasi masalah etika dan hukum dalam sistem penggunaan informasi, dan teknologi perawatan pasien, 5) mengevaluasi sumber informasi kesehatan konsumen dalam tingkat akurasi, ketepatan waktu, dan kesesuaian (Hannah & Ball, 2011).
2.3. Landasan Teori 2.3.1. Teori Ida Jean Orlando Teori Orlando menekankan pada hubungan timbal balik antara pasien dan perawat. Tujuan Ida Jean Orlando adalah untuk mengembangkan teori praktek keperawatan yang efektif yang digunakan sebagai kerangka kerja untuk penelitian administrasi keperawatan. Orlando mengembangkan ide-ide teoritis tentang keperawatan berdasarkan pekerjaannya berkaitan dengan hubungan perawat dengan pasien yang dinamis, dan diperluas untuk mencakup kontribusi yang unik dari perawat dalam perawatan pasien (Meleis & Dean, 2011).
22
Orlando memperkenalkan empat istilah untuk mengkategorikan tanggapan perawat kepada pasien membutuhkan: otomatis, deliberatif, disiplin dan profesional. Proses keperawatan profesional dan disiplin aksi dan reaksi dipandang sebagai proses utama di mana perawat dapat mengatasi kebutuhan dengan mengidentifikasi pengalaman pasien, perasaan, dan persepsi dan menanggapi pasien secara interaktif. Keperawatan merupakan suatu hal yang unik dalam menangani pasien melalui proses komunikatif dan interaktif sehingga tercipta rasa aman dan nyaman pada pasien (Kim & Kollak, 2006). Proses asuhan keperawatan dibagi atas lima standar, yaitu: 1) pengkajian keperawatan (pengumpulan data), yaitu: awal hubungan perawatan, pengumpulan data, pemilihan data, validasi data, dan melaporkan pengumpulan data, 2) diagnosis keperawatan, yaitu tahap pemprosesan data, analisa dan interpretasi, syntesis, dan rumusan diagosis keperawatan (identifikasi masalah), 3) intervensi keperawatan, terdiri dari: menyusun rencana keperawatan individu, dengan menentukan proiritas, merumuskan tujuan keperawatan, merumuskan kriteria evaluasi,
memilih
tindakan
keperawatan,
merumuskan
perawatan,
dan
mendokumentasikan rencana keperawatan, 4) implementasi keperawatan, yaitu melanjutkan pengumpulan data, menentukan ulang prioritas, implementasi tindakan keperawatan, dan melaporkan perawatan yang diberikan, dan 5) tahap evaluasi keperawatan, evaluasi proses dan pengenalan faktor yang mempengaruhi implementasi keperawatan, tindakan untuk menyesuaikan rencana keperawatan, dan terminasi hubungan perawat (Orlando, 1961 dalam Meleis & Dean, 2011).
23
Proses keperawatan dengan teori Orlando merupakan sebuah proses yang membantu perawat secara sadar mengidentifikasi dan menanggapi kebutuhan pasien untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Kebutuhan dan keinginan pasien dapat dipenuhi oleh perawat dimana proposisi perawat menggunakan proses keperawatan lebih mampu mengidentifikasi kebutuhan pasien. Proses keperawatan menyediakan sarana untuk mengidentifikasi masalah dan memonitor kemajuan kesehatan. Interaksi antara pasien dan perawat penting dalam pemilihan tindakan yang tepat (Johnson dan Weber, 2015). Teori Ida Jean Orlando dalam proses keperawatan deliberatif yang berfokus pada proses interpersonal antara manusia. Ini membantu mengidentifikasi sifat pasien dan kebutuhan yang mendesak untuk bantuan. Konsep teori ini, yaitu: Perilaku pasien adalah perilaku yang diamati oleh perawat dalam situasi
keperawatan-pasien langsung. Kedua dimensi tersebut adalah: 1) butuh bantuan: sebuah kebutuhan pasien yang jika diberikan mengurangi atau mengurangi tekanan langsung atau meningkatkan rasa langsung kecukupan atau kesejahteraan dan 2) peningkatan: peningkatan kesehatan pasien mental dan fisik, kesejahteraan mereka, dan rasa kebutuhan bantuan dan perbaikan dapat dinyatakan baik dalam bentuk nonverbal dan verbal. Manifestasi visual terhadap tingkah laku nonverbal meliputi kegiatan motorik seperti makan, berjalan, bergerak-gerak, dan gemetar serta bentuk fisiologis seperti kencing, buang air besar, suhu dan pembacaan tekanan darah, laju pernapasan, dan warna kulit. Bentuk vokal perilaku perilaku-nonverbal nonverbal yang didengar, termasuk menangis, mengerang, tertawa, batuk, bersin,
24
mendesah, berteriak, menjerit, mengerang, dan bernyanyi. Perilaku verbal mengacu pada apa pasien nyatakan, termasuk keluhan, permintaan, pertanyaan, penolakan, tuntutan, dan komentar atau pernyataan. Reaksi perawat adalah respon perawat terhadap keluhan pasien. Ketiga
dimensi tersebut adalah: 1) persepsi: stimulasi fisik salah satu dari panca indera dengan perilaku pasien, 2) pemikiran: Sebuah ide yang terjadi dalam pikiran perawat dan 3) merasa: sebuah keadaan pikiran mencondongkan orang menuju atau terhadap persepsi, pikiran, atau tindakan; itu terjadi sebagai respons terhadap persepsi dan pikiran perawat. Kegiatan perawat dan implikasi untuk praktik keperawatan , kegiatan
perawat merupakan tindakan yang dapat diamati diambil oleh perawat, termasuk petunjuk, saran, arah, penjelasan, informasi, permintaan, dan pertanyaan diarahkan pasien, membuat keputusan untuk pasien; penanganan tubuh pasien, pemberian obat atau perawatan, dan perubahan lingkungan langsung pasien. Dua dimensi aktivitas perawat adalah: 1) proses keperawatan otomatis: Tindakan diputuskan oleh perawat untuk alasan lain selain kebutuhan mendesak pasien dan 2) proses keperawatan Permusyawaratan (proses disiplin): Satu set spesifik perilaku perawat atau tindakan diarahkan terhadap perilaku pasien yang memastikan atau bertemu pasien secara langsung, sedangkan implikasi untuk praktik keperawatan, praktek keperawatan diarahkan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan mendesak pasien untuk bantuan melalui penggunaan Orlando metodologi praktek.
25
Metodologi praktek keperawatan Orlando Pengamatan, mencakup setiap dan semua informasi yang berkaitan dengan
pasien bahwa perawat mengakuisisi saat bertugas; membentuk bahan baku dengan yang perawat membuat dan melaksanakan rencana untuk perawatan pasien. Pengamatan terdiri atas dua, yaitu: 1) pengamatan langsung reaksi perawat keperilaku pasien: terdiri dari setiap persepsi, pikiran, atau perasaan perawat memiliki dari pengalamannya sendiri perilaku pasien setiap atau beberapa saat dalam waktu, dan 2) pengamatan langsung informasi lain tentang perilaku pasien: terdiri dari informasi yang berasal dari sumber selain pasien, informasi ini berkaitan dengan, tetapi tidak secara langsung berasal dari pasien. Tindakan, pelaporan dan pencatatan, dimana tindakan merupakan
kegiatan perawat yang dilakukan untuk pasien melalui proses keperawatan musyawarah: proses yang digunakan untuk berbagi dan memvalidasi pengamatan langsung dan tidak langsung perawat. Kegiatan perawat dalam memberikan bantuan secara langsung memenuhi kebutuhan pasien secara langsung ketika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan ketika aktivitas terbatas pada kontak perawat dengan pasien. Kegiatan perawat dalam memberikan bantuan secara tidak langsung ketika aktivitas meluas ke mengatur jasa seseorang, lembaga, atau sumber daya yang pasien tidak dapat menghubungi melalui dirinya, sedangkan pelaporan, perawat menerima laporan tentang perilaku pasien dari perawat lain dan dari para profesional kesehatan lainnya dan berdasarkan dari hasil laporan pengamatan yang dilakukan kemudian pencatatan, proses keperawatan, termasuk: 1) persepsi perawat atau tentang pasien, 2) pemikiran
26
perawat atau perasaan tentang persepsi, dan 3) apa yang perawat lakukan untuk pasien (Nunnerly, 2005). 2.3.2. Proses asuhan keperawatan dengan teori Ida Jean Orlando Penelitian yang terkait dengan sistem informasi dengan menggunakan teori Orlando yang dilakukan oleh Adegboyega dan Aniefiok (2014) tentang proses keperawatan yang berbasis sistem informasi dengan menggunakan teori Orlando, yang bertujuan untuk melakukan pengelolaan catatan pasien yang didasarkan pada kebutuhan pasien yang dilakukan menggunakan desain Visual Basic 6.0 (VB) dan Microsoft SQL Server 2000 sebagai penghubung database. Teori proses
keperawatan Orlando sebagai pedoman yang sesuai untuk merancang sistem informasi yang ramah pengguna dan manajemen rendah biaya kesehatan yang berlaku dalam lingkungan kesehatan terlepas dari pengaturan sosial ekonomi dan teknologi. Ramadhan, Ssenyonga, dan Sumil (2014) melakukan penelitian tentang pengembangan dan penerapan sistem informasi manajemen pasien Kampala University Rumah Sakit pendidikan International (KIU-TH) Bushenyi District Uganda, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas desain Sistem Informasi Manajemen Pasien (PMIS). Perancangan PMIS selesai maka petugas diusulkan untuk menggunakan dan menguji efektivitas dalam mengambil data dan informasi yang mereka butuhkan untuk pekerjaan dengan menggunakan teori proses keperawatan Orlando. Disimpulkan bahwa sistem informasi dalam proses keperawatan sangat sesuai menggunakan teori Orlando karena memudahkan pengguna dalam pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi
27
kondisi pasien, karena teori Orlando lebih menitik beratkan terhadap hubungan timbal balik antara pasien dan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan. Penelitian yang dilakukan Alexander (2007) yaitu tentang kerangka kerja hubungan perawat-pasien, dengan tujuan untuk menjelaskan suatu kerangka kerja yang menggabungkan komponen fundamental keperawatan, proses keperawatan, dengan prinsip-prinsip interaksi manusia komputer dengan menggunakan teori Orlando. Penelitian ini menggunakan dasar teori proses keperawatan Orlando, dalam interaksi perawat dengan komputer, dan keperawatan dengan pasien sebagai komponen dari kerangka kerja yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem perawatan pasien. Proses keperawatan mewakili upaya pertama untuk mengembangkan hubungan timbal balik antara pasien dan perawat. Hasil penelitian yang dilakukan Aiyedun, Chukwu dan Musa (2014) tentang evaluasi tantangan proses praktek keperawatan di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Abuja Nigeria. Penelitian ini menguji tantangan menghambat pelaksanaan proses keperawatan yang dihadapi oleh perawat dari UATH Abuja. Masalah yang dirasakan adalah kekurangan tenaga, keterbatasan waktu, ketahanan terhadap inovasi baru (perubahan) dan sikap yang tidak peduli terhadap dokumentasi. Disimpulkan bahwa teori Orlando digunakan sebagai kerangka dalam penelitian, karena teori Orlando dalam keperawatan menekankan hubungan interpersonal perawat dengan pasien melalui pendekatan yang holistik. Melalui proses keperawatan yang dinamis yang menekankan hubungan antara perawat dengan pasien dengan menyediakan panduan lengkap untuk perawatan klien,
28
memberikan informasi dan komunikasi yang berkelanjutan, dan mendorong klien dan partisipasi keluarga dalam program keperawatan. Skema 2.2 Kerangka teori penelitian Instrumen asuhan keperawatan, yaitu: 1. Pengkajian Keperawatan 2. Nursing Intervention Classification (NIC) 3. Nursing Outcome Classification (NOC) 4. North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
Desain sistem informasi, yaitu: 1. Visual basic 6.0 (VB) 2. Microsoft SQL Server 2000 (Adegboyega & Aniefiok, 2014).
1. 2. 3. 4.
Proses dokumentasi asuhan keperawatan, antara lain: 1. Pengkajian keperawatan 2. Diagnosa keperawatan 3. Intervensi keperawatan 4. Implementasi keperawatan 5. Evaluasi keperawatan (Orlando, 1961 dalam Meleis & Dean, 2011).
Kemudahan dalam mengakses data Kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan Pengulangan dokumentasi Kepuasan perawat dalam pelaksanaan proses asuhan keperawatan (Ammenwerth, Rauchegger, Ehlers, Hirsch, & Schaubmay, 2011)
2.4. Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian ini, disusun berdasarkan landasan teori keperawatan Ida Jean Orlando teori yaitu menilai hubungan timbal balik antara pasien dan perawat dalam proses keperawatan di rumah sakit serta penelitian yang
29
berhubungan dengan sistem informasi. Penilaian efektifitas sistem informasi dalam proses asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat dengan menggunakan teori Orlando. Proses dalam asuhan keperawatan menurut teori Orlando, yaitu: 1)
pengkajian keperawatan (pengumpulan data), terdiri dari awal hubungan perawatan, pengumpulan data, pemilihan data, validasi data, dan melaporkan pengumpulan data, 2) diagnosis keperawatan (identifikasi masalah), terdiri dari tahap pemprosesan data, pada tahap dapat dibagi menjadi beberapa tahapan analisa dan interpretasi, syntesis, dan rumusan diagosis keperawatan (identifikasi masalah), 3) intervensi keperawatan, terdiri dari beberapa tahap, yaitu: menyusun rencana keperawatan individu, dengan menentukan proiritas, merumuskan tujuan keperawatan, merumuskan kriteria evaluasi, memilih tindakan keperawatan, merumuskan
tugas
dalam
perawatan,
dan
mendokumentasikan
rencana
keperawatan, 4) implementasi keperawatan, terdiri dari beberapa tahap, yaitu: melanjutkan pengumpulan data, menentukan ulang prioritas, implementasi tindakan keperawatan, dan melaporkan perawatan yang diberikan, dan 5) evaluasi keperawatan, terdiri dari beberapa tahap yaitu: evaluasi proses dan pengenalan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi rencana keperawatan, tindakan untuk menyesuaikan rencana keperawatan, dan terminasi hubungan perawat. Sistem informasi dibentuk dengan menggunakan desain Visual Basic (VB)
adalah lingkungan pemrograman dari microsoft dimana programer menggunakan desain grafis untuk memilih dan memodifikasi bagian yang dipilih sebelumnya di lakukan kode yang ditulis dalam bahasa pemrograman basic. Microsoft SQL
30
Server 2000 adalah produk perangkat lunak yang fungsi utamanya untuk
menyimpan dan mengambil data seperti yang diminta oleh aplikasi perangkat lunak lain, baik itu komputer yang sama atau di komputer lain di dalam jaringan internet (Adegboyega & Aniefiok, 2014). Keperawatan
adalah upaya pencegahan, promosi, dan optimalisasi
kesehatan dan kemampuan, pencegahan penyakit dan cedera, penyembuhan penyakit melalui diagnosis dan pengobatan manusia, dan advokasi dalam perawatan individu, keluarga, masyarakat, dan populasi (ANA, 2014). Standar praktek keperawatan merupakan sekelompok pernyataan yang menggambarkan tingkatan yang diharapkan dari perawatan yang holistik. Taksonomi praktek keperawatan NANDA/NIC/NOC (NNN) merupakan kerangka taksonomi teori yang menggambarkan standar praktik keperawatan dengan menghubungkan diagnosa keperawatan dengan intervensi dan hasil keperawatan (Dossey, 2005). Nursing Intervention Classification (NIC) adalah klasifikasi standar yang
komprehensif dalam perawatan, termasuk perawatan independen dan kolaboratif, serta baik langsung maupun tidak langsung. Nursing Outcome Classification (NOC) adalah hasil dari aktifitas intervensi mandiri yang dilakukan oleh perawat. North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) adalah diagnosa
keperawatan yang melakukan penilaian klinis tentang individu, keluarga, atau tanggapan masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosis keperawatan adalah dasar untuk melakukan pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang dilakukan (Nurjannah, 2010).
31
Penelitian menggunakan metode quasy experiment untuk menguji hubungan kausal atau mengetahui pengaruh satu variabel yang lain. Desain penelitian one group pre-post test design dimana penelitian dilakukan pada satu kelompok
subyek yang dilakukan perlakuan untuk mengidentifikasi efek sebelum dan sesudah (Fraenkel & Wallen, 2008). Tabel 2.2. Design one group pre-test, post-test one group pre-test, post-test Pre-test
Treatment
Post-test
O1
X
O2
Keterangan: (O1) merupakan tes sebelum diberikan perlakuan, (O2) merupakan tes sesudah diberikan perlakuan, sedangkan (X) merupakan perlakuan atau intervensi. Adapun kesimpulan dari teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari skema 2.3. Skema 2.3 Kerangka konsep penelitian Pre-test (O1)
1. Kemudahan dalam mengakses data 2. Kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan 3. Pengulangan dokumentasi 4. Kepuasan perawat dalam pelaksanaan proses asuhan keperawatan
Treatment (perlakuan)
1. Sosialisasi 2. Workshop desain sistem informasi asuhan keperawatan 3. Simulasi
Post-test (O2)
1. Kemudahan dalam mengakses data meningkat 2. Kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan meningkat 3. Tidak terjadi pengulangan dokumentasi 4. Kepuasan perawat dalam pelaksanaan proses asuhan keperawatan meningkat
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Penelitian menggunakan metode quasy experiment bertujuan untuk menguji hubungan kausal atau mengetahui pengaruh satu variabel. Desain penelitian one group pre-post test design dimana penelitian dilakukan pada satu kelompok
subyek yang dilakukan perlakuan untuk mengidentifikasi efek sebelum dan sesudah. Penelitian pre-post test menggunakan beberapa ketentuan penelitian, yaitu: 1) memperoleh dua kelompok yang setara, 2) memperkenalkan variabel independen dan 3) menilai pengaruh variabel independen dengan menggunakan post-test untuk mengukur variabel dependen (Fraenkel & Wallen, 2008).
Tabel 3.1. Desain penelitian one group pre-test, post-test one group pre-test, post-test Pre-test
Treatment
Post-test
O1
X
O2
Penelitian ini, menggunakan quasi-experimental study dengan desain penelitian one group pre and post test design, penelitian dilakukan pada satu kelompok subyek yang dilakukan perlakuan untuk mengidentifikasi efektifitas sebelum dan sesudah. Jenis penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas sebelum dan sesudah sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan. Penelitian akan dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi yang ada.
32
33
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan, pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2015. Peneliti ingin mengetahui efektifitas sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia ruangan Melati sebanyak 20 orang dan 1 orang kepala bidang keperawatan beserta 1 orang wakil kepala bidang keperawatan sehingga jumlah total keseluruhan sebanyak 22 orang.
3.3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan kasus di mana seorang peneliti tertarik, tidak terbatas pada manusia akan tetapi dapat juga semua catatan rumah sakit di rumah sakit tertentu (Polit & Beck, 2012). Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan. 3.3.1. Pengambilan sampel Penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling dalam pemilihan sampel yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian (judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi persyaratan) untuk dijadikan sampel (Polit & Beck, 2012). Confounding variable merupakan variabel yang dapat kita kontrol maupun
yang tidak dapat dikontrol dalam penelitian, dapat berupa variabel lingkungan dan tempat penelitian, seperti: usia, jenis kelamin, pengalaman kerja, pendidikan (Burns & Grove, 2010). Peneliti menetapkan sampel dalam penelitian ini dengan menetapkan kriteria yaitu: 1) Perawat yang minimal berjenjang pendidikan Diploma III
34
keperawatan, 2) pengalaman kerja minimal 1 tahun, dan 3) mengerti dalam menggunakan komputer. 3.3.2.
Ukuran Sampel
Effect size merupakan pendekatan berbasis bukti untuk merancang sebuah
studi baru yaitu, studi baru menggunakan bukti dari penelitian sebelumnya untuk memperkirakan berapa banyak anggota sampel akan diperlukan untuk mencapai efek yang sudah diketahui sebelumnya. Menentukan effect size (d) dengan menggunakan rumus Cohen’s d, dalam penghitungan uji dua mean dengan yaitu perbedaan antara dua mean populasi sebelum dan sudah, dibagi dengan rata-rata standar deviasi (Polit & Beck, 2012).
Penelitian ini mengukur dua variabel yaitu efektifitas sistem informasi dalam asuhan keperawatan dengan menggunakan dengan perkiraan ukuran sampel dengan menggunakan effect size. Perolehan sampel dalam penelitian ini, yaitu berdasarkan studi literatur yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ammenwerth, Rauchegger, Ehlers, Hirsch dan Schaubmay (2010) yang berjudul pengaruh sistem informasi keperawatan pada kualitas pengolahan informasi dalam keperawatan: sebuah studi evaluasi menggunakan instrument HIS-monitor. Rumus Cohen’s d, yaitu: d = µ 1- µ 2 σ
Keterangan: d=effect size, µ 1=mean sebelum, µ 2=mean sesudah, σ=rata-rata standar deviasi. Berdasarkan artikel jurnal tersebut diperoleh nilai mean sebelum
(µ 1=41.1) dan nilai mean sesudah (µ 2=25.5), kemudian, dibagi dengan rata-rata standar deviasi yang merupakan hasil penjumlahan dari nilai standar deviasi
35
sebelum 20.1% ditambah standar deviasi sesudah 20.9% kemudian dibagi dua maka diperoleh (σ atau rata-rata standar deviasi=20.5), maka nilai effect size (d)=0.76. Maka nilai effect size (d)=0.76 dengan nilai α=0.05, kemudian disesuaikan dengan tabel Cohen’s d, sehingga besar sampel sebanyak 22 orang perawat. Sampel penelitian ini adalah perawat ruangan Melati sebanyak 20 orang dan 1 orang kepala bidang keperawatan beserta 1 orang wakil kepala bidang keperawatan sehingga jumlah total keseluruhan sebanyak 22 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Tahap persiapan Tahap prosedur pengumpulan data dilakukan, setelah peneliti mendapat surat izin penelitian yang diperoleh dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister Ilmu Keperawatan dan selanjutnya menyampaikan surat ijin tersebut ke rumah sakit yang diteliti. 3.4.2. Tahap pelaksanaan Beberapa tahapan pelaksanaan yang dilakukan antara lain: uji validitas kuesioner efektifitas sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan pada 3 expert. Tahap selanjutnya melakukan desain NIC, NOC, NANDA dengan VB dan MSQL 2000 yang membutuhkan waktu dua minggu, kemudian melakukan uji coba software dengan bantuan IT komputer sehingga software dapat digunakan yang membutuhkan waktu satu minggu. Pilot study dilakukan di Rumah Sakit Royal Prima Medan dengan menguji
cobakan kuesioner dan software yang telah didesain oleh peneliti selama 4 hari, kemudian tahap mengidentifikasi sampel penelitian di Rumah Sakit Imelda
36
Pekerja Indonesia Medan selama 3 hari, dengan menggunakan kriteria yaitu: 1) Perawat yang berjenjang pendidikan minimal D III keperawatan, 2) pengalaman kerja minimal 1 tahun, dan 3) mengerti dalam menggunakan komputer. 3.4.3. Flowchart software sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan Tahap pertama dengan melakukan start pada software kemudian melakukan login dengan menggunakan nama pengguna, apabila pengguna benar dalam melakukan login maka pengguna akan muncul halaman utama dan apabila salah maka akan kembali ke menu login. Tahap berikutnya setelah muncul halaman utama maka pengguna melakukan entri nama perawat, kemudian melakukan entri biodata pasien dan entri ruangan pasien, kemudian melakukan tahap pilihan pengkajian keperawatan berdasarkan kondisi pasin, kemudian melakukan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Setelah pengguna selesai melakukan proses dokumentasi asuhan keperawatan, maka pengguna menyimpan hasil dokumentasi asuhan keperawatan, kemudian pengguna melakukan logout sehingga tahapan dokumentasi asuhan keperawatan selesai dilakukan, dapat dilihat pada skema 2.4.
37
Skema 2.4 Flowchart sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan, yaitu: Start
Login
No Benar
Yes Halaman Utama
Entry data perawat
Pengkajian
Entry Biodata Pasien
Entry Ruangan Pasien
Yes
No
Diagnosa
Yes
No
Intervensi
Yes
Yes
Implementasi
Yes
No Evaluasi
Yes Simpan Hasil Tindakan
Log out
Selesai
Tabel 3.2. Rangkaian kegiatan penelitian Daftar Kegiatan
Minggu I
Mei Minggu II Minggu III
Minggu IV
Minggu I 1 2 3 4 5 6 7
Juni Minggu II Minggu III Minggu IV 1 2 3 4 5 6 7
Uji validitas instrumen Desain NIC, NOC, NANDA dengan VB dan MSQL 2000 Uji coba desain NIC, NOC, NANDA dengan VB dan MSQL 2000 dengan ahli IT Pilot study di Rumah Sakit Royal Prima Medan Mengidentifikasi sampel penelitian Pretest Treatment Sosialisasi Treatment Workshop Treatment Simulasi Posttest 38
Skema 2.4. Alur skema penelitian efektifitas sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan Input
Input tahap pertama, yaitu: 1. Perawat 2. Komputer 3. Design program pengkajian dengan Visual Basic 6.0 (VB) dan Database Microsoft SQL Server 2000 4. Standar asuhan keperawatan Nursing Intervention Classification (NIC), Nursing Outcome Classification (NOC), North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1171/MENKES/PER/VI/2011 pasal 1 bahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan sistem informasi rumah sakit Input tahap kedua, yaitu: 1. Format kelengkapan dokumentasi keperawatan dengan DepKes 2005 telah di uji validitas 2. Kuesioner The DeLone dan McLean Model of Information Systems yang telah di uji validitas
Proses Pre planning, yaitu: 1. Melakukan pilot study yaitu dengan melakukan pengkajian data awal tempat penelitian 2. Analisis evaluasi masalah
Proses pelaksanaan, yaitu: 1. Sosialisasi 2. Workshop 3. Simulasi Tahap evaluasi proses, yaitu: 1. Evaluasi kelengkapan dengan kuesioner yang telah diuji validitas
Out put
1. Kemudahan dalam mengakses data 2. Kelengkapan dokumentasi dari pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, evaluasi keperawatan dengan Visual Basic 6.0 (VB) dan Database Microsoft SQL Server 2000 3. Menghindari terjadinya pengulangan dokumentasi
Out Come
Kepuasan perawat dalam melakukan perawatan pasien
39
40
3.5. Variabel dan Definisi Operasional Tabel 3.3. Variabel dan definisi operasional Variabel
Definisi Operasional Efektivitas Sebelum dan sebelum dan sesudah sistem sesudah informasi sistem dalam proses informasi dokumentasi dalam proses asuhan dokumentasi keperawatan asuhan merupakan keperawatan. pelaksanaan pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan sebelum dan sesudah sistem informasi
Alat Ukur dan Cara Ukur Alat ukur : Kuesioner Cara ukur sebelum dan sesudah sistem informasi dengan indikator: 1. Kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan sebelum dan sesudah sistem informasi terdiri dari 5 pertanyaan dengan 20 item pernyataan. 2. Kepuasan perawat dalam pelaksanaan proses dokumentasi asuhan keperawatan sebelum dan sesudah sistem informasi terdapat 5 item pertanyaan dengan 20 item pernyataan 3. Kemudahan dalam mengakses data sebelum dan sesudah sistem informasi terdapat 1 item pertanyaan dengan 4 item pernyataan 4. Pengulangan dokumentasi sebelum dan sesudah sistem informasi terdapat 1 item pertanyaan dengan 4 item pernyataan.
Hasil Ukur
Skala
1. Kelengkapan dokumentasi sebelum dan sesudah sistem informasi (lengkap = skor 11-20, tidak lengkap = skor