Struktur Bahasa Musi

  • 0 0 0
  • Like this paper and download? You can publish your own PDF file online for free in a few minutes! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

-

II

00002396

I

Struktur Bahasa Musi

Oleh : Zainal Abidin Cani Mustanni Ahmad Diemroh Ihsan

Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan ] akarta 1981

iii

Hak cipt a pad a Depart emen Pe ndid ikan dan Kebudayaan

; 1~

-------

('(- 1~- ~ \ ~

'" Redaksi S. Effendi

Seri Bb.

34

Na skah bu ku ini semula merupakan hasil Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indo­ nesia dan Daerah Sumatra Selata n, 1919/1980, diedit dan diterbitkan dengan dana Proyek Peneiitian Pusat. Stat" Int i Proyek Penelitian Pusat : S. -ffendi (Pemimpin), Zilkarnain (Bendanara­ wanD , Fari d Hadi (S ekrctari s) , Lukman Ali , Yayah B. Lumintaintang , Basuki Su­ hardi, Koentamadi, Sri Sukesi Adimarta, Dendy Sugono (para Asisten), Prof. Dr. Amran Hali m dan D r. Muljanto Sumardi (K onsu lta n). Scbagian atau seluruh isi bu ku ini dilarang d iguna kan atau diperbanyak dalam ben­ tuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit kecuali dalam hal pengutipan untuk kl\perluan penuli san artikei atsu karangan ilmiah, Alamat penerbi t : Pusa t Pembinaan dan Pengem bangan Bahasa. latan Diponegoro 82, Jakl.rta Pu sa !.

iv

PRAKATA Dalam Rencana Pemba ngunan Lima Tahu n (1 9740 975 - 1978/1 9 79) tela h digariskan kebijaksanaan ' pembinaa n da n penge mbangan kebu dayaan nasional dalam berbagai seginya . Dalam kebijak sanaan ini, m asaJa.~ k ebahasa­ an dan kesastraan merupakan salah satu masalah kebudayaan nasio nal yang perlu digarap dengan sungguh-su ngguh dan bcrencana sehingga tujuan a..k hir pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah , tennasuk sastranya, tercapai, yakni berkembangnya kemampuan m enggu nakan bahasa lndonesia sebagai sarana komunikasi nasional dengan baik di kalangan masya­ rakat luas . Untuk mencapai tuj uan akhir L'li, pedu dilakukan kegiatan kebaha­ saan dan kesastraan sepert i ( 1) pemb akuan ejaan , tata bahasa, dan peristilah­ an melalui penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah , penyusunan berbagai kamus bahasa Indonesia dan bahasa dae rah , penyusunan berbagai kamus istilah , dan penyusunan buku pedoman ejaan , pedoman tata bahasa , dan pedoman pembentukail ist ilah , (2) penyuluha n bahasa Indonesia m elalui berbagai media massa , (3) penerjemahan karya sastra daerah y ang utama, sas­ tra dun ia, dan karya kebahasaan ya ng penting k e dalam bahasa Indonesia, (4) pengembangan pu sat informa si kebahasaan dan kesastraa n rnelalu i peneJi.· tia n, inventarisasi, perekaman , pendokumentasian, dan pembinaan jaringan informasi, dan (5) pengembangan tenaga , bakat , dan prestasi dalam bidang bahasa dan sastra melalui penatara n, sayembara mengarang , serta pemberian bea siswa dan hadiah penghargaan. Sebagai salah satu tindak lanju t kebijaksanaan itu, dibentuklah oleh Pemerintah, dalam hal uli Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, P royek v

Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah pada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Proyek Penelitian Pusat) pada tahun 1974, de­ ngan tugas mengadakan penelitian bahasa dan saGtra Indonesia dan daerah dalam segala aspeknya , termasuk peristilahan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat luasnya masalah kebahasaan dan kesastraan yang perlu dijang­ kau, pada tahun ] 976 Proyek Penelitian Pusat ditunjang oleh 10 proyek pe­ nelitian daerah yang berkedudukan di 10 propinsi, yaitu: (I) Daerah Istime­ wa Aceh, yang dikelola oleh Universitas Syahkuala dan berkedudukan di Ban­ da Aceh, (2) Sumatra Barat, yang dikelola oleh IKIP Padang dan berkeduduk­ an di Padang, (3) Sumatra Selatan, yang dikelola oleh Universitas Sriwijaya dan berkedudukan di Paicmbang, (4) Jawa Barat, yang dikelola oleh IKIP Bandung dan berkedudukan di Bandung, (5) Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dikelola oleh Balai Penelitian Bahasa Yogyakarta dan berkedudukan di Yogyakarta, (6) Jawa Timur, yang dikelola oleh IKIP Malang dan berkedu­ dukan di Malang (7) Kalimantan Selatan, yang dikelola oleh Universitas Lam­ bung Mangkurat dan berkedudukan di Banjarmasin, (8) Sulawesi Selatan, yang dikelola oleh Balai Penelitian Bahasa Ujung Pandang dan berkedudukan di Ujung Pandang, (9) Sulawesi Utara, yang dikelola oleh IKIP Manado dan berkedudukan di Manado, dan (10) Bali, yang dikelola oleh Universitas Uda­ yana dan berkedudukan di Denpasar. Selanjutnya, hingga tahun 198 I bertu­ rut-turut telah dibuka proyek penelitian bahasa di 5 propinsi lain, yaitu: (I) Sumatra Utara pada tahun 1979 yang dikelola oleh IKIP Medan dan berke­ dudukan di Medan, (2) Kalimantan Barat pada tahun 1979, yang dikelola oleh Universitas Tanjungpura dan berkedudukan di Pontianak, (3) Riau pada tahun 1980, yang dikelola oleh Universitas Riau dan berkedudukan di Pekan­ baru, (4) Sulawesi Tengah pad a tahun 1980, yang dikelola oleh IKIP Ujung Pandang cabang Palu dan berkedudukan di Palu, dan (5) Maluku pada tahun 1980, yang dikelola oleh Universitas Pattimura dan berkedudukan di Ambon. Program kegiatan kelima belas proyek penelitian bahasa di daerah dan Penelitian Pusat disusun berdasarkan Rencana Induk Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, dengan memperhatikan isi buku Pelita serta usu]an­ usulan yang diajukan oleh daerah masing-masing . Tugas Proyek Penelilian Pusal adalah sebagai koordinator, pemberi pe­ ngarahan administratif dan leknis kepada proyek penelitian daerah serta me­ nerbitkan hasil penelitian bahasa dan sastra. Kepala Pusat Pembinaan dan vi

..

Pengembangan Bahasa berkedudukan sebagai P~mbina Proyek, baik proyek penelitian daerah maupun Proyek Penelitian Pusat. Kegiatan penelitian bah~asa dilakukan atas dasar kerja sarna dengan per­ guruan, tinggi baik di daerah maupun di Jakarta. Hingga talmn 1981 ini Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah telah menghasilkan kurang lebih 350 naskah laporan penelitian bahasa dan sastra serta pengajaran bahasa dan sastra, dan 30 naskah kamus dan daf­ tar istilah berbagai bidang ilmu dan teknologi. Atas pertimbangan kesejajaran k~giatan kebahaS32H, sejak tahun 1980 penelitian dan penyusunan kamus istilah serta penyusunan kamus bahasa Indonesia dan baha sa daerah ditangani oleh Proyek Pengemi:Jangan Bahasa dan Sastra Indonesia da n Daerah. Dalam rangka penyediaan sarana kerja serta buku-buku acuan bagi maha­ siswa, dosen, guru, tenaga peneliti, serta masyarakat UiTIum, nas.1 'makan' umban --7 'jatuh'

3 . dapat dilakukan Contoh: k~leq ~ 'lihat' angkat ~ 'angkat

tamakan

'termakan' tumban 'terjatuh'

tak~leq

'terlihat' tangkat 'terangkat'

b. ta- + kb -~ kk aktif intransitif

mengeluarkan

Contoh:

tadaiil 'sampai berdarah'

d3.ill 'darah'

..

117

karingat ~ 'keringat' c. ta- + kb

takaringat 'sampai berkeringat'

~ kk

pasif dapat di .. .

Contoh:

ubat 'obat' kabar 'kabar'

tau bat 'dapat diobati' tabakar 'dapat dikabari.'

d. ta- + kk ~kk aktif intransitif tiba-tiba betada dalam keadaan Contoh:

e. ta- + ks

cagaq 'berdirl' dodoq 'duduk' ngange' 'nganga'

~

-.....;;,. ~

. tacagaq ' tertegak' tadodoq 'terduduk' tangange 'ternganga ,

~ks

= menyatakan bentuk superlatif Contoh:

ingan 'ringan' sOmbOng ~ 'sombong'

taingan 'teringan' tasOmbOng 'tersombong'

f. ta- + ks ---+ kk aktif intransitif = dalam keadaan Contoh:

panas 'panas' Pa&aq 'dekat'

~

~

4.3.7 Fungsi dan Arti Awalan sa­ a. sa- + kb

~

ks

= sama

tapanas 'di terik matahari' tap ~

sauma "serumah' sadoson 'seduS'un'

ks seperti kalengkeng---..:;:. 'kelingking' ~ jaiiiY 'jari'

sakalengkeng

'sebesar kelingking'

sajailiY

'sebesar jari'

sa-+ks ~ ks

menyatakan tingkat positif Contoh:

sare 'miskin' saket 'sakit'

~ ~

sasare 'semiskin' sasakct 'sesakit'

d. sa- + kb ,_ kbi satu atau seluruh Contoh:

kale'ng ---..:;:. 'kaleng' kampong ---;::.. 'kampung' bongkos ~ 'bungkus' d~nie

~

'dunia'

sakaleng 'satu kaleng' sakampong 'sekam pung' sabongkos 'sebungkus' sa~nie'

'sedunia'

4.3,8 Fungsi dan Arti Sisipan Pada umumnya penambahan sisipan pada bentuk dasar tidak mem­ penga'ruhi jenis kata, dan dengan demikian dapat dianggap tidak berfung­ si. Arti sisipan -am-, -al- dan -ar- adalah untuk menyatakan intensitas atau menyatllkan kejadian yang berulang,

119 Contoh:

k,lltur ~ 'bunyi benda yang dilem­ parkan' goro 'gurun'

kalutur 'bunyi benda-benda yang dilem­ parkan' gamoro 'gemuruh'

4.3.9 Fungsi dan Arti Akhiran -ke a. kk + -ke ~kk aktif transitif 1. menyatakan perbuatan benefaktif (melakukan untuk) Contoh:

ambeq ---;;;. 'ambil" ~ tunu 'bakar'

ambeqk(!,

'ambilkan'

tunuke'

'bakarkan'

2. suruhan halus Contoh:

buwat 'buat' tanam 'tanam'

~ ~

buwatke

'buatkan'

tanamke'

'tanamkan'

b. kk + ·ke' -40 kk pasif dikenai perbuatan Contoh:

b!