HERMENEUTIK: PRINSIP DAN METODE PENAFSIRAN ALKITAB
 9799532035

  • 0 0 0
  • Like this paper and download? You can publish your own PDF file online for free in a few minutes! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Perpustakaan Nasional: Katalog dalarn terbitan (KDT)

Sutanto, Hasan. Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab/ Hasan Sutanto. -- ed. rev. -- Malang: Departemen Literatur SAAI, 2007 500 hal.; 2l cm.

HERMENEUTIK

Bibliografi: hlm.432 ISBN 979-9532-03-5

l. Alkitab-- Tafsiran.

I. Judul. 220.7

HERMENEUTIK Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab Oleh:Pdt. Hasan Sutanto, D.Th. Diterbitkan oleh:

LITERATUR SAAT

JalanAnggrek merpati 12, Malang 65 l4l Telp. (03a I ) a907 50, 494129

Penulis

:Pdt. Hasan Sutanto, D. Th.

PenataLetak

:LelyWijaya GarnbarSampul :DavidAnggara

Dicetak

tatrun

: 1986, 1987, 1989, 1991, 1993, 1995, 1998,2000,2002,

2007 (ed. rev.)

Dicetakoleh

:CVGloriaPrinting

Dilarang memproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

fr€gsNo O?/

TB11)5I}6EEA.IE

{ir\.

DAFIARISI

KATA PENGANTAR EDISI

REVISI

...........xi

PROLOG

...............xiv

DAFTAR SINGKATAN

BAB I : PENDAHULUAN

......

l. Definisi

3.

3

....................3

Syarat-syarat Menjadi Seorang Penafsir Alkitab

yang

.................1

Baik..

............20

4. 5. 6. 7.

BAB

Beberapa Kelematran yang Sering Ditemukan dalam ...,...............,.47 Penafsiran Mengenal Terjemahan Alkitab Bahasa Indonesia .............65 Alkitab dan Buku Referensi yang Diperlukan ....................82 Untuk

Alkitab

Penafsiran

II: SEJARAH SINGKAT PENAFSIRAN ALKITAB 1. Pola Penafsiran Orang Yahudi: Dari Ezra Sampai Zamat Tuhan

Yesus

......,.,,,,,,97

......................100

2.

Pola Penafsiran Tuhan Yesus dan Orang Kristen

3.

Penafsiran Alegoris Pada Masa Awal Kekristenan ...,.,.,.124

Abad Pertama

............

............120

vu

\

4. 5. 6. 7. 8. 9.

Penafsiran Harfiah Pada Abad-abad Pertama ................ 1 33 Pola Penafsiran Bapa-Bapa Gereja Latin ...........137 dan Abad Pertengahan Pola Penafsiran Pada Masa Renaisans (Reanisance), ..................148 Reformasi, dan Pascareformasi ..............162 Abad ke-19 Pola Penafsiran Pada Pola Penafsiran Pada Tujuh Dejade Abad ke-20 . ...........168 Pola Penafsiran Pada Tiga dekade terakhir

Abad

Ke-20

........187

10. Beberapa macamAnalisis yang Selama Ini

Dipakai Secara Luas

Kesimpulan BAB

III

.........

: PRINSTP DAN METODE UMUM

1.

2. 3. 4. 5. 6.

i.

8.

........215 PENAFSIRAN ALKITAB .....217 Analisis Salinan Kuno ........ Analisis Isi Alkitab atau Introduksi .................................265 ..................277 Analisis Latar Belakang ........... .................290 Analisis Kesusastraan ............... ...'299 Analisis Konteks ..............:... .......304 ......... Makna Kata Analisis ...................325 Analisis Tata Bahasa ............... ................332 Integrasi

BAB IV : PRINSIP DAN METODE KHUSUS PENAFSIRAN ALKITAB 1. Bahasa Kiasan Pendek

2. Perumpamaan ............. .i.......r........ 3. Alegori

4' Simbol 5. Tipe ......... 6. Syair ........ 7. Nubuat 8. Susastra Apokaliptik

viii

.....208

..................213

,....,.,341

...........'.342

.........'...350 ..................360

"""""""""'364 ..............372

........'..'..378 ..................395 ................410

lx

KATAPENGANTAR EDISIREVISI Buku sederhana, yang dicetak pertama kali pada tahun 19g6,

#;..i ffi"iJ#liH;fr1

akhirnya selesai dir""i.i yak mengubah baik masyarakat dan gereja di Indonesia maupun dunia penafsi.a, amitau. ini segera dilalnrkan. Namun, ini tertunda hingga sekarang. yampaikan permohonan maaf

Hampir semua saudara seim

mendukung usaha menafsir Alkitab, bok.o perjanjian Baru Interrinear

Y4nani-Indonesia II, disusun dan yang dibutuhkan d

i perjanjian Baru (PBIK), Jilid I

dan

ini hanya salah satu dari sekian buku

Akitab. Alangkah baiknya, jika pada hari-hari yang akan datang, ada kerj a sama di antaiat"-uug; ;;u peneriti n

unfuk menulis, mencetak, serta mendistribusikan secara teratur buku-buku yang bergunauntuk studi biblikal.

bertumbuh dan berbuah daram kehidupan mereka yang berum percaya atau

xt

I

yang sudah lama mengenal Juru Selamat. Melihat pentingnya pelayanan

ini, buku yang berjudti Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah diterbitkan. Adalah doa penulis, ketiga buku ini, yang merupakan sebuah kesatuan, dapat memberikan sedikit sumbangsih bagi gereja dan lembaga pendidikan teologis di nusantara. ' Ada sejumlah materi yang ditambahkan dalam edisi revisi buku ini. Bahkan sebenarnya seluruh isi buku ini ditulis ulang dengan bahasa yang

lebih komunikatif. Itu sebabnya buku ini, yangpada mulanya terdiri atas tiga bab, diperluas menjadi empat bab. Bab pertama membahas pengetahuan umum tentang hermeneutik, di antaranya persiapan yang perlu ditempuh seorang penafsir. Topik persiapan ini sering dilalaikan mereka yang merasa dirinya sudah mendapat pendidikan yang cukup. Padahal motivasi, kerohanian dan karakter merupakan faktor-faktor yang sangat menentukan suksesnya penafsiran firman Tuhan. Bab II memperkenalkan dengan singkat sejarah panjang penafsiran Alkitab. Keberhasilan dan kegagalan para pendahulu perlu diingat dan dipelajari penafsir masa kini. Bab III membahas prinsip dan metode yang umum dipakai dalam penafsiranAlkitab. Akhirnya, Bab IV membahas prinsip dan metode penafsiran khusus Alkitab. Ini berkaitan dengan penafsiran beberapa macam ragam sastra yang ada dalamAlkitab. Bab III dan IV pada umumnya ditulis dengan format memperkenalkan terlebih dahulu informasi mengenai analisis terkait, kemudian membicarakan prinsip dan metode yang perlu diketahui seorang penafsir. Kutipan Alkitab bahasa Indonesia dalam buku ini pada dasarnya diambil daiversiAlkitab Terjemahan Baru (TB) yang diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia. Dalam satu dua kasus, isi kutipan ini sedikit direvisi agar lebih jelas. Contohnya, kata-kata "yang berkenan kepada Allah" diubah menjadi "yangmenyenangkan Allah" (Rm. 12:1). Dalam kasus seperti ini kata-kata yang direvisi dicetak miring. Kutipan Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani diambil dari hasil edit Karl Elliger dan Wilhelm Rudolph, Biblio H eb r a ic o Stutt gart en sra (Stuttgart : Deutsche B ibel gesells chaft , 19 67 I 7 7 ). Sedangkan kutipan Perjanjian Baxu bahasa Yunani berasal dari hasil edit B.

sebuah kutipan atau rujukan bukan diambil dari sumber-sumber yang disebutkan di atas, akan diberikan penjelasan tambahan. Kata asing zaman

modem ditulis dengan huruf miring. Mayoritasnya adalah bahasa Inggris, kecuali yang diberikan keterangan. Di sini penulis harus mengucapkan terima kaish kepada semua pihak yang membantu penerbitan buku ini. Ucapan terima kasih secara khusus ditujukan kepada Princeton Theological Seminary yang mengizir:/rian penulis mengadakan riset di sana sebagai sarjana pengunjung selama lima bulan pada tahun 2005. Ini menolongnya membaca dan mengumpulkan sejumlah informasi. Terima kasih juga harus diberikan Esther, istri tercinta penulis, yang selalu mendampingnya dengan setia. Buku ini jauh dari sempurna. Cakupannya pun terbatas. Tetapi inilah persembahan kecil yang dapat penulis berikan kepada Tuhan yang telah

menyelamatkan, memanggil dan memeliharanya sampai hari ini. Itu sebabnya, pada kesempatan ini penulis ingin mengulangi sebagian kata yang ditulis dalam prolog edisi pertama buku ini: kiranya buku kecil ini memuliakan dan meninggikan nama Tuhan, Sang Pencipta dan Penebus kita. Sebab hanya Dialah yang layak menerima puj i-pujian dan hormat dan kuasa (Why.

4:11).

Malang,Agustus 2007.

Aland, K. Aland, J. Karavidopoulos, J. C. Martini, dan B. M.Metzger,The Greek New Testament, ed. ke-4 yang direvisi (D-Stuttgart: Deutsch Bibelgesellschaft, 1994). Kamus batrasa Indonesia yang dirujuk adalahKamus Besqr Bahaso Indonesia, edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2001). Jika

xii

xiii

SINGI(AIAN

PROLOG

.

Buku sederhana ini pada mulanya ditulis dalam bentuk diktat untuk dipakai dalam mata kuliah Hermeneutik di SAAT. Setelah dipakai kurang lebih dua tahun dan direvisi sedemikian rupa, akhirnya data ini dapat diterbitkan dalam format buku, yang kini berada di tanganAnda. Kiranya buku kecil ini, bukan saja dapat memberi sedikit sumbangsih kepada gerejagereja di Indonesia, lebih dari itu, dapat mengajak lebih banyak rekan ikut memberikan tenaga dan pikiran ke bidang ilmu penafsiran Alkitab.

BIS

Alkitab Kabar Baik dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari

GNT

The Greek New Testament, edisi. ke-4 yang direvisi

KBBI NIV

Kamus Besar Bahasa Indonesia

PB

PBIK

Walaupun buku ini tidaktebal, tetapi iajelas bukanhasil kerja seorang

saja. Banyak rekan telah ikut mencurahkan perhatian dan memberikan bantuan. Kepada saudara-saudara seiman ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih. Kiranya Tuhan memberkati mereka dengan berlimpahlimpah. Di lain pihak, penulis pun sadar bahwa buku ini jauh dari apa yang semestinya. Jadi besar harapan penulis, saudara pembaca rela memberikan saran yang membangun, sehingga tatkala tiba waktunya untuk menulis ulang, ide baik saudara dapat turut meningkatkan mutu buku ini. Akhirnya, tetapi yang terutama, adalah harapan dan doa penulis bahwa buku kecil ini, yang merupakan buah sulungnya, dapat memuliakan dan meninggikan nama Tuhan., Sang Pencipta dan Penebus kita. Sebab hanya Dialah yanglayak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa

(why.4:ll).

Holly Bible, New International Version Perjanjian Baru P erj anj ian B aru Interlinear Yunani-Ind ones ia The

dan Konkordansi Perjanjian Baru PL

RSV TB

TL

Perjanjian Lama Revised Standard Version Alkitab Terjemahan Baru Alkitab Terjemahan Lama

BAB I PEI\DAHT]LUAN 1. Definisi Tfldnustb

ldup

fiuf,an dan roti sE4 tetdln' manasta htrup

fan

segah Tang [tucapf,an q7)1q4141"

Kata "hermeneutik"r pada umumnya menunjuk proses teoretis dan metodologis yang ingin memahami maknayangterdapat dalam tanda-tanda dan simbol-simbol yang dipakai dalam komunikasi tertulis atau komunikasi lisan. Hermeneutik berperanan penting dalam penafsiran Alkitab, karena merupakan disiplin yang memikirkan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan hukum-hukum yang dipakai secara universal unhrk memahami dan menafsir Alkitab. B oleh dikatakan, hermeneutik biblikal (b ib li c a t) merupakan salah I Kata "hermeneutik" (hermeneutics) sebenarnya belum dimasukkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi ketiga. Menurut Webter's New Universal Unbridged Dictionary,edike-2,hermenezllcs menunjuk ilmu menafsir atau upayamenemukan makna

Kitab Ulangan 8:3

kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang ditulis seorang penulis, lalu menjelaskannya kepada orang lain. Selanjutnya, kamus ini menambahkan, kata ini sama dengan exegesis, yang secara khusus dipakai untuk penafsiranAlkitab.Katahermenearcs berasal dari kata Yunani 6ppqveriur, yang mempunyai arti menyampaikan (suatu pikiran atau keinginan), menjelaskan (suatu ucapan), dan menerjemahkan (sesuatu dari satu bahasa ke bahasa lain). Kata ini sudah lama dipakai, contohnya, oleh Plato dan Philo dalam penjelasan karya agama. Kata

ini berhubungan dengan Dewa Hermes, dewa dalam mitos orang Yunani yang bertugas menyampaikan berita para dewa kepada manusia. Dewa ini juga adalah dewa ilmiah, penemuan, kefasihan berbicara, seni tulis, dan kesenian. Sejak zaman kuno sudah ada berbagai pembahasan, walaupun tidak begitu teratur, mengenai topik penafsiran' Namun. kata "hermeneutik" baru dipakai secara eksplisit mentrnjuk teori penafsiran pada abad I 7. ketika kata Latin henneneuticapertama kali dipakai dengan arti ini. Bernard Ramm , Proleslanl Biblical Interpretation, trans. Silas C.Y. Chan (Monterey Park, Ca.: Living Spring Publishing' 1983), hlm. l0; Arndt and Gingrich, A Greek-English Lexicon of the New Tbslamenl and Other Early Christian Literature (Chicago: The Univ. of Chicago Press, 1957), hlm. 309' 310. D. E. Klemm, "Hermeneutics," dalarr. Dictionary of Biblical Interpretatlon, gcn' ad. John H. Hayes (Nashville: Abingdon Press, 1999), hlm. 497-502'

Dalam kurikulum

ini'2 satu bagian dari penafsiran yang bersifat umum yang harus diikuti ,emir,ai, hermenzutik merupakan m atapelaiaratpenting aliran' ptaalggapan' semua pelajar. Mata pelajaran ini membahas sejarah' prinsip dan metode penafsiranAlkitab' secara Seperti yang disampaikan di atas, hermeneutik digunakan musik' kesastraan' lukis' luas di bertagai bidang, misalnya, filologi, seni banyak yang lain' penerjemahur, ,.juruhlarkeologi, sosiologi, dan masih i.n.rupun di bidang-iidang ini sudah tentu lebih berwama akademis' juga sering Namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari, penafsiran didengar dan sadar atau tidak sadar pada apayang dilihat dilakukan secara

jalanraya melihal tandayang seseorang. Contohnya, seorang pengemudi di segera menafsir apa yang akan berbunyil "Awas! Lubang, 200 meter!" Dia peringatan ini berarti dilihatnya: Apakahrambi ini masihberlaku? Apakah 200 meter ada 200 meter ligi adalubang? Apakah ini berarti sepanjang hermeneutik untuk lubang? Jadi sebenarnya plngemudi ini sudah memakai banyaknya' terhitung memastikan mat sud raniUu ini. Contoh seperti ini tak nYa disingkat hermeneutik) atau

penafsiimaknayangdisampaikanmelalui 3 sudkan dengan "makna"? Apakah komun dalam

Apakah makna sebuah tulisan hanya mengandung satu makna? kepada pembaca sebuah tulisan hanya terbatas pada apa yang ditujukan 2

3

Klemm, "Hermeneutics," dalatrt Dictionarl Sarjana yang tidak sama mempunyai pem

benar ada mukj izat?); 5. Lingkungan kesusa catatalyang sama dalam kitab-kitab Inji Mat.8:23-27 dengan ajaran seluruh Alkit yang mempunyai sejarah panjang atas diri p

ini dinamakan aplikasi). Bagi Silv4

menyama

kini

;:;) Meaning,Walter C. Kaiser, Jr' dan 20-22.

4

Moisds

hlm'

sebuah tulisan kecuali makna dalam bahasa tulisan yang dipahami penafsir. Bahasa dalam Alkitab berhenti menjadi bahasa dengan makna kognitif tertentu, lalu menjadi sebuah peristiwa-bahasa (language-event) yang dinamis yang menciptakan iman dan makna tersendiri dalam pemb aca ata:u

penafsir.T

.

Ini memang merupakan pendekatan baru dalam penafsiran. Kalau dahulu, perhatian hanya diberikan kepada penulis kitab dan semua unsur historis yang berkaitan dengan penulis kitab. Sekarang hal ini dirasakan tidak cukup, karena sebuah tulisan belum tentu mewakili seluruh maksud penulisnya, atau penulis sendiri mungkin belum mengetahui maksudnya ketika menulis karyanya. Jadi perhatian perlu diberikan kepada tulisan itu sendiri. Dan mulai tahun 1960, ada sebagian sarjana mengalihkan perhatian mereka kepada pembaca.s Bagi mereka, pembaca merupakan pusat yang melahirkan makna. Pemahaman seorang pembaca ditentukan lingkungan, ideologi atau identitas sosialnya. Ini memungkinkan munculnya berbagai macam pemahaman. Singkat kata, pemahaman tulisan bergantung pada posisi di mana pembaca itu berada. Pemahaman ini berkaitan dengan keprihatinan pembaca masa kini. Jadi fungsi hermeneutik tidak hanya terbatas pada pencarian maksud yang ingin disampaikan oleh penulis Alkitab kepada pembacanya yang pertama, tetapi juga pembaca masa kini. Sayangnya, pendekatan ini cukup subjektif dan pemahaman pembaca masa kini layaknya dikategorikan sebagai "aplikasi". Maka, dalam buku ini, "makna" yang dimaksudkan adalah maksud yang disampaikan penulis kitab kepada pembacarryayang pertama. Walaupun ini tidak berarti, Alkitab tidak ideologi, sikap dan metode tertentu untuk membantu penafsiran dan pemahaman yang maksimal. Ferguson, Biblical Hermeneutics: An Introduction, hlm. 5. Hermeneutik Baru (New Hermeneutic),yangmengambil pendekatan baru dalam dunia akademjs studi biblikal dan teologis, mempunyai ide yang paralel dengan Analisis Baru (New Crilicism) di dunia analisis kesastraan. Untuk informasi yang lebih lengkap, silakan baca bagian Hermeneutik Baru di Bab II. 7 Ian A. Fair, "Diciplines Related to Biblical Interpretation ," d,alarn Biblical Interpretation: Principles and Practices, ed. F. Furman Kearley, Edward P. Myers, dan Timothy D.

Hadley (Grand Rapids: Baker Book House, 1986), hlm. 32-33. Ferguson, Biblical

berbicara kepada pembaca yang hidup pada abad yang berbeda termasuk pembaca masa kini.e Dari survei singkat di atas dapat disimpulkan, definisi hermeneutik mengalami perubahan dari masa ke masa, dan menjadi tidak sama dalam tangan sarjana yang tidak sama. Namun demikian, definisi sederhana bagi hermeneutik, yaa9 menunjuk prinsip dan metode penafsiran, masih tetap berlaku. Karena dalam buku ini, "hermeneutik" dipakai menunjuk penafsiran Alkitab orang Kristen, maka hermeneutik dapat dibagi menjadi dua bagian yang lebih kecil, yaitu hermeneutik Perjanjian Lama (PL) dan hermeneutik Perjanjian Baru (PB).10 Atau dengan cara pembagian lain, hermeneutik dapat dibagi menjadi yang bersifat umum dan yang bersifat khusus.ll Yang bersifat umum membahas prinsip dan metode penafsiran yang umum dipakai e Dalam hal ini, Ian A. Fair memberi penilaian yang cukup seimbang. Menurut dia, Hermeneutik Baru yang memberi perhatian kepada diri penafsir masa kini serta kreativitasnya patut dihargai. Tidak seharusnya penafsir seolah-olah menjadikan Alkitab sebagai sebuah objek, dan mempelajarinya dalam konteks historis. Juga tidak patut perhatian hanya diberikan kepada subjelctivitas penafsir. Diri penafsir seharusnya ditantang Alkitab yang berada dalam sejarah dan lingkungan diri penafsir. Lalu, malara subjektifyang diperoleh

penafsir sebaiknya dikategorikan sebagai "aplikasi". Fair, "Diciplines Related to Biblical Interpretation," dalant Biblical Interpretation: Principles and Practices,hkn.32-34.Loren Wilkinson juga mempunyai pendapat yang hampir sama. Di satu pihak, dia melihat kelemahan dalam sikap mencari pengetahuan yang objektif dan mutlak dengan metode pasti. Padahal pemahaman bersifat sementara, pribadi dan subjektif. Suatu bagian Alkitab jangan hanya ditafsir secara mekanis. Di pihak lain, dia menilai, pascamodem telah melangkatt terlalu jauh dengan mengatakan "tidak ada yang hadir" di belakang suatu makna. Makna sudah dilarutkan menjadi suatu strategi, dan semua penafsiran itu benar. Penafsiran memang mewujudkan kebebasan dan kreativitas. Tetapi kebebasan yang tidak tunduk kepada Pencipta akan menjadi kebebasan yang berpusatkan pada diri. Wilkinson menawarkan pendekatan yang menerobos pendekatan yang mempunyai keyakinan yang berlebihan atau yang bersikap

putus asa. Firman Allah hanya dapat dipahami oleh mereka yang merindukan dan menghormatinya. Ada makna dalam firman-Nya. Tetapi firman ini hanya berbicara kepada mereka yang datang dengan hidup yang dibentuk olehnya. Loren Wilkinson, "Hermeneutics & the Postmodem Reaction against 'Truth'," dalarn The Act of Bible Reading, ed, Elmor

Dyck (Downers Grove, Il: InterVarsity Press, 1996), hlm. ll4-147, r0 Penafsiran PL dan PB tidak selalu sama. Salah satu faktor membedakannya sdalah PL

I Untuk informasi lebih lanjut dapat ditemukan pada bagian Analisis yang Berorientasi

dan PB tidak memakai bahasa yang sama; yang satu memakai bahasa lbrani dan yang lain Yunani. Namun demikian, banyak prinsip dan metode penafsirannya sangat dekat, Ir Henry A. Virkler, Hermeneulics: Principles and Processes of Biblicul lnlcrprululkm

Pada Pembaca (Read er -Oriented Cr ictis m), Bab

(Grand Rapids, Michigan: Baker Book house, I 981), hlm. 16.

Hermeneutics : An Introduction, hlm. 5.

6

ll.

dalam penafsiran Alkitab, contohnya, Analisis Salinan Kuno'2 atauAnalisis Konteks. Sedangkan yang bersifat khusus membicarakan prinsip dan metode

penaf'siran yang dipakai khusus pada ragam sastra tertentu, misalnya, perumpamaan atau simbol. Buku ini mengikuti pembagian yang kedua' Selanjutnya, hermeneutik boleh dilihat baik sebagai ilmu maupun seni. Sebagai ilmu, hermeneutik menggunakat cara-cara ilmiah untuk menemukan maksud yang ingin disampaikan penulis Alkitab. Prinsip-prinsip yang dipakainya merupakan sebuah sistem yang masuk akal, tahan uji, dan dapat dipertanggungjawabkan. Metode-metode yang dipakainya jugalazim digunakan dalam penyelidikan di bidang lain, contohnya, kesastraan. Penyelidikan ini menghasilkan data yang relatif obyektif, misalnya, informasi mengenai sejarah ata.u tatabahasa. Hermeneutik juga boleh dilihat sebagai seni. Salah satu sebabnya adalah upaya berkomunikasi mencakup unsur ,seni, begitu juga dengan penafsiran atas komunikasi itu. Kedua-duanya

menuntut penerapan prinsip dan metode yang fleksibel.t3 Tanpa memperhatikan aspek ini, mungkin saja penafsir salah menanggapi makna yang ingin disampaikan melalui komunikasi. Jadi dalam kasus tertentu, penafsir perlu menggunakan pendekatan nonilmiah. Contohnya, cara seorang seniman menikmati lukisan yang indah tidak sama dengan penelitian seorang ilmuwan. Yang diperhatikan ilmuwan mungkin adalah komposisi kimia cat bukan keindahan lukisan itu. Hal yang sama terjadi dalam proses penafsiran. Orang yang sanggup menghafal prinsip dan metode hermeneutik tidak dengan sendirinya menjadi penafsir yang ulung. Penerapan prinsip dan Dalam buku ini, kata "analisis" dipakai untukmenerjematkan"criticism". A.A. Sitompul dan U. Beyer memakai terjemahan atau istilah ini dalam buku mereka, Metode Penafsiran r2

Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973). Dengan demikian kata"uiticism" tidak dipakai dengan makna sebagai kritik terhadap Alkitab, tetapi penyelidikan yang saksama. Ini diharapkan dapat menghindari pengertian negatifyang lekat pada istilah ini. Bacajuga karya George Eldon Ladd, The New Testament and Criticism (Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans, 1980), hlm. 37. Dikatakan, sebenamya istilah ini tidak berkonotasi negatif, tetapi berarti suatu penelitian yang cerdas. Perlu diperhatikan, ada sebagian analisis dimulai dan dipakai dengan praanggapan yang kurang menghormatiAlkitab atau yang tidak begitu konservatif. Bandingkanistilah"criticism" yangditerjemahkan menjadi "kritik" di buku John H. Hayes dan Carl R. Holladay, Pedoman Penafsiran AlkilaD, diterjemahkan oleh Ioanes Rakhmat (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996). t3 Yirkler, Hermeneutics: Principles and Processes of Biblical Interpretation,hlm. 16.

8

metode ini memerlukan rasa seni, yang membuat seorang penafsir mampu menyelami perasaan penulis atau menghargai keindahan sebuah kitab. Dan yang tidak kalah pentingnya, ketika menulis tafsiran, penafsir perlu menwsun dan menuliskan data yang dikumpulkannya menjadi tafsiran yang uttrh, indah, tepat, danmudah dimengerti. Penulisan ini melibatkanunsur seni. Jadi, dapat

ditarik kesimpulan, penafsiran yang bermutu menaruh perhatian yang seimbang kepada kepada unsur ilmiah dan seni. Di satu pihak, tafsiran ini dapat menjelaskan apayangkurang jelas, dan menjawab pertanyaan yang timbul dalam hati pembacaAlkitab. Di lain pihak, tafsiran ini menunjukkan keindahanAlkitab kepada pembacanya. Dengan demikian, pembaca masa

kini dapat memahami apaya1gditulis penulis kitab, mengapa

dia menulis

seperti ini, dan beri ta apa y ang ingin disamp aikannya. Aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan dalam penafsiran adalah pertolongan Roh Kudus, iman kepercayaan dan kerohanian penafsir. Dalam buku ini pertolongan Roh Kudus tidak dibahas secara khusus dan panjang lebar, karena hal ini dianggap sudah diketahui dan diyakini para penafsir Alkitab.la Hal iman kepercayaan dibahas secara implisit atau eksplisit dalam

bagian-bagian "Pentingnya Hermeneutik" dan "Beberapa Keyakinan tentangAlkitab" dalam bab ini. Sedangkan kerohanian penafsir dibicarakan dalam bagian "Syarat-syarat Menjadi Seorang PenafsirAlkitab yang Baik". Tidak semua buku hermeneutik Kristen memperhatikan aspek-aspek ini.r5 Sering kali penafsiran dianggap bersifat mumi akademis. Ini tidak tepat. Karena Alkitab adalah kitab suci yang diwahyukan Allah. Alkitab dihormati, dibaca dan dikhotbahkan di antara umat Tuhan. Dengan sendirinya, penafsir

Alkitab harus memperhatikan aspek-aspek ini. Sebagai seorang manusia biasa, dia membutuhkan pertolonganAllah untuk memahaminya. Bahkan, tidak jarang, kebenaran-kebenaran tertentu baru dapat dipahami penallsir la Hal ini memang patut disesalkan. Karena seharusnya semua orang Kristen yang ingin membaca dan menafsir Alkitab menaruh perhatian yang lebih besar akan hal ini, Orang

(Grand Rapids: Zondervan Publishing House, 1994), hlm' l6' 23' 24'

Alkitab dalam kehidupannya ketika dia sudah lebih dewasa dalam kerohanian atau beroleh lebih banyak pengalaman. Istilah lain yang dekat dengan hermeneutik atau penafsiran adalah eksegesis.r6 Boleh dikatakan makna kata hermeneutik dan eksegesis tidak lanyak berbeda. Hanya hermeneutik biasanya menunjuk penyelidikan prinsip-prinsip dan cara-cara penafsiranAlkitab, sedangkan eksegesis sering

dipakai untuk penggunaan prinsip-prinsip dan cara-cara ini. Perlu ditambahkan di sini, prinsip pada dasarnya diperoleh melalui praktik. Pengalaman menafsir menghasilkan prinsip penafsiran. Jadi perbedaan hermeneutik dan eksegesis tidak terlalu besar.rT Pengalaman adalah guru yang baik. Seorang yang rajin dan setia menafsir akan menguasai berbagai prinsip dan metode hermeneutik lebih cepat dan lebih baik daripada mereka yang hanya mempelajarinya secara teoretis. Pengalaman menolong seorang pelajar hermeneutik memahami apa yang diajarkan dalam ruang kelas. Mata pelajaran hermeneutik penting bagi seorang pelajar, tetapi akan lebih berguna baginya kalau dia rajin mempelajariAlkitab. Selain eksegesis, istilah lain yang sering ditemukan dalam dunia penafsiran adalah eksposisi (exposition). Makna kedua kata ini dekat. Dalam pemakaian di kalangan orang Kristen, eksegesis menunjukpenafsiran yang memusatkan perhatiannya pada suatu bagian Alkitab, sedangkan eksposisi lebih memperhatikan aplikasi dan hubungan bagianAlkitab tersebut dengan diri penafsir. Jadi hubungan eksegesis dan eksposisi dapat dilukiskan sebagai berikut: eksegesis merupakan dasar eksposisi, sedangkan eksposisi

adalah wujud eksegesis. Karena itu adakalanya ekspositori (expository) dipakai dengan makna yang dekat dengan homiletikal (homiletical).t8 r6

Kata "eksegesis" berasal dari. exegesis, atau lebihjauh dari kata Yunani i[qydopor, (baca

Yoh. l:18; Kis. l0:8; 15:12, 14;21:19). Akar kata bahasa Yunani ini mempunyai arti "membawa ke luar dari". Ketika dipakai pada suatu tulisan, kata ini dapat berarti tidak "memasukkan" gagasan pribadi ke dalam tulisan tersebut. 17 Bernard L. Ramm, bagian "Biblical Interpretation," di "hermeneutics," dalarr' Bakerb Dictionary of Practical Theologt, ed. Ralph G. Turnbull (Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1967), hlm. l0l. r8 Bagi Badke, kata "ekspositori" sama dengan "homiletikal". William B. Badke, (n.d.). "Varieties ofthe Biblical Commentary:AGuide to Form and Function." Diakses 2 Desember

2005, dari .

2. Pentingnya Hermeneutik

Hampir semua orang Kristen setuju, hermeneutik itu penting. Karena Alkitab merupakan sumber utama umat Tuhan mengenal Allah, danAlkitab perlu dipelajari dengan penafsiran. Namun, fakta menunjukkan bahwa gereja tidak selalu sepaham dalam penafsiranAlkitab.te Penafsiran

yang tidak sama menghasilkan teologi dan denominasi yang tidak sama; atau sebaliknya, teologi dan denominasi yang berbeda memegang penafsiran

yang berbeda. Tidak mengherankan, baik sarjana maupun kaum awam sama-sama sering memperdebatkan berbagai persoalan mengenai praanggapan, prinsip dan metode. P'erbedaan

ini

adakalanya berdampak

negatif. Walaupun, sering kali ini juga memperkaya pemahaman orang Kristen kepada Alkitab, dan Alkitab tetap menjadi dasar iman yang menyatukan kebanyakan orang Kristen. Kesampingkan semua perbedaan yang ada, pada umumnya orang Kristen, yang menghormati Alkitab sebagai wahyuAllah, dapat menyetujui beberapa butir mengenai pentingnya hermeneutik yang akan dibahas di bawah ini.

2.1 Hermeneutik Berhubungan Erat Dengan Alkitab

-

Firman Allah yang Menyelamatkan Manusia yang Tersesat 3, I 4, "Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?" Jadi seorang yang tersesat tidak dapat mendengarkan Kabar Baik, kalau tidak adayangmemberitakannya kepada mereka, Berita

Menurut Surat Roma

I 0: I

keselamatan ini disampaikan kepada mereka berdasarkan penafsiran Alkitab.

Tanpa penafsiran yang jelas dan akurat, manusia tidak berkesempatan mendengar firman Allah. Mereka tidak dapat mengenal Allah, juga tidak dapat mengenal identitas dirinya sebagai ciptaan Allah, dan mengetahui keadaan sesungguhnya. Sebab setiap orang sudah berada di bawah kuasa Ie

Ferguson. Biblical Hermeneutics: An

Introductior, hlm. 3-4.

ll

dosa (Rm. 3:9-18). Upah dosa adalah maut, suatu akhir yang sangat mengerikan (Rm. 6:23a). Padahal Allah sudah menyediakan jalan keluar bagi manusia. Ada keselamatan bagi mereka yang mau percaya kepada Tuhan Yesus (Rm. 6:23b;Yoh. 3 : 1 6). '2.2

Hermeneutik Berhubungan Erat Dengan Alkitab Makanan Rohani Orang Kristen FirmanAllah merupakan makanan rohani orang Kristen(Mat- 4:4; Yoh. 6:63). Secara kolektif pemahaman Alkitab juga menentukan pertumbuhan gereja.2o Gerej a tidak mungkin menj adi kuat tanpa memahami Alkitab dengan sungguh-sungguh. Itu sebabnya setiap rohaniwan, bahkan setiap anak Tuhan, perlu menguasai hermeneutik, demi memahami ajatan Alkitab. Karena setiap pengikut Kristus membutuhkan makanan rohani yang menumbuhkan kehidupan rohaninya. Hal ini sama seperti kesehatan tubuh j asmani manusia bergantung pada makan anyangditerimanya. Tetapi sayang sekali, banyak orang Kristen tidak memperhatikan kesehatan kehidupan rohaninya. Dari pergaulan sehari-hari dapat ditemukan, tidakbanyak orang

Kristen membaca Alkitab dengan rutin dan tekun, apalagi menyelidikinya dengan teliti. Padahal kesehatan kehidupan rohani sangat penting bagi seorang Kristen atau sebuah gereja. Dengan kerohanian yang kuat dan dewasa, orang Kristen atau gereja baru dapat menahan segala serangan dan godaan yang dilancarkan Iblis dan dunia ini. Dengan kerohanian yang

kuat dan dewasa, orang Kristen atau gereja baru mungkin menjalankan perintah dan kehendak Tuhan dalam kehidupannya. Ini perlu diperhatikan. Karena orang Kristen ditebus dengan tujuan melal. Ada 1.500 kata hanya

l8

3'z

Dikatakan harya 7 persen dari kata, sedangkan 38 persen mel W. Robinson,,B iblical Freach 203. Jadi dapat dibayangkan,

isi sebuah berita disampaikan pembicara morarul katr-

komunikan memahami berita yang disampai

t9

3. Syarat-syarat Menjadi Seorang penafsir Alkilab yang Baik

bersikap obyektifdan terbuka, dan ndangan atau teologi tertentu. Dalam dan pertumbuhan kerohanian orang

Gereja Protestan percaya, setiap orang Kristen berhak membaca

peranan yang sangat penting. pada mi kebenaran tertentu dalam Alkitab. ih dewasa dalam kerohanian dan lebih

dan menafsir Alkitab. Pembacaan dan penafsiran Alkitab tidak seharusnya menjadi hak khusus bagi sebagian orang Kristen saja. Namun demikian, untuk menjadi penafsir yang baik, seorang Kristen membutuhkan persiapan

Penafsiran berhubungan erat eal adalah seorang yang tertarik

yang memadai. Dia sebaiknya adalah orang yang mendapat pendidikan

yang cukup. Diharapkan dia dapat membaca dengan lancar, b".piki. d.rgun

jernih dan memiliki pengetahuan umum yang cukup ruas. Kalau

memungkinkan, sebaiknya dia juga menguasai baha.u-b"hu.u yung digunakan penulis Alkitab, di samping beberapa bahasa asing yang sering dipakai di kalangan studi biblikal, misalnya, bahasa Inggns. Memang tidak mudah mempelajari, apalagimahir dalam bahasabahasa kuno yang dipakai para penulis Alkitab. Tugas ini berat. Namun demikian, ini tidak berarti, mereka yang tidak berkesempatan mempelajari bahasa-bahasa asli Alkitab sama sekali tidak mungkin mengerti Alkitab. sebaliknya, ini tidak berarti bahwa mereka yang dilengkapi dengan pengetahuan bahasa Ibrani dan yunani, atau pengetahuan la1n, pasti lebih memahami isi Alkitab daripada mereka yang tidak mengenal bahasa asli Alkitab. Karena dalam penafsiranAlkitab ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan, contohnya, sikap menghormati Alkitab, kehidupan roil*iyurg baik, kesungguhan menjalankan ajaranAlkitab, dan masih banyak yang lain. Sudah tentu pengetahuan bahasa asliAlkitab, walaupun bertaiaf d-asar saja, sangat menolong usaha menafsirAlkitab. Itu sebabnya setiap penafsirAlkitab perlu memp elaj ainy a dengan tekun. Selain bahasa-bahasa yang dipakai para penulisAlkitab, pengetahuan tentang sejarah, adat istiadat, pikiran, geografis, lingkungan hidup,

masyarakat,

politit

memahami beberapa aspek menge baik biasanya juga suka membaJa Sayang sekali, tidak semua penafsir

perlu diperhatikan semua penafsir.

S

3.7 Seorang yang Sudah Dilahirkan Kembali3a Sudah tentu seorang yang belum dilahirkan kembali, juga dapat membaca kata -kata yang tercantum dalamAlkitab, tetapi iri iijJue.arti iu sudah memahami, apalagi percaya apa yan1tertulis aahm Alkitab. Bagi

ekonomi, agama dan lain-lain yang ada hubungan dengan

Alkitab juga amat penting. Seorang penafsir sebaiknya juga memiliki mental yang sehat dan intelek yang cukup baik. Dia dapat berpikir secara logis, dan sanggup "sedikit berimajinasi."33 Seorang penafsir perlu mempunyai

r3 Baca diktat "Henneneutics" yang disusun peter wongso dan George Sanusi (Diktat kuliah, SeminariAtkitabAsia Teng gara,Marxrg, tes:;, t t-. 1-3. yang diriaksudkan

dengan

20

2t

dia, hal-hal rohani merupakan kebodohan, atatyang tidak masuk akal ( lKor. 2:14). P erhatian orang-oran g yangbelum diselamatkan biasanya berfokus pada hal-hal duniawi, kepentingan pribadi, atau yang bersifat sementara.

sehari-hari

membuatorang Kristen dan juga rohaniwan merasa lelah, dan kehabisan energi untuk membacaArkitabdengan teliti. Jangankan membaca Alkitab dengan hati yang merindukan firman-Nya, bahkan irembacaAlkitab

Mereka suka mengkritik firman Allah dengan pikiran yang sempit. Ambil saja Rasul Paulus sebagai contoh. Sebelum diterangi oleh Tuhan, paulus

secara rutin pun tidak- mudah. padahar yang diharapkan pada seorang pembacaAlkitab adalah kerinduan kehendak Tuhuo .r,,,u seperti -.rr.uii seorang yang lapar dan haus (Mat. 5:6). Lapar dan haus merupakan

mengira ia sudah memahamiAlkitab, sehingga dia sibuk menangkap pengikut

'Ttrhan

Yesus. Tetapi setelah dilahirkan kembali, barulah ia benar-benar memahami Alkitab, dan mengenal siapakah sebetulnya Tuhan yesus. Ini tidak berarti, pendidikan Paulus tidak penting. yang dimaksudkan di sini adalah sebelum dilahirkan kembali, mata rohani seorang pembacaAlkitab belum dibuka unhrk menanggapi kebenaran Allah.

keinginan naluriah yang kuat. Serama keuututran itu belum dipuaskan, maka *1" terus mengupayakan. Dengan sikap seperti ini, seoran gpembpa lll Alkitab pasti akan membacaAlkitab dengan sungguh-sungguh. "--;7"-*

3.2 Seorang yang Memiliki Sikap dan Motivasi yang Benar Karena Alkitab ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti

sudahtidakadawakru,ntuk-"-ou"u.lliro**o ix?Hxl;-Ti................,?"*H*

manusia, apalagi kini sudah diterjematrl[:an ke dalam berbagai bahasa modem, maka sepertinya Alkitab dapat dibaca

rohaninya kering dan lemah. Jadi seorang pelayan Tuhan harus memurai

aktivitas dan pelayana*nya setiap pagi dengan membacaAlkitab. Bahkan

ini tidak seluruhnya benar.

Pemba pemahamannya sudah sesuai dengan

t-erpaksa atau kebiasaan,

firman-Nya.35

3.2.2 Murid (yes. 50:4) Sebagai seorang murid, orang Kristen

3.2.1 Rindu akan Firman Allah

(lv[r*. lt9:103)

Jika orang Kristen tidak mengasihi Allah, pasti dia tidak rindu akan firman-Nya. Lalu, jika penyelidikan Alkitab tidak berdasarkan hati yang merindukan firmanAllah, maka penyelidikan ini pasti membosankan dan tidak mendatangkan berkat bagi orang yang bersangkutan. Tidak semua orang Kristen merindukan firman Allah. Ada banyak hal yang menarik perhatian mereka daripada membaca dan memahami Alkitab. Kesibukan

dan bersediabelajar dengan rendah hati. harga dalam upaya belajar kebenaranAllah. Allah. Para nabi dalam pL dan para rasul dalam pB, yang merakukan banyak hal demi memuriakan T[han, selalu memiliki sikap sep"ii i"i. Ketit.

62

r02

Stephen C.T. Chan, How to Study Bible,

hlm.

137.

63

6.

pada penafsiran tertentu, misalnya, penafsiran alegoris' Demi menemukan daun pohon ara, di mana ZakJrreus menyembunyikan diri' uni

-nuni,

rasa melambangkan kesombongan (Luk. 19:1-10)' Mungkin saja ada kesombongan Kristen, ajaran dari sombong {ada Zay,heus. Jika ditihat ,,'"-urrftidak baik. Tetapi Injil Lukas tidak mencatat pohon ara dengan

maksudlni. Sebaliknya, Lukas menggambarkan Zakheus sebagai seorang yang menyambut Tuhan Yesus dengan sukacita (Luk' 19:6)' Imajinasi yang tidak terkontrol juga terlihat pada usaha mencaripernah cari apa yangtidak tercatat dengan jelas dalamAlkitab. contohnya, diperdebatkt apakah tanganTuhan Yesus halus atau kasar berdasarkan jahat tnjilyohanes A:jZ dan Kitab KidungAgung21. Ataq setandan_niat Adam kalau ..|.r"*y, berasal dari mana? Atau, apa yang akan terjadi atau dan Hawa tidak berdosa? Apakah mereka akan mati? Perdebatan (atau tidak memang karenaAlkitab pertanyaan seperti ini sulit dituntaskan, iiaat ingin; mencatatnya dengan jelas. Untuk kasus Adam dan Hawa, penafsir faktanyJmereka sudah Lerdosa. Itu sebabnya lebih bijak seorang kepada membatasi rasa ingin tahu dan imajinasinya. Dengan sikap tunduk dalam tercatat otoritas Alkitab, seorang penafsir menerima apayatgsudah Dengan Alkitab, dan mengaku bahwa banyak hal manusia tidak tahu. demikian, penafsir dapat memegang sebuah prinsip, yaitu banyak sedikit membicarakan -emhicqrak An Artl.rrrlt serins diaiarkan Alkitab. apa yang tidak upu yuog ju*rrg iiuj**elkitut. dan tidak membicarakan diberitahukan Alkitab.

64

Mengenal Tbrjemahan Alkitab Bahasa Indonesia

Pada umumnya pembaca atau penafsir

Alkitab di Indonesia

mengandalkan berbagai terjemahan bahasa Indonesia yang ada.ro3 Di antara terjemahan-terjemahan ini, sampai sekarang yang paling populer adalah Alkitab Terjemahan Baru (TB), yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) pada tahun 1974. Sebelum diterbitkan TB, versi yang umum dipakai adalah Alkitab Tbrjemahan Lama (TL).t* Pada tahun 1997,LAl menerbitkan PB Terjemahan Baru edisi ke-2 (TB2).105 Baik TL maupun Buku Menabur Firman di Nusantara memperkenalkan dengan cukup jelas sejarah penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Indonesia. Pada tahrn 1629, Albert Corneliusz Ruyl sudah menerjemahkan Injil Matius ke dalam bahasa Melayu. Manafe; Ngantung; Samsuri; Samsoeri. Menabur Firman di Nusantara, hlm. 109. roa Untuk memenuhi kebutuhan sementara, LAI memutuskan untuk menerbitkan terbitan darurat, yaitu gabungan Peq'anjianLamaKlinkert (1879) dan PerjanjianBaru Bode (1938). Alkitab yang dicetak pada tahun 1958 ini sekarang dikenal sebagai Alkitab Terjetnahan Lama. Jadi sebenamya TL ini bukanlah teg'emahan yang paling lama, paling tua atau paling asli, sebab baik Perjanjian Lama Klinkert maupun Perjanjian Baru Bode sudah merupakan hasil revisi kesekian kalinya. Daud H. Soesilo, (n. d.). "SejarahAlkitab Indonesia." Diakses 8 Maret 2006 dari . Salah satu perbedaan antaruTL dan TB dapat dibaca pada Surat Filipi 4:3. Terjemahan TL berbruryi, "...hai (Sinsigus) temanku...", sedangkan TB "...Sunsugos, temanku ...". Dengan memberikan tanda kurung, penerjemah TL memberi kesan bahwa kata ot(u1e dapat diterjemahkan sebagai nama orang, "Sinsigus", yang jugabermakna "temanku". Terjemahan ini teliti, walaupun sebaiknya diberikan catatan agar pembaca tidak merasa bimbang, r05 Sama seperti TB edisi pertama, edisi ini pada dasarnya juga merupakan terjomahan formal. Namun demikian ada sejumlah perubahan. Misalnya, perubahan ejaan, kata "sorga" menjadi "surga"; atau pemilihan kata, misalnya "kasih karunia" menjadi "anugerah". Perubahan yang diakibatkan penggunaan teks bahasa sumber yang lebih baik, sangat kocil .jumlahnya. Di antaranya, Injil Matius 2l:29-31 mengenai "Perumpamaan tontang Dua OrangAnak". DalamTB edisipertama, jawabanyang diberikan anak sulung kopada ayahnya adalah "Baik, Bapa" tetapi tidak disertai perbuatan. Sedangkanjawaban anak bungeu adalah "Aku tidak mau" tetapi kemudian ia pergi sesuai dengan permintaan ayahnya, Salinansalinan kuno lain mencantumkan respons kedua anak dalam urutan borbeda, TB odisi kodua mengikuti salinan kuno yang mencantumkan urutan yang kedua. Porubahan karcna tufeiran pnda umumnya hanya dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang ditomukan atau untuk rncngungkapkan makna dengan lebih baik. Umpamanya, "kebenaran Allah" kadang lobih haik diterjemahkan "pembenaran olehAllah" (Rm. 3:21). Sebab yang dimaknudkan ayat ini r03

65

TB merupakan terjemahan yang agak harfiah. Pada tahun 1985, LAI menerbitkan versi lain, yaittAlkitab Kabar Baik dalam Bahasa Indonesia sehari-har, (BIS), yang juga dikenal dengan nama Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK). Versi ini menggunakan bahasa Indonesia

y4ng lebih modern dan gaya yang lebih luwes. Gambaran dan maknaAlkitab y*g airu-paikannya lebih hidup. sejalan dengan bertambah besanrya minat masyarakaf lndonesia akan bahasa Inggrs, ada beberapa terj emahan Alkitab 106 Di antaranya, New International bahasa Inggfis yang makin luas dipakai.

Version (NIV. Bagian PB versi ini diterbitkan pada tahttn 1973, seluruh Alkitab pada tahun 1978) yang diterbitkan International Bible Societyversi ini sangat populer dan dihormati di negarayalgberbahasa Inggris dan kalangan koservatif.

107

Dengan tujuan membantu pembaca Alkitab yang belum begitu menguasai bahasa Yunani, Lembaga Alkitab Indonesia menerbitkan

Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK) pada tahun 2003. t08 PBIK Jilid I memuat dua bagian data. Bagian pertama terdiri atas The Greek New Tbstament (GNT), edisi ke-4 yang direvisi, terjemahan interlinear, nomor lema konkordansi PB, dan singkatan unsur gramatika. Bagian kedua terdiri atas tiga versi terjemahan baru, yaitu TB, BIS dan NIV. Sedangkan PBIK Jilid II berisi konkordansi PB beserta berbagai informasi yang terkait. Ini memudahkan pembacaAlkitab membandingkan terjemahan pB dengan bahasa aslinya. Karena PBIK memakai edisi terbaru PB Bahasa Yunani, pembacanya lebih mudah menemukan perbedaan yang disebabkan tidak samanya salinan kuno yang dipakai. Pembaca versi ini juga dapat membandingkan beberapa terjemahan yang dimuatnya. Sayang sekali, sampai sekarang terjemahan interlinear dan konkordansi PL dalam bahasa Indonesia masih belum tersedia. Jadi contoh-contoh yang diberikan di bagian ini hanya terbatas pada pB. Terjemahan interlinear bersifat harfiah. Itu sebabnya diupayakan beberapa hal untuk mengurangi dampak ini dalam versi PBIK. Selain dicetak

berdampingan dengan tiga terjemahan lain (TB, BIS, dan NIV), versi interlinear ini berusaha menerjemahkan sebanyak mungkin makna yang adapada sebuah kata. Pembaca PB juga dapat memakai konkordansi untuk menemukan pemakaian kata yang terkait di ayat-ayat lain. Ini semua diharapkan dapat memberi pemahaman yang lebih luas bagi seorang pembaca PB.

Namun demikian, pembaca Alkitab sebaiknya jangan menuntut terlalu banyak dari sebuah terjemahan. Te{emahan Alkitab berfungsi sebatas Kenneth L. Woodsard, "In the Beginnitg...," Newsweek (Jaruary 15, 1996): 40' 107 NIV menekankan ciri interdenominal dan internasional. Hanya sayangnya, menurut

jumlah penjualan yang sama. Richard N. ostling, "Farewell to Thee's and He's," flze (May 21, 1990). Sejak 1990, jumlah penjualan versi ini tentu makin besar. sumbor lain menunjukkan, NIV, Alkitab versi bahasa Inggris yang paling populer, sudah torjual 2 I 5 juta eksemplar di seluruh dunia. "New International version." (n. d.). Diakses 20 Donombor 2006, dari

cukup lengkap tentang terjemahan zaman kuno dan terjemahan bahasa Inggris. Menurut majaiah riree, Nrv hanva membutuhkan sepertiga waktu diedamya RSV untuk mencapai

66

108 Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear yunani-lndonesla clan Konkordansl Perjanjian Bara (PBIK),2 jilid (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2003). lntorlinotr (Interlinear)menunjuk terjemahan lain yang diletakkan pada garis lain soonrr bcrgantian. Penerjemahan ini biasanya dilakukan kata per kata.

67

sebagai sebuah terjemahan. Ini berarti membaca dan memahami sebuah terjemahan tidak sama dengan melalcukan penafsiran Penafsiran jauh lebih rumit daripada membaca dan memahami sebuah terjemahan. walaupun

sebuah terjemahan Alkitab yang baik sangat menolong pembacanya

memahami firman Allah. Terjemahan merupakan jembatan yang mengtrubungtcanpembacamasakinidenganAlkitabyangditulisdalamlingkungan juga dan bahasa yang sangat asing baginya. versi Alkitab yang tidak sama yang tidak sama' dari sudut menolong pembacanya memahami Alkitab Hadimya berbagai terjemahan pada dasamya disebabkan perbedaan 10e Ini salinan kuno, penafsiran, serta pendekatan yangdipakai penerjemah.

dapat menimbulkan perdebatan di antara penerjemah Alkitab yang tidak kalah sengifirya dibandingkan dengan perdebatan di kalangan sarjanabiblikal atau teolog. Faktor-faktor ini akan dibahas secara singkat berdasarkan . beberapa kasus yang diambil dari TB, BIs, NIV dan PBIK. Diharapkan pembahasan ini dapat memperkenalkan terjemahan Alkitab yang ada, manfaat membandingkan terj emahan-terj emahan ini, dan pentingnya seorang penafsir mengenal bahasa asli.

menjadi opdvwre

-.-"**ffH#

I Tesalonika 5:19, kata ini selalu dipakai dengan makna atau api. Itu sebabnya sangat mungkin di Surat 1 Tesalonika 5:19, kata

ini juga mempunyai makna yang sama. Mungkin karena alasan ini, NIV ut out the Spirit'sfire". emberi dua terjemahan (gerakan) Roh", dan

penerjemahan berkaitan erat dengan penafsiran.

6.2 Tbrjemahan yang Tidak Sama Menggunakan pendekatan yang Tidah Sama Setiap penerjemahan memakai pendekatan yang tidak sama. Ini

6.1 Peneriemahan Sebenarnya Merupakan Penafsirantto Ini dapat dibuktikan pada terj emahan Swat 1 Tesalonika 5 : 1 9. Versi TB menerjemahkannya, "Janganlah padamkan Roh,". Ini merupakan terjemahan secara harfiah. Tetapi yang menjadi masalah adalah apakah Roh dapat dipadamkan? Jadi versi ini masih belum memberi makna yang cukup jelas kepada pembaca. Mungkin karena pertimbangan ini, BIS menerjemahkan ayat ini menjadi, "Janganlah mengekang RohAllah'"' BIS roe

Anwar Tjen, "Satu Alkitab, Banyak Versi: Mengapa?" dalan Satu Alkitab Beragam Alkitab Indonesia, 2005 ), hlm. 8 8- I 09.

Tbrj em ah an (Jakarta: Lembaga

EugeneA. Nida adalahpakarteori penerjemahanAlkitab. Banyakkarya yang ditulisnya, dan dampalrnya sangat luas. Salah satu bukunya yang layak disimak adalah From One Language to Another: Funclional Equivalence in Bible Translating,yatg ditulisnya bersama Jan de Waard. Awal buku ini menegaskan, pene{emahan adalah berkomunikasi. Komunikasi dapat dilakr:kan dalambahasayatgsama(intralingual communication) dan di antarabahasa yang tidak sam a(interlingual communication). Ada kesamaan dan perbedaan antara kedua rto

Lentuk komunikasi ini. Dalam komunikasi terdapat delapan macam elemen, yaitu sumber, berita, penerima, keadaan, kode, saluran indra, saluran instrumen, dan kegaduhan (hlm. 1 1l9). Dalam proses komunikasi, komunikan menafsir berita yang ditangkapnya'

68

menef emahkan peribahasa yang berbunyi, "Bagai mendapat durian runtuh,,.

Penerjemah

ini boleh menerjemahkan

asing artikata-katanya ini dengan kalim

peribahasa

ini

secara harfiah.

Wisatawan

mengenal pribahasa ah durian. Dengan demikian wisatawan itu memahami makna peribahasa ini, tetapi tidak tahu bahwa ini berkaitan dengan durian.

Penerjemahan

Alkitab pada dasarnya ada tiga macam ini adalah penerjemahan harfiah,

pendekatan.rrt Ketiga pendekatan rrr

Selain tiga macam pendekatan yang akan dibahas, masih terdapat ponerjomshun filologis yang condong ke penerjemahan harfiah, dan penerjemahan linguistik yang dekat kc pcneq' emahan padan

fungsional.

69

(functional penerjemahan bebas dan penerjemahan padan fungsional '"quiriol 12 Pende katart pertama merupakan pola penerj emahan "n"e). yang "persis sama" dengan harfrah yang ingin memberikan terjemahan gaya, kata, struktur kalimat maupun cara 1

bahasa asti Ualt dalam seperti ini penyampaiannya. Sampai tahap tertentu, hasil terjemahan '-"roforg kelompok penyeliditan ' lkitab dalam gereja' Tetapi hasil penerjemahan se Juga tidak daPat akurat atau lebih juga kerap kali kurang daPat men

disampaikan Penulis. Selain menerj emahkan kata tertentu dengan dalam kalimat berbeda kata Yang s Ini dapat ditemukanPada versi condong menerjemahkan K6o

:14 kata ini memPunY ai art\ (yang mempunyar 2:15 kata ini menunjuk "segala kesenangan duniawi kata ini mempunyai makna konotasi j ahat); sedangkan diSurat Yakobus 3 :6 Ingris yang dapat "sejumlJh besar". Seiain versi TB, terjemahan bahasa

Matius

5

dimasukkankedalamkategoriiniacalahKingJamesVersion.(KIY,atal tahun 1611),113 Revised the Authorized Version,,q.:V, aitertitkan pada

@m.

padan 32.Dalam bukunya, Lai memakai sebutan' to Another: Language One Dalam prakata bttktt From 3

l,

dinamis" (dynamic "qr,,"'i"n""1' Functional Equivalenc e in B ibl e Trans latin lebih suka menggantikan sebutan ini deng

E n gl i s h (Phi NT, diterbitkan pada tahun I 95 8, edisi revisi pada tahun 197 2), The Amplified Bible (ANff,pada tahun 1965), The Living Bible, Paraphrased (LB, bagian PB pada tahttr 7967 , seluruh Alkitab pada tahun 1971).

tta

New Reyised Standard Version (NRSV) diterbitkan pada tahun 1990 karena penemuan di bidang salinan kuno. Perubahan dalam versi baru ini terjadi pada struktur paragrafdan pemberian tanda baca; menghilangkan kata-kata kuno namun mempertahankan warna tradisional dalam versi Tyndale dar, King James Version;berupaya agar lebih akurat, jelao dan enak didengar; menghilangkan bahasa yang berorientasi maskulin selama tidak mendistorsi bagian-bagian yang merefleksikan situasi historis budaya dan masyarakat patrilineal zaman kuno. Metzger, The Bible in Translation, hlm. 155-156. Ils Versi ini diterbitkan oleh penerbit Kalam Hidup bekerja sama dengan Livlng Blhles

dinamis" disalah mengerti sebagai yang me

tulis mereka dalam From One Language to

memastikan.padanan isi dan Anorher: Functional Equivalence in Bible Translating,untuk yang dikomunikasikan fungsi memperhatikan bentuk dalam penerjemahan, seorang harus retorikal' dan melalui struktur leksikal, gramatikal dalam kelompok ini, juga dalam kelompok! rj Sudah tentu guyu ,".rii..riyang disebutkan lebih kuat dalam pendekatan tertentu, ada kelompok lain, tidak per;is;;;. ,ida versi yang yang lebih kurang.

70

Standard Version (RSV pada tahun 1952),114 New American Standard Blble (NASB, pada tahttn 1971, edisi diperbarui pada tahun 1995), dan New King James Version (NKJV, bagian PB pada tahtn 1979, bagian PL pada tahun 1982). Pendekatan kedua adalah pola penerjemahanAlkitab secara bebas atau secara parafrase yang hanya mengambil maksud utama Alkitab. Penedemah menyampaikan maksud ini dengan kata-katanya sendiri agar dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca masa kini. Penerjemah yang memakai pendekatan ini tetap berupaya setia kepada maksudpenulis kitab. Namun, mereka bersedia melakukan tpaya tertentu agar pembaca masa kini dapat memahami hasil terjemahannya. Karena bersikap agak bebas, sudah tentu pendekatan seperti ini mudah membelokkan maksud penulis kitab, dan tidak cocok untuk dipakai dalam kelompok penyelidikanAlkitab. Yersi Firman Allah Yang Hidup: Alkitab dalam Bahasa Sehari-hari (FAYH, bagian PB diterbitkan pada tahun 1 976, seluruh Alkitab pada tahun 1989) memakai pendekatan ini.rts Alkitab versi bahasa Inggris yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini adalah The New Testament in Modern

International- Judul versi ini hampir sama dengan Alkitab Kabar Baik dalam Bahala Indonesia Sehari-hari yang diterbitkan LAI. Ini dapat membingungkan kaum awam. lnYH merupakanterjemahan langsungdari The Living Bible, yang dilakukan Konnoth N, Taylor, SedangkarThe Living Bible adalah hasil saduran fuarafrasa) dari American Slondard l/erslon (ASV diterbitkan pada tahun l90l) yang merupakan revisi King James l/erslon dongan menyederhanakanbahasa kuno ke dalam bahasa Inggris sehari-hari, Daud H. Socoilo, (n. d,) "Sejarah Alkitab Indonesia." Diakses 9 Maret 2006 dari , Daud H. Soesllo,MengenalAlkitab Anda (Jakarta: LembagaAlkitab Indoncsia,200l). hlm.44-68.

7l

Pendekatan ketiga adalah pola penerjemahan padan fungsional. Pendekatan ini menekankan penedem ahanyangmembuat hasil terjemahan

New English Bible (NEB, pada tahun 1970),11e The Good News Bible (GNB, pada tahun 197 6, jluga dipanggil Today b English Version, TEV;. tzo 6.3 Manfaat Membandingkan Beberapa Terjemahan

Dengan membandingkan terjemahan interlinear PB dengan lain, pembaca Alkitab akan lebih mengenal makna setiap kataYunani dalam PB. Selain itu, perbandingan ini memberikan beberapa beberapa versi

keuntungan:

1.

menjadi, "Hai kamu keturunan ular beludak." Dalam kasus ini penerjemah .r.tti BIS mungkin mempertimbangkan unsur bahwa pembaca di Indonesia

BIS lalu menerjemahkannya menjadi "orang jahat". Selain BIS, Alkitab

versi bahasa Inggris yang termasuk ke dalam kelompok padan fungsional ini adalah NIV, The Jerusalem Bible (JB, diterbit pada tahun 1966 ),ttE

Waard; Nida, From One Language to Another: Funclional Equivalence in Bible Tlanslating, hlm. 9-l l. rrr Hal ini dijelaskanP. Katoppo menjelang diterbitkannyaversiBls. "Pene{emahanAlkitab, Secara Harfiah atau Dinamis?" Sinar Harapan (29 Jnli 1985): 5, 7' rs The New Jerusalem BiDle (NJB) diterbitkan pada tahun 1985. Versi ini mengoreksi

116

kekurang bahasa

In

berorient Metzger, The Bible in Translation, hlm. 151

72

.

Menemukan Perbedaan Karena Salinan Kuno yang Tidak Sama

Dengan membandingkan terj emahan y ang ada dengan PBIK, pembaca PB dapat menemukan perbedaan yang disebabkan salinan kuno yang tidak sama. Contohnya, Surat 2 Tesalonika2:13 versi TB, BIS menerjemahkan dengan kata"dai mulanya", atau NIV "from the beginning". Terjemahan ini berdasarkan kata Yunani &n' dlfg dalam edisi PB Bahasa Yunani yang lebih lama. Sedangkan PBIK berdasarkan kata dndplr)v yang berarti "(sebagai) buah sulung" seperti yang tercantum dalam GNI edisi ke-4 yang direvisi.

2.

Menemukan Dengan Lebih Mudah dan Akurat Sebuah Unit yang Utuh

Dalam proses menyiapkan khotbah atau pelajaran, seorang pengkhotbah atau guru terlebih dahulu perlu mencari suatu bagianAlkitab yang merupakan unit yang utuh. Unit yang utuh yang paling kecil adalah kalimat. yang ditandai dengan tanda baca titik (.). Tetapi tanda baca dalam berbagai terjemahan, rre

Segera setelah versi ini diterbitkan, dibentuk sebuah komite untuk mengumpulkan dan menilai semua kritik. Pada tahun 1989 diterbitkan The Revised English Bible.Metzgcr,The Bible in Translation, hlm. 153-155. r20 Selain versi-versi yang disebutkan dalam bagian ini, yang pada umumnya lobih dlkcnal, terjemahan baruAlkitab dalam bahasa Inggris terus diterbitkan. Salah satunya adalah vorni The Message (Msg), yang diterjemahkan Eugene H. Peterson. Apa yang ingin dilakukan Peterson untuk pembaca tahun 1990-an sama dengan apa yang dilakukan The Llvtng Blhle untukpembacatahun 1970-an. Bruce M. Metzger,The Bible in Tlanslatlon (Crand Rapidn, Michigan: BakerAcademic,200l), hlm. 182-185. Perlu ditambahkan di sini, vorsi ini mencantumkan nomor ayat di margin atas, bukan pada batang tubuh Alkitab. Jadi isi Alkitab menyatu tanpa nomor ayat. Tata letak ini tidak sama dengan apa yang dilakukan solama ini. Ini dilakukan penerjemah agar terjemahan Alkitab ini cnak dibtrcu.

73

seringkalitidaksamadenganyangadadiPBBahasaYunani.Misalnya, utuh. Tetapi menrirut TB, Surat Yakobris 3y' rnerupakan sebuah kalimat sebuah menurut PB Bahasa Yunani, Surat Yakobus 3:4-5a merupakan satu kalimat' utuh. Atau, Surat Efesus 1 : 1-2 sebenarnya merupakan kalimat

.

Tetapi TB, BIS dan NIV menerjemahkan kalimat. Contoh lain adalah Surat Efesus 5: sebuah kalimat yangpanlarrg. Tetapi versi

seperti ini ayat2ldengan iyat}2a"rgu, m"'yisipkan sebuah tema' Tema versi ini ketiga emahan tidak terdapat pada salinan-kuno.l2l Selain itu, tef berdasarkanPBBahasaYunaniedisiyanglebihlamayangmemberikan penutup tanda titik (.) pada akhir ayat 2l'Ifliberarti, ayat2l merupakan parugraf pembuka paragraf ,.t..tr.ooyu, sedangkan ayat 22 merupakan yang lebih baru selaijutnya. Tetapi GNT, edisi ke-4 yang sudah direvisi at 22, y ang memteri tanda baca koma (,) pada akhir ay at 21 . Ini berarti ay ayat 2 1 Zl,sehingga ay at a di kerj tidak memiliki kata kerj a, -"rgitoti kuta danl2merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan' 3. Membaca Lebih Akurat Sintaksis Sebuah Kalimat dalam sebuah Sintaksis sebuah kalimat tidak selalu dapat diperlihatkan lancarnya faktor antaranya' di terjemahan karena berbagai pertimbangan, dengan sesuai buiru.u terjemahan itu. Contohnya, Kisah Para Rasul 4:12, di dalam siapa bahasaYunani, diawali dengan kata-kata"Tetapi tidak ada pada katapun keselam ata,., ..." Jatuhienekanan kalimat ini sudah tentu .,tidak ada di dalam siapa pun". Bandingkan terjemahan TB yang tata .,Dan keselamatan iidak ada di dalam siapa pun juga selain di berbunyi, diselamatkan'"; dalam Dia, ..."; atau BIS, "Hanya melaluiYesus saja orang atau NIV "salvation is found in no one else,"'"'

4.

Membuat Terjemahan Baru Karena P

kata,

a Yang ada Pada versi Yang tidak

sebuah TB menerjemahkan sama membuat terjemahan yang tidak sama. contohnya, kepada Simon Injil Yohanes 21 : 1 5a menjadi, ' sesudah sarapan Yesus berkata

maka PBIK pun tidak Karena salinan kuno tidak mencantumkan tema-tema ini, mencanfumkannya.Padadasarnyatema-temainitepatdanbergunabagipembaca,namun r2r

uda beberaPa kurang tepat.

t

74

Petrus: ' Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?"'Terjemahan TB ini, sama seperti bahasaYunaninya, ada dua kemnngkinan. Kemungkin at pertzma, "Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini mengasihi Aku?"; kemungkinan kedua, "Apakah engkau mengasihiAku lebih daripada mengasihi mereka ini?". Jika kemungkinan

pertama yang dimaksudkan, TB menerjemahkan kata "mereka ini" (torircov) sebagai genitif subjektif; jika kemungkinan kedua, "mereka ini" adalah genitif objektif. Tidak jelas juga dalam TB apakah jenis kata ini maskulin atau netral. Versi NIV memberi terjemahan yang sama dengan TB. BIS menerjemahkan kata ini sebagai genitif subjektif dan jenis maskulin, dan menambahkan kata "mengasihi Aku", sehingga kalimat ini berbunyi, "Sesudah mereka makan, Yesus berkata kepada Simon Petrus, 'Simon, anak Yona, apakah engkau lebih mengasihi Aku daripada mereka ini mengasihi Alan?"'tzz Karena kata "mereka ini" berjenis maskulin dan netral, sehingga dapat diterjemahkan menjadi "orang-orang ini" atau "barang-barang ini". Kalau memperhatikan konteksnya, khususnya Injil Yohanes 21 : 1 1, lebih baik kata ini dibaca sebagai genitif objektif, dan diterjemahkan dengan jelas sebagai jenis netral. Dengan kata lain, TuhanYesus bertanya kepada Simon Petrus, "Apakah engkau mengasihiAku lebih daripada mengasihi barang-barang ini?" Barang-barang yang dimaksudkan di sini adalah seratus lima puluh tiga ekor ikan besar dan jala yang tidak koyak.123 r22 Dalam versi TB, nama Simon diikuti dengan sebutan "anak Yohanes", sedangkan dalam BIS adalah "anak Yona". Perbedaan ini disebabkan kedua versi ini memakai salinan kuno yang tidak sama. Salinan kuno yang dipakai TB dan NIV cocok dengan GNT, edisi ke-4

yang direvisi. r23 Tidakbanyak yang memilih terjemahan, "Apakah engkau mengasihiAku lebih daripadu engkau mengasihi orang-orang ini?" Karena tidak ada indikasi dan bukti bahwa Potrus dengan berkobar-kobar mengasihi rekannya. Baik William Ballclay (The Gospel of JohnYol. 2, (Edinburgh: The SaintAndrewPress, 1974; reprint ed.), hlm. 331) maupun Loon Morrin (The Gospel according to John, hlm. 870-871), memilih terjemahan, "Apakah ongkou mengasihi Aku lebih daripada mereka ini mengasihi Aku?". Ini dirasakan gaqjil, karona TuhanYesus tidak mungkin menghendaki Petrus membandingkan kaeihnya dongan rckanrekannya, walaupun Petrus pernah berbuat demikian (baca Mrk. 14:29). Justru di lqjil Yohanes 2l:20-23, Tuhan Yesus menegur Petrus karena ia ingin mcmbandingkun dirinya dengan murid lain. Te{emahan yang berbunyi, 'Apakah engkau menganihi Aku lebih daripada

75

5.

Menemukan (Jnsur Gramatika Kata Yunani yang Adakalanya Sulit Diterj emahkan Menurut versi TB, InjilYohanes 5:35a berbunyi, "Ia adalah pelita yang menyala dan b er c ah aya.. ". BI S menerj emahk arrfry a, "Yohane s itu seperti lampu yang menyala...". Sedangkan NIV menerjemahkatnya,"John was a lamp that burned...". Jika memperhatikan singkatan unsur gramatika kata Yunani dalam PBIK, kata "menyala" (rcou6pevoE) ini adalah masa kini, kontruksi pasif, dan partisipel. Partisipel merupakan kata yang berasal dari verbayang dipakai sebagai ajektiva. Dalamkasus InjilYohanes 5:35a, ini menunjuk ciri khas kehidupanYohanes Pembaptis. Jadi kata "menyala" ini boleh diterjemahkan menjadi "dinyalakan terus menerus" yang menunjukkan ciri kehidupanYohanes yang suka memberikan cahaya- Sudah tentu kata ini sulit diterjemahkan dengan lancar sesuai dengan kebiasaan .

bahasa Indonesia.

6.

Menemukan ldiom atau yang Sejenis Dalam Bahasa Yunani Ini dapat ditemukan pada Kisah Para Rasul 3:6a. Terjemahan TB berbunyi sebagai berikut, "Tetapi Petrus berkata: 'Emas dan perak tidak ada padaku,... "'. Terj emahan NIV sama dengan TB. Kata perak sebenarnya mempunyai makna uang perak, sedangkan emas mempunyai arti uang emas. Jadi kata-kata di Kisah Para Rasul 3:6a merupakan idiom yang menunjuk uang. Itu sebabnya versi BIS menerjemahkannya menjadi, "Tetapi Petrus berkata kepadanya, 'Saya tidak punya uang sama sekali'" Untuk membantu pembaca Alkitab, PBIK memberi catatan kaki untuk ayat ini yang menjelaskan "Tidak ada uang perak dan uang emas berarti tidak ada uang,,. contoh lain diambil dari InjilYohanes 4:48. Dalam ayat ini terdapat dua buah kat a"tidak",yaitu ori dan pfl. Pemakaian seperti ini menunjukkan penegasan, yang mempunyai arti "pasti tidak". Dalam PBIK, pada kedua kata diberikan tanda kurawal

(t'..)).

mengasihi barang-barang ini?", mendapat dukungan dari konteks. Petrus secara pribadi jalanya harus menjawab suatu pertanyaan: Apakah ia mengasihi Tuhan atau kapal dan ini pertanyaan memberi Tuhan 21 :3). (Baca Yoh. (yaitu proiesi dan cara hidup lamanya)? t.puOu Petrus, karena dia masih begitu lemah dan bimbang, walaupun dia sudah melihat Tuhan yang sudah bangkit. Ini juga untuk menguatkan dia, dan mengingatkan dia tugas yang diberikan kepadanya dan pengurbanan yang harus dia berikan (bacaYoh. 2 I :1 5- I 8; "Ikutlah

Aku", Yoh. 2l:19,22).

76

t

7.

Memperhatikan Perbedaan Antara Zaman Dahulu Dengan Zaman Sekarang Versi TB menerjemalrkan Injil Yohanes l:39 dengan kata-kata "waktu itu kira-kira pukul empat". Versi BIS memberi terjemahan yang sama. Sedangkan NIV menerjemahkan, "It was about the tenth hour". Terjemahan NIV ini merupakan terjemahan secaf,a harfiah. Perbedaan ini terjadi karena perhitungan waktu zamafl dahulu tidak sama dengan zamarr sekarang. Jadi versi PBIK memberi catatankaki yang menjelaskan bahwa jam kesepuluh, menurut perhitungan waktu orang Yahudi, sama dengan pukul empat sore waktu sekarang; sedangkan menurut perhitungan waktu orang Romawi, sama dengan pukul sepuluh pagi waktu sekarang. Ini bukan saja membantu pembaca masa kini mengenal penghitungan waktu zaman kuno, juga memberi dia kesempatan memastikan pukul berapa yang dimaksudkan penulis Injil Yohanes. Contoh lain dapat ditemukan pada Wahyu 1:4. Versi TB menerjemahkannya sebagai berikut, "Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: ...". Wilayah "Asia Kecil" diterjemahkan BIS dengan kata-kata "daerah Asia". Sedangkan NIV menambahkan kata "provinsi" kepada nama "Asia",lalg akhimya berbunyi, "the province of Asia". Ini sesuai dengan terjemahan PBIK, (Provinsi) Asia. Terjemahan demikian paling akurat, sebab "Asia Kecil" merupakan istilah zaman modern, dan cakupannya tidak sama persis dengan wilayahyangdimaksudkan kata ini. Istilah "daerah Asia" yang dipakai BIS malah lebih kabur. Kata "provinsi" perlu ditambahkan agar pembaca hari ini tidak merasa bingung, karena nama "Asia" biasanya menunjuk benua Asia. Pada zaman PB, Provinsi Asia merupakan salah satu dari sekitar empat puluhan provinsi yang ada di Kerajaan Romawi. Jadi banyak hal pada abad pertama, apalagi abad-abad sebelumnya, memang tidak sama dengan apayalg adapada abad ke-2 I ini. 8. Mengenal Ragam Sastra atau Paronomasia (Permainan Kata) Dalam PB ada banyak macam ragam sastra. Sebagian ragam sastra ini sulit diterjemahkan, misalnya, syair. Syairyang lahir dari budaya tertentu mempunyai ciri-cirinya tersendiri, drantarartya. paralelism, kiasmus, aliterasi atau rima akhir. Penyelidikan syair juga perlu memperhatikan ciri-ciri paralinguistis seperti kenyaringan suara, kecepatan membaca, tinggi nada, ritme, atau intonasi, Ciri-ciri ini akan luput dari pcrhatian pcmbaca masa 77

kini kalau syair tidak dibaca dalam bahasa aslinya. Selain mempunyai fungsi puitis, unsur-unsur ini juga menolong pembaca masa kini memastikan bait dan larik sebuah syair. Ini berkaitan erat dengan pemahaman makna syair' Ini dapat dibacakan pada Surat 1 Timotius 3"16.124 Contoh lain dapat dibaca pada Surat 1 Petrus 3:1. Dengan memakai PBIK, seorang pembaca akan

menemukan kata "Firman" dan "perkataan" dalam terjemahan TB sebenarnya adalah kata yang sama. Ini merupakan paronomasia yang dibuat penulis kitab. 9. Mendeteksi Makna Baru Sebuah Kata Bahasa terus berkembaflg."t ltu sebabnya seiring dengan berlalunya waktu, kata tertentu beroleh makna baru, atau sebaliknya makna kata tertentu menjadi pudar. Ada beberapa contoh yang dapat dikemukakan di sini. Misalnya,bagiorang Kristen di Indonesia, kata "Paskah" menunjuk . Hari Kebangkitan Tuhan Yesus. Dalam Alkitab, kata "Paskah" selalu menunjuk hari raya Paskah, hari raya penting orang Yahudi. (Baca TB Mat.26:2;815, "Hari Raya Paskah"; NIY "the Passover")-May'na"Hari Kebangkitan Tuhan Yesus" baru lekat pada kata ini setelah PL dan PB selesai ditulis. Itu sebabnyapadakonkondansi PBIK Jilid II, kata ini perlu diberi penjelasan, "Dalam PB, Hari Paskah tidak pernah dipakai untuk

Versi TB, BIS, NIV dan GNT, edisi ke-4 yang direvisi, memberi tata letak yang menunjukkan ayat ini merupakan sebuah syair. Tata letak syair seperti ini tidak terdapat dalam pBIK. Tata letak TB memberi kesan bahwa syair ini terdiri atas 3 bait, dan masingr2a

kuno. Bagi mereka, menurut Waard onotasi berotoritas dan mempunyai er: Functional Equivalence in Bible

menunjuk hari kebangkitan Tuhan Yesus." Bagi orang Kristen berbahasa Inggris, kata yang menunjuk hari kebangkitan Tuhan Yesus adalah"Eastef'

Tlanslaling, hlm.9.

78

,

sedangkan orang Kristen yang berbahasa Tionghoa adalah "Hari Kebangkitan". Contoh lain adalah kata "berkelan" atalu "memperkenankan". Kedua kata ini masing-masing berarti "merasa senang", "dengan segala senang hati" ata;.l "menyefuj u i", " mengizinkan", "memp erb ol ehkan" (KB B I, edi s i ketiga). Jadi kata-kata ini tidak mempunyai makna "menyenangkan". Untuk menerjemahkan makna ini di Surat Galatia 1:10, TB memakai kata-kata "berkenan kepada manusia", BIS memakai kata-kata "mengambil hati manusia supaya disenangi orang". Terjemahan yang lebih sederhana dan jelas adalah "menyenangkan manusia". Kasus yang hampir sama adalah kata "menguduskan". Dalam pemakaian di kalangan orang Kristen,kata ini jarang dihubungan dengan arti "menganggap suci" atau "menghormati sebagai yang kudus". Sebaliknya kata ini lebih dihubungkan dengan makna "menyucikan". Padahal kata ini dipakai dengan makna pertama di Injil Matius 6:9. Jadi berdasarkan PBIK, bagian awal doa yang diajarkan Tuhan Yesus dapat diterjemahkan sebagai berikut, "Bapa kami yang di surga, dihormatilah sebagai yang kudus nama-Mu, ...". Dua contoh lain adalah kata "httjat" dan "ibadah". Menurut KBBI, edisi ketiga, menghujat adalah: 1. caci; cela;2. fitnah. Dalam Injil Matius 12:31, TB memakai kata "hujat" (dua kali), sedangkan BIS "mengucap penghinaan", "menghina". Dalam kasus ini, BIS menerjemahkan kata [3i,"aoQqp[c dengan lebih akurat. Menurutkamus yang sama, ibadah adalah "perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, berdasarkan ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; ibadat;". Di kalangan orang Kristen, "ibadah" identik dengan "kebaktian", yang bolch dipakai untuk, misalnya, "ruangan ibadah". Kalau begitu, apa yang dimaksudkan dengan "beribadah" dan "ibadah" di Surat I Timotius 4:7, 8 (TBX BIS menerjemahkan kata eriodBeuc ini masing-masing dengan katakata "kehidupan yang beribadat" dan "rohani". Makna "ibadat" dekat dengan "ibadah", kecuali kata ini juga berarti: upacara keagamaan. PBIK nrcnerjemahkannya dengan kata "kesalehan". Kata ini mungkin lebih mudah rlipahami pembaca masa kini .

79

10. Menemukan Kaitan Antara Bahasa Yunani Dengan Bahasa lbrani atau Aram Kata-kata yang sering dipakai orang Kristen, misalnya, "haleluyah" berasal dari bahasa Ibrani, sedangkan "hosana" berasal dari bahasaAram. Hal ini dijelaskan masing-masing dengan singkatan FH dan FA dalam uraian frrngsi kata y angterdapatdi bawah setiap kataYunani dalam PBIK. Contoh lain dapat dibaca dari Surat Yakobus 1:25. Versi TB menerjemahkan drcpootilg dnr,itlopovfl5 menjadi "mendengar untuk melupakannya"' Sedangkan BIS menerjemahkannya menjadi, "mendengar saja lalu melupakannya". Dalam kasus ini kata dnr,l.lopovnE yang sebenarnya adalah nomina berfungsi sebagai adjektiva. Jadi kedua kata ini boleh diterjemahkan menjadi "pendengar yang muda lupa"' Ini merupakan ciri kontruksi bahasa Ibrani.

Memperhatikan Hal-hal yang Mudah Diabaikan Dengan menggunakan PBIK, seorang pembaca PB dapat menemukan hal-hal yang mudah dilalaikan dalam terjemahan. Misalnya, menurut versi TB, InjilYohanes 6:64 berbunyi, "Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.' Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia." BIS menerjemahnya, 'Namun ada juga di antara kalian yang tidak percaya.'(Yesus sudah tahu dari mulanya siapa-siapa yang tidak mau percaya, dan siapa yang akan mengkhianati-Nya.)" NIV menerjemahkart ayat ini sebagai berikut, "Yet there are some of you who do not believe.' For Jesus had known from the beginning which of them did not believe and who would betray him." Kala]u memperhatikan unsur gramatika kategori jumlah dalam PBIK, kedua-duanya "yang tidak percaya" merupakan pluralis, sedangkan "yarrg akan menyerahkan Dia" adalah singularis. Contoh yang hampir sama dapat ditemukan pada Injil Yohanes l5:l2a,"Ini1ah perintah-Ku..."; dan Injil Yohanes 15:17a, "Inilah perintah-Ku kepadamu:... " (TB). Versi B IS dan NIV menerj emahkan kedua ayat ini sama dengan TB. Sepintas lalu, makna kedua ayat ini sama. Padahal kategori jumlah kata "perintah" di Injil Yohanes l5l.l2a adalah singularis. sodangkan di Injil Yohanes 15:17a, kata "perintah" adalahpluralis, ayat ini eobaiknya diterjemahkan, "Hal-hal ini Aku perintahkan kepadamu ...". 11.

t0

12. Satu Dua Kasus yang Cukup Menarik Ini dapat mengambil hasil te{emahan Injil Lukas 12:20 sebagai contoh. Terjemahan TB berbunyi sebagai berikut, "... Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari mt,...,, Walaupun terjemahan TB, BIS dan NIV tidak persis sama, namun versi-versi ini sama-sama tidak menunjukkan siapa yang akan mengambil jiwa orangkayayang bodoh itu. Padahal kata kerja "mengambil" (atau "menuntut kembali,,) ada pelakunya,

yaitu "mereka". Kalau begitu siapakah mereka ini? Apakah

ad,a

kemungkinan kata "mereka" menunjuk milik orang kaya ittt? Dengan mengambil pendekatan yang tidak sama, akhirnya hasil terjemahan pun menjadi berbeda. 126 Masih adamanfaat lain yang dapat diperoleh pembacaAlkitab jika dia menaruh perhatian yang cukup kepada Alkitab bahasa asli. Sekalipun mayoritas pembacaAlkitab bukan ahli bahasa asli, dengan memakai berbagai terjemahan dan buku referensi secara secara bijak dan tekun, mereka tetap akan mendapat lebih banyak kekayaan firman Tuhan.

Holy Bible, New Chinese Version/English Standard Version Bilingual (Shen Edltlon), adiai ke-2 (Hong Kong: The worldwide Bible Society, 2003), menerjemahkan kata .,moroka',

Terjemahan mungkin keti tidak memberi kesempat ai pelaku. Dalamkasus s diatesis pasif. Ini sangat

menjadi "milikmu". versi TB, BIS dan NIV verba diatesis aktifpersona

y b p

torjomohan

brani, yaitu a tak tontu, atau paling tidnk ilporsona kctigu

biblikal,

8l

Alkitab dan Buku Referensi yang Diperlukan Untuk Penafsiran

7.2 Analisis Salinan Kuno ( Textual Cricticism) Aland, Kurt; Aland, Barbara. The Text of the New Testament, ed. rev.

7.

yang

Mengingat keterbatasan buku di perpustakaan seminari atau gereja di Indonesia, jadi hanya buku-buku umum yang diperkenalkan di sini. Untuk informasi yang lebih lengkap boleh membacabuku-buku di bawah ini, yang diurut berdasarkan tahun penerbitannya:

Cyrill J. Barber, The Ministerb Library. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House,1979. Edward P. Myers, "Bibliography for Biblical Exegesis," dalam Biblical

Interpretation: Principles and Practices, ed. Furman Kearley; Edward P. Myers; Timothy D. Hadley. Grand Rapids: Baker Book House, 1986, hlm. 318-328.

Frederick W. Danker, Multipurpose Tbols for Bible Study, ed. rev. dan diperluaskan Minneapolis : Fortress Press, 1 993. Stewart Custer, Tools For Preaching & Teaching the Bible, edisi ke-2 Greenville, SC: Bob Jones University Press, 1998. Michael J. Gorman, Elements of Biblical Exegesis: A Basic Guide for Students and Ministers. Peabody: Hendrickson, 2001.

Bruce Corley; Steve W. Lemke; Grant

I. Lovejoy,

ed. Biblical

Hermeneutics. Edisi. ke-2. Nashville, Broadman & Holman:2002.

hlm.475-517.

Alkitab Bahasa Asli Aland, B.;Aland, K.; Karavidopoulos, J.; Martini, J. C.;Metzger, B. M., eds. The Greek New Testament, edisike-4 yang direvisi. D-Stuttgart: Deutsch Bibelgesellschaft dan United Bible Societies, 1994. 7.1

Elliger, K.; RudolphW. Biblia Hebraica Stuttgartensia, edisi ke-5 Stuttgart: Deutsche Bibelgesells chaft., 1997 .

Jewish Publication Society. JPS Hebrew-English Tanakh. Philadelphia: Jewish Publication Society, 1999. Nestle, Erwin;Aland, Kurt, eds. Novum Testamentum Graece, edisi ke27 ; tpdated 8th printing. Stuttgart: Deutsche Bibelstiftun 9,2001 .

82

L.

diperluaskan Grand Rapids: Eerdmans, 19g9. Greenless, J. Harold. An Introduction to New Testament Tbxtuar crictism, ed. rev. Peabody, MA: Hendrickson, 1995.

Mccarter, P. Kyle. Textual criticism: Recovering the Text of the Hebrew B ib le. Philadelphia: Fortress, I 9g6. Metzger, Bruce M. The Text of the New Tbstament: Its Transmission, Coruption, and Restoration, edisi ke_3 yang diperluaskan New York:Oxford University press, I 992. Metzger, Bruce M., ed. A Textual commentary on the Greek New kstament, edisi ke-2 Newyork: United Bible Society,l9g4. wiirthwein, Emil. The Tbxt of the ord Tbstament: An Introduction to the Biblia Hebraica, edisi ke-2 Grand Rapids: Eerdman, 1995. 7.3 Terjemahan Alkitab, Sinopsis, atau yang Sejenisnyo Aland, Kurt, ed. synopsis of the Four Gospers: Greek-Engrish Edition of the synopsis euattuor Evangeriorum, edisike-6 Stuigart: United bible Societies, 1983.

Alkitab Kabar Baik daram Bahosa Indonesia sehari-hari. Jakarta:

Lembaga Alkitab Indonesia, 1 9g5. Alkitab Terjemahan Baru: Jakarta: LembagaAlkitab Indonesia, r974. Brenton, Lancelot c. L. The septuagint version of the ord kstament and Apocrypha, with an English Tronslation Grand Rapids: Zondewan1972. charlesworth, James H., ed. The otd Testament pseudepigrapha. yor. r, 2. NewYork: Doubleday, 19g3, 19g5. Francis, Fred O.; Sampley, J. paul. pauline parallels, edisi ke-2

Philadelphia: Forfress, I 8 g4.

Green, Jay P., gen. ed. The Interlinear Bible: Hebrew/Englirfr. 3 vols. Evansville, IN: Associated publishers and Author, D76; rcpr. Baker Book House,1979.

83

King James Version (KJY atau Authorized Version, AY), misalnya: Thomson Frank charles, ed. New chain-Reference Bible (Authorized Version).Indianapolis: B. B. Kirkbride Bible Co. 1934. Marshall, Alfred. The R.S.V Interlinear Greek-English New Testament. London: Samuel Bagster & Sons, 1958. Reprint, Grand Rapids: Zondervan,1970. Naveb Topical Bible. Nashville: Nelson, 1979.

Rahlfs, Alfred, ed. Septuaginta, edisi ke-4.; 2 vols. Stuttgart: Wurttembergische Bibelanstalt, 1 950. Swete, Henry Barclay. The Otd Testament

in Greek According to the

Septuagint, edisi ke-4; 3 vols, Cambridge: At The University Ptess,

t9t2. The Holy Bible, American standars version (ASV). New York: Thomas Nelson and Sons, 1901. The Holy Bible, New International version. colorado, Bible Society, 1973.

co:

Intemational

The Holy Bible, New King James Version. Nashville: Nelson, 1979'

The Hoty Bible, New Revised Standard Version (NRSV). New York: Oxford Unversity Press, 1989. The Holy Bibte. Revised Standard Version (RSV), edisi ke-2 New York: ThomasNelson, 1971. The International Inductive Study Bible. Eugene, OR: Harvest House, 1992.

Bible (NASB). Carol Stream, IL: Creation

The New American Standard House 1971. The New American standard

Bible.LaHabra,

cA:

Lockman Foundation,

1971. The New Scofield Reference Bible. New York: Oxford University Press,

t967. Throckmorton, Burton H. Jr., ed. Gospel Parallels: A comparison of the Synoptic Gospel, edisi ke-5. Nashville: Nelson, 1992. Vaughan, Curtis ed. The New Testament from 26 Translation. Gtand

7.4 Data Dalam Bentuh Cakram Padat (CD-ROM):

Accordance yang dibuat oleh rhe Gramcord Institute (catatan: Berguna sekali untuk penyelidikan bahasa-bahasa asli Alkitab). Bible Companionyang dibuat oleh Loizeaux Brothers (Catatan: Berguna untuk untuk penyelidikanAlkitab secara umum). Bible works yang dibuat oleh Hermeneutika software (catatan: sangat berguna untuk penyelidikan Alkitab bahasa asli). Logosyangdibuat oleh Logos Research Systems. (Catatan: Sangat berguna untuk penyelidikan Alkitab bahasa asli). PC Study Bible yangdibuat oleh BibleSoft (Catatan: Sangat berguna untuk penyelidikan Alkitab secara umum).

Quickverse yang dibuat oleh Parson's Technology (Catatan: Untuk penyelidikan Alkitab pada taraf umum). Sage Digital Sofnvare yang dibuat oleh Sage Software (Catatan: Berisi ratusan buah karya klasik Kristen). Wordsearch yang dibuat oleh NavPress (Catatan: Cukup baik untuk penyelidikan Alkitab secara umum). r27 7,5 Konhordansi

Clapp, Philip S.; Friberg, Barbara; Friberg, Timothy, eds. Analyticol Concordance of the Greek New Tbstament. 2 vols. Grand Rapids: Baker,1991. Evon-Shoshan, Abraham, ed. A New Concordande of the Bibte, edisi ke2 Jerusalem: Kiryat Sefer, 1983. Hatch, Edwin dan Redpath, A. Henry. Concordance to the Septuagint, 2 vols. Graz, Austria : Akademische Druku-U. Verlagsanstant, 19 S 4. lnglish, James. A Topical Dictionary of Bible Text. GrardRapids: Bakor BookHouse,1968. Kohlonberger, J. R., III; E. W. Goodrick; dan J. A. Swanson. The Exhaustlve Concordance to the Greek Netv Tbstament. Grand Rapids: Zondervan, 1995,

Rapids : Zorrdewarr, 197 6.

r" (hry Amirault, (2006). "Bible study Tips."

Tentmakor Ministriog. Diaksor 9 Mrrot lOtl7, dnri ,

84

85

Von Solden, Wolfram. The Ancient Orient: An Introduction to the Study of the Ancient Near East. Ctrand Rapids: Eerdmans, 1994' Woude, A. S. Van der. The World of the Old Testament. Bible Handbook, vol 2. Grand Rapids: Eerdmans, 1989. Near East. Garden city: .wright, George Ernest ed. Bible and the Ancient Doubleday and Co. 1965. 7.10 Introdaksi Perianiian Lama Anderson, Bernhard w.; Darr, Katheryn Pfisterer. understanding the Old Testamenf, edisi ke-4, abridged and updated. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1997 . Bandstra, Barry. Reading the Old Testament: An Introduction to the Old Testamenf. Belmont, CA: Wadsworth, 1995' Birch, Bruce C.; Brueggemann, Walter; Fretheim, Terence; Peterson, David L. A Theological Introduction to the old Testamenf. Nashville:

Abington,1999.

Blommendaal, J.B., ed. Pengantar Kepada Perjanjian Lama' P'S' Naipospos. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1 983. Flanders, Henry J.; Crapps, Robert W.; Smith, David A. People of the covenant: An Introduction to the Hebrew Bible. Edisi ke-4 New York: Oxford University Press, 1996. Gottwald, Norman K. The Hebrew Bible: A Socio-Literary Introduction. Philadelphia: Fortress, 1 985.

Harrison, Roland Kenneth. Introduction to the Old Testament. Gtatd Rapids: Eerdmans, 1969'

Hill, Andrew E.; walton, J.H. A Surtey of the old Testament. Edisi ke-2

7.11

CA: Wadsworth, 1995. Brown, Raymond E. An Introduction to the New Tbstamenl. New york: Doubleday,1997. Duyverman, M. E. ed. Pembimbing Ke dalam perjanjian Baru. Jakarta; BPKGunungMulia, 1975. Ehrman, Bart D. The New Testament: A Historical Introduction to the Early christian writings. Edisi ke-2 New york: oxford University Press,2000. Gundry, Robert.l survey of the New Testament. Edisi ke-3 Grand Rapids:

Zondewan,1994. Guthrie, Donald. Naz, Tbstament Introduction. Downers, IL: Intervarsity Press,1971. Harrison, Everett Falconer ed. Introduction to the New Testament edisi ke-2 GrandRapids: Eerdmans, 1971. Johnson, Luke Timothy, with Todd Penner. The New Tbstament writings: An Interpretation. Ed. rev. Philadelphia: Fortress, 1999. McDonald, Lee Martin; Porter, Stanley. Early christianity and lts sacred Literature. Peabody, Mass: Hendrickson, 2000. Pregeant, Russell. Engaging the New Tbstoment: An Interdisciplinary Intro duc t i o n Minneapolis : Augsburg Fortress, 1 995. 7. 1 2 Tafsir an-tafsir an12e Abingdon New Tbstament commentaries. Nashville: Abingdon, Lgg6-. Augsburg commentary on the New Testament. Mewrcapolis: Augsburg

1980-1990.

Grand Rapids: Zondervan, 2000.

LaSor, William Sanford; Hubbard, DavidAllan; Bush, Frederic wm. with contributions by Leslie c. Allen et al. old Testament survey: The Message, Form, and Background of the old Testament. Edisi ke-2 Grand Rapids : Eerdmans, 1996. McKenzie, steven L.; Gratrarn, M. Patrick, eds. The Hebra,v Bible Today: An Infioduction to Critical Isszes. Louisville: Westninster John Knox, 1998. Unger, Merrill Frederick. Introductiory Guide to the Old Testament. Grand Rapids: Eerdmans, 1960'

92

Introduksi Peganjian Baru

Barr, David L. New Tbstament story: In Introduction Edisi ke-2 Belmont,

Baez-camargo, Gonzalo. Archeological commentary on the Bibre.Now York: Doubleday, 1984. It.-Karena jumlah tafsiran yang begitu banyak, maka di sini hanya dicantumkan bcborapa hfriran seri yang mencakup PL, PB atau seluruhAlkitab. Dalam kaoua aatu rcri dihrlir oloh ponafsir yang berbeda, tidak jarang mutu masing-masing tafeiran juga tidrk rrmr, Karya

Glynn, commentary and Reference survey: A comprehenslic Guue to Dtbltcql and 'l'h*fuigical Resources (GrandRapids: Kregel,2003), adalah oalah satu buku yang berguna

John

unluk pengenalan berbagai tafsiran yang ada.

93

Barclay, William. The D aity Study B ibte. 17 vols. Edinburg: The St. Andrew Press, 1957.

Baxter, J. Dislow. Menggali IsiAtkitab. Diterjemahkan Sastro Soedirjo. J

akarta: Gunung Mulia,

19 67 .

Collegeville, MN : Liturg ical, 199 6- Continent al Commentary Series. Philadelphia: Fortress and Minneapolis : Augsburg,1984-. Gaebelein, Fiank, gen. ed. The Expositorb Bible Commentary. 12 vols. Grand Rapids: Zondervan, 197 2-1992. Henry, Matthew. Matthew Henryb commentary on the whole Bible.3 vols. Grand Rapids, MI: Guardian Press, 1976.

B erit O I am.

Howley, George Cecil Douglas; Bruce, F. F. ; Ellison,H' L' A New Testament C ommentary. Grand Rapids : Zondetvan, 197 0' International Theol o gical C ommentary. Ctrarld Rapids: Eerdmans, 1 983-. Murphy, Roland E., Raymond E. Brown, dan JosephA 'Fitzmye; ed' The New Jerome Bibtical commentary. Englewood cliffs, NJ. Prentice

HalI,1990. The Anchor Bible (AB). Garden City, NIY: Doubleday, 1964-' New International Biblical Commentary. Peabody, IMass: Hendrickson, 1989-. The New International Commentary ort the New Testament (NICNT)' Grand Rapids: Eerdmans, 1952-. The New International Commentary on the Old Testament (NICOT).

7.13

furnal

Biblical Biblical Archeologt Review Biblical Theologlt Bulletin Ex Auditu Expository Times Harvard Theological Review Horizons in Biblical Theologt Interpretation Journal for the Study of the New Testament Journal for the Study of the Old Testament Journal of Biblical Literature Journal of the Theological Studies New Testament Studies Novum Tbstamentum Review Journal of Theology Semeia Vetus Testamentum

Grand Rapids: Eerdmans, 1965 -.

New Internitional Greek Testament Commentary. Gratd Rapids: Eerdmans, 1978-.

"r?r??" Scripture. 1998-' InterVarsity, IL: Grove, Downer 27 vols. [scheduled]. Wenham, G. J., J. A. Motyer, D. A. Carson, dan R' T' France, ed' New Bible commentary.Edisi ke-4 Downer Grove: Intelvarsity, 1994. Wiseman, D. J.; Leon, Morris. Tyndale Old Testament & New Testament Commentary.48 vols. Grand Rapids: Eerdmans, 1965' Word

94

Biblical Comrnentary (WBC). Waco, TX: Word, 1983-'

95

BAB TI

SEIARAHSINGKAT PENAFSIRANALKITAB

itu pefru Sogt Rsfufra fan terang 6agi jaknQg.

lFirman-9vlu

KitabMaznrur l19:105

Penafsir Alkitab perlu mempelajari sejarah hermeneutik, karena pada dasarnya tidak ada seorang penafsir pun yang dapat terlepas dari para pendahulunya. Secara sadar atau tidak sadar, banyak atau sedikit, dia dipengaruhi hasil penyelidikan sebelumnya. r Keberhasilan para pendahulu telah meratakan jalan bagi para penafsir hari ini. Mereka adalah contohcontoh yang patut ditiru. Jadi sejarah menolong penafsir masa kini lebih mengenal, dan dengan sendirinya lebih efektif mengajarkan, kebenaran Alkitab. Namun, tidak ada gading yang tidak retak. Kelemahan dan kegdrgalan para penafsir masa lalu seharusnya juga menjadi peringatan bagi penafsir-penafsir abad ke-21. Ini dapat mencegah mereka melalcukan kesalahan yang sama. Kesalahan yang adakalanya sangat merugikan gereja. Tidak jarang, dampaknya tersebar dengan cepat, luas, dan bertahan lama. Sejarah hermeneutik juga mengajar penafsir masa kini bersikap rendah hati, dan tidak mudah merasa puas. penafsir masa lalu telah berbuat banyak. Dengan fasilitas yang serba terbatas, mereka telah memberikan sumbangsih besar kepada umat Tuhan. Sebaliknya, apa yang dilakukan sebagian penafsir hari ini masih perlu disempurnakan. Manfaatnya juga perlu diuji oleh waktu. Ini semua mencarnbukpenafsir zaman modem makin tekun dan hati-hati dalam penafsiran Alkitab. Dengan sikap yang lobih

97

objektif dan terbuka, mereka boleh menj dapat membuat hasil penelitian mereka s

lain. Sejarah hermeneutik juga menunjukkan, sejak masa yang amat awal sudatr ada banyak faktor yang ikut mempengaruhi perkembangan penafsiran biblikal. Ini mencakup faktor ekonomi, politik, budaya, masyarakat, dan

tengatrtengah badai sekularisme dan materialisme, Alkitab menjadi benteng yang melindungi gereja. Alkitab juga memotivasi pelayanan misi dan pertumbuhan gercja. Pada tahun-tahun pengkhotbah rajin memberitakan pentingnya misi, gereja pun giat mengabarkan Injil. Ketika gereja giat menyelidiki Alkitab, pertumbuhannya pun sang atnyata. Dalam banyak kasus, di mana Alkitab dihormati dan dikasihi, di situ orang Kristen saling menghormati dan mengasihi. Sejarah hermeneutik cukup berlikuJiku.2 Sejarah ini berkembang bersama dengan sejarah gereja yang juga berliku-liku. Sejarah hermeneutik

juga sangat panjang. Bahkan boleh dikatakan, sejarah ini lebih panjang daripada sejarah gercja. Karena ilmu menafsirAlkitab sudah hadir dalam kehidupan orang Yahudi jauh sebelum gereja lahir pada abad pertama. Dengan pemahaman seperti ini, perkenalan dengan sejarah hermeneutik akan dimulaidaizamanEzra, sebuah zamanyang penuh dengan gejolak. dalam keadaan yang berbeda. Ini menunjukkan, penafsiran sebenarnya merupakan suafu upaya yang dinamis. Suatu pendekatan jangan hanya dipahami dari luar. Ada faktor tertentu yang beperanan di belakang suatu penafsiran. Pada zamanyartg tidak sama, faktor yang tidak sama memberikan dampak yang berbeda.

Kehadiran faktor atau faktor-faktor ini dapat dideteksi melalui hadirnya

belakang karya tersebut. Ini menolong dia memahami pendekatan tertentu secara k-mprehensif. Ini juga menolong dia, dalam kasus tertentu, bersikap waspada terhadap pendekatan tertentu. Dengan demikian, seorang penafsir akan beroleh manfaat maksimal dari sejarah.

Alkitab masa s bermacam-macam masalah yang datang dari luar dan dalam. Pada tahun2 Ada dua buku yang berguna untuk mengenal penafsir-penafsir tcrkonal dalam oojarah, yaitu karya Donald K. McKim, ed., Historical Handbook of Mqlor Blbllcal lnlerpreters (Downers Grove, IL: InterVarsity Press, 1998); John H. Hayes, od, jon., Dlctktnury ol' Biblical Interpretation,2 vol. (Nashville: Abingdon Press, 1999),

98

99

1. Pola Penafsiran Orang Yahudi: Dari Ezra SamPai Zaman Tuhan Yesus Sejarah penafsiran PL (atau

Kitab Suci orang Yahudi) boleh

dikatakan sama panjang dengan sejarah Kitab itu sendiri' Karena ada penulis kitab di masa kemudian yang menafsir isi kitab yang ditulis sebelumnya. Contohnya, Kitab Yeremi a3 I :29-30 ditafsir Kitab Yehezkiel pasal I 8.3 Atau, Kitab Yerem ia 25 :tl;29: 1 0 ditafsir dan diterapkan Kitab 2 Tawarildt 36:17 Zl;Kitab zakai:la 1:12; Kitab Daniel 9:24-27 . Selain itu, sejak masa awal kitab-kitab (atau berita) ini sudah sangat dihormati orang Yahudi, dan

iman, identitas dan kelakuan komunitas, perlu diulang dan diterapkan dalam situasi baru. Proses ini membutuhkan penafsiran. Dan ini membuat Kitab Suci orang Yahudi tetap relevan bagi mereka yang hidup dalam keadaan yang tidak sama. Di kalangan orangYahudi, Tanak terdiri atas Torah (bahasa Ibrani, Kitab Hukum) , Nevi'im (Kitab Nabi-nabi) dan Ketuvim (Kitab Tulisantulisan).a Bentuk tertulis Kitab Ulangan mungkin sudah ada padatafu,n62l SM, ketika RajaYosia mengadakan reformasi. Kitab tertulis ini berfungsi sebagai kanon yang menjadi dasar atau patokan bagi berita yang sebelum dan setelahnya. Jadi Torah sudah beroleh status kanon pada pertengahan

sM, dan disusul Kitab Nabi-nabi sebelum akhir abad ke-5 sM. Dikatakan, Kitab Tulisan-tulisan resmi diterima sebagai kanon setelah abad ke-5

pemberontakan Bar Kochba (tahun 135).5 Namun demikian, sesungguhnya Interpretation," dalam Biblical Kearley, Edward P. MYers, dan 1986),

hlm. 103.

Tanak merupakan akronim Torah, Nevi"im dan Ketuvim. *The Stabilization of the Tanak," dalam A History of Biblical James A. Sanders, lnlerprelation,ed. Alan J. Hauser dan Duane F. Warson (Grand Rapids: Eerdmans, 2003),

a

'

hlrn, 241. 245.

100

isi Injil Lukas 24:44 menrnjukkan hadirnya ketiga bagian Kitab Suci orang Yahudi ini. Jadi sebelum abad pertama secara praktis sudah ada konsensus untuk hampir semua kitab yang kini dikenal sebagai PL.6 Yang pasti, Tanak orang Yahudi terus berbicara kepada orang Yahudi yang hidup di zamarr yang berbeda dan yang berhadapan dengan tantangan yang tidak sama. Sekitar tahun I 00, di Jamnia, orang Yahudi beroleh kesepakatan akan kanon mereka yang terdiri atas 24 buah kitab. Penafsiran orang Yahudi tidak terlepas dari kehidupan mereka. Sudah tentu sejarah yang panjang dan berliku-liku ini tak dapat digambarkan dengan lengkap dalam beberapa kalimat. Namun, dapat ditegaskan di sini, kehidupan

orang Yahudi mengalami perubahan drastis setelah mereka dikalahkan musuh. Banyak orang Yahudi tertawan ketika Kerajaan Utara dikalahkan orang Asyur pada tahun 72 I SM. Lalu, mereka terpencar lagi waktu Keraj aan Selatanjatuh ke tangan orang Babel danYerusalem dihancurkanpada tahun 587 SM. Dengan demikian mulailah orang Yahudi merantau ke tanah asing karena terpaksa, atau karena ingin mencari kehidupan yang lebih baik. Berkaitan dengan ini, ada dua faktor multiaspek yang memberi pengaruh besar kepada mereka. Yang pertama, orang Yahudi makin berinteraksi dengan bangsa lain, khususnya mereka yang hidup di perantauan. Yang kedua, pengaruh budaya Yunani yang tersebar ke seluruh lembah Mediterania dan tempat-tempat lain setelah penjajahanAleksanderAgung yang dimulai pada tahun 334 SM.? Kedua faktor ini memberi dampak yang tidak persis sama kepada kelompok-kelompok yang ada dalam komunitas orang Yahudi. Orang Yahudi bukan saja terbagi berdasarkan suku, tetapijuga berdasarkan unsur agam8, politik, sosial dan ekonomi. Contohnya, pada abadpertama, mayoritas orang Yahudi di Palestina hidup dalam kemiskinan, sedangkan segelintir penguasa,

yang berkompromi dengan orang Romawi, menikmati hak khusus dan kemewahan.8 Atau, mereka yang hidup di luar Palestina tidak selalu sejalan 5

Robert B. Sloan Jr,; Carey C. Newman, "Ancient Jewish Hermeneutics," dalam Blbllcal Hermeneutics, edisi ke-2, ed. Bruce Corley, Steve W. Lemke, Grant I. Lovojoy (Norhvillo, Broadman & Holman: 2002), hlm. 57. 7

Hauser dan Watson, "Introduction and Overview," dalam A Hlslory ol'Blhllt:ul

Interpretation, hlm. I l-13. 8 Buku yang ditulis Joachim Jercmias,Jerusalem in the Tlme ofJesus (Philadolphia: Fortroes Press, 1981), memberi gambaran umum akan situasi zaman itu. Namun, karenu pcndckatan

l0l

dengan mereka

yatg tinggal di tanah air'e Kelompok yang tidak

sama

-.-"gungpandangandanmempunyaikepentinganyangtidaksamapula' yang Jadi walaupun orang Yahudi disatukan Yudaisme dan nasionalisme kuat, merika tidak selalu sependapat dalam setiap hal. Jadi tidak kaya mengherankan, kalau Yakobus mencatat ketegangan di antara orang buruh upah dan iriskin (yak. 2: 1-8), dan menegur tuan tanah yang menahan yang mereka (Yak. 5:1-6). Ada perselisihan di antara orang Yahudi (Kis. 6: l)' Ibrani yang berbahasa berbahasa Yunani dengan orang Yahudi teologi karena dan perdebatalya}gsengit antataorang Farisi dan Saduki *"r"ku yang berbeda (Kis. 23:7-8)- Atau, sikap orungZelot terhadap penjajah asing tidak sama dengan orang Essene' Di dalam masyarakat yang majemuk ini, orangYahudi tetap terkenal Ada rabi dengan monoteismenya. Agama adalah pusat kehidupan mereka. yani rajin mengajar kL sana sini' Orang Yahudi, l*tususny a piayangsudah i"*u.u, tetap datang beribadah di BaitAllah setahun tiga kali. Kitab Suci penafsiran Kitab orang Yahudi diajarkan secara rutin di dalam sinagoge. Jadi di Babel, S,rci]yang suaatr ditat Apa yang dipakai untuk kasus yang kurang penting juga akan dipakai

2.

.amun ditolak orang Saduki' Salah satu

sebabnya adalah orang dalamhukum Musa, tetaPi tidakmen berdasarkan tradisi-tradisi nenek mo

ini, midrash

dasarnya berupaya menembus ke lapisan yang lebih dalam dari Alkitab untuk menyelidikinya dari berbagai sudut dan menemukan makna yang tidak

untuk kasus yang lebih penting. Gezerah shawah (i11V) il'lttl) Analogi lisan yang berlaku pada satu ayat jtgaberlaku pada ayatlain. Bila terdapat kata yang sama dalam dua kasus berbeda, pertimbangan yang sama berlaku untuk kedua-duanya.

Gemara, yaitu komentar yang juah lebih panjang mengenai yang merupakan hasil kerja dua pusat pendidikan yang tina, disusun secara terburu-buru, karena penganiayan penguasa Romawi pada abad ke-3 dan ke-4. Menurut tradisi, redakturnya adalah Rabi .lohanam bin Nappaha yang meninggal pada tahtm 279. Talmud ini mengambil bentuk sekarang pada awal abad ke-5. versi lain adalah ralmud Babel yang mendapat sumbangan hesar dari Abba Afrika yang meninggal pada tahwt247 . versi ini diedarkan dalam bentuk tertulis sekitar abad ke-6. atao hukum dan perintah yang dan

haggadahyangterdiri

atas

dan

ugama. Haggadah bertujuan meningkat mutu pembacanya agar melalorkan apa yang diajarkan

halakah. tt Tannaim adalah sarjana orang Yahudi yang berkembang pada abad portama dan kodua. Mcreka memberi kontribusi kepada Mishna. sedangkur Amoraim adalahponafsir Michna, yung berkarya antara abad ke-3 dan ke-6. Pandangan mereka dapat ditemukan pada Gomara dnn Talmud.

36

Longenecke r,

l2

Biblical

Exegesis in the Apostolic

Petiod, edisi ke-2, hlm . 16,

17 .

ro

Atau, anak Hillel.

l13

a J.

J'1f)

agiandalamKitab Suci. ada beberapa bagian, pertimbangan yang diperoleh dari salah satu bagian berlaku juga atas 4.

diterapkan pada bagian lain.

Ketai uphiral (DrE'r

5.

bb))

Prinsip umum dan ktrusus. Sebuatr prinsip umum dibatasi kek*rususannya di ayat lain. Atau sebaliknya, sebuah peraturan khusus dapat diperluas 6.

bagian lain yang memiliki kesamaan secara umum (walaupun tidak harus

7.

secara lisan).

Dabarhalamed me-'inyano (I).IBD

'fnbn f:'f;

ini

sama dengan jumlah orang-orang Abram. Ini menunjukkan, nilai Eliezer sendiri sama dengan hamba-hamba itu.42 Penafsiran demikian akhirnya sering memberi penjelasan yang ktrang tepat. adalah 318. Angka

Penafsiran Peshel1 Penafsiran dalam kitab gulungan komunitas eumran biasanya dimulai dengan kata pesher. ciri penafsiran ini adalah motif eskatologis, yang melihatmereka sebagai komunitas yang dipilihAllah yanghidup pada zamaln susah mesianik sebelum tibanya akhir zaman. Jika bagi penafsir Talmud, firman Allah relevan dengan masa kini, anggota-anggota komunitas Qumran melihat Alkitab dari sudut penggenapan apokaliptik yang akan segera tiba.aa Ada persamaan antar kedua penafsiran ini, sebab rupanya penafsiran komunitas Qumran mengambil banyak bahan dari penafsiran midrish. Namun demikian, dalam tafsiran mereka terdapat kutipan ayat yang tidak sama dengan salinan Massorete,a5 Septuaginta dan Targum. Itu sebabnya timbul pertanyaan: NaskahAlkitab apayang dipakai oleh mereka? Walaupun penjelasan yang memuaskan sampai sekarang belum ada, tetapi mungkin sekali polapenafsiran Pesher inilah yang mempengaruhi mereka. Penjelasan mereka pada dasarnya bukan tafsiran atau eksegesis mi&ash.

Makna ditentukan oleh konteksnya.ao a2

Milton

S. Terry,

Biblical Hermeneutics (Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 1974),

hIm.608. ar Ada sekelompok tafsiran dari Kitab Gulungan Laut Mati diberi nama

melampaui batas yang wajar. Contohny a,katenadi Kitab Kejadiat2:7, ada dua huruf Yod dalam kata "(Tuhan Allah) membentuk..." ('1f'!)), dan ..Gerak hati" diawali dengan Yod, maka ditafsirkan bahwa karena kata Allah telah menciptakan dua gerak hati, yang satu baik dan yang lain j elek. Mereka juga terbiasa dengan penafsiran yang memberi nilai angka kepada kata.at Misalnya, total angka dari nama Eliezer ('1]9r)'), hamba Abram, a0

ar

Longenecke r, Biblical Exegesis in the Apostolic Period, edisi ke-2, hlm. l8-21. A. Berkeley Mickelsen, Interpreting The Bible (Grand Rapids: William B' Berdmans

Publishers, 1966). hlm. 24.

l14

p esharim (da,ri bahasaAram -llDE; singularisnya,pesher,berarti: "penafsiran", "solusi"), karenapenulisnya memakai format mengutip frase atau kalimat dari Kitab Suci dengan membubuhkan penafsirannya Qtesher). Ada kesamaan antara pesharim dengan penafsiran pola lain di kalangan orang Yahudi, yang sampai membuat beberapa sa{ana mertgirapeshanzl merupakan bentuk lain midrash nonlegal. Namun, tidak sama dengan penafsiran orang yahudi yang melihat Kitab Suci relevan dengan kehidupan, pesharim melihat kejadian yang eodang

berlangsung sudah dibicarakan Kitab Suci. Sloan Jr.; Newman, "Anoicnt Jcwich Hermeneutics," dalam Biblical Hermeneutics, edisi ke-2, blm. 64-67 . aa Apokaliptikisme orang Yahudi percaya, ada dua kuasa kosmis yang saling bortonten3an, yaituAllah dan Setan, dan ada dua zaman yang berbeda, yaitu zaman kini dan zaman kokal, Pada zaman kini yang jahat,yalo.g berada di bawah kuasa setan, orang bonrr dianiryr. Namun, kuasa Setan akan dikalahkan Allah, dan orang benar akan diborkati-Nyu dalrm zaman kekal yang dikuasai Allah. a5 Salinan kuno Massorete akan diperkenalkan dengan lebih toliti di Bdb lll, Anrlicis SalinanKuno.

lls

Tujuannya bukan menjelaskan bagian Kitab Suci, tetapi memastikan aplikasi nubuat tertentu dalam Kitab Suci bagi kejadian yang baru bahkan sedang

terjadi. Jika penafsiran para rabi melihat ajxan, Kitab Suci mempunyai relevansi dengan kehidupan sekarang, maka penafsiran penyalin Kitab Gulungan Laut Mati Percay "kejadian ini". Ifu sebabnYa Kitab Suci tetapi juga Pada semacam ilham istimewa. Jadi penafsiran mereka lebih condong kepada corak mistis dan lebih ketat, dan bersandar kepada penjelasan pemimpin mereka, Guru Keadilan.a6 Penafsiran Alegoris Pada saat makna harfi ah tetap dihormati, pengaruh budaya Yunani pun bertambah besar. Ini terbukti dengan penerjemahan Septuaginta. Juga bahan Haggadah yang menyampaikan ajarannya melalui perumpamaan,

Dia tidak ingin menafsirkan bagian-bagian Kitab Suci yang berwarna

1.

Bila makna harfiah menyatakan sesuatu yang tidak hormat terhadap Allah.

2.Bila sebuah catatanbertentangan dengan catatanlain dalam Kitab suci. 3. Bila suatu bagian menyatakan dirinya sebagai alegori. 4.Bila sebuah ucapan diulang atauadakata-kata berlebihan dipakai. 5. Bila ada pengulan gan yangsudah diketahui. 6. Bila sebuah ungkapan berubah-ubah. Bilasebuah sinonim dipakai. 8. Bila ada kemungkinan main kata. 9. Bila ada sesuatu yang tidak biasa dalam an*aatau kala (tense\ dalan tata 7.

bahasa. 10. Bila terdapat simbol.a8

Philo berbuat demikian karena bermaksud membela teologi orang Yahudi di depan filsafatYunani, dan membuat Kitab Suci relevan bagi orang yang sezaman dengannya. Dia membaca Kitab Suci sebagai kumpulan simbol yang berguna untuk kerohanian dan moral manusia. Itu sebabnya Kitab Suci tidak boleh ditafsir dengan pendekatan harfiah dan historis. walaupun adakalanya dia bersikap bahwa penafsiran harfrah dan alegoris boleh hidup bersama.ae Selain itu, Philo percaya, ketika menulis Kitab Suci, para penulis sesungguhnya berada dalam keadaan pasifdan tidak menguasai diri. Dia juga berpendapat makna harfiah hanya bagi mereka yang belum memiliki daya pikir yang dewasa. Jadi makna harfiah ibarat tubuh jasmaniah Alkitab, sedangkan makna alegoris, makna yang terbenam di bawah makna harfiah, sama seperti roh atau jiwaAlkitab. Penafsiran alegoris Philo dapat sedikit dikenal melalui penjelasannya untuk Kitab Kej adian 2:10-1 4. Ia berpendap at, r,ama sungai-sungai dalam Kitab Kejadian mempunyai arti tertentu. Pison adalah kebijaksanaan; Gihon adalah keberanian; Tigris adalah penguasaan diri; sedangkan Efrat adalah

keadilan. Perlu diketahui, kebajikan atau kebijaksanaan, keboranian, diri dan keadilan adalah empat kebajikan utama platoismo.r0

patut dice

penguasaan

juga men

a8Adabeberapabukubergunauntuklebihmengenalphilo,misalnya:

arti yang penafsiran alegoris perlu dipakai:

a6 a?

Longenecker, Biblical Exegesis inthe Apostolic Period,edisi ke-2, hlm.24-30. Longenecke r, Biblical Exegesis in the Apostolic Period, edisi ke-2, hlm. 30-31 .

ll6

philoyangditulirA,

Solfson; The Interpretation of one Bible: A short History oleh G.H, oilbort; Hkktry ol' Interpretation oleh F. W. Farrar. Baca jugaVrkler, Hermeneutlcs: Prlnctple ond pro(lsr,re1 of Biblical Interpretation,hlm. 52. ae Longenecker, Biblical Exegesis in lhe Apostolic Period,odisi ko-2, hlm, 3 I 50 c. K. Barrett, The New Testament Background: selected Docunezls (Now york: Harpor & Row, 1961), hlm. 176-177.

rt7

Philo bukan satu-satunya orang Yahudi yang menafsir dengan pendekatan alegoris padazamanitu, atau sebelum dan sesudah zaman itu'

^selain

dipengaruhi filsufYunani, dia juga dipenganrh rabi-rabi yang menafsir secara alegoris. Walaupun penafsiran pola ini tersebar luas di antara orang Yahudi abad pertamatetapitidak dominan di Palestina.5r Memang tidak semua prinsipPhilo kuran gtepat.Tetapi cara menafsir yang diperkenalkan or*g-orurg-Yahudi di Aleksandria telah meninggalkan pengaruh negatif dalam dunia penafsiran pada kemudian hari.

terpilih yang menyiapkan jalan bagi ruhan pada alhir zarnat.Allah telah memberikan penafsiran nubuat kepada Gr:ru mereka. philo, yang dipenganrhi tradisi penafsiran orang Yahudi di Aleksandria, telah memasukkan banyak pikiranYunani ke dalam penafsirannya yang cukup unik. Lalu ada penafsiran

tipologis yang mengharapkan datangnya seorang penyelamat.

Keanekaragaman ini tetap bersatu dalam satu keyakinanyangsama: Kitab Suci adalah frmanAllah. Dan mereka yakin, kata-kata dalam Kitab Suci bermakna bagi mereka yang hidup padazarrnniit.

Penafsiran Tipologis Tipologi menunjukkan suatu korespondensi antara orang atau

peristiwa yang ada pada masa lalu dengan ymgadapadamasa kili. Tipologi iiduk ru*u dengan nubuat, yang berfokus meramalkan hal-hal yang akan datang. Tipologi juga berbeda dengan alegori yang kurang memperhatikan sejarah sebagai suatu fakta. Penafsiran tipologis berusaha menemukan langkah yang diambil Allah atas manusia, atau rencana-Nya atas manusia, pada bagian-bagian awal dalam Kitab Suci. Menurut James D. G. Dunn, motif seperti ini dapat ditemukan melalui perbandingan catatanmengenai

dengan Yesaya 11:6-8; Amsal 9:13; peristiwa keluar Mesir dengan Yesay a 43:16-21; 52:ll; Hosea 2:14-20; Daud dengan penyelamat yurg utuo datang yarigtercatat di Yesaya 11:1; Yeremia23:5; Yehezkiel

Taman

34

iden

:23 ; 37 :24, dan lainJain'52

Kini, boleh disimpulkan, penafsiran orang Yahudi berkembang sejak Ezra, kemudian sudah bertumbuh menjadi berbagai kelompok pada abad pertama. Kelompok-kelompok ini mempunyai corak yang berbeda, walaupur mereka terbatas pada pola penafsiran tertentu. Penafsiran harfiah dan midrash banyak dipakai, walaupun dengan tujuan dan penekanan yang tidak

sama. Para rabi dari kalangan Farisi dan mereka yarlg tidak ingin berkompromi memakai penafsiran harfiah, khususnya berkaitan dengan bahan halakah. Penafsiran midrash terus berkembang. Komunitas Qumran mengembangkan pola penafsirannya, karena percaya mereka adalah umat st 52

Longenecket, Biblical Exegesis in the Apostolic Period, edisi ke-2, hlm. 31-33. Jamis D.G Dlwt, (Jnity and Diversity in the New Testament (Phitadelphia: Westminster

Press, 1977), hlm. 86.

ll8 L,

ll9

3. Penafsiran Alegoris

Penafsiran alegoris sebetulnya tidak asing bagi orang Kristen masa kini . BukuPrlgrimb Progress yang ditulis John Bunyan (1628-1683) terkenal

Pada Masa Awal Kekristenan6s

di kalangan orang Kdsten. Bagi Bunyan, makna sesungguhnya tidak terletak pada pengertian harfiah atau cerita-cerita yang ia kisahkan, tetapi berada

di belakang kata-katadan cerita itu. Adalah tugas pembaca buku menggali maksud yang ingin disampaikan pengarang, dan jangan berhenti pada makna harfiahnya saja.

harus difokuskan kepada penganiayaan yang datang dari luar, serangan

dalam metode penafsiran di kalangan orang Kristen'

abad kedua Era bapa-bap aQtarristic, berasal dari kataLatinpatres) gereja dimulai sekitar masa awal Kristen utama sastra Karya puncaknya pada abad ke-4 dan ke-5. y*g

6s

-"n.upui

(tafr""n f OO-)OO) ainasiitan oleh bapa-bapa apologetika dan para pemberi apologetika' para pemberi iiupu-uupu upologetika berkarya pada paruhan pertama abad kedu4 sedangkan non-Kristen orang-orang kritik upotog"iitu -"nrrlirk* apologimereka untuk menjawab Antiokhia, dari lgnatius mencakup apologetika paau ia-tu, kedua abad kedua. Bapa the Shepherd of Hermas' the Epistle t, the Didache,

theEpistletoanpatapemberiapologetikaadalah enagoras (abad kedua), Melitus dari Sardis Tatianus (abad

(abad kedua), Theophilus dari Antiokhia (abad kedua), dan Irenaeus. Kedua kelompok

ini

dengan ekstensif, menulis tafsiran untuk seluruh Alkitab, atau iiOut mereka lakukan ^"rgutip menunjukk-am teori penafsiran yang sudah maju seperti origenes. Yang memberikan untuk Alkitab bahasa dengan mereka p"nguiu-un adalahmenggambarkan

Pi

pentunjuk etls-dan teologis kepadajemaat. Kelompok pertama membaca PB sebagai bagian jelas menerima PB lalamterita yang disampaikan, sedangkan kelompok kedua dengan Joseph Trigg, "The (edua Alkitab. sebagai PL menghormati tetompok ini sebagai Alkitab.

Apos"tolic Fathers andApologists," dalam A History of Biblical Interpretation,ed'AlanJ' Pembagian Hauser dan Duane F. Warson (Grand Rapids: Eerdmans, 2003), hlm. 304'333. penafsiran gereja kepada yang diberikan yang dibuat buku ini berdasarkan perhatian besar alegoris.

124

Penafsiran alegoris Kristen masa awal dapat ditelusuri kembali kepada penafsiran alegoris orang Yunani dan orang Yahudi. Orang yunani terkenal dengan karya sastranya yang sangat kaya. Di antarakarya-karya ini, terdapat karya yangbersifat a9una yangditulis Homerus dan Hesiodus

(kira-kira abad ke-S SM); atau, karya filsafat, sejarah yang ditulis Thucydides (kira-kira 460-395 SM) dan Herodotus (484-418). Karya jenis kedua ini kemudian berkembang menjadi berbagai ilmu etika, logika, kritik dan lainlain. Namun, dalam perkembangan ini mereka menjelaskan hal-hal aneh, tidak masuk akal dan amoral yang ada dalam karya atau tradisi aganra. Hal-hal ini bertentangan dengan karya atau tradisi filosofis dan historis. Untuk mengharmoniskan keduanya, tanpa mengorbankan tradisi agalrrra y ang sangat mereka hormati, j alanyangmereka pilih adalah penafsiran alegoris. Pola penafsiran ini juga diharapkan dapat mempropagandakan pikiran orang Yanani. Theogenes dari Rhegium (kira-kira tahun 520 SM) mungkin adalah orang pertama yang menafsir secara alegoris karya Homerus.6e Lalu penafsiran ini diperkenalkan kepada Aleksandri a, yanlada komunitas besar orang Yahudi. Di sana pula kemudian hari banyak orang Kristen tinggal. Orang Yahudi di Aleksandria juga menghadapi masalah yang mirip dengan orang Yunani. Sebagai orang-orang Yahudi yang condong kepada budaya Yunani, mereka menghadapi ketegangan antaraKitab Suci meroka dan filsafat orang Yunani, khususnya filsafat Plato. Unhrk mengatasi porsoalan

ini mereka mengambil langkah yang mirip dengan orangYunani, yaitu alogori. Aristobolus, yang hidup sekitar tahun 160 SM, mungkin adalah orang Yahudi pertama yang menerima cara ini. Ia percaya bahwa sesungguhnya Mucs mengajar filsafat Yunani, dan filsafat Yunani sudah meminjam ido.ido dari PL, khususnyaTaurat Musa. Berkenaan dengan ini, sudah tontu nama Philo, yang terkenal dengan penafsiran alegorisnya, patut disebut sckuli lagi, n"

Mickelsen, InterpretingThe Bible,hlm. 28.

t25

1.

2. ar sekolatr Aleksandria,Tr yang mengaj p sekolatr Antiokhia, yang menekankan yang memperhatikan makna yang Areksandria merr"kaofu, aspek firosofis

3.

lebihdalam,r"durrgttu"sekolahAntiorhiamenekankanaspekretorika'Jadi

4. 5.

AdabeberaPa sebab Yang me penafsiran alegoris. Salah satunya'

mulai muncul, di antaranYa Marc Kecil yang mendirikan sektenva pada seorang pengajar biil-;;;i Asia tahunl40diRoma.IamenolakPl'menerimasebagiankitabPB'dantidak irman

ffrl gereia Suci orang Kristen, bapa-b apa sec sama Namun, Pada waktu Yang penafsiran harfiah. SebenarnYa, ada unsur-un

Alkitab. di antaranva,

..r-L-^A--^+2^A and Overview"' nrra dalam' A Hauser dan Watson, "Introduction ^-r{ 43 - 44' I n t e rP r et at ion, hlm'

?2

126

7.

Penafsiran

ini kurang memperhatikan faktor

bahwa wahyu Allah

diberikan secara bertahap, sehingga adakalanya PL justru dianggap lebih jelas daripada PB. Penafsir alegoris percaya, Alkitab, terutama PL, penuh dengan perumpamaan, teka-teki, hal-hal yang sulit dipahami. Jadi ini semua perlu dijelaskan dengan penafsiran alegoris. Mereka mengaburkan penafsiran tipologis dengan alegoris. Penafsiran ini juga condong mencampurbaurkan alegori dengan mistih arti rohani. Mereka percaya,pola penafsiran ini dapat menemukan filsafatYunani yang tercantum dalam PL. Penafsir alegoris bersikap sangat subjektif, dan condong kepada imajinasi yang tidak terkonhol.

Mereka firmanAllah menjadi kabur dan tidak jelas.73

3.2 Beberapa Penafsir Tbrkenal Masa llu Tidak semua bapa gereja menafsir dengan pendekatan ini, contohnya, Ignatius dariAntiokfiia (35- 107). Beberapa tokoh yang disebutkan di sini dapat memperkenalkan keadaan dunia penafsiran masa ini: Clemens dari Roma ( meninggal pada tahun 215) Penafsiran Clemens, yang hidup pada akhir abad pertama, tidak nama dengan tokohtokoh setelahnya. Dia bersikap cukup hati-hafi. Ia melihat PL sebagai persiapan untuk Kristus. Iajuga dipuji karena surat yang ditulisnya kepada orang Kristen di Korintus. Dalam surat itu, ia mengimbau orang Kristen di sana tidak saling rnendengki dan bersikap mengelompok. Di dalamnya dengan sangat bijaksana dia mengutip ayat-ayat yang berasal dari khotbah Tuhan Yesus di atas bukit dan Surat I Korintus. Namun domikian, ia dicela karena menafsir mereka yang dicatat di Ibrani llt37, ",,, berpakaian kulit domba dan kulit kambing..." adalah Elia dan Elisa

penafsir tujuanY

sckolahini'

6.

Pola penafsiran ini melalaikan unsur historis dalamAlkitab, sehingga apayang dicatat sejarah seolah-olah tidak sungguh-sungguh terjadi.

Histolv of libltcail

f

f

R

ant m, P ro t e s t an I B i b I i c al

I nt erp

r et at

ion, hlm. 28-29.

t27

(lClem. l7:1). Ia juga dikritik, karena mengutip legenda "Phoenix",7a dan menafsirkan tali dari benang kirmizi yang diikatkan Rahab pada jendela sebagai petunjuk akan Kristus Penebus (baca clement l2). Namun

Clemens mungkin adalah orang pertama yang menggunakan penafsiran alegoris atas PL dan PB. Ia berpendapat, seluruh isi Alkitab harus dipahami secara alegoris.T6 Menurut dia, bagian-bagian dalam Alkitab memiliki 5

demikian, pada dasamya ia dinilai tidak mengikuti metode penafsiran yang

macammakna: 1. Makna historis.

aneh-aneh.

Flavius Yustinus (100-f 65) Dalam tulisannya, Flavius Yustinus, yang juga dikenal dengan nama Martir Yustinus (atat Justin Martyr), banyak mengutip Alkitab terutama ayat-ayatyang menubuatkan Kristus. Tetapi karena dia juga seorang pecinta filsafat, Yustinus tidak melihat perbedaan penting antara ajaran Plato dengan Kristus. lapercaya, seorang yang dididik dalam budaya Yunani, seperti socrates (kira-kira 470-399 SM), sanggup mendapat Logos (Firman) dalam bentuk rasio yang benar tanpa mengetahuinya. Yustinus adalah seorang

pembela kekristenan yang gigih, walaupun ia juga gemar memakai pengetahuannya di bidang filsafat Yunani untuk menjelaskan Alkitab.

penafsirannya kadang-kadang agak berkhayal. contohnya, ia berpendapat bahwa Yakub menggembalakan kambing domba yang bercoreng-coreng, berbintik-bintik, dan berbelang-belang, sedangkan Kristus melayani, bahkan sampai Beliau disalib, berbagai macam suku bangsa. Yakub selalu dibenci saudaranya, dan sekarang Kristus dan orang Kristen dibenci orang-orang di sekitarnya.Ts Karena begitu memperhatikan ajaran tentang Kristus, ia jarang memperhatikan bahwa sebenamya nabi yang bersangkutan sedang

berbicara kepada pendengar sezamannya. Clemens dari Aleksandria (Titus Flavius Clemens, 150-215) clemens dari Aleksandria adalah kepala sekolah Akesandria. Sebagai orang yang sangat dipengaruhi oleh Philo dan filsafat Yunani,

pertama ke Mesir. Tulang-tulang itu disimpan di mazbah matahari yang berada di Heliopolis. Dikatakan hal ini terjadi setiap 500 tahun. Mickelsen, lrterpreting The Bible, hlm. 30. 7s

Terry, Biblical Hermeneutics,hlm. 633-634.

128

2. 3. 4.

Makna doktrinal, yaitl ajaranmengenai moral, agam4 dan teologiAlkitab. Makna nubuat, ini termasuk nubuat lisan dan teologi. Makna filsafat, yaitu arti yang didapat melalui pandangan-pandangan

5.

Makna mistis, yaitu kebenaran moral, rohani, dan agama yang

Stoikisme.TT

dilambangkan oleh sebuah peristiwa atau seorang tokoh.78 Clemens adalah seorang yang sangat terpelajar dan mempunyai kemampuan berbahasa yang tak ada bandingannya. Tetapi sayangnya,

di antaranya, Platonisme. Itu sebabnya, dia percaya bahwa makna harfiah hanya memberikan iman kepercayaan yang dasar, sedangkan makna alegoris memimpin orang kepada pengetahuan yang sejati. Karyanya dikritik karena kurang berdasarkan metode yang jelas dan tegas.Te praanggapannya begitu terikat dengan filsafat Yunani,

Origenes (185-254) Origenes meneruskan Clemens dari Aleksandria, gurunya, sebagai kepala sekolah Akesandria. Origenes sangat dipengaruhi oleh Aristobolus dan Philo. Plato percaya, dunia materiil hanya merupakan refleksi pudar dunia rohani yang sempuma. Ini menjadi dasar penafsiran alegoris yang percaya bahwa Alkitab menyampaikan sesuatu yang tidak sama dengan apayangdikatakan secara harhah. Origenes juga dipengaruhi oleh Pantaenus

76

L. Berkhof, Principle of Biblical Interpretation (Grand Rapids, Baker Book House, 1962),hlm.20.

77 Aliran filsafat Yunani ini didirikan Zeno pada akhir abad ke-4 SM. Mereka mongqiarkan, dunia ini terdiri atas materi, tetapi diserapi energi ilahi, yaitu api, roh, dan Logos. Manusia harus menundukkan nafsunya kepada rasio dan hukum-hukum alam, serta hidup socara harmonis dengan hukum-hukum ini. 8 Ramm, Protes tant B iblical Interpr etation,hlm. 29. 7e Philip Schaff, History ofThe Christian Church,Yol.ll (Grand Rapids, Mlchlgun: Wm.ll, 7

Eerdmans, 1967), hlm. 783.

129

(meninggal kira-kira pada tahun 190), perintis sekolahAleksandria, dan Clemens. Karena usahanya mempopulerkan penafsiran alegoris, n'amanya

sering diasosiasikan dengan penafsiran pola ini. Origenes memakai penafsiran alegoris untuk memberi apologetika yang membuktikan PB bersumber dari PL, dan mengusahakan agar Alkitab dapat diterima oleh

' mereka yang berpikiran filsafat. Origenes layak disebut sebagai bapa analisis biblikal. Dalam sejarah gereja, tokoh terkenal ini adalah orang pertama merumuskan teori hermeneutik, dan penafsir pertama menulis secara sistematis tafsiran yang mencakup seluruh PL dan PB.

Walaupun demikian, sayang, metode yang dipakainya adalah penafsiran alegoris yang agak ekstrem. Origenes berpendapat, makna harfiah adalah arti dasar yang diperuntukkan bagi kaum awam. Jika seorang menafsir secara harfiah tetap tinggal dalam agama Yahudi. Ia juga percaya, sejarah harus dibaca sebagai suatu simbol, walaupun ia tetap mengakui kebenaran sejarah. Untuk menafsirAlkitab, seorang harus bersandar kepada anugerah yang diberikan Tuhan dan menerima Roh Kristus, sebab Kristus adalah dasar atau prinsip yang tersembunyi dalam Alkitab. Dia percaya, penafsiran yang tepat adalah penafsiran alegoris.8o Sebab PB bersembunyi di dalam PL, sedangkan PL menyediakan jalanbagi PB. Itu sebabnya, ada

kemungkinan iapercayabahwa PL sudah tidak berlaku lagi.Et

Karena dipengaruhi ajaran Plato, dan menarik kesimpulan I Tesalonika 5:23 yangmemberi kesan bahwa manusia jiwa terdiri atas badan, dan roh, Origenes berpendapat bahwaAlkitab terdiri

berdasarkan Surat

atas 3 lapis makna:

1. 2. 3.

Makna jasmaniah berasal dari kata-kata dan peristiwa di luar tubuh. Makna jiwa berkaitan dengan hubungan dan pengalaman sesama manusia. Makna rohaniah berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah; hubunganAllatr dengan diri-Nya; hubunganAllah dengan dunia, terutama dengan manusia.

Ada sebagian sarjana berpendapat, Origenes sebenarnya mencampuradukkan penafsiran tipologis dengan alegoris. Jadi pada dasarnya dia adalah penafsir tipologis. Dikatakan, teori penafsiran Origenes cukup baik, hanya karena kurang sempuma mempratikkannya, sehingga dia disalahpahami. Origenes juga dipuji karenamemberi sumbangsihkepadaAnalisis Salinan Kuno, penyelidikan seluruh Alkitab, apologetika dan pengetahuan umum. 81 Ramm, Prolestant Biblical Interpretation,hlm. 31. 80

130

Itu sebabnya origenes menganggap makna rohaniah paling penting.

Dia meremehkan makna harfiah, dan jarang memperhatitun pengajaran moral. Penafsiran alegorisnya dapat ditemukan pada contoh-contoh ini: Kristus masuk ke kota yerusalem ditafsirnya sebagai firman Allah masuk ke dalam jiwa (Yerusalem). Dua orang murid yang pergi mengambil keledai untuk Yesus menunjuk makna moral dan roh. peristiwa Ribka memberi air kepada hamba Abraham dan ternaknya mengajar orang Kristen datang kepada sumber air dalamAlkitab untuk bertemu dengan Kristus.r, Namun demikian, karyartya, Hexapl a, dipujisebagai usah a pertama dalam buku sej enisnya. Buku ini sangat berguna untuk menganalisis salinan kuno.E3 DalamHexapla, PL bahasa Ibrani dan pL yang ditransliterasi dalam bahasa Yunani disejajarkan dengan 4 terjemahan bahasa yunani lain, yaitu Septuaginta, Aquila, Symmachus, dan Theodotion. Kemudian hari, dia

menambahkan dua (pada halaman-halaman tertentu bahkan 3) terjemahan Yunani lain. Pekerjaan ini memakan waktu 3l tahun (kira-kira tahun2l2243), dandiwujudkan dalam benhrk 50 jilid buku dengan total sekitar 6.500 halaman. origenes adalah seorang yang rajin memperbanyak, menyebar,

dan mengoreksi salinan Alkitab. Dia juga dipuji karena karakter dan semangat belajamya.sa origenes, yang menafsir perintah Tuhan secara harfiah, hidup sangat sederhana bagaikan biarawan.85 Kemudian hari, origenes melarikan diri ke Kaisarea, palestina, dan menetap di sana karena penganiayaan di Aleksandria. Di sana ia banyak mempengaruhi kaum pemuda yang datang kepadanya. Inilah salah satu

sebab penafsiran alegoris memberi dampak luas sampai kepada banyak tokoh dan bertahan sangat lama. Salah seorang muridnya yang terkenal adalah Gregory Thaumaturgus (213-27 o).Ttrlisannya aipu.ll iarena retorika yang baik. Dia juga adalah seorang pemenang jiwa yang unggul. Tokoh lain, misalnya Pamphilus (meninggal pada tatrun :oef udit"h seorang pengagum origenes. walaupun pamphilus bukan seorang penulis, tetapi ii berjasa mendorong semangat penyelidikan dalam kekristenan. Ia mendirikan sekolah teologi dan mengumpulkan banyak buku. Usaha ini sangat menolong

82

Mickelsen, Interpreting The Bible,hlm. 32 Ini dilakukannya karena dia luar biasa menghormati teks asli Alkitab. 8a Terry, Biblical Hermeneulics,hlm. 640. 8'Schafl History of The Christian Church,Vol. II, hlm. 7gg. 83

t3r

muridnya, Eusebius dari Kaisarea (260-a3Q, dan juga banyak yang lain. Eusebius adalah seorang sejarahwan dan apologis yang hebat. Bukunya, Onomasticon mencantumkan indeks nama tempat dalam Alkitab yang disusun secara abjad. Ia adalah seorang penafsir alegoris yang mengikuti

4. Penafsiran Hadiah PadoAbad-abad pertama

Origenes.86

Ignatius dari Antiokhia (tahun 35_ I kristussentris, yang tidak mengikuti p

syahidnya makin dekat, dia menuli agar waspada terhadap ajaran bid

mereka setia kepada yesus Kristus.

I

mengutipnya secara langsung. pa yang dipaksa_paksakan. Tokoh lain (13

0

-202), murid polycarpus

r,i:I'Tff

(70_ i

yanf 5

5).

K arena dia sangat menguasai ;l?:ffl dengan baik. Irenaeus melihat adanya kesatuan antarapl dengan pB.

ffi fi'H#tr,T?g

Pandangannya tentang sejarah pun sangat akurat. Tetapi ,uyurg

,"t, ri, dia menerima ajarun yang diberikan gereja dan tradisi ,.;;;;i patokan penafsiran. Ini membuka pintu bagi gereja menjadi penafsir yan! i"rotoritas. Irenaeus juga dikritik karena p.orid* p.rufrir*rryu uaarutziyukurang mantap.87 Dia orang pertama yang mengatakan denganjelas bahwaalkitab orang Kristen terdiri atas pL dan pB.si Setelah sekorah Areksandria hadir agak lama, berdirilah sekorah Antiokhia di Siria yang menerima p menghindari kelemahan mereka.se p dinilai berhati-hati dalam penafsiran.s

kemudian hari salinan Alkitab yang diperiksanya ( Lucianean. Menurut Hieronimus (aiau Jerome,

disambut gerej

a-

347-420), sarinan rnr

gerej a yang tersebar dari Konstatinopel

,'^1;,,,

orrr,

rr*p.l

n

nt

t

ok h I a.

H is tory of B l b ilca l t n tupn

to

ilon,

8'q 86

Terry, Biblical Hermeneutics, hlm. 643.

132

Di Antiokhia, pengikut Kristus mulai dipanggil dengan sebutan Krrston (Krs, r r :26), e0Ada yang berpendapat, Diodorus uauruf, priii.il.ng ,rsunggrt nyu,

r33

Tetapi sayang sekali, tulisannya tidak banyak yang terpelihara kecuali beberapa fragmen saja.er Pengajar-pengajar penting sekolah ini adalah Eustathius dariAntioktria (kira-kira 300-377),Theodoretius of Cyrrhus (393460), Diodorus dari Tarsus (meninggal pada tahun 393), dan dua muridnya, Yohanes Chrysostomus (kira-kira 3 47 -407 ) dan Theodorus dari Mopsuestia (kira-kira 350-428). Aliran ini mempengaruhi Hieronimus, dan mengurangi dampak aliran alegoris dari Aleksandria. Mereka memberi sumbangsih kepada hermeneutik abad pertengahan, bahkan boleh dikatakan memberi pengaruh kepada penafsiran para reformator. Dalam praktiknya, penafsir aliran ini pernah j affi dalam kesalahan penafsiran alegoris. Namun, pada umumnya mereka tetap menekankan pentingnya penafsiran yang memperhatikan makna harfrah dan historis. Itu sebabnya, mereka sangat anti Origenes, pendukung penafsiran alegoris. Bagi mereka, maknaharfiah dapat dibagi menjadi maknaharfiahyangmumi dan makna harfiah yang bersifat kiasan. Contohnya, waktu Tuhan Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah pintu, kata "pintu" itu mempwryai makna kiasan sesuai dengan konteksnya. Tetapi makna kiasan ini tetap termasuk dalam makna harfiah. Para penafsir aliran ini mempertahankan benarnya peristiwa historis. Bagi mereka, penafsiran alegoris menghilangkan banyak sifat historis dalam PL, sehingga PL tidak lebih daripada dunia abstrak yang

penuh dengan simbol-simbol dan lambang-lambang. Dengan bijaksana mereka juga menghindari penafsiran Alkitab secara dogmatis. Karena menghadapi banyak ajaran bidah, gerej a-gerej a y ang ada di wilayah barat Kerajaan Romawi (Gereja Barat)e2 zaman itu mengembangkan penafsiran dogmatis. Itu sebabnya Gereja Roma Katolik lalu percaya bahwa gerejalah yang memberikan tafsiran yang sah. Dalam hal ini, aliranAntiokhia jelas berpendirian lain. Aliran Antiokhia j uga mengembangkan penafsiran tipolo gis yang Iebih masuk akal atas PL untuk mengganti penafsiran alegoris. Di mata erTerry, Biblical Hermeneulics, hlm. 645. Pada waktu itu gereja terbagi dalam dua kelompok besar. Yang dimaksud dengan Gereja Barat adalah gerej a-gerelayatgberpusat di Roma, yaitu Gereja Roma Katolik, yang memakai bahasa Latin. Sedangkan Gereja Timur adalah gereja yang berpusat di Konstatinopel, yang memakai bahasaYunani, yaitu Gereja Ortodoks Timur (nama resminya adalah Holy Oriental Ortodox Apostolic Church). Kedua gereja ini berpisah pada tahun 1054.

mereka, makna rohani atau teologis tidak terlepas dari pengertian historis, bahkan hal-hal yang menunjuk kepada Meslas pun'dinlatakan daram pengertian historis. Dengan demikian mereka membangun kristologi atas landasan yang lebih memuaskan. Mereka juga berpendalat, hubungan pL dan PB harus dijelaskan dengan penafsiran tipologis, bukan alegoris. Itu sebabnya, mereka percaya bahwa wahyu Allah menjadi makin jilas, jadi ajaran tentang Kristus dan keselamatan-Nya yan g ada dalampB rebih jelas

daripada yang ada d] Kristologi dan nubuat (lisan dan tipologis) menyatukan seluruhAlkitab. walaup*n nubuat-nubuat ini hanya dapat ditafsir berdasarkan wahyu yang lebih jelas daramAlkitab denga, penafsiran harfiah dan historis.

I!

Ada dua orang tokoh aliran ini yang patut disebutkan di sini. yang pertama adalah Theodorus, seorang penafsir yang lebih unggul daripadi Yohanes chrysostomus. Sama seperti tokoh-tokoh lain

dallir

aliran ini,

berpendapat bahwa ilham diberikan kepada penulis Alkitab yang ]heodorus berada dalam keadaan sadar, dan melalui pikiran meieka. Ini tidak sama

dengan tokoh-tokoh aliran Aleksandria, yang sejalan dengan platonisme, kan kepada penulis kitab yang

yang tidak begitu sadar atau i ini, Theodorus danteman_temannya percaya makna harfiah adarah arti utama, sedangkan makna alegoris dan tipologis adalah arti kedua. Theodorus sangat memperhatikan penafsiran

trJ#f,'ffi l:H"tl,H:T;"??,11#lilli ebabnya dia tidak menafsir kitab_kitab secaf,a mendalam. Selain ini, penafsirannya dikuasai pra anggapanteologis tertentu.

yang dijuluki Chrysostomus, si mulut adalah _ pengkhotbah yang sangat terkenar pada zaman itu. Tidak "-ur, sama dengan Theodorus, dia percay abahwa set Allah yang tidak ada kesalahan. Johanes,

e2

134

rus.e3 Ia seorang

mempersiapkan er

Marshall,

ed,.,

New Testament Interpretation,hlm.2T.

135

diri dengan cermat. Chrysostom juga dipuji karena khotbahnya yang memperhatikan seluruh isi Alkitab dan mengurainya dengan teliti. Bahasa yang dipakainya sangat indah. Patut disesalkan, dia tidak bebas sama sekali dari penjelasan yang kurang tepat dan berlebihan. Pikiran aliran Antiokhia pernah diperkenalkan Junilius Africanus kepada gereja-gerejayatg ada di wilayah barat Kerajaan Romawi zamar, itu dengan menerjemahkan karya-karya aliran ini ke dalam bahasa Latin.

Tetapi patut disesali, gereja-gereja ini tetap lebih banyak dipengaruhi penafsiran alegoris. Lalu, pada abad ke-4 dan ke-5 terjadi perdebatan yang berkaitan dengan Nestorian, yang percaya bahwa ada dua person dan dua sifat bersatu dalam tubuh TuhanYesus. Ada beberapa tokoh aliranAntiokhia dituduh meninggalkan iman ortodoks.ea ltu sebabnya aliran ini mulai hilang

pengaruhnya. Keadaan ini menjadi lebih parah, setelah gereja terpecah menjadi Gereja Timur dan Gereja Barat. Akhirnya, tanpa suara dari aliran Antiokhia, pengaruh aliranAleksandria makin besar, dan penafsiran alegoris makin luas dipakai.es

5. Pola Penafsiran Bapa-Bapa Gereja

Latin

dan Abad Pertengahan Subjudul di atas sebenarnya mencakup tokoh yang cukup banyak dan masa yang sangat panjang. Di antara Bapa-Bapa Greja Latin ini terdapat Firminus Lactantius (260-330), Hilarius dari poitiers (315-367),

Ambrosius, Augustinus, dan rain-lain. sedangkan masa yang akan

dibicarakan ini meliputi kurun waktu 900 tahun, yang dihitung dari Gregorius

Agung (kira-kira 540-604), bapa gereja terakhir dan paus pertama (590), hingga mulainya zamanReformasi (sekitar tahun I 5 I 7). Pada umumnya Bapa-Bapa Gereja Latin mengambil jalan tengah di antara aliran Aleksandria dan aliran Antiokhia. Mereka condong menekankan otoritas tradisi dan gereja dalam penafsiran Alkitab. Dengan demikian penafsiranAlkitab makin menuju ke arah penafsiran resmi yang

diberikan gereja.

5.1 Bapa-Bapa Gereja Latin Tiga Bapa Gereja Latin yang akan dibicarakan di sini adarah: Ambrosius (340-420) Ambrosius mendedikasikan seluruh hidupnya bagi gereja. Dia memulai pelayanannya dengan menjual hartarryauntuk membantu orang miskin. Dia juga adalah seorang penentang gigih aliranArius.e6 walaupun mahir dalam administrasi, Ambrosius tidak sehebat Hieronimus dan

Augustinus dalam hal menulis dan teologi. penafsirannya berwama alegoris, yang tidak memperhatikan makna historis. Metode penafsirannya banyak

dipengaruhi Bapa-Bapa Gereja yunani, terutama Basilius

Pandangan aliranAleksandriamempunyai

ciri mistis yang condongmenghubungkan sifat ilahiah dan sifat manusia Kristus dengan sangat erat, sehingga sifat manusia Tuhan Yesus hilang di dalam sifat ilahiah-Nya. Atau paling tidak, aliran ini mencampurbaurkan kedua sifat ini. Sedangkan aliran Antiokhia, yang menekan pada intelek yang wajar, condong kepada pemisahan kedua sifat ini dengan abstrak. es Mickelsen, Interpreting The Bible, hlm. 33.

na

t36

(3io-llg1,

o,

yang berpendapat bahwa Kristus diciptakan oleh Allah Bapa, sehingga Beliau tidak sederajat dengan Allah Bapa dan tidak kekal. Ajaran ini telah dikutuk Konsili N icea I (tahun 325). "7 Selain Basilius, ius dari Kaisarea(260_340), Athanasius yrilius dari yerusalem (3 I 5386), Epiphanius (3 I dari Aleksandria(376-444), lipharaem orang uki sebagai ,.Aapak Sc.iuru'h

'i f,jaran

Bap (297-373), 5 Siria

137

seorang penafsir alegoris. Ambrosius juga adalah salah satu Bapa Gereja Latin yang sangat giat menganjurkan penyembahan orang suci'eE

l*"rf-l'f,

Hieronimus '

)QY' V"i-#\ Akitab

Hieronimus terkenal dengan terjemahad terjemahan bahasa Latin, yaa|dibuatnya. Terjemahan inlEfrEefdihormati Gereja Roma Katolik. Hieronimus fasih dalam bahasaYunani dan Latin. Karena sadar bahwa dalam Alkitab Ibrani tidak terdapat kitab Apokrifa, maka dia tidak begitu homrat kepada kitab-kitab ini. Sebab dipengaruhi aliranAntiokhia, Hieronimus sangat menekankan pentingnya makna harfiah dan historis, bahkan dia sendiri juga mengembangkan prinsip-prinsip penafsiran yang tepat. Hanya dalam praktiknya, dia tetap adalah seorang penafsir alegoris. Kemudian hari, karena tidak puas dengan penafsiran alegoris, dia mencoba menyerang pendekatan ini melalui bgkunya- Namun demikian, dia rupanya tetap tidak dapat meninggalkan penafsiran alegoris. Hieronimus percaya bahwa tidak ada pertentangan arrtzta makna harfiah dan makna alegoris, sehingga ia menafsir PB dengan cara alegoris. Penafsiran Hieronimus dikritik kurang konsisten, dan adakalanya tergesaGereja". sayanpya, penafsirannya tidak didukung pengetahuan bahasa Ibrani. Ia dicela mengikuti metode alegoris Origenes. Athanasius adalah tokoh penentang kuat Arius, dia

juga dikritik karena penafsirannya yang bersifat alegoris. Namun demikian, tafsiran Kitab t tur-*, ikhtisar Alkitab dan lainJain yang banyak memakai penafsiran alegoris bukan karya pentinpya, bahkan keasliannya patut dicurigai. Basilius (Agung) juga banyak memakai penafsiran alegoris, ia juga seorang yang sangat dihormati. Ia banyak mempengaruhi Ambrosius danAugustinus. Gregorius dari Nyssa adalah saudara Basilius. Ia sangat dekat dengan Origenes , sehingga dia banyak ikut Origenes dalam metode penafsiran alegoris dan puodung* dogmatiknya. Gregorius Naziazus, yang juga dipanggil Gregorius ahli teologi, uOaun ot U piOuto GerejaYrmani yang berdampingan dengan Chrysostomus. Hanya disesali, penyampaiannya berat bagi kaum awam, dan dihiasi dengan retorika yang tidak perlu' Walaupun ini memang ciri pidato zaman itu. Didymus dari Aleksandria adalah seorang pemuja Origenes. Cyrilius dari Yerusalem meninggalkan bahau-bahan liturgis bagi zaman setela6nya. Epiphanius adalah pendukung kuat sistem biara. Ia mencela Origenes tetapi

tetap memakai penafsiran alegoris. Hieronimus menamai dia denganjulukan'T-ima Lidah" karena pengetahuannya aken bahasa lbrani, Siria, Mesir, Yunani, dan sedikit Latin. Theologi Cyrilius dari Aleksandria condong ke monofisitism Qnonophysitism, ajatatyatg percaya bahwa Kristus hanya memiliki satu sifat) dan menghormati Maria sebagai Ibu Perawan dari Allah. Cara penafsirannya adalah alegoris. et Schafi History of The Christian Church,Vol. III, hlm. 440.

138

gesa. contohnya, waktu menulis tafsiran Kitab Galatia, dia sanggup menyelesaikan 1.000 garis per hari.ee Hieronimus juga dicela karona menemukan terlalu banyak sindiran dalam kitab nabi-nabi tentang ajaran. ajaran bidah yang adapada zamawrya. Ini dilakukannya karena dia dengan gigih melawan bidah. Tafsiran kitab nabi merupakan karya terbaik yang ditulisnya. Tetapi dia tetap dilaitik karena bersikap ragu-ragu pada bagian

yang sulit bahkan membatasi dirinya pada tradisi orang yatrudi atau pelldapat bapa-bapa gereja sebelurnnya. pada umumnya ia membacaAlkitab

dengan

dua malina, yaifu makna harfiah dan makna rohani, atau makna historis dan

makna alegoris. Namun demikian, adakalanya dia mengikuti origenes dan aliran Aleksandria yang membaca Alkitab dengan tiga macai makna: Historis, tropologis (moral), dan pneumatis (mistik). r@ Akhirnya, dia juga

dikritik karena fsrsikap ragu-ragu kepada sifat wahyu bagian-baiian tertentu dalamAlkitab.tol

Augustinus (354-430) CrSrn TeSS[o+"* l( c*5ak

FffiT L.DOB

aoE =ko

sE* iTYID o:^aD tl:"E

=;: a3+ a=>r E'4

+i'rF s{N , s.(\

o.-c. \ o:t

EE.A 8e 5.-

=ocE5 Fa E EG^=-oc

33!! -o+

E5r' :o'E * I'o

6ia a st+c f'B-

DrDil o^ Er -'-