123 79 2MB
Indonesian Pages 88 [96] Year 2023
MONOGRAF: POLA LATIHAN TENDANGAN “T” BAGI ATLET PENCAK SILAT Pinton Setya Mustafa, M.Pd. Hasim Fadil Alatas, S.Pd.
Insight Mediatama
i
MONOGRAF: POLA LATIHAN TENDANGAN “T” BAGI ATLET PENCAK SILAT Penulis Editor Desain Cover Kredensial
: Pinton Setya Mustafa, M.Pd. Hasim Fadil Alatas, S.Pd. : Muhammad Rouf : Hot Mods -Chatgpt : Dibuat dengan AI ∙ Juli 10, 2023
Ukuran: 15.5 x 23 cm; Hal: vi + 88 (94) Cetakan I, Juli 2023 ISBN 978-623-8450-19-0 Penerbit Insight Mediatama Anggota IKAPI No. 338/JTI/2022 Watesnegoro No. 4 (61385) Mojokerto Whatsapp 087762245559 www.insightmediatama.co.id
© All Rights Reserved Ketentuan Pidana Pasal 112-119 Undang- undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit dan penulis.
ii
KATA PENGANTAR
Pencak Silat merupakan bentuk seni bela diri yang berasal dari Indonesia, yang popularitasnya semakin meningkat di seluruh dunia. Sebagai bagian integral dari seni bela diri ini, tendangan "T" adalah teknik penting yang sering digunakan dalam pertandingan. Mengingat signifikansinya, dirasa penting untuk merangkum serangkaian latihan yang dirancang khusus untuk membantu atlet pencak silat dalam mengasah dan memperbaiki teknik tendangan "T". Monograf ini merupakan hasil penelitian pengembangan yang pada akhirnya membahas mengenai Pola Latihan Tendangan Pencak Silat pada Teknik Tendangan “T” bagi Atlet Pencak Silat, ditujukan bagi atlet pencak silat dari semua level. Tujuan utama adalah untuk menyediakan serangkaian latihan yang sistematis dan efektif dalam meningkatkan efisiensi, kekuatan, akurasi, dan teknik tendangan “T”. Pada bagian awal, akan ditemukan penjelasan rinci tentang teknik tendangan “T” dan pentingnya teknik ini dalam pencak silat. Diikuti oleh penjelasan tentang berbagai alat yang akan digunakan dalam latihan, termasuk peaching pad, cone, dan gawang. Setiap alat ini memiliki peran penting dalam melatih aspek-aspek tertentu dari tendangan “T”. Selanjutnya, akan dibahas berbagai pola latihan yang dirancang khusus untuk teknik tendangan “T”. Mulai dari latihan menggunakan peaching pad, kemudian berlanjut ke latihan yang menggabungkan penggunaan cone dan peaching pad, dan kemudian latihan yang melibatkan gawang dan peaching pad. Setiap pola latihan ini dirancang untuk meningkatkan aspek tertentu dari tendangan “T” dan membantu atlet mengasah teknik tendangan mereka.
iii
Pada bagian terakhir, akan ditemukan latihan yang menggabungkan penggunaan semua alat - peaching pad, cone, dan gawang. Ini adalah latihan paling kompleks dan komprehensif, yang dirancang untuk meningkatkan semua aspek tendangan “T”. Harapan kami adalah bahwa dokumen ini akan menjadi sumber daya yang sangat berharga bagi atlet pencak silat dalam perjalanan mereka untuk menjadi lebih baik. Kami percaya bahwa dengan dedikasi, konsistensi, dan latihan yang tepat, atlet dapat mengasah teknik tendangan “T” dan meningkatkan performa mereka dalam pencak silat. Selamat berlatih, dan semoga dokumen ini membantu mencapai tujuan tersebut.
Mataram, Juli 2023
Pinton Setya Mustafa, M.Pd.
iv
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................iii DAFTAR ISI ....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1 A.
Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B.
Tujuan Pola Latihan Tendangan “T” ....................................... 3
C.
Spesifikasi Produk yang Diharapkan....................................... 3
D.
Definisi Operasional ................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................... 6 A.
Konsep Latihan........................................................................ 6
B.
Aspek Latihan.......................................................................... 7
C.
Prinsip Latihan ........................................................................ 8
D.
Tujuan Latihan ........................................................................ 9
E.
Pencak Silat ........................................................................... 10
BAB III RAGAM POLA LATIHAN TENDANGAN “T” ............... 24 A.
Pola Latihan Tendangan “T” bagi Atlet Pencak Silat ........... 24
B.
Pola Latihan Tendangan “T” Menggunakan Punching Pad.. 27
C.
Pola Latihan Tendangan “T” Menggunakan Cone &Punching Pad......................................................................................... 40
D.
Pola Latihan Tendangan “T” Menggunakan Gawang & Punching Pad ........................................................................ 47
E.
Pola Latihan Tendangan “T” Menggunakan Cone & Gawang . ............................................................................................... 52
F.
Pola Latihan Tendangan “T” Menggunakan Punching Pad, Cone & Gawang .................................................................... 66
v
BAB IV PENUTUP........................................................................... 81 A.
Kesimpulan ............................................................................ 81
B.
Saran dan Rekomendasi ........................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 84 TENTANG PENULIS ....................................................................... 86
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari aktifitas olahraga, karena olahraga merupakan rutinitas atau aktifitas yang dilakukan oleh setiap kehidupan manusia. Seseorang melakukan olahraga dengan berbagai tujuan, diantaranya yaitu hanya sekedar menyalurkan hobi, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, menjaga penampilan tubuh dan juga ada yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasi agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan dalam dalam kejuaraan dari masing-masing bidang olahraga yang ditekuni. Pencak silat merupakan gerak dasar beladiri yang tidak lepas dari peraturan yang sudah diberlakukan oleh banyak perguruan pencak silat, khususnya perguruan yang berada di Indonesia. Pencak silat juga dijadikan sebagai sarana pembelajaran, latihan dan pertunjukan oleh pihak yang dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Kotot (2003:2) “pencak silat lebih berfungsi pada upaya memepertahankan diri dari berbagai ancaman, khususnya yang datang dari sesama manusia”. Menurut sejarahnya, pencak silat lahir dan berkembang dalam masyarakat semenanjung Malaka atau rumpun Melayu yaitu penduduk asli yang berada di Negara-negara Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan terutama Negara Indonesia. Materi dalam bidang teknik pencak silat merupakan materi yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh seorang pesilat untuk dapat menerapkan teknik pencak silat dengan baik dan benar. Selain itu pelatih dalam penyampaian bidang teknik pencak silat merupakan syarat yang harus dipahami dan dapat dilakukan dengan benar oleh atlet untuk peningkatan keterampilan atlet dalam penguasaan teknik pencak silat. Terdapat berbagai model penyampaian atau pembelajaran dalam penyampaian materi latihan teknik pencak silat, 1
yakni ceramah, demonstrasi, diskusi dan media pembelajaran. Model penyampaian yang tidak tepat atau tidak benar akan mengakibatkan atlet sulit dalam penguasaan materi latihan yang diajarkan. Dalam mempelajari teknik pencak silat, perlu diperhatikan dasar-dasar teknik pencak silat yang baik dan benar agar pada awal tidak terjadi kesalahan yang membuat gerakan terbiasa dilakukan padahal gerakan teknik tersebut tidak baik dan benar, sehingga dari kebiasaan gerakan yang salah tersebut sulit untuk diperbaiki dalam gerakan teknik pencak silat yang baik dan benar. Menurut Indratno (2009:15) “gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental spiritual, aspek bela diri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya”. Terdapat berbagai materi latihan teknik pencak silat, menurut Kotot (2003:16) “teknik kuda-kuda, pembahasan ditingkatkan secara berurutan kepada sikap pasang, teknik langkah, teknik belaan (tangkisan dan hindaran), teknik serangan (pukulan, sikuan dan tendangan), redaman, tangkapan, jatuhan, bantingan dan terakhir membahas mengenai teknik pertahanan terhadap bantingan”. Untuk menerapkan teknik pencak silat dengan baik dan benar, diperlukan penyajian materi latihan teknik pencak silat dengan jelas. Untuk mendukung agar atlet memahami dan dapat melakukan materi latihan teknik pencak silat, diperlukan latihan yang relatif lama dan dilakukan secara teratur, terprogram, dan terukur. Salah satu perguruan pencak silat yang mengaplikasikan prinsip dan prosedur latihan adalah perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). (PSHT, 2000:1) “Pasal 2. Waktu dan Kedudukan, (1) Persaudaraan Setia Hati Terate didirikan pada tahun 1922 di Madiun untuk waktu yang tidak terbatas; (2) Persaudaraan Setia Hati Terate berpusat dan berkedudukan di Pusat Organisasi Madiun, Jawa Timur, Indonesia”. Organisasi ini bernaung di bawah bendera Ikatan Pencak Silat (IPSI) bersama dengan berbagai perguruan pencak silat lainnya.
2
Pada umumnya latihan dalam PSHT dilakukan dengan model ceramah dan demonstrasi secara praktik langsung di lapangan. Latihan dengan model ceramah dan demonstrasi secara langsung di lapangan yang kurang optimal akan mengakibatkan kurangnya penguasaan materi yang diajarkan. Jika latihan dengan model ceramah dan demonstrasi tidak dilakukan dengan baik dan benar maka akan berdampak buruk bagi atlet. Karena latihan baik dan benar merupakan kunci keberhasilan atlet dalam memahami dan menguasai materi latihan pencak silat yang disampaikan oleh pelatih pada saat latihan berlangsung.
B. Tujuan Pola Latihan Tendangan “T” Tujuan pola latihan tendangan “T” bagi atlet pencak silat adalah mempermudah atlet pencak silat atau pesilat untuk menguasai teknik tendangan “T” dengan mudah. Dengan adanya pola latihan tersebut diharapkan atlet pencak silat atau pesilat melakukan kegiatan latihan dengan mudah dan memahami semua gerakan. Untuk mencapai tujuan latihan, dibutuhkan kerja sama satu sama lain dalam kegiatan latihan “T”. Karena pada saat latihan terdapat beberapa pesilat yang membantu terlaksananya latihan ini, misalnya membawakan Punching Pad dan mempersiapkan cone maupun gawang. Kerja sama yang bagus dapat menentukan tingkat keberhasilan tujuan dalam latihan. Selain kerja sama, semangat dan kerja keras oleh atlet pencak silat atau pesilat melakukan kegiatan latihan juga berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan tujuan latihan ini agar dapat tercapai. Untuk itu maka perlu pemahaman oleh atlet pencak silat atau pesilat terhadap pentingnya latihan tendangan pencak silat pada teknik tendangan “T”. C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Produk yang dikembangkan adalah buku panduan materi pola latihan tendangan pencak silat pada teknik tendangan “T” sebagai 3
sumber belajar bagi atlet pencak silat PSHT Cabang Blitar. Produk ini bertujuan untuk membantu pemahaman dan penguasaan atlet dalam melatih teknik tendangan “T” dengan memberikan buku panduan berisi materi pola latihan tendangan pencak silat pada tendangan “T” yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlet pencak silat. Berikut spesifikasi produk pengembangan pola latihan tendangan pencak silat pada teknik tendangan “T” sebagai sumber belajar bagi atlet pencak silat PSHT Cabang Blitar yang akan dikembangkan: 1. Produk yang dihasilkan adalah buku panduan yang berisikan tentang materi pola latihan tendangan pencak silat pada teknik tendangan “T”. Materi yang akan disajikan sebagai berikut: a. Pola latihan tendangan “T” menggunakan punching pad. b. Pola latihan tendangan “T” menggunakan cone dan punching pad. c. Pola latihan tendangan “T” menggunakan gawang dan pucnhing pad. d. Pola latihan tendangan “T” menggunakan cone dan gawang. e. Pola latihan tendangan “T” menggunakan punching pad, cone dan gawang. 2. Kelebihan pada produk pengembangan ini meliputi: a. Menarik untuk dipelajari. b. Sesuai dengan tujuan yang dicapai. c. Kalimat maupun gambar materi pola latihan jelas. d. Penataan kalimat yang tepat e. Mudah dipahami. f.
Materi yang bermanfaat.
4
D. Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian antara penulis dan pembaca perlu dijelaskan pengertian operasional adalah sebagai berikut. 1. Latihan adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Beban atau intensitas dari latihan selalu bertambah agar memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan secara bersama-sama. 2. Pencak silat adalah suatu usaha untuk menyelamatkan diri dari berbagai ancaman, khususnya yang datang dari manusia dengan memanfaatkan anggota tubuh untuk melakukan tindakan. 3. Tendangan adalah suatu gerakan kaki yang dijadikan fungsi utama dalam menerapkannya dengan berbagai cara untuk menerapkannya. 4. Teknik tendangan “T” adalah Gerakan tendangan yang kaki sebagai alat serang dengan satu kaki sebagai tumpuan dan kaki satunya sebagai penyerang dan sikap badan hampir menyerupai huruf T. 5. Cone adalah salah satu alat yang digunakan untuk kegiatan latihan dengan berbagai fungsi dan bentuk. 6. Gawang adalah salah satu alat yang digunakan untuk kegiatan latihan dengan berbagai fungsi dan bentuk. 7. Punching Pad adalah salah satu alat yang digunakan untuk kegiatan latihan dengan berbagai fungsi, salah satu fungsinya adalah bidang sasaran untuk menendang.
5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Latihan Latihan adalah suatu proses yang sistematis dalam kegiatan berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang. Sistematis maksudnya adalah terencana dan tersusun dengan baik sesuai dengan jadwal dan pola dari yang paling mudah ke tingkat yang lebih rumit. Berulang-ulang maksud dan tujuannya adalah agar gerakkan-gerakkan yang dilatih menjadi gerak otomatisasi pada dirinya. Menurut Harsono (1988) latihan adalah suatu proses berlatih yang berencana, menurut jadwal, menurut pola dan system tertentu, metodis, dari mudah ke sukar, teratur, dari sederhana ke yang lebih komplek yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Sedangkan menurut Bompa (1999) definisi latihan adalah proses dimana seorang atlet dipersiapkan untuk perfoma tertinggi. Latihan sangat penting untuk mencapai prestasi; seseorang yang sangat berbakat sekalipun akan sulit mencapai prestasi yang optimal tanpa latihan yang teratur. Sebaliknya, seseorang yang kurang berbakat juga dapat mencapai prestasi yang optimal dengan latihan yang terarah dan teratur. Suatu proses latihan dapat didefinisikan sebagai seseorang yang melakukan suatu kegiatan atau aktifitas secara teratur atau secara teratur, bahkan dengan rencana dan berulang kali. "Latihan adalah suatu proses meyempurnakan kemampuan berolahraga yang berisikan materi, teori, dan praktek, menggunakan metode, dan aturan, sehingga tujuan dapat tercapai pada waktunya (Sukadiyanto, 2011). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa latihan adalah proses berlatih secara perlahan sistematis dan dilakukan berulang-ulang untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan seorang atlet guna mempertahankan dan meningkatkan prestasi dibidang cabang olahraga yang diminatinya. Latihan sistematis 6
haruslah terencana, terjadwal menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah kesukar, dan dari yang sederhana menuju ke yang kompleks.
B. Aspek Latihan Untuk mendapatkan perfoma atlet yang baik dan mencapai tujuan dari latihan, maka pelatih perlu memperhatikan beberapa aspek yang diketahui dan dilatih secara seksama oleh atlet. Aspek latihan-latihan tersebut menurut Harsono (1988) yaitu: 1. Aspek Latihan Fisik Latihan fisik bertujuan untuk mempertahankan kondisi fisik atlet dalam menghadapi latihan dan pertandingan. Latihan ini terdiri dari beberapa komponen di antaranya adalah daya tahan kardiovaskuler, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan (speed), stamina (stamina), kelincahan (agility), dan kekuatan (power). Fisik merupakan komponen utama yang perlu dimiliki atlet (Mustafa, 2021). 2. Aspek Latihan Teknik Latihan teknik adalah latihan untuk mempermahir teknikteknik gerakan dalam cabang olahraga yang dilakukan. Teknik yang benar dapat memberikan keefektifan energi dalam gerakan olahraga (Cattuzzo dkk, 2016). 3. Aspek Latihan Taktik Latihan taktik bertujuan untuk menumbuhkan perkembangan daya tafsir pada atlet mengenai strategi permainan dengan teknik yang telah dikuasai. 4. Aspek Latihan Mental
7
Latihan mental adalah latihan yang menekankan pada perkembangan kedewasaan atlet serta perkembangan emosional atlet, misalnya semangat bertanding. Latihan teknik merupakan salah satu aspek dalam latihan. Atlet yang memiliki teknik yang baik dan benar maka atlet dapat cepat menguasai aspek-aspek lain dalam latihan. Teknik sangat mempengaruhi gerak dasar dalam melakukan gerakan dan kualitas keterampilan atlet pada cabang olahraga yang digeluti (Mustafa, 2022). Jadi teknik dapat diartikan sebagai suatu proses gabungan gerakkan yang efisien dalam berolahraga. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, teknik merupakan bagian penting dalam pencapaian prestasi olahraga. Tanpa keterampilan teknik yang baik seorang atlet tidak akan bisa menampilkan performa yang baik maupun permainan dan gaya/ gerakan yang baik dan benar dalam suatu cabang olahraga. Teknik selalu mengalami perkembangan sesuai dengan tujuan cabang olahraga dan disesuaikan dengan peraturan cabang olahraga tersebut.
C. Prinsip Latihan Seorang pelatih harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan yang sangat penting dalam kegiatan latihan agar tujuan dari latihan mudah dicapai dengan mudah dan benar (Budiwanto, 2005). Prinsipprinsip dasar latihan yang diterapkan dalam latihan menurut Bompa (1983) menjelaskan sebagai berikut. 1. Beban Lebih (overload) Menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan oleh atlet. Latihan beban lebih ini biasa diterapkan pada semua unsur latihan yaitu terhadap latihan teknik, taktik, fisik, maupun mental. Prinsip beban lebih pada dasarnya menekankan bahwa beban kerja yang dijalani harus melebihi
8
kemampuan seseorang. Tanpa penerapan prinsip ini dalam latihan, prestasi atlet tidak mungkin meningkat. 2. Perkembangan Multilateral Diterapkan pada atlet-atlet muda. Pada permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk menunjang keterampilan spesialisasinya kelak. 3. Intensitas Latihan Perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet atau berlatih melalui suatu program yang intensif (Cheung, 2020), dimana pelatih secara progresif menambah beban kerja, jumlah pengulangan, serta kadar intensitas dari repetisi tersebut.
D. Tujuan Latihan Latihan bertujuan untuk meningkatkan potensi diri diranah kognitif, afektif, psikomotorik, maupun fisik. Dalam melakukan kegiatan latihan dapat dilaksanakan di dalam ruangan maupun luar ruangan (Corbin dkk, 2014). Pada umumnya untuk meningkatkan kognitif dan afektif latihan dilakukan di dalam ruangan, sedangkan psikomotorik dan fisik latihan dilakukan di luar ruangan. Olahraga merupakan kegiatan yang sering dilakukan di luar ruangan dengan beberapa prinsip dan prosedur latihan yang telah dijadikan acuan agar tujuan dari latihan dapat tercapai dengan mudah (McSwegin, 1989). Latihan adalah suatu proses kegiatan yang teratur dan berulang yang bertujuan untuk meningkatkan dan meningkatkan potensi seseorang dengan tujuan membangun fungsi psikologi dan fisiologi manusia untuk memenuhi persyaratan tugas. Namun, tujuan latihan umumnya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan olahragawan untuk mencapai tingkat tertinggi dari kinerja 9
mereka. Rumusan sasaran dan tujuan latihan dapat bersifat jangka panjang atau jangka pendek. Untuk yang jangka panjang, itu adalah tujuan dan tujuan yang akan dicapai dalam satu tahun atau lebih mendatang. Tujuan ini biasanya merupakan bagian dari program pembinaan jangka panjang untuk atlet junior. Tujuan utamanya adalah untuk mempelajari keterampilan dasar dalam berbagai gerak dasar, serta dasar teknik yang benar. Dibandingkan dengan tujuan dan sasaran jangka pendek, persiapan dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun. Setiap sesi latihan harus memiliki tujuan yang jelas untuk mencapai tujuan latihannya. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan komponen kinerja fisik seperti kekuatan, kecepatan, ketahanan, kekuatan, kelincahan, kelentukan, dan keterampilan teknik cabang olahraga (Sukadiyanto, 2011). Dengan menetapkan tujuan latihan, diharapkan bahwa latihan akan membantu olahragawan memperoleh kemampuan konseptual dan keterampilan gerak yang diperlukan untuk mencapai puncak prestasi. Sedangkan tujuan latihan secara umum adalah untuk membantu pembina, pelatih, dan guru olahraga mengembangkan keterampilan dan membantu olahragawan mencapai puncak prestasi.
E. Pencak Silat 1. Pengertian Pencak Silat Pencak silat merupakan gerak tubuh manusia yang memanfaatkan anggota tubuhnya untuk melakukan gerak dasar beladiri yang terikat dengan peraturan yang sudah disepakati oleh masing-masing organisasi pencak silat. Selain itu pencak silat juga dapat diartikan sebagai suatu keahlian yang dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk menghindari dari berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kotot (2003) pencak silat adalah sebagai upaya mempertahankan diri dari berbagai ancaman, khususnya yang datang dari sesama manusia. Sedangkan menurut
10
Lubis (2004) pencak silat merupakan salah satu budaya asli Indonesia yang bertujuan untuk menghadapi alam yang keras untuk tujuan bertahan (survive) dengan melawan binatang buas, dan pada akhirnya manusia mengembangkan gerak-gerak beladiri. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa, pencak silat merupakan gerak dasar beladiri yang digunakan sebagai upaya mempertahankan diri dari berbagai ancaman, baik yang datang dari alam, binatang buas, dan khususnya yang datang dari sesama manusia. Selain itu pencak silat juga dapat diartikan sebagai wahana untuk menjaga kesehatan tubuh manusia, karena pencak silat melibatkan gerak anggota tubuh manusia guna mencapai tujuan tertentu. 2. Teknik Serangan Pencak Silat Teknik serangan pencak silat merupakan gerak dasar pencak silat yang sering digunakan dalam suatu pertandingan laga pencak silat. Di dalam buku R. Kotot Slamet Kariyadi (2003:60-86) dengan judul Teknik Dasar Pencak Silat Tanding terdapat 4 (empat) teknik serangan, yaitu pukulan, sikuan, tendangan dan dengkulan. a. Pukulan Pukulan adalah semua jenis teknik menyerang yang dilakukan dengan menggunakan tangan dalam posisi terkepal (Kotot, 2003:57). Sedangkan menurut Mulyana (2013:119) yaitu. Pukulan merupakan teknik serangan dengan menggunakan tangan atau lengan, berdasarkan lintasan dan perkenaannya meliputi pukulan tusuk, pukulan sangga, pukulan getok, pukulan totok, pukulan tinju, pukulan tampar, pukulan pagut, pukulan cambuk, pukulan busur, pukulan lingkar, pukulan tebas, pukulan papas, pukulan depan, dan pukulan samping. Jadi tangan atau lengan merupakan alat serang yang digunakan dalam teknik serangan pukulan. Pada saat menyerang dengan teknik serangan pukulan yang harus diperhatikan adalah saat memukul, tangan harus keadaan mengepal dengan baik dan benar. 11
Tangan yang terkepal yang baik dan benar bertujuan agar pada saat memukul tangan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan atau cidera. Terdapat 4 (empat) teknik serangan pukulan, yakni sebagai berikut: 1) Pukulan Depan
Gambar 2.1 Teknik Serangan dengan Pukulan Depan Serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal, lintasannya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas, tengah, dan bawah (Lubis, 2014). Sedangkan menurut Kotot (2003:60) menjelaskan “agar lintasan pukulan benar-benar lurus, kontrol pergerakan pergerakan tangan dengan memastikan terjadi gesekan antara lengan yang memukul dengan badan (rusuk atas)”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pukulan depan adalah teknik serangan pencak silat yang memanfaatkan lengan dengan tangan mengepal untuk memukul bidang sasaran lurus ke depan dan kontrol pergerakan lengan maupun tangan terjadi gesekan dengan badan sampai siku melewati badan. Dalam teknik serangan ini yang sering dijadikan bidang sasaran adalah kepala, leher, dan dada.
12
2) Pukulan Samping
Gambar 2.2 Teknik Serangan dengan Pukulan Samping Teknik ini mengharuskan pengguna untuk mengayunkan tangan dan bahu ke arah samping luar tubuh, diikuti dengan lecutan lengan bawah berpusat pada sendi siku (Kotot,2003;62). Sedangkan menurut Lubis (2014:32) “serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal, lintasannya ke arah samping badan, posisi tangan mengepal”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pukulan samping adalah teknik serangan pencak silat yang memanfaatkan lengan dengan tangan mengepal untuk menyerang bidang sasaran dan lintasannya lecutan ke arah samping badan dengan lecutan lengan bawah berpusat pada sendi siku. Dalam teknik ini yang sering dijadikan bidang sasaran adalah dagu, bahu, dan rusuk atas.
13
3) Pukulan Sangkol
Gambar 2.3 Teknik Serangan dengan Pukulan Sangkol Pukulan sangkol, ditilik dari lintasannya, merupakan teknik pukulan yang arah serangannya dating dari awah dengan posisi tangan menekuk membentuk sudut ± 900 (Kotot, 2003;64). Sedangkan menurut Lubis (2014:33) ”serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal, lintasan dari bawah ke atas dengan kenaannya kepalan tangan terbalik ke sasaran kemaluan, ulu hati, dan dagu”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pukulan sangkol adalah teknik serangan pencak silat yang memanfaatkan lengan dan tangan untuk menyerang bidang sasaran. Pukulan sangkol yang lintasanya berawal dari bawah menuju ke atas yang juga memanfaatkan fungsi bahu, pinggang, dan tungkai saat proses gerakan. Sehingga dapat menghasilkan gerakan yang baik dan benar. Dalam teknik serangan ini yang sering dijadikan bidang sasaran adalah kemaluan, ulu hati, dan dagu.
14
4) Pukulan Lingkar
Gambar 2.4 Teknik Serangan dengan Pukulan Lingkar Sesuai namanya, lintasan pukulan lingkar adalah melingkar dari samping luar tubuh pengguna menujuh arah dalam tubuh pengguna (Kotot, 2003). Sedangkan menurut Lubis (2014) “serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal, lintasannya melingkar dari luar ke dalam, titik sasarannya rahang dan rusuk, posisi tangan mengepal menghadap ke bawah, dengan kenaannya seluruh buku-buku jari”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pukulan lingkar adalah teknik serangan pencak silat yang memanfaatkan lengan dan tangan untuk menyerang bidang sasaran. Gerakan memukulnya dengan lintasan dari samping menuju ke depan dalam dengan bagian tangan yang dimanfaatkan untuk mengenai sasaran yaitu pangkal jari telunjuk dan jari tengah dengan bidang sasaran dada dan punggung.
15
b. Sikuan Teknik sikuan merupakan teknik yang efektif dipergunakan untuk pertarungan jarak dekat (Kotot, 2003;68). Sedangkan menurut Lubis (2014:36) “serangan yang menggunakan siku tangan, macamnya siku atas, siku dalam, siku luar dan siku tusuk”. Terdapat 2 (dua) macam teknik serangan sikuan, yakni sebagai berikut. 1) Sikuan Samping Dalam
Gambar 2.5 Teknik Serangan dengan Sikuan Samping Dalam Posisi awal untul melakukan sikuan samping dalam adalah posisi kuda-kuda ringan dan selanjutnya posisi salah satu tangan berada pada samping sejajar dengan bahu. Lintasannya adalah melakukan gerakan sikuan dari samping seperti gambar di atas dan arah sasaran berada di depan sesuai dengan pandangan. 2) Sikuan Tusuk Samping
16
Gambar 2.6 Teknik Serangan dengan Sikuan Tusuk Samping Posisi awal untul melakukan sikuan samping tusuk samping adalah hampir sama dengan posisi awal sikuan samping dalam, yaitu posisi kuda-kuda ringan dan selanjutnya posisi salah satu tangan berada pada depan dada sejajar dengan bahu. Lintasannya adalah melakukan gerakan sikuan dari depan dada seperti gambar di atas dan arah sasaran berada di samping sesuai dengan pandangan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian sikuan adalah teknik serangan yang sangat efektif digunakan dalam pertandingan selain power yang dihasilkan, kecepatan memperoleh poin mudah didapatkan karena tidak memerlukan jangkauan yang jauh. Teknik ini memanfaatkan siku lengan untuk menyerang bidang sasaran. Gerakan memukulnya dengan lintasan dari samping menuju ke depan dalam dengan bagian tangan yang dimanfaatkan untuk mengenai sasaran yaitu kepala, leher, dan dada. Dalam teknik sikuan yang diperbolehkan untuk digunakan adalah sikuan samping dalam dan sikuan tusuk samping karena tidak terlalu membahayakan lawan atau diri sendiri.
17
c. Tendangan Serangan dengan tungkai dan kaki terdiri dari tendangan, sapuan, dengkulan, dan guntingan (Lubis, 2014;36). Sedangkan Menurut Kotot (2003:71) “pada setiap pertandingan Pencak Silat, kita melihat 100% pesilat menggunakan teknik ini dengan berbagai variasinya untuk mencari kemenangan”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian tendangan adalah teknik penyerangan yang memanfaatkan tungkai dan kaki untuk menyerang bidang sasaran. Teknik ini lebih diminati dibandingkan teknik serangan yang lain, yang dikarenakan cara mendapatkan point mudah dan jumlah setiap tendangan yang tepat mengenai sasaran berjumlah 2 (dua). Terdapat 5 (lima) macam teknik serangan tendangan, yakni sebagai berikut. 1) Tendangan Lurus
Gambar 2.7 Teknik Serangan dengan Tendangan Lurus Prinsip kerja tendangan lurus memang sederhana, yakni melemparkan tungkai ke depan, setelah terlebih dahulu mengangkat lutut setinggi sasaran (Kotot, 2003;74). Sedangkan menurut Lubis
18
(2014:36) “serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya ke arah depan dengan posisi badan menghadap ke depan, dengan kenaannya pangkal jari-jari kaki bagian dalam, dengan sasaran ulu hati dan dagu”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengerian tendangan lurus adalah teknik tendangan yang memanfaatkan tungkai dan salah satu kaki untuk dilecutkan ke bidang sasaran dengan arah lintasan ke depan sesuai dengan sasaran yang dituju. Dalam tendangan lurus bagian anggota tubuh yang berperan penting saat melakukan tendangan adalah tungkai dan lutut untuk menghasilkan lecutan pada kaki. Dalam teknik ini yang sering dijadikan bidang sasaran adalah ulu hati dan dagu. 2) Tendangan Sabit
Gambar 2.8 Teknik Serangan dengan Tendangan Sabit Tendangan sabit, merujuk pada namannya, merupakan suatu teknik tendangan yang lintasan geraknya membentuk garis setengah lingkaran atau tendangan ini cara kerjanya mirip dengan sabit (arit/clurit), yaitu diayun dari samping luar menuju samping dalam (Kotot, 2003;75). Sedangkan menurut Lubis (2014:39) “tendangan yangan lintasannya setengah lingkaran ke dalam, dengan sasaran seluruh bagian tubuh, dengan punggung telapak kaki atau jari teapak kaki”.
19
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian tendangan sabit adalah teknik serangan pencak silat yang memanfaatkan tungkai dan salah satu kaki yang arah lintasan dari samping dan disesuaikan dengan tinggi sasaran. Tendangan sabit membutuhkan keseimbangan dan kecepatan yang bagus, karena selain kecerobohan yang sering terjadi pada saat pengguna melakukan tendangan tendanga sabit mudah ditangkap dan ditebak oleh lawan. Dalam teknik ini yang sering dijadikan bidang sasaran adalah bahu, rusuk dan paha. 3) Tendangan “T”
Gambar 2.9 Teknik Serangan dengan Tendangan “T” Penamaan teknik tendangan ini, merujuk pada bentuk akhirnya, yang jika dilihat dari samping, menyerupai huruf “T”, yaitu dimana tubuh dan salah satu kaki yang menendang, berada pada posisi miring dengan bertumpu pada salah satu kaki (Kotot, 2003;76). Sedangkan menurut Lubis (2014:38) “serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus ke depan dan kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk serangan samping, dengan sasaran seluruh bagian tubuh”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian tendangan “T” adalah teknik serangan yang memanfaatkan tungkai dan salah satu kaki untuk menyerang bidang sasaran. Teknik ini merupakan teknik serangan tendangan yang bagus dari pada teknik 20
serangan tendangan yang lain. Karena selain memiliki fungsi menyerang, tendangan “T” dapat digunakan pada saat bertahan dan mematahkan gerakan lawan saat lawan akan melakukan penyerangan. Yang harus diperhatikan pada saat melakukan tendangan “T” adalah posisi badan dan keseimbangan, karena teknik tendangan ini membutuhkan penopang badan dengan satu kaki. Dalam teknik ini yang sering dijadikan bidang sasaran adalah dada. 4) Tendangan Jejag
Gambar 2.10 Teknik Serangan dengan Tendangan Jejag Tendangan jejag adalah teknik tendangan dengan lintasan lurus ke depan. Komponen serangan adalah tumit atau bisa juga telapak kaki (Kotot, 2003;78). Sedangkan menurut Lubis (2014:36) “serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasan ke arah depan dengan posisi badan menghadap ke depan, dengan kenaannya punggung kaki, dengan sasaran kemaluan”. Dari Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian tendangan jejag adalah teknik serangan yang memanfaatkan tungkain dan salah satu kaki untuk menyerang bidang sasaran. Lintasan pada teknik ini dengan lurus ke depan dan menggunakan punggung kaki untuk mengenai bidang sasaran. Dalam teknik ini yang sering dijadikan bidang sasaran adalah ulu hati dan kemaluan.
21
5) Tendangan Belakang
Gambar 2.11 Teknik Serangan dengan Tendangan Belakang Melaksanakan teknik tendangan ini, pesilat dari sikap pasang harus melakukan putaran tubuh (berbalik) terlebih dahulu, sehingga ia berada dalam posisi membelakangi lawan (Kotot, 2003;79). Sedangkan menurut Lubis (2014:38) “tendangan dengan sebelah kaki dan tungkai dengan lintasan lurus ke belakang tubuh ( membelakangi lawan), dengan sasaran seluruh tubuh”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian tendangan belakang adalah teknik serangan yang memanfaatkan tungkai dan salah satu kaki untuk menyerang bidang sasaran dengan cara membalikkan badan saat menendang. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan maka terlebih dahulu mengerti dasar-dasar latihan tendangan belakang. Dimulai dari mengambil posisi awal membelakangi lawan sampai lecutan kaki tepat sasaran dan kembali ke posisi menghadap lawan secepat mungkin untuk menghindari serangan dari belakang saat melakukan tendangan belakang. Dalam teknik ini yang sering dijadikan bidang sasaran adalah dada, ulu hati dan kemaluan.
22
Pencak silat juga merupakan cabang olahraga yang dipertandingkan di tingkat regional, daerah, nasional maupun internasional. Pertandingan pencak silat terdiri dari dua kategori, yaitu tanding (laga), dan seni beladiri TGR (Tunggal, Ganda, Regu). Semua atlet yang hendak mengikuti pertandingan selalu melakukan persiapan berupa latihan, yang terdiri dari latihan fisik, teknik, taktik dan mental. Pada umumnya latihan PSHT dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi. Jika ceramah dan demonstrasi tidak dilakukan dengan baik dan benar maka akan berdampak buruk bagi atlet. Karena latihan baik dan benar merupakan kunci keberhasilan atlet dalam memahami dan menguasai materi latihan pencak silat yang disampaikan oleh pelatih pada saat latihan berlangsung. Ada beberapa materi latihan dalam latihan pencak silat, misalnya adalah latihan serangan tendangan pada teknik tendangan “T”.
23
BAB III RAGAM POLA LATIHAN TENDANGAN “T”
A. Pola Latihan Tendangan “T” bagi Atlet Pencak Silat Latihan adalah suatu proses berlatih yang berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah ke sukar, teratur, dari sederhana ke yang lebih komplek yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah (Harsono, 1988;99). Sedangkan menurut Bompa (1999:2) “definisi latihan adalah proses dimana seorang atlet dipersiapkan untuk perfoma tertinggi”. Untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi sudah seharusnya seorang atlet melakukan latihan dengan baik dan benar, agar tujuan yang dicari akan tercapai dengan mudah. dalam latihan pencak silat, materi dalam bidang teknik pencak silat merupakan materi yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh seorang atlet untuk dapat menerapkan teknik pencak silat dengan baik dan benar. Selain materi yang penting untuk dilatihkan, cara pelatih dalam penyampaian merupakan syarat yang harus dipahami betul oleh pelatih. Penyampaian yang baik dan benar bertujuan agar atlet dapat memahami apa yang disampaikan oleh pelatih sehingga peningkatan keterampilan dan penguasaan materi dapat tercapai dengan mudah oleh atlet. Terdapat berbagai teknik pencak silat, menurut Kotot (2003:16) “teknik kuda-kuda, pembahasan ditingkatkan secara berurutan kepada sikap pasang, teknik langkah, belaan (tangkisan dan hindaran), teknik serangan (pukulan, sikuan dan tendangan), redaman, tangkapan, jatuhan, bantingan dan terakhir membahas mengenai teknik pertahanan terhadap bantingan”. Dari berbagai macam teknik pencak silat, teknik serangan dalam teknik tendangan pada tendangan “T” merupakan teknik pencak silat yang digemari oleh pesilat atau atlet. Menurut Kotot (2003:76) “teknik ini
24
merupakan salah satu yang paling banyak digunakan dalam pertandingan pencak silat”. Penamaan teknik tendangan ini, merujuk pada bentuk akhirnya, yang jika dilihat dari samping, menyerupai huruf “T”, yaitu dimana tubuh dan salah satu kaki yang menendang, berada pada posisi miring dengan bertumpu pada salah satu kaki (Kotot, 2003;76). Teknik ini sering digunakan oleh pesilat atau atlet dalam suatu pertandingan pencak silat laga. Manfaat dari teknik serangan maupun bertahan dengan teknik tendangan “T” yang membuat pengguna menggunakan teknik ini dalam suatu pertandingan. Manfaat dari teknik tendangan “T” adalah jangkauan jauh yang memungkinkan jika pengguna melecutkan tendangan dan tepat sasaran, lawan akan terdorong jauh bahkan jatuh saat menerima tendangan yang tepat sasaran. Untuk melatih tendangan pencak silat pada teknik tendangan “T” perlu adanya pola-pola latihan yang menjadikan teknik tersebut mudah dikuasai oleh atlet pencak silat. Berikut adalah pola latihan tendangan pencak silat pada tendangan “T” bagi atlet pencak silat: 1. Prosedur Pelaksanaan Tendangan “T” Penamaan teknik tendangan ini, merujuk pada bentuk akhirnya, yang jika dilihat dari samping, menyerupai huruf “T”, yaitu dimana tubuh dan salah satu kaki yang menendang, berada pada posisi miring dengan bertumpu pada salah satu kaki (Kotot, 2003;76). Teknik ini sering digunakan oleh pesilat saat bertanding, karena teknik tendangan “T” dapat digunakan untuk bertahan maupun menyerang.
25
Berikut adalah bentuk pelaksanaan teknik tendangan ”T”. a. Tendangan “T” Depan
Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Tendangan “T” Depan Pelaksanaan tendangan “T” depan pada bentuk akhir posisi badan hampir menyerupai bentuk huruf “T”. Selain itu yang membedakan tendangan ini dengan tendangan lain adalah proses awal dan kaki yang dilecutkan. Dalam pelaksanaan tendangan “T” depan ini, berat badan bertumpu pada kaki bagian belakang dan kaki depan yang dilucutkan kesasaran. Cara Melakukannya: 1) Sikap pasang siap dengan berat badan berada di kaki kanan/ kiri belakang. 2) Lakukan tendangan ke sasaran dengan kaki kanan/ kiri depan. 3) Setelah melakukan tendangan ke sasaran, tarik kembali kaki kanan/ kiri yang dilecutkan.
26
b. Tendangan “T” Belakang Pelaksanaan tendangan “T” belakang pada bentuk akhir posisi badan hampir menyerupai bentuk huruf “T”. Selain itu yang membedakan tendangan ini dengan tendangan lain adalah proses awal dan kaki yang dilecutkan. Dalam pelaksanaan tendangan “T” belakang ini, berat badan bertumpu pada kaki bagian depan dan kaki belakang yang dilucutkan kesasaran.
Gambar 3.2 Prosedur Pelaksanaan Tendangan “T” Belakang Cara Melakukannya: 1) Sikap pasang siap dengan berat badan berada di kaki kanan/ kiri depan. 2) Lakukan tendangan ke sasaran dengan kaki kanan/ kiri belakang. 3) Setelah melakukan tendangan ke sasaran, tarik kembali kaki kanan/ kiri yang dilecutkan.
B. Pola Latihan Tendangan “T” Menggunakan Punching Pad Pola latihan menggunakan Punching Pad adalah kegiatan latihan yang memanfaatkan fasilitas berupa alat. Pada latihan ini alat
27
yang digunakan adalah Punching Pad. Punching Pad pada latihan ini digunakan sebagai sasaran dalam melakukan bermacam-macam serangan, khususnya teknik tendangan “T”. Untuk melatih teknik tendangan “T” perlu adanya pola latihan yang membantu meningkatkan penguasaan maupun kemampuan dalam melakukan teknik tersebut. Berikut adalah bentuk-bentuk pola latihan teknik tendangan “T” menggunakan Punching Pad: 1. Latihan Punching Pad I
Gambar 3.3 Pola Latihan Punching Pad Pertama Keterangan Gambar:
: Posisi awal atlet menghadap depan
: Posisi awal atlet menghadap belakang
: Tempat perpindahan
28
: Orang yang memegang Punching Pad
: Arah berpindah tempat
: Arah tendangan Dalam latihan Punching Pad pertama terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Sikap pasang siap setiap akan melakukan serangan tendangan “T” dengan menghadap ke Punching Pad seperti gambar 3.1 pada gambar 1. 2) Lakukan tendangan “T”kaki kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Paddi tempat posisi awal atlet. 3) Pindah dengan cepat ke tempat perpindahan1 dan lakukan tendangan “T”kaki kanan/ kiridengan cepat ke Punching Pad. 4) Pindah dengan cepat ke tempat perpindahan2 dan lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad. 5) Pindah dengan cepat ke tempat perpindahan3 dan lakukan tendangan “T”kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad. 6) Pindah dengan cepat ke tempat perpindahan2 dan lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad. 7) Pindah dengan cepat ke tempat perpindahan1 dan lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad. 8) Pindah dengan cepat ke tempat ke posisi awal atlet dan lakukan tendangan “T”kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad.
29
9) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Cara 2 (dua): 1) Sikap pasang siap setiap akan melakukan serangan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan membelakangi Punching Pad seperti gambar 3.1 pada gambar 2. 2) Pindah dengan cepat ke tempat perpindahan1 dan lakukan tendangan “T”kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad. 3) Pindah dengan cepat ke tempat perpindahan2 dan lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad. 4) Pindah dengan cepat ke tempat perpindahan3 dan lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad. 5) Pindah dengan cepat ke tempat perpindahan2 dan lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad. 6) Pindah dengan cepat ke tempat perpindahan1 dan lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad. 7) Pindah dengan cepat ke tempat ke posisi awal atlet dan lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad. 8) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan tendangan, Punching Pad berpindah arah. Ketika berpindah tempat semakin cepat, tingkat kelincahan tendangan “T” oleh pengguna akan semakin semakin. Selain kelincahan yang didapat, kecepatan tendangan juga akan semakin meningkat ketika pengguna melakukan tendangan pada bidang sasaran.
30
2. Latihan Punching Pad II
Gambar 3.4 Pola Latihan Punching Pad Kedua Keterangan gambar: : Posisi awal atlet
: Orang yang memegang Punching Pad
: Arah lari : Arah tendangan Cara melakukannya: 1) Sikap pasang siap melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri. 2) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad.
31
3) Setelah melakukan tendangan, lari cepat memutari orang yang memegang Punching Pad dan kembali ke posisi awal atlet seperti pada gambar 3.2. 4) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan tendangan, pengguna lari memutari orang yang memegang Punching Pad dan kembali ke posisi awal atlet. Ketika berlari memutari orang yang memegang Punching Pad semakin cepat, tingkat kelincahan akan semakin meningkat. Selain kelincahan yang didapat, kecepatan tendangan juga akan semakin meningkat ketika pengguna melakukan tendangan pada bidang sasaran. 3. Latihan Punching Pad III
Gambar 3.5 Pola Latihan Punching Pad Ketiga
32
Keterangan gambar:
: Atlet
: Orang yang memegang Punching Pad
: Arah geseran
: Arah tendangan Cara melakukannya: 1) Sikap pasang siap melakukan tendangan “T”. 2) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad sebanyak 5 (lima) kali. 3) Setelah melakukan tendangan, orang yang memegang Punching Pad bergeser ke belakang. 4) Latihan ini dilakuka sebanyak 3 (kali). Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan tendangan, orang yang memegang Punching Pad bergeser ke belakang. Ketika tendangan semakin cepat, tingkat kecepatan akan semakin meningkat.
33
4. Latihan Punching Pad IV
Gambar 3.6 Pola Latihan Punching Pad Keempat Keterangan gambar:
: Atlet
: Orang yang memegang Punching Pad
: Arah geseran
: Arah tendangan Cara melakukannya: 1) Sikap pasang siap melakukan tendangan “T”. 2) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad sebanyak 3 (tiga) kali.
34
3) Setelah melakukan tendangan, orang yang memegang Punching Pad bergeser ke samping kanan/ kiri. 4) Latihan ini dilakuka sebanyak 3 (kali). Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan tendangan, orang yang memegang Punching Pad bergeser ke samping kanan/ kiri. Ketika tendangan semakin cepat, tingkat kecepatan akan semakin meningkat. 5. Latihan Punching Pad V
Gambar 3.7 Pola Latihan Punching Pad Kelima Keterangan gambar:
: Atlet
35
: Orang yang memegang Punching Pad
: Arah memutar badan
: Arah tendangan Cara melakukannya: 1) Sikap pasang siap melakukan teknik tendangan “T”. 2) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat kePunching Pad1. 3) Putar balik badan kesamping kanan/ kiri dengan cepat. 4) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad2. 5) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan tendangan, pengguna memutar balik badan ke belakang dan melakukan tendangan. Ketika memutar balik badan ke samping kanan/ kiri semakin cepat, tingkat kecepatan akan semakin meningkat. Selain kecepatan yang didapat, daya ledak ototkaki juga akan semakin meningkat ketika pengguna melakukan tendangan pada 2 (dua) bidang sasaran.
36
6. Latihan Punching Pad VI
Gambar 3.8 Pola Latihan Punching Pad Keenam Keterangan gambar: : Atlet
: Orang yang memegang Punching Pad
: Arah memutar badan
: Arah tendangan Cara melakukannya: 1) Sikap pasang siap melakukan teknik tendangan “T”. 2) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad 1. 3) Putar balik badan ke samping kanan/ kiri dengan cepat.
37
4) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad 2. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad 3. 6) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan tendangan, pengguna memutar balik badan ke belakang dan melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri ke depan dan samping. Ketika memutar balik badan ke samping kanan/ kiri semakin cepat, tingkat kecepatan akan semakin meningkat. Selain kecepatan yang didapat, daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika pengguna melakukan tendangan pada 3 (tiga) bidang sasaran. 7. Latihan Punching Pad VII
Gambar 3.9 Pola Latihan Punching Pad Ketujuh Keterangan gambar:
: Atlet
38
: Orang yang memegang Punching Pad
: Arah memutar badan
: Arah tendangan
Cara melakukannya: 1) Sikap pasang siap melakukan teknik tendangan “T”. 2) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad 1. 3) Putar balik badan ke samping kanan/ kiri dengan cepat. 4) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad 2. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke Punching Pad 3. 6) Putar balik badan ke samping kanan/ kiri dengan cepat. 7) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat ke punching pad 4. 8) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan tendangan, pengguna memutar balik badan ke belakang dan melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri ke depan dan samping. Ketika memutar balik badan ke samping kanan/ kiri semakin cepat, tingkat kecepatan akan semakin meningkat. Selain 39
kecepatan yang didapat, daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika pengguna melakukan tendangan pada 4 (empat) bidang sasaran.
C. Pola Latihan Tendangan “T” Menggunakan Cone &Punching Pad Pola latihan menggunakan cone dan Punching Pad adalah kegiatan latihan yang memanfaatkan fasilitas berupa alat. Pada latihan ini alat yang digunakan adalah conedan Punching Pad. Punching Pad pada latihan ini digunakan sebagai sasaran dalam melakukan bermacam-macam serangan dan cone sebagai lintasan maupun rintangan dalam melakukan bermacam-macam gerakan. Untuk melatih teknik tendangan “T” perlu adanya pola latihan yang membantu meningkatkan penguasaan maupun kemampuan dalam melakukan teknik tersebut. Berikut adalah bentuk-bentuk pola latihan teknik tendangan “T” menggunakan Punching Pad & cone: 1. Latihan Cone & Punching Pad I
Gambar 3.10 Pola Latihan Cone dan Punching Pad Pertama 40
Keterangan gambar: : Atlet
: Orang yang memegang Punching Pad
: Cone(lintasan lari zig-zag)
: Arah tendangan Dalam latihan cone & Punching Pad pertama terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Lakukan lari zig-zag pada lintasan cone dengan jarak setiap cone 50 cm. 2) Setelah selesai melakukan lari zig-zag, lakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. 3) Lakukan tendangan “T” kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad. 4) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan lari zig-zag, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu menendang sasaran. Ketika lari zig-zag, tingkat kelincahan akan semakin meningkat. Selain kelincahan yang didapat, kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik.
41
Cara 2 (dua): 1) Lakukan lari zig-zag pada lintasan cone. 2) Setelah selesai melakukan lari zig-zag, lakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. 3) Lakukan tendangan “T” kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad. 4) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan lari zig-zag, atlet melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu menendang sasaran. Ketika lari zig-zag, tingkat kelincahan akan semakin meningkat. Selain kelincahan yang didapat, kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. 2. Latihan Cone & Punching Pad II
Gambar 3.11 Pola Latihan Cone dan Punching Pad Kedua
42
Keterangan gambar:
: Posisi awal atlet
: Orang yang memegang Punching Pad
: Cone
: Arah lari
: Arah tendangan Dalam latihan cone & Punching Pad kedua terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Lari menyampingkanan/ kirimenuju dan menyentuh cone 1. 2) Kembali ke posisi awal atlet dan lakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. 3) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad. 4) Lari menyamping kanan/ kiri menuju dan menyentuh cone 2. 5) Kembali ke posisi awal atlet dan lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat. 6) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad.
43
7) Lari depan/ belakang menuju dan menyentuh cone 3. 8) Kembali ke posisi awal atlet dan lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat. 9) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan lari, atlet melakukan lari ditempat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu menendang sasaran. Ketika lari, tingkat kelincahan akan semakin meningkat. Selain kelincahan yang didapat, kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepat ditempat sebanyak 5 (lima) detik. Cara 2 (dua): 1) Lari menyamping kanan/ kirimenuju dan menyentuh cone 1. 2) Kembali ke posisi awal atlet dan lakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. 3) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad. 4) Lari menyampingkanan/ kiri menuju dan menyentuh cone 2. 5) Kembali ke posisi awal atlet dan lakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad. 7) Lari depan/ belakang menuju dan menyentuh cone 3. 8) Kembali ke posisi awal atlet dan lakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. 9) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali.
44
Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan lari, atlet melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu menendang sasaran. Ketika lari, tingkat kelincahan akan semakin meningkat. Selain kelincahan yang didapat, kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan pengguna melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. 3. Latihan cone & Punching Pad III
Gambar 3.12 Pola Latihan Cone dan Punching Pad Ketiga Keterangan gambar:
: Posisi awal atlet
: Orang yang memegang Punching Pad
: Cone
45
: Arah lari
: Arah tendangan Dalam latihan cone & Punching Pad ketiga terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Larisamping kanan/ kirimenuju dan menyentuh cone 1. 2) Lari ke depan/ belakang menuju dan menyentuh cone 2. 3) Lari ke depan/ belakang menuju dan menyentuh cone 3. 4) Lari ke samping kanan/ kiri menuju posisi awal atlet dan lakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad. 6) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan lari, atlet melakukan lari ditempat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu menendang sasaran. Ketika lari, tingkat kelincahan akan semakin meningkat. Selain kelincahan yang didapat, kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepatditempat sebanyak 5 (lima) detik. Cara 2 (dua): 1) Larisamping kanan/ kiri menuju dan menyentuh cone 1. 2) Lari ke depan/ belakang menuju dan menyentuh cone 2.
46
3) Lari ke depan/ belakang menuju dan menyentuh cone 3. 4) Lari ke samping kanan/ kiri menuju posisi awal atlet dan lakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad. 6) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran yang setiap selesai melakukan lari, atlet melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu menendang sasaran. Ketika lari, tingkat kelincahan akan semakin meningkat. Selain kelincahan yang didapat, kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali.
D. Pola Latihan Tendangan “T” Menggunakan Gawang & Punching Pad Pola latihan menggunakan gawang & Punching Pad adalah kegiatan latihan yang memanfaatkan fasilitas berupa alat. Pada latihan ini alat yang digunakan adalah gawang & Punching Pad. Punching Pad pada latihan ini digunakan sebagai sasaran dalam melakukan bermacam-macam serangan dan gawangsebagai lintasan maupun rintangan dalam melakukan bermacam-macam gerakan. Untuk melatih teknik tendangan “T” perlu adanya pola latihan yang membantu meningkatkan penguasaan maupun kemampuan dalam melakukan teknik tersebut. Berikut adalah bentuk-bentuk pola latihan menggunakan Punching Pad & gawang:
47
1. Latihan Gawang & Punching Pad I
Gambar 3.13 Pola Latihan Gawangdan Punching Pad Pertama Keterangan gambar:
: Atlet
: Orang yang memegang Punching Pad
: Gawang(lintasan loncat gawang)
: Arah tendangan Dalam latihan gawang&Punching Pad pertama terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Lakukan loncat pada lintasan loncpat gawang dengan jarak setiap gawang 50 cm.
48
2) Setelah selesai melakukan loncat gawang, lakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. 3) Lakukan tendangan “T” kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad. 4) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran dan gawang sebagai lintasan loncatan yang setiap selesai melakukan loncat gawang, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu menendang sasaran. Ketika loncat gawang, tingkat kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain loncat gawang, kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu menendang sasaran. Cara 2 (dua): 1) Lakukan loncat pada lintasan loncat gawang dengan jarak setiap gawang 50 cm. 2) Setelah selesai melakukan loncat gawang, lakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. 3) Lakukan tendangan “T” kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad. 4) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran dan gawang sebagai lintasan loncatan yang setiap selesai melakukan loncat gawang, atlet melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu menendang sasaran. Ketika loncat gawang, tingkat kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin 49
meningkat. Selain loncat gawag,kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu menendang sasaran. 2. Latihan Gawang & Punching Pad II
Gambar 3.14 Pola Latihan Gawangdan Punching Pad Kedua Keterangan gambar:
: Orang yang memegang Punching Pad
: Gawang(lintasan loncat gawang)
: Arah tendangan Dalam latihan gawang & Punching Pad kedua terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut:
50
Cara 1 (satu): 1) Siapkan lintasan loncat gawang dengan jarak setiap gawang 50 cm. 2) Lakukan loncat gawang 1 dan 2 ke depan. 3) Lakukan loncat gawang 3 dan 4 ke samping kanan. 4) Lakukan loncat gawang 4 dan 3 ke samping kiri. 5) Setelah selesai melakukan loncat gawang, lakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. 6) Lakukan tendangan “T” kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad. 7) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran dan gawang sebagai lintasan loncatan yang setiap selesai melakukan loncat gawang, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu menendang sasaran. Ketika loncat gawang, tingkat kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain loncat gawang, kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu menendang sasaran. Cara 2 (dua): 1) Siapkan lintasan loncat gawang dengan jarak setiap gawang 50 cm. 2) Lakukan loncat gawang 1 dan 2 ke depan. 3) Lakukan loncat gawang 3 dan 4 ke samping kanan. 4) Lakukan loncat gawang 4 dan 3 ke samping kiri.
51
5) Setelah selesai melakukan loncat gawang, lakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lakukan tendangan “T” kanan/ kiri dengan cepat pada Punching Pad. 7) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran dan gawang sebagai lintasan loncatan yang setiap selesai melakukan loncat gawang, atlet melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu menendang sasaran. Ketika loncat gawang, tingkat kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain loncat gawag, kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu menendang sasaran.
E. Pola Latihan Tendangan “T” Menggunakan Cone & Gawang Pola latihan menggunakan cone & gawang adalah kegiatan latihan yang memanfaatkan fasilitas berupa alat. Pada latihan ini alat yang digunakan adalah cone & gawang. Cone & gawang pada latihan ini digunakan sebagai lintasan maupun rintangan dalam melakukan bermacam-macam gerakan. Untuk melatih teknik tendangan “T” perlu adanya pola latihan yang membantu meningkatkan penguasaan maupun kemampuan dalam melakukan teknik tersebut. Berikut adalah bentuk-bentuk pola latihan menggunakan cone & gawang:
52
1. Latihan Cone & Gawang I
Gambar 3.15 Pola Latihan Cone dan Gawang Pertama
53
Keterangan gambar: : Atlet
: Cone(lintasan lari zig-zag)
: Gawang(lintasan loncat gawang)
: Arah tendangan
Dalam latihan cone & gawang pertama terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Siapkan lintasan cone dan gawang dengan jarak setiap cone dan gawang 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 5. 9) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali.
54
10) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasanyang setiap selesai melakukan loncat gawang maupun lari zig-zag, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu melakukan tendangan “T” sebanyak 5 (lima) kali. Ketika loncat gawang, lari zig-zag dan lari menyamping tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain itu tingkat kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri sebanyak 5 (lima) kali dengan cepat. Cara 2 (dua): 1) Siapkan lintasan cone dan gawang dengan jarak setiap cone dan gawang 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Squat Jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Squat Jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 5. 9) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 10) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. 55
Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan loncat gawang maupun lari zig-zag, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu melakukan tendangan. Ketika loncat gawang, lari zig-zag dan lari menyamping tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain itu tingkat kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 2. Latihan Cone & Gawang II
Gambar 3.16 Pola Latihan Cone dan Gawang Kedua
56
Keterangan gambar:
: Atlet
: Cone( lintasan lari zig-zag)
: Gawang(lintasan loncat gawang)
: Arah lari menyamping
: Arah sprint
Dalam latihan cone & gawang kedua terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Siapkan lintasan cone dan gawang dengan jarak setiap cone dan gawang 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 57
8) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 5. 9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Sprint dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 7. 12) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 13) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan loncat gawang maupun lari zig-zag, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. Ketika loncat gawang, lari zig-zag, lari menyamping dan sprint tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain itu tingkat kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepatditempat selama 5 (lima) detik setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiridengan cepat sebanyak 5 (lima) kali dengan cepat. Cara 2 (dua): 1) Siapkan lintasan cone dan gawang dengan jarak setiap cone dan gawang 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali.
58
6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 5. 9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Sprint dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 7. 12) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 13) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan loncat gawang maupun lari zig-zag, atlet melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. Ketika loncat gawang, lari zig-zag, lari menyamping dan sprint tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain itu tingkat kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendanganpengguna melakukan squat jumpditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiridengan cepat sebanyak 5 (lima) kali.
59
3. Latihan Cone & Gawang III
Gambar 3.17 Pola Latihan Cone dan Gawang Ketiga Keterangan gambar:
: Atlet
: Cone ( lintasan lari zig-zag)
: Gawang(lintasan loncat gawang)
: Arah lari menyamping
: Arah sprint
Dalam latihan cone & gawang ketiga terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut:
60
Cara 1 (satu): 1) Siapkan lintasan gawang dan cone dengan jarak setiap gawang dan cone 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 5. 9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Sprint dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 7. 12) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 13) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan lari zig-zag maupun loncat gawang, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. Ketika lari zigzag, loncat gawang, lari menyamping dan sprint tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain itu tingkat kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu 61
melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. Cara 2 (dua): 1) Siapkan lintasan gawang dan cone dengan jarak setiap gawang dan cone 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Squat jumpditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 5. 9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Sprint dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 7. 12) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 13) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan lari zig-zag maupun loncat gawang, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. Ketika lari zigzag, loncat gawang, lari menyamping dan sprint tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat.
62
Selain lari zig-zag, loncat gawang, lari menyamping dan sprint tingkat kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 4. Latihan Cone & Gawang IV
Gambar 3.18 Pola Latihan Cone dan Gawang Keempat Keterangan gambar:
: Atlet
: Cone ( lintasan lari zig-zag)
: Gawang(lintasan loncat gawang)
: Arah lari menyamping
63
Dalam latihan cone & gawangkeempat terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Siapkan lintasan gawang dan cone dengan jarak setiap gawang dan cone 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 5. 9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 7. 12) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 7 ke nomor 8. 13) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 8. 14) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 15) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang
64
setiap selesai melakukan lari zig-zag maupun loncat gawang, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. Ketika lari zigzag, loncat gawang dan lari menyampingtingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain lari zig-zag, loncat gawang dan lari menyamping tingkat kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepatditempat selama 5 (lima) detik setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. Cara 2 (dua): 1) Siapkan lintasan gawang dan cone dengan jarak setiap gawang dan cone 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Squat jump ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Squat jump ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 5. 9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Squat jump ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 7. 12) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 7 ke nomor 8. 13) Squat jump ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 8.
65
14) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 15) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan lari zig-zag maupun loncat gawang, atlet melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. Ketika lari zigzag, loncat gawang dan lari menyamping tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain lari zig-zag, loncat gawang dan lari menyamping tingkat kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan squat jumpditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali.
F. Pola Latihan Tendangan “T” Menggunakan Punching Pad, Cone & Gawang Pola latihan menggunakan Punching Pad, cone &gawangadalah kegiatan latihan yang memanfaatkan fasilitas berupa alat. Pada latihan ini alat yang digunakan adalah Punching Pad, cone &gawang. Punching Pad pada latihan ini digunakan sebagai sasaran dalam melakukan bermacam-macam serangan, cone & gawang sebagai lintasan maupun rintangan dalam melakukan bermacammacam gerakan. Untuk melatih teknik tendangan “T” perlu adanya pola latihan yang membantu meningkatkan penguasaan maupun kemampuan dalam melakukan teknik tersebut. Berikut adalah bentuk-bentuk pola latihan menggunakan Punching Pad, cone & gawang pada halaman 50:
66
1. Latihan Punching Pad, Cone & Gawang I
Gambar 3.19 Pola Latihan PucnhingPad, Conedan Gawang Pertama
Keterangan gambar:
: Atlet
: Orang yang memegang Punching Pad 67
: Cone (lintasan lari zig-zag)
: Gawang(lintasan loncat gawang)
: Arah tendangan
Dalam latihan Punching Pad, cone & gawang pertama terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Siapkan lintasan cone dan gawang dengan jarak setiap cone dan gawang 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 5. 9) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 10) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali.
68
Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran saat melakukan tendangan.Cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan loncat gawang maupun lari zig-zag, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu melakukan tendangan “T” pada Punching Pad sebanyak 5 (lima) kali. Ketika loncat gawang, lari zig-zag dan lari menyamping tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain itu tingkat kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepatditempat selama 5 (lima) detik setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. Cara 2 (dua): 1) Siapkan lintasan cone dan gawang dengan jarak setiap cone dan gawang 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Squat Jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Squat Jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 5. 9) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 10) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali.
69
Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran saat melakukan tendangan. Cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan loncat gawang maupun lari zig-zag, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu melakukan tendangan sebanyak 5 (lima) kali. Ketika loncat gawang, lari zig-zag dan lari menyamping tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain itu tingkat kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendanganpengguna melakukan squat jumpt ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 2. Latihan Punching Pad, Cone & Gawang II
Gambar 3.20 Pola Latihan Punching Pad, Cone dan Gawang Kedua
Keterangan gambar:
: Atlet
70
: Orang yang memegang Punching Pad
: Cone ( lintasan lari zig-zag)
: Gawang(lintasan loncat gawang)
: Arah lari menyamping
: Arah sprint
Dalam latihan Punching Pad, cone & gawang kedua terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Siapkan lintasan cone dan gawang dengan jarak setiap cone dan gawang 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 5. 71
9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Sprint dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 7. 12) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 13) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan Punching Pad sebagai bidang sasaran saat melakukan tendangan. Cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan loncat gawang maupun lari zig-zag, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. Ketika loncat gawang, lari zig-zag, lari menyamping dan sprint tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain itu tingkat kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepatditempat selama 5 (lima) detik setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. Cara 2 (dua): 1) Siapkan lintasan cone dan gawang dengan jarak setiap cone dan gawang 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali dengan. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 72
7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 5. 9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Sprint dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 7. 12) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada punching pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 13) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan loncat gawang maupun lari zig-zag, atlet melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. Ketika loncat gawang, lari zig-zag, lari menyamping dan sprint tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain itu tingkat kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali.
73
3. Latihan Punching Pad, Cone & Gawang III
Gambar 3.21 Pola Latihan Punching Pad, Cone dan Gawang Ketiga
Keterangan gambar:
: Atlet
: Cone ( lintasan lari zig-zag)
: Gawang(lintasan loncat gawang)
: Arah lari menyamping
: Arah sprint
74
Dalam latihan Punching Pad, cone& gawang ketiga terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Siapkan lintasan gawang dan cone dengan jarak setiap gawang dan cone 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 5. 9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Sprint dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 7. 12) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 13) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan lari zig-zag maupun loncat gawang, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. Ketika lari zigzag, loncat gawang, lari menyamping dan sprint tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat.
75
Selain itu tingkat kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. Cara 2 (dua): 1) Siapkan lintasan gawang dan cone dengan jarak setiap gawang dan cone 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 5. 9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Sprint dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali di nomor 7. 12) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 13) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan lari zig-zag maupun loncat gawang, atlet
76
melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. Ketika lari zigzag, loncat gawang, lari menyamping dan sprint tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain lari zig-zag, loncat gawang, lari menyamping dan sprint tingkat kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan squat jumpditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 4. Latihan Cone & Gawang IV
Gambar 3.22 Pola Latihan Cone dan Gawang Keempat Keterangan gambar: : Atlet
: Cone ( lintasan lari zig-zag)
: Gawang(lintasan loncat gawang)
: Arah lari menyamping 77
Dalam latihan Punching Pad, cone & gawang keempat terdapat 2 (dua) macam cara untuk melakukanya, yakni sebagai berikut: Cara 1 (satu): 1) Siapkan lintasan gawang dan cone dengan jarak setiap gawang dan cone 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 5. 9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 7. 12) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 7 ke nomor 8. 13) Lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 8. 14) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 15) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali.
78
Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan lari zig-zag maupun loncat gawang, atlet melakukan lari cepat ditempat selama 5 (lima) detik. Ketika lari zigzag, loncat gawang dan lari menyamping tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain lari zig-zag, loncat gawang dan lari menyamping tingkat kecepatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan lari cepatditempat selama 5 (lima) detik setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. Cara 2 (dua): 1) Siapkan lintasan gawang dan cone dengan jarak setiap gawang dan cone 50 cm. 2) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 1 ke nomor 2. 3) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 2 ke nomor 3. 4) Squat jump ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 3. 5) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 6) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 3 ke nomor 4. 7) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 4 ke nomor 5. 8) Squat jump ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 5. 9) Lari menyamping dengan cepat dari nomor 5 ke nomor 6. 10) Lakukan loncat gawang dengan cepat dari nomor 6 ke nomor 7. 11) Squat jump ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 7. 79
12) Lakukan lari zig-zag dengan cepat dari nomor 7 ke nomor 8. 13) Squat jump ditempat selama 5 (lima) detik di nomor 8. 14) Lakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali. 15) Latihan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan penguasaan atau kemampuan keterampilan teknik tendangan “T”. Latihan ini memanfaatkan cone dan gawang sebagai lintasan yang setiap selesai melakukan lari zig-zag maupun loncat gawang, atlet melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali. Ketika lari zigzag, loncat gawang dan lari menyamping tingkat kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya ledak otot akan semakin meningkat. Selain lari zig-zag, loncat gawang dan lari menyamping tingkat kekuatan dan daya ledak otot kaki juga akan semakin meningkat ketika sebelum melakukan tendangan pengguna melakukan squat jump ditempat sebanyak 5 (lima) kali setelah itu melakukan tendangan “T” kaki kanan/ kiri pada Punching Pad dengan cepat sebanyak 5 (lima) kali.
80
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Pola Latihan Tendangan Pencak Silat pada Teknik Tendangan 'T' bagi Atlet Pencak Silat adalah sebuah panduan latihan yang dirancang khusus untuk membantu atlet pencak silat dalam mengasah dan memperbaiki teknik tendangan "T" mereka. Panduan ini mencakup berbagai metode dan alat latihan yang semuanya dirancang untuk meningkatkan efisiensi, kekuatan, akurasi, dan teknik tendangan “T”. Pada bagian pertama, dijelaskan tentang pola latihan menggunakan peaching pad. Peaching pad digunakan sebagai alat yang efektif untuk mempraktikkan dan memperbaiki teknik tendangan. Dengan melakukan latihan secara teratur menggunakan peaching pad, atlet dapat mengasah ketepatan dan kekuatan tendangannya, serta memperbaiki posisi kaki dan badan saat melakukan tendangan “T”. Bagian kedua membahas tentang pola latihan menggunakan cone dan peaching pad. Cone digunakan untuk meningkatkan koordinasi dan akurasi tendangan. Dengan menggunakan cone dan peaching pad secara bersamaan, atlet tidak hanya dapat mengasah teknik tendangan mereka, tetapi juga melatih keterampilan mereka dalam mengarahkan tendangan ke target yang diinginkan. Pada bagian ketiga, dijelaskan bagaimana gawang dan peaching pad dapat digunakan bersamaan untuk melatih tendangan 'T'. Ini membantu atlet untuk memahami dan meningkatkan presisi tendangan mereka terhadap target yang lebih besar seperti gawang. Melalui latihan ini, atlet diharapkan dapat lebih mahir dalam menyasar gawang dengan tendangan 'T' mereka. Bagian keempat berfokus pada pola latihan menggunakan cone dan gawang. Latihan ini memberikan tantangan lebih kepada atlet dengan memperkenalkan elemen positioning dan akurasi. 81
Dengan cara ini, atlet diharapkan dapat lebih mahir dalam mengontrol tendangan mereka dan melibatkan lebih banyak strategi dalam permainan mereka. Bagian terakhir membahas pola latihan yang menggabungkan penggunaan peaching pad, cone, dan gawang. Ini adalah latihan paling kompleks dan komprehensif yang dirancang untuk meningkatkan semua aspek tendangan 'T', termasuk teknik, presisi, dan koordinasi. Melalui latihan ini, atlet diharapkan dapat mencapai penguasaan penuh terhadap teknik tendangan 'T'. Secara keseluruhan, "Pola Latihan Tendangan Pencak Silat pada Teknik Tendangan 'T' bagi Atlet Pencak Silat" adalah sumber daya yang sangat berharga bagi atlet pencak silat. Panduan ini berfungsi sebagai pedoman yang sangat mendetail dan sistematis dalam melatih teknik tendangan 'T'. Melalui latihan yang teratur dan konsisten dengan metode dan alat yang diajarkan dalam panduan ini, atlet diharapkan dapat meningkatkan performa mereka dalam pencak silat, khususnya dalam hal tendangan 'T'.
B. Saran dan Rekomendasi Monograf yang berupa Pola Latihan Tendangan Pencak Silat pada Teknik Tendangan “T” bagi Atlet Pencak Silat ini sangat disarankan untuk digunakan oleh atlet pencak silat dari semua tingkatan. Berikut adalah beberapa saran dan rekomendasi terkait penggunaannya: (1) Konsistensi, Latihan konsisten adalah kunci utama untuk meningkatkan keterampilan dan teknik. Oleh karena itu, disarankan bagi atlet untuk mengikuti pola latihan yang ada dalam panduan ini secara teratur dan konsisten. Jangan lupa untuk mencatat perkembangan dan perbaikan yang terjadi dari waktu ke waktu; (2) Supervisi, Meski panduan ini dirancang untuk bisa dipahami dan diikuti oleh individu, namun akan lebih baik jika latihan dilakukan di bawah supervisi pelatih atau orang yang berpengalaman. Hal ini untuk memastikan bahwa teknik dan gerakan yang dilakukan sudah benar dan aman; (3) Pemanasan dan Pendinginan, Sebelum memulai 82
latihan, pastikan untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu untuk menghindari cedera. Demikian pula setelah selesai latihan, lakukanlah pendinginan untuk membantu otot-otot rileks kembali; (4) Fokus pada Kualitas, Jangan terjebak dalam melakukan banyak repetisi dengan mengorbankan kualitas gerakan. Fokuslah pada kualitas setiap tendangan 'T' yang Anda lakukan. Ingatlah bahwa tujuan latihan ini adalah untuk memperbaiki teknik, bukan hanya sekedar jumlah; (5) Jaga Kesehatan dan Istirahat yang Cukup, Pastikan tubuh Anda mendapatkan nutrisi yang cukup dan waktu istirahat yang cukup. Latihan fisik yang intensif membutuhkan energi dan waktu pemulihan yang cukup; dan (6) Terapkan dalam Pertandingan, Cobalah untuk menerapkan apa yang telah Anda pelajari dari latihan ini dalam pertandingan. Ini akan membantu Anda untuk memahami bagaimana teknik tendangan 'T' dapat digunakan secara efektif dalam situasi permainan nyata. Secara keseluruhan pola latihan ini sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang serius ingin meningkatkan teknik tendangan 'T' mereka dalam pencak silat. Dengan dedikasi dan latihan yang konsisten, tidak ada keraguan bahwa atlet akan melihat peningkatan yang signifikan dalam teknik dan keterampilan atlet.
83
DAFTAR PUSTAKA Bompa, O Tudor, Haff, G Gregory. 1983. Theory and Methodology of Training lenda/Hunt Publishing, Lowa. Bompa, O Tudor, Haff, G Gregory. 1999. Periodization: Theory and Methodology of Training. Budiwanto, S. 2005. Dasar-dasar Metodologi Penelitian dalam Ilmu Keolahragaan. Malang: Universitas Negeri Malang. Cattuzzo, M. T., dos Santos Henrique, R., Ré, A. H. N., de Oliveira, I. S., Melo, B. M., de Sousa Moura, M., … Stodden, D. 2016. Motor competence and health related physical fitness in youth: A systematic review. Journal of Science and Medicine in Sport, 19(2), 123–129. https://doi.org/10.1016/j.jsams.2014.12.004 Cheung, J. 2020. Total Health and Fitness Revolution. Sydney: Possible Press. Corbin, C. B., Masurier, G. C. Le, & McConnell, K. E. 2014. Fitness for Life (6th ed.). Champaign: Human Kinetics. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Indratno, S. 2009. Bahan Ajar Teori dan Praktek Pencak Silat I. Malang, Malang: Universitas Negeri Malang. Kotot, Slamet. H. 2003. Teknik Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta: PT Dian Rakyat. Lubis, J. 2004. Pencak Silat: Panduan Praktis. Jakarta: PT Raja Grafindo. McSwegin, P. J. 1989. Assessing Physical Fitness. Journal of Physical Education, Recreation & Dance, 60(6), 33–33. https://doi.org/10.1080/07303084.1989.10604477 Mulyana. 2013. Pendidikan Pencak Silat. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 84
Mustafa, P. S. 2021. Kondisi Fisik dan Psikis Atlet dalam PON XX sebagai Bukti dalam Menyongsong Indonesia Tangguh. In A. Wijayanto, H. Widyaningsih, A. Sucipto, & A. L. Ayzzaro’ (Eds.), Refleksi PON XX dan Peparnas XVI Papua 1st ed., pp. 135–141. Tulungagung: Akademia Pustaka. Mustafa, P. S. 2022. Monograf: Variasi Latihan Service Atas Permainan Bolavoli untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Mojokerto: Insight Mediatama. PSHT. 2008. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PSHT. Malang: PSHT. Satrio, B., & Winarno, M. E. 2019. Quality of sports physical fitness extracurricular participants. Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran, 5(2), 312. https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v5i2.13069 Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK UNY.
85
TENTANG PENULIS Penulis 1 Pinton Setya Mustafa, M.Pd. lahir di Tulungagung, 04 Agustus 1992, penulis merupakan Dosen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Universitas Islam Negeri Mataram, penulis menyelesaikan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Universitas Negeri Malang (2016), kemudian gelar Magister Pendidikan diselesaikan di Universitas Negeri Malang pada Program Studi Pendidikan Olahraga (2019). Selama menempuh kuliah di Universitas Negeri Malang penulis aktif dalam berbagai organisasi, antara lain yaitu: (1) Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (HMJ PJK) pada tahun 2013 sebagai sekretaris bidang kesejahteraan; (2) Unit Kegiatan Mahasiswa Unit Aktivitas Bolavoli Universitas Negeri Malang (UKM UABV UM) pada tahun 2013 sebagai bidang humas; dan (3) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang (BEM FIK UM) pada tahun 2014 sebagai sekretaris bidang penalaran. Karya ilmiah yang pernah dipublikasikan antara lain: (1) Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Indonesia Abad ke-21 di Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan (JARTIKA) (2020); (2) Pengembangan Buku Ajar Pengajaran Remedial dalam Pendidikan Jasmani untuk Mahasiswa S-1 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Negeri Malang di Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga (2020); (3) Penilaian Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Malang di Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan (2019); (4) Pengembangan Variasi Latihan Service Atas untuk Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli di SMK Negeri 4 Malang di Jurnal Pendidikan Jasmani (2016).
86
Penulis dipercaya sebagai Editor di jurnal nasional, antara lain: (1) Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga (sinta 3) dari Universitas Lambung Mangkurat, (2) Sriwijaya Journal of Sport dari Universitas Sriwijaya, (3) Kreativasi: Journal of Community Empowerment dari Universitas Bengkulu. Saya juga diberi amanah menjadi Reviewer di jurnal nasional Kejaora (sinta 4) dari Universitas PGRI Banyuwangi. Penulis pernah bekerja sebagai Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di Lembaga Pendidikan Islam Al Azhaar Tulungagung pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selama 1 tahun pada tahun pelajaran 2016/2017.
87
Penulis 2 Hasim Fadil Alatas, S.Pd. seorang Pelatih Pencak Silat Jawa Timur yang aktif melatih di Kota Blitar merupakan putra pertama dari pasangan Alm. Bapak Muchsin Al’lattas dan Alm. Ibu Rubiyaten Lahir di Jakarta Jawa Barat 30 Juli 1992. Mulai menempuh pendidikan di TK Santo Paulus Sidodadi (1997-1999), SDN Slorok 2 (19992005), SMPN 1 Garum (2005-2008), SMAN 1 Talun (2008-2011). Setelah lulus SMA, melanjutkan ke perguruan tinggi dan diterima di Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang melalui program beasiswa Mahasiswa berprestasi (Bidik Misi). Sejak duduk di bangku SMP telah menyukai olahraga, khususnya beladiri dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler beladiri pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate dan aktif sebagai anggota. Resmi menjadi anggota Persaudaraan Setia Hati Terate sejak tahun 2009 dan aktif sebagai atlet pencak silat tanding sampai tahun 2011. Selama menjadi atlet pencak silat tanding telah mengikuti beberapa kejuaraan pencak silat dan telah mendapatkan predikat, diantaranya Juara II Pencak Silat SMANEGA CUP 2007, Juara 1 Pencak Silat SMANEGA CUP 2008, Juara 1 Pencak Silat POPSMA 2008, Juara 3 Pencak Silat JAWA BALI 2009, Juara 3 Pencak Silat JATIM 2010, dan Juara 1 Pencak Silat Se-Karisidenan Kediri 2011.
88