125 104 2MB
Indonesia Pages 100
Pengantar Permakultur: Desain Sistem Holistik Lumbung Kampung Nuswantara
1
TIM LUMBUNG KAMPUNG NUSWANTARA, PENGANTAR PERMAKULTUR: DESAIN SISTEM HOLISTIK Disclaimer: { buku ini adalah copy praperdana lumbung kampung nuswantara sebagai perkenalan sekaligus komitmen kami membangun masyarakat berkelanjutan sesuai kaidah ayat-ayat semesta } Semua dalam tulisan ini tanggung jawab tim, dan tidak interpretasi atasnya. Tulisan dalam buku ini boleh disebarluaskan baik secara elektronis maupun hardcopy. Kami berharap mereka yang menyebarluaskan bukan untuk kepentingan pribadi atau mencari keuntungan sendiri.
2
KATA PENGANTAR Permakultur merupakan pendekatan yang telah terbukti. Semenjak Bill Mollison dan David Holmgren menerapkannya pada awal 1970-an hingga lima dekade kemudian, bukti-bukti telah terhampar. Bukti-bukti ini mendorong orang untik mempelajari dan mempraktekkan permakultur. Saat ini telah ribuan orang mempraktekkan permakultur meskipun dalam skala kecil. Dan telah banyak komunitas permakultur membentuk satu kawasan bersama yang disebut ecovillage, karena memang permakultur untuk dipraktekkan bersama, bukan hanya untuk diri sendiri atau keluarga sendiri. Buku ini merupakan buku pengantar yang sederhana mengenai pengertian, prinsip, dan metode sederhana untuk mempraktekkan permakultur. Buku ini juga ditambahkan beberapa catatan agar kita dapat segera masuk ke alam permakultur dengan mudah. Sehingga tidak ada kata “sulit” untuk memulai dan mengubah diri kita ke dalam permakultur. Buku ini dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin mengubah hidupnya dan memulai kehidupan baru dalam nuansa dan naungan alam berpikir dan alam bertindak permakultur. Permakultur bukan hal baru di Indonesia, namun pustaka permakultur masih sangat sedikit berbahasa Indonesia. Harapan kami buku ini menjadi sarana untuk memulai tradisi penulisan dan dokumentasi 3
permakultur di Indonesia dan dalam bahasa Indonesia. Kami menghaturkan terima kasih kepada teman, saudara, handai taulan yang menjadikan penerbitan buku ini dapat berlangsung. Terima kasih kepada Bapak H. Iskandar Waworuntu, Ibu Darmila Hayati dan Nur Rahman atas bimbingannya, serta temanteman di Bumi Langit Institute. Aan Antariksa dan Marco Kusumawijaya di Bumi Pemuda Rahayu, juga teman-teman kelompok pemuda Pringgodani, Desa Munthuk, Dlingo, terutama Siwi, Siti, Harman dan Sugiran. Habib Husain bin Anis Alhabsyi dan Habib Naufal Alaydrus, serta kawan-kawan di Majelis Ta’lim dan Dzikir Ar-Raudhah Surakarta atas doa dan dukungannya. Terima kasih pula kepada Habib Sholeh Aljufri, bersama santri-santri dan para asatidz di Pondok Pesantren Darul Musthofa Karang Pandan. Terima kasih kepada kawan-kawan petani di Koperasi Berkah Tani Indonesia, Karang Anyar, terutama Sudarmono, Rahmat Subagya, Heru, Akhen, Tri, Saeful Agus, Lukman, Sodik, Sadi, dr Nafi dan dr Wida, dll. Teman-teman Sahabat Lingkungan WALHI Yogyakarta (Fahmi, Debby, Aji, Dewa, Firdaus, Iffah, dkk) dan teman-teman Jogja Berkebun (Hanif dkk), teman-teman Permablitz terutama Paul Daley, Labodalih Sembiring, dkk, terima kasih tak terhingga, juga kepada yang belum dapat disebut satu persatu. Salam. 4
KATA PENGANTAR
“Maka hendaklah manusia memperhatikan terhadap makanannya, sesungguhnya Kami-lah yang mencurahkan air hujan, kemudian Kami belah bumi untuk dimakmurkan, lalu kami tumbuhkan biji-bijian diatas bumi, anggur dan sayur-sayuran, pohon zaitun dan kurma, kebun-kebun (penuh pepohonan) yang lebat, buah-buahan dan rerumputan untuk keperluan hidup binatang-binatang ternakmu” (Al Qur’an Surat ‘Abasa, ayat 24-32)
Drh. Prabowo Respatiyo Caturroso, Ph.D (Padepokan SAHANI Borobudur) Para Pembaca Buku Permakultur yang berbahagia, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur terlebih dahulu ke hadzirat Tuhan Yang Maha Esa, karena segala puja dan puji syukur tersebut hanyalah pantas kita hunjukkan ke hadzirat Allah SWT yang telah berkenan memberikan segala kenikmatan kesehatan jasmani dan ruhani, sehingga mudah-mudahan kita terus mendapat bimbingan dan ridho-Nya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi kita sebagai ‘Abdi Allah SWT dan Khalifah di planet bumi ini, amin. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, insan sempurna pilihan, yang tunduk dan patuh hanya kepada Allah SWT; yang memberikan contoh teladan dalam memimpin dunia dan yang mengajarkan Sistem Kehidupan yang benar dan 5
diridhoi Allah SWT, kepada keluarganya dan para sahabat setia beliau; serta kepada siapa saja di dunia ini, khususnya Bangsa Indonesia yang selalu mengikuti petunjuk-Nya sampai Hari Pembalasan atau Hari Kebangkitan yang akan dialaminya. Sebagai negara agraris dimana 60-70% dari jumlah penduduk Indonesia adalah petani, maka seharusnya kita semua mampu memanfaatkan sumber kekayaan alam berupa lahan subur untuk pembangunan pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan nasional, dan bahkan untuk kebutuhan pangan masyarakat dunia. Meskipun secara realita, membuktikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut masih banyak mengalami kendala yang harus diatasi dan ditata secara arif dan bijaksana. Selama ini Pembangunan Pertanian hanya berorientasi kepada pertumbuhan yang masih ditemukan banyak permasalahan khususnya masalah lingkungan, oleh karena itu mulai saat ini kita harus mempertimbangkan penerapan pembangunan pertanian dengan sistim permakultur termasuk dalam hal perencanaan kota dan pembangunan desa. Desa Ekologis (Eco-Village) merupakan format desa yang kita dambakan menjadi jantung penerapan sistem permakultur ini. Dengan penerapan sistem permakultur ini, kita akan sekaligus belajar mengenai pentingnya hubungan mutual antara manusia dengan alam, di mana manusia memiliki tanggung jawab dan peran penting dalam menjaga dan mengelola alam agar selalu utuh dalam keseimbangan, sekaligus menerapkan kembali kearifan dan keterampilan yang diwariskan dari 6
tradisi-tradisi luhur kemanusiaan, dapat kita pelajari dan diaplikasikan kembali. Tentu saja nilai etika (adab) menjadi fondasi dasar dalam hubungan antara manusia dengan alam ini, dan juga antara manusia terhadap manusia lainnya. Penerapan sistem Permakultur ini, mudah-mudahan mampu menghadirkan kembali makna kemanfaatan yang luas dan menjadi berkah yang melimpah dalam kehidupan kita. Demikian selamat membaca, mari kita membangun pertanian sekaligus menjaga keseimbangan alam melalui sistem permakultur di Indonesia ini, mudahmudahan Allah SWT memberkati kita semua. Amin
7
Daftar Isi Disclaimer
___________ 02
Kata Pengantar
___________ 03
Pengantar Drh Prabowo Respatiyo Caturroso, Ph.D _ 05 Daftar Isi
___________ 08
Apakah Permakultur?
___________ 09
Mengapa Permakultur?
___________ 15
Adab Permakultur
___________ 17
Prinsip-prinsip Permakultur
___________ 22
Sikap (Akhlaq) Permakultur
___________ 42
Bunga Permakultur
___________ 63
Gaya Hidup Permakultur
___________ 81
Langkah-langkah Menerapkan Permakultur ______ 86 Memulai Kebun Permakultur
___________ 89
Penutup
___________ 99
Pustaka
___________ 100
8
Apakah Permakultur itu? Sebetulnya kita tak perlu pusing dengan istilah “permakultur”. Pun tidak perlu ‘rumit’ manakala seseorang menyebut kata permakultur. Permakultur bukanlah metode kompleks yang sulit dipahami atau dilakukan, mungkin itu pula sebabnya permakultur kurang diterima di bangku perguruan tinggi (misalnya sekolah pertanian atau fakultas pertanian). Karena permakultur itu mudah, tidak sulit, bisa dilakukan oleh siapapun, termasuk pula yang tidak bersekolah, tidak seperti materi perkuliahan di perguruan tinggi, jurusan apapun, yang sering membuat mahasiswa mengernyitkan dahi, pusing, hingga terkena stress dan bahkan depresi. Dan permakultur tidak mengenal spesifikasi atau penjurusan, sebagaimana pendidikan sekolah, utamanya perguruan tinggi, yang semakin terspesialisasi, terpecah-pecah, terfragmentasi. Permakultur, meskipun berasal dari sebuah istilah asing, permakultur bukan istilah yang muluk-muluk. Permakultur merupakan istilah yang ‘straight forward’ yang ‘bloko suto’, apa adanya, tanpa tedeng aling-aling, tidak bersembunyi dengan istilah aneh yang sulit dipahami. Di sisi lain permakultur adalah “nama” yang digunakan dan fleksibel dengan istilah atau nama lain, selama memiliki kerangka etika dan prinsip yang “sama”. Permakultur sesungguhnya adalah merancang kehidupan dan menjalani hidup sesuai dengan pola alam, atau sunnatullah, ketentuan dan hukum Allah yang berlaku permanen bagi siapa saja di alam semesta ini. Orang umum menyebutnya hukum alam, atau natural law.
9
Kata 'permaculture' merupakan singkatan dari 'permanent culture' – artinya tatanan kehidupan di atas permukaan bumi yang lestari, terus menerus, permanen. Sebuah tatanan yang abadi hanya bisa terjadi atau terealisasi apabila berada di dalam keseimbangan dengan alam (yang secara relatif berumur panjang, dibanding usia manusia), dengan bumi (ekologi), dengan ekosistem tanaman dan pohon, hewan liar atau ternak, bakteri, jamur, atmosfer (iklim, cuaca dan musim), angin, sinar matahari, gunung dan lereng, air dan sungai, tanah dan semua yang ada di dalam dan di atas permukaannya. Kata ‘permanence’ tidak diartikan bahwa segala sesuatunya senantiasa tetap-sama, atau statis. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan system of permanence adalah mengenai stabilitas, keselarasan dan harmoni di dalam ruang dan waktu, mulai dari tanah dan air yang keduanya hidup, hingga masyarakat yang mandiri atau berdikari maupun kawasan swadaya dan berdaulat; misalnya, sebuah sistem pertanian yang berkeanekaragaman hayati adalah pertanian yang stabil, demikian pula keadilan sosial dalam keberlimpahan akan stabil dan berkelanjutan (sustainable). Mewujudkan keadilan sosial tersebut, tidak dapat tidak apabila dipandang holistik dengan sistem pertanian yang stabil, tata kelola tanah, desain lanskap dan lahan, perumahan, pola konsumsi yang tidak berlebihan, sistem pertanian, dll yang berada dalam satu kesatuan desain, rancangan, perencanaan dan strategistrategi. Permakultur juga berarti permanen agrikultur, atau pertanian permanen. Hal ini mirip dengan pertanian ekologis, di mana prinsip-prinsip ekologis diterapkan ke dalam praktik pertanian. Kadang 10
desain integratif holistik permakultur dikaitkan dengan praktik pertanian terintegrasi (integrated farming), yang dengan desain tertentu dapat mengaitkan elemen-elemen pertanian untuk mendapatkan panen berlipat ganda (multi yields). Atau karena tidak menggunakan pupuk kimiawi atau pupuk sintetik dan pestisida, praktik permakultur kadang dikaitkan dengan pertanian organik (organic farming). Tentu saja ada beberapa titik temu dengan pelbagai metode tersebut, namun permakultur menekankan pada desain pertanian dan integrasi antara desain atau perancangan atau perencanaan dengan praktis pertanian. Permakultur sebagai sistem desain dan sistem pertanian, merupakan pintu sekaligus inspirasi tatanan kehidupan. Bahkan orang juga mengatakannya sebagai kerangka kerja (framework). Meskipun permakultur tidak melulu mengenai pertanian, karena juga membahas desain rumah ekologis, koperasi dan pengorganisasian komunitas, membahas masalah legal dan wakaf lahan, dan pendekatannya bersifat holistik, dasar dari permakultur tetaplah “pertanian” atau tepatnya “kebun”. Bill Mollison menyebutnya sebagai Mollisonian Principles bahwa “semua adalah kebun”. Karena di kebun kita akan melihat semua elemen-elemen berinteraksi satu dengan yang lain dalam satu kesatuan holistik. Bagi saya sendiri, manifestasi permakultur adalah hutan alami, sebuah desain alami yang setiap elemen-elemen di dalamnya berinteraksi satu sama lain dalam satu kesatuan yang menopang kehidupan masing-masing dan bekerja sama.
11
Hal ini menjadi inspirasi bagaimana alam bekerja, yaitu saling pengaruh dan saling berkaitan. Sebagai contoh, bagaimana koloni lebah membangun jama’ahnya sekaligus bekerja sama dengan tanaman, binatang lain, dan beraneka kehidupan yang kompleks di dalam kebun. Kebun adalah kelindan kehidupan yang saling isi dan berbagi manfaat untuk kelanggengan bersama. Desain permakultur, dalam merancang kehidupan, meniru kebun ini. Melihat definisi dan paparan singkat pengertian permakultur, tampaknya semuanya serba indah, seperti impian, bahkan utopia. Apakah benar demikian? Masyarakat kita sudah terlanjur skeptis dengan janji-janji muluk pembangunan, demokrasi, modernitas sejak masa kebangkitan-kembali (renaissance, re-birth, kelahiran kembali) dan revolusi industri. Seperti sesumbar Alfonso de Albuquerque mengenai A Famosa, tahun 1511 atau 917 Hijri. “Yang Tersohor” menawarkan janji-janji muluk bagi bangsa “inlander” yang terbelakang. Dan sekarang selang lebih dari 500 tahun janji itu masih “kosong”. Bahkan tidak saja kosong, beberapa orang akan setuju mengatakan minus, sangat minus. Kondisi kita jauh lebih buruk dibanding 500 tahun lalu. Bukan progress tapi degresi dan degradasi. Permakultur melihat sebaliknya, karena di situlah masalahnya. Permakultur memandang justru industrialisasi, pembangunan nasional berbasis industri, demokratisasi yang mengabdi pada industri, perekonomian berlandaskan industri, dan semua ditopang oleh dollar (monetary system, central banking, fractional reserve) dan minyak bumi (fossil fuels dan petrodollar). Permakultur melihat, sebagaimana dilaporkan dengan rinci oleh 12
AlGore dalam The Inconvinience Truth, kerusakan bumi, kerusakan manusia, terjadi dengan nyata selama periode pasca revolusi industri. Oleh karena itu, permakultur bukanlah utopia, karena bertitik tolak pada perancangan dan tindakan praktis meniru cara kerja alam. Dalam sejarah, permakultur merupakan perenungan mendalam berbagai orang. Orang-orang yang memprotes keadaan dunia dan para environmentalis yang mengadvokasi, membela, atas nama bumi, dalam sejarahnya, merekalah para pioneer permakultur. Permakultur akhirnya dicetuskan oleh Bill Mollison dan David Holmgren pada tahun 1970an. Mereka berdua menerbitkan buku Permaculture One (1978) yang asal muasalnya adalah tesis David Holmgren (1976) dan dibimbing langsung oleh Bill Mollison di Universitas Tasmania, yang mengampu mata kuliah “psikologi lingkungan hidup”. Permakultur merupakan konsep yang membantu manusia mengembangkan satu desain masa depan dengan sistem yang stabil yaitu kombinasi: 1. Kerangka kerja etis atau adab; 2. Pemahaman bagaimana alam bekerja (pola alam dan prinsip sunnatullah); dan 3. Pendekatan ke dalam perancangan atau desain serta strategi-strategi penerapan. Kombinasi unik ketiga aspek ini kemudian digunakan untuk mendukung pembentukan sebuah tatanan kehidupan, berupa kawasan atau desa, yang lestari, berkelanjutan serta pertanian produktif, sehat dan bebas polusi/sampah. Permakultur 13
tidak semata-mata teknik pertanian, tapi perancangan sistem kehidupan. Permakultur sebagai konsep mendorong manusia, sebagai desainer, untuk: Mengembangkan sistem dengan niat untuk mengintegrasikan lanskap alami dengan manusia ke dalam satu kesatuan desain yang harmonis seimbang, yang menyediakan pangan, sandang, papan, bahan-bahan yang diperlukan bagi kehidupan secara esensial, baik yang hidup atau tidak, dalam jangka waktu panjang, mampu bertahan hidup dan dengan cara yang berkelanjutan. Mengembangkan desain dan perawatan serta manajemen ekosistem yang produktif dengan keanekaragaman, resiliensi (kemampuan bertahan) dan stabilitas sebagaimana hadir dalam sebuah ekosistem alamiah. Dalam konteks ini, permakultur bukan hanya desain “individual” namun desain sosial kemasyarakatan hingga tata kota dan perencanaan negara. Mengembangkan dan menggunakan teknologi rendah atau tepatguna, yang rendah input dan menyerap sedikit energi, namun memberikan hasil yang berlimpah dan berketerusan. Menerapkan prinsip-prinsip alamiah ke dalam prinsip-prinsip desain dan mengembangkan sikap dan kecakapan hidup (lifeskill) yang memberikan manfaat bagi tatanan pedesaan maupun perkotaan hingga dalam tatanan berbangsa dan bernegara.
14
Mengembangkan kepemimpinan manusia, sebagai ko-desainer, secara paripurna sebagai khalifah, yang bertanggung jawab bagi kelangsungan masa depan bumi dan manusia.
Permakultur membahas kehidupan secara utuh (holistik). Permakultur juga membahas masalah kepemimpinan, karena sentral pembahasan permakultur adalah “manusia sebagai khalifah”, sebagai desainer kehidupannya sendiri dan tanggung jawabnya terhadap masa depan umat manusia dan bumi.
Gambar 1. Permakultur adalah tentang desain. Permakultur mengintegrasikan bangunan, tanaman, binatang dan kebutuhan manusia ke dalam satu kesatuan holistik
Mengapa Permakultur? Permakultur merupakan cara berpikir dan metodologi yang dikelilingi oleh prinsip-prinsip dan etika. Seorang permakulturis berpikir untuk mendaur ulang, menggunakan kembali dan terus 15
menerus, meregenerasi, membangun koneksikoneksi, menemukan celah produktif dan meningkatkan panen. Pola berpikir dan metode ini didapat dari proses taat asas (konsisten) terhadap etika, proses belajar terus menerus dengan pengamatan dan keterlibatan, terutama dari tradisi adiluhung yang memang terbukti bertahan ribuan tahun. Permakultur memang peduli (concern) pada masalah-masalah kekinian, fasad zaman, baik yang ada di alam maupun pada diri manusia sendiri, seperti:
Perubahan iklim dan pemanasan global Menipisnya dan habisnya energi (bahan bakar fosil) Polusi, privatisasi dan kelangkaan air Benih rekayasa genetika (transgenik atau GMO) yang rentan terhadap penyebaran kanker dan berbagai penyakit Habisnya sumberdaya mineral (fosfor, tanah, dll) Berkurangnya keanekaragaman hayati dan punahnya beraneka binatang dan tanaman. Penggundulan hutan Penggurunan dan rusaknya tanah atau degradasi tanah Rusaknya beberapa habitat (misalnya lahan basah), habitat hutan, sungai dan juga habitat dalam lautan Kemiskinan, ketidakadilan dan ketimpangan sosial ekonomi Hutang dan jatuhnya daya beli 16
Rusaknya makanan (pengawet, perisa, pemanis, penyedap, pewarna, dll) yang berakibat pada kesehatan manusia seperti kemunculan pelbagai penyakit, termasuk penyakit hati/rohani. Konsumerisme, konsumsi berlebihan atas sumber daya, obesitas dan masalah kesehatan Konflik dengan kekerasan dan peperangan Kemiskinan, penindasan, dll. Menipisnya cadangan ikan di lautan
Alih-alih meratapi nasib dan berkutat pada masalah, permakultur melihat masalah itu sebagai solusi, yaitu menemukan celah yang benar di dalam masalah sehingga dapat menghadirkan solusi. Semisal kerusakan tanah maka solusinya ada pada tanah itu sendiri. Karena alam akan menuntun kita pada proses perbaikan diri. Hanya saja dengan desain kita dapat mempercepat evolusi perbaikan tersebut. Dan inilah makna khalifah, sebagai kodesainer terhadap alam.
Adab dalam Permakultur Permakultur bukanlah sains murni, dalam arti netral etik. Sebaliknya permakultur berdasarkan pada kerangka etika atau adab. Sebuah tatanan desain yang mungkin saja canggih, dengan teknologi mutakhir, akan tetapi netral etik, bukanlah permakultur. Permakultur selalu didasarkan dan harus berdasarkan pada etika atau adab. Permakultur didasarkan pada tiga adab; yaitu "adab kepada bumi, adab kepada manusia, berbagi adil". Yang dimaksud adab adalah bukan sekedar 17
sopan santun. Adab merupakan etika yang adiluhung, karena adab menghasilkan akhlaq (sikap budi pekerti), yaitu suatu perbuatan yang lahiriyah sekaligus batin dan spiritual. Adab adalah rasa hormat, rasa peduli, rasa kasih sayang, berinteraksi dan terlibat. Esensi adab adalah bahwa dalam diri kita harus mengembangkan rasa hormat, rasa sayang serta peduli pada kehidupan. Adab terhadap bumi berarti kita menghormati, menyayangi dan peduli kepada bumi sebagai satu kesatuan hayati; adab kepada manusia dimulai dari menyayangi diri sendiri baru kemudian orang lain dan sesama manusia; Artinya banyak orang sudah tidak peduli pada diri sendiri, misalnya dalam hal makanan hanya memperhatikan nafsu lidah ketimbang dampak kesehatan dari makanan. Kemudian berbagi adil adalah dengan menetapkan batas konsumsi diri dan berbagi surplus sehingga tercipta tatanan yang lebih adil, lebih sehat dan lebih harmonis.
Adab Prinsip Energi Prinsip Desain Fungsional Prinsip Alamiah Prinsip Sikap/Akhlaq Gambar 2. Piramida Etika/Adab dan Prinsip Permakultur, disarikan dari pandangan Bill Mollison (www.permaculturefundamentals.com)
18
1. ADAB BUMI: Adalah menghargai bumi sebagai satu kesatuan kehidupan, dan bahwa setiap makhluq Allah di bumi (di atas permukaan, terbang, maupun di dalam bumi) memiliki nilai intrinsik yang berharga, baik diketahui nilainya itu atau belum diketahui oleh kita, manusia. Permakultur bekerja bersama bumi, bukan melawan bumi. Permakultur menggunakan metode-metode yang meminimalkan dampak negatif terhadap bumi. Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya membeli secara lokal, yang berarti mengurangi emisi gas beracun dari kendaraan bermotor, juga memperkuat ekonomi lokal. Memakan sesuai musim dan bersepeda daripada naik kendaraan bermotor, sekaligus menghindari sebisa mungkin penggunaan plastik. Plastik adalah polimer yang dibuat manusia dengan bahan utama minyak bumi. Dalam kajian permakultur, kerusakan dunia saat ini terutama disebabkan oleh eksploitasi minyak bumi dan penggunaannya. Permakultur bukan sekedar advokasi melawan pengrusakan habitat atau hutan, atau juga bukan hanya melawan pengracunan tanah, air dan atmosfer diganti dengan pupuk organik; permakultur adalah menyadari bahwa kita, sebagai manusia, bertanggung jawab atas desain yang menghasilkan kerusakan, dan oleh karena itu bagaimana kita me- redesain dan merancang kembali sistem yang menyehatkan tanpa harus merusak planet. 2. ADAB MANUSIA: Adab manusia dimulai dari menyayangi diri sendiri. Ini bukan egois atau egosentris. Ini bukan selfi. Ini adalah kesadaran bahwa manusia pada hakekatnya baik dan menginginkan kebaikan. Sebagian manusia tergoda 19
untuk memiliki dan menjadi serakah. Padahal apabila ia menyadari dirinya sendiri, dia akan menemukan batas diri. Semua orang memiliki kebutuhan, dan semua kebutuhan ada batasnya. Makan saja dibatasi oleh rasa kenyang. Dengan mengetahui diri sendiri, kita akan mengetahui batas (kebutuhan) diri sendiri. Oleh karena itu, manusia mestinya menata diri terlebih dahulu. Ketika kita berusaha memenuhi kebutuhan diri sendiri, kita mengetahui batas kita terhadap orang lain. Apabila semua orang memperhatikan dirinya maka manusia akan juga memahami diri orang lain dan kebutuhannya. Dalam permakultur, diyakini bahwa alam berlimpah, bahkan dalam genggaman kita bisa lebih dari yang kita butuhkan. Oleh karena itu manusia diundang untuk peduli pada orang lain, karena di dalam diri kita ada hak orang lain. Kita diundang untuk membantu sesama manusia mengakses atau mendapatkan sumberdaya yang dibutuhkan bagi kehidupan mereka. Apabila ada tatanan yang membuat manusia tertindas, atau teraniaya, pastilah bukan permakultur. Permakultur merancang kesejahteraan baik individu ataupun masyarakat. Sebagai individu, kita perlu menjaga diri dan sesama sehingga sebagai masyarakat kita dapat mengembangkan gaya hidup yang harmonis selaras alam. Dalam kepeduliaannya pada diri sendiri, berarti pula kita memberikan yang terbaik bagi diri kita, mulai dari makanan, pakaian, rumah, teman, dan semua yang kita butuhkan. Manusia yang peduli terhadap diri sendiri, pasti tidak akan merusak dirinya, dengan mengkonsumsi makanan beracun, makanan yang membawa risiko penyakit, makanan yang merusak diri. Kesadaran ini juga berarti memberikan yang terbaik bagi orang lain. 20
3. MENENTUKAN BATAS KONSUMSI DAN BERBAGI BAROKAH: Dengan memahami dan mengatur kebutuhan diri sendiri, kita dapat mengatur sumberdaya yang ada dalam “amanah” kita secara bijak. Artinya kita mengambil yang cukup dan membatasi diri untuk tidak serakah. Menentukan konsumsi tidaklah membatasi gerak manusia. Sedangkan surplus merupakan keberlimpahan (barokah) yang disikapi sebagai sarana bukan untuk menumpuk kekayaan, tetapi sebagai peluang berbagi dengan sesama makhluq bumi, baik manusia maupun yang lainnya. Ketiga adab tersebut menekankan pada kesadaran “bumi-cukup” yaitu bahwa: a. Kita tinggal di bumi yang sama (one earth) dan bumi memiliki batas (baik luas, kapasitas, kapabilitas), meskipun “mencukupi” hajat hidup yang ada di bumi. b. Sumberdaya bumi mestilah dibagi kepada sesama manusia dan makhluk lain yang tinggal di bumi (dimanfaatkan bersama). Permakultur membangun mekanisme berbagi sumberdaya antara sesama manusia, binatang dan tanaman, dan lain-lain, termasuk dengan generasi yang akan datang yang juga memerlukan pangan, air dan habitat sebagaimana kita hari ini.
21
Gambar 3. Semua adalah kebun. Kebun bekerja mandiri, swatata, dan memiliki prinsip-prinsip yang dapat ditiru menjadi kerangka kerja dan strategi dalam desain kehidupan manusia
Prinsip-prinsip Permakultur
Permakultur merupakan desain dan strategi sistemik yang didasarkan pada etika dan prinsip desain. Etika dan prinsip ini diterapkan ke dalam desain dan strategi-strategi di sembarang situasi, lahan, rumah, bisnis, pengembangan komunitas dan sosial. Memahami etika dan prinsip permakultur sangat esensial sebelum kita melakukan desain.
22
Adab
• Seting Sistem Alam • Seting Manajemen Sumberdaya
• Input • Siklus • Efisiensi
Prinsip Energi
• Stabilitas • Multifungsionalitas • Saling Dukung • Lokasi Berhubungan
Prinsip Desain Fungsional
• Sumberdaya Hayati • Keanekaragaman • Tepian • Intensifikasi • Percepatan Suksesi
Prinsip dari Alam
Prinsip Perilaku (Akhlaq)
• • • • • •
Kekuatan Alam Panen Kerjasama Kebaikan Proksimitas Aksi Nyata
Gambar 4. Piramida Prinsip Permakultur diurai menjadi prinsip-prinsip dalam desain dan sikap.
Prinsip-prinsip permakultur dirancang agar dapat diaplikasikan di mana saja. Tidak seperti sistem desain dan strategi lain yang mengandalkan situasi dan kondisi yang kontekstual, prinsip-prinsip permakultur diupayakan bersifat universal, sehingga secara obyektif dapat diterapkan di berbagai situasi. Diantara 18 prinsip itu adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Input Energi Prinsip input energi terdiri dari sumber-sumber energi, produktivitas, kebutuhan atau anggaran energi, daya tahan atau umur energi, minimal input dan konservasi.
23
Sumber energi terutama adalah matahari, dan mataharilah yang memproduksi angin, hujan dan biomassa. Sumber energi lain yang dapat dimanfaatkan adalah limbah yang menyimpan energi. Produktivitas energi di mana sistem permakultur harus dapat memproduksi sendiri energi sesuai kebutuhan sistem dan kebutuhan manusia yang tinggal di dalamnya atau yang mengatur keberlangsungan sistem. Anggaran artinya energi yang diperlukan untuk membangun dan merawat sistem haruslah lebih sedikit dibanding energi yang diproduksi, disimpan dan dikonservasi sistem. Umur energi artinya seberapa lama energi dapat tinggal dalam sistem. Semakin lama energi dapat disimpan dan dengan perawatan yang minimal adalah yang terbaik. Input minimal di mana melalui observasi yang tekun dan teliti, sebelum melakukan sesuatu, maka perubahan sesedikit mungkin untuk dampak maksimal dapat dilakukan. Konservasi yaitu sistem bekerja di titik yang sangat penting, tidak membuang energi pada pekerjaan yang tidak produktif. Oleh karena itu gunakanlah kesempatan untuk mengamati siklus alamiah, siklus energi dan prosesproses untuk meminimalkan input pembangunan dan perawatan.
24
2. Prinsip Siklus Energi Hentikan aliran nutrisi dan energi menjauh dari sistem, bahkan desainlah nutrisi dan energi tersebut ke dalam siklus. Setiap peristiwa siklik akan meningkatkan kesempatan mendapatkan panen. Untuk meningkatkan siklus juga untuk meningkatkan panen. Rancang dan bantulah siklus biogeokimia yang ada (karbon, nitrogen, fosfor, kalium, hidrologi, dll), dan jangan menghambatnya. Gunakanlah energi yang masuk (matahari, air, angin, kotoran, dll) pada pemanfaatan yang maksimal dan terbaik, dan terbaik berikutnya, dan seterusnya. Contohnya: membuat bendungan dan sengkedan untuk mengumpulkan dan menahan air, limbah dapur dikompos, koran bekas sebagai mulsa, kotoran digunakan untuk biogas dan pupuk kandang, limbah air rumah tangga dialirkan ke kebun, memanen limpasan dan air hujan, limbah hijauan dikembalikan ke tanah, dedaunan gugur di sekitar pohon menjadi mulsa, menerapkan 5R/5M (resist (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang), recover (memperbaiki)). Tangkap, simpan dan gunakan semua sebelum lapuk dan terdegradasi dan tidak dapat dimanfaatkan lagi sehingga musnah menjadi entropi.
25
3. Prinsip Efisiensi Energi Kunci dari perencanaan efisiensi energi adalah zonasi dan penempatan elemen-elemen (tanaman, ternak dan infrastruktur) sesuai sektor yang ada. Zonasi dimulai dari zona 0, yaitu zonarumah, dan seterusnya. Tempatkanlah elemen-elemen sesuai seberapa perlu kita menggunakan, atau seberapa sering kita memerlukan elemen tersebut. Elemen yang sering dikunjugi dan rutin ditempatkan semakin dekat dengan pusat aktivitas, dan yang kurang sering didatangi diletakkan lebih jauh. Kita dapat menghitung berdasarkan jam setiap hari, hari dalam sebulan, dan seterusnya. Sektor-sektor berkaitan dengan energi “liar” yang masuk, seperti matahari, cahaya, angin, api dan potensi kebakaran, aliran air dan potensi banjir, semua hal ini berasal dari luar lahan (kawasan) atau sistem dan melalui atau masukke dalam sistem. Kemiringan dapat diamati dengan menghitung kecuraman lahan, dan menentukan penempatan elemen-elemen, berkaitan dengan gravitasi dan gerakan bumi, termasuk penempatan bendungan, tangki penyimpan air, akses jalan, drainase, pengalihan banjir dan aliran air, instalasi air limbah dan unit biogas, dll. Tempatkanlah elemen sehingga kita dapat memanfaatkan lahan miring, ketimbang harus membuat tanggul melawan gravitasi. Bekerja cerdas bukan sekedar keras, dan desainlah sistem seolah-olah anda malas bekerja.
26
4. Prinsip Stabilitas Bukan hanya jumlah keanekaragaman di dalam desain yang memungkinkan stabilitas sistem, akan tetapi jumlah koneksi saling memberi manfaatlah antara komponen-komponen yang menentukan stabilitas. Tumpang sari tanaman teman adalah salah satu pendekatan di mana kita meletakkan tanaman ke dalam kesalingberkaitan yang saling asah asih dan asuh. Penempatan tanaman diatur sesuai strategi tumpangsari, seperti kecocokan tanaman, tanaman pengumpan hama, tanaman pengundang predator hama, tanaman tidak disukai hama, tanaman penyedia nutrisi (misalnya memperbaiki nitrogen tanah), tanaman peneduh, tanaman pemagar, dll. Dalam riset menunjukkan bahwa penanaman tanaman pengundang predator, dalam riset adalah kacang panjang dengan labu, yang mengelilingi tanaman inti, dalam riset adalah tanaman jagung, menunjukkan tidak ada penurunan hasil panen. Kita dapat melakukan riset sendiri untuk menemukan kombinasi lain, misalnya antara kenikir dan tomat. Gilda atau paguyuban merupakan istilah yang penting dan menarik. Istilah ini mirip istilah jama’ah atau asosiasi atau kekeluargaan (patembayatan). Paguyuban pohon adalah perluasan konsep tumpangsari yang digunakan untuk menggambarkan rangkaian harmonis dari spesies dalam sebuah klaster di sekitar elemen pusat (biasanya pohon). Sebagai contoh adalah paguyuban satu tanaman buah, dengan tanaman legum atau polong-polongan, misalnya jengkol, yang 27
memberikan pupuk dan naungan, tanaman merambat, seperti ubi jalar yang menghentikan tumbuhnya gulma, tanaman mulsa seperti komfrei dan sereh, tanaman pemanjat yang memanjat pohon buah tersebut seperti merica atau markisa, kemudian tanaman obat atau jamu yang mengendalikan hama. Dikatakan bahwa intelijensia ditentukan oleh koneksi-koneksi saraf otak bukan jumlah sel otaknya. Demikian pula dalam sistem alamiah.
5. Prinsip Multifungsionalitas Setiap elemen memiliki banyak beraneka manfaat. Carilah tahu mengenai suatu elemen, fungsi apa saja sajakah yang dapat dimanfaatkan atau manfaat apa sajakah yang dapat dipanen. Jangan memandang satu elemen sebagai satu fungsi saja. Dengan memandang satu elemen saja kita akan menciptakan sampah. Misalnya saja elemen pohon buah dapat memberikan manfaat berupa buah, biji yang dapat dimakan, biji yang dapat disemai, minyak esensial, bahan bakar, kayu, biomassa, mulsa, ramban ternak, obat, oksigen. Kemudian manfaat bagi lingkungan sekitar berupa: pemecah angin, kendali kebakaran, kendali erosi, tempat hidup binatang liar, penyangga iklim, membantu mengkondisikan tanah subur, menangkap air dan membantu siklus air melalui evapotransportasi, siklus nutrisi dalam, naungan, 28
pohon mati bisa membantu membentuk kontur dan sengkedan. Tubuh pohon membantu menjaga privasi, teralis sebagai rambatan tanaman lain, pagar hidup, juga sebagai bagian dari keindahan pemandangan (biotecture). Setiap komponen di dalam desain haruslah diletakkan dan didesain multifungsinya agar dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara dan strategi.
6. Prinsip Saling Sokong Abiotik: Setiap fungsi penting di dalam desain disokong oleh berbagai elemen yang bekerja sama. Kebutuhan dasar seperti air, pangan, energi, dan perlindungan dari kebakaran (juga perlindungan dari angin siklon, dll) semestinya dapat dipenuhi dengan dua atau lebih cara. Biotik: Sebuah desain untuk persediaan pangan ternak harus memasukkan di dalamnya tanaman umur pendek dan panjang dan tanaman ramban yang dapat dipangkas dan diberikan sebagai pakan bagi ternak, atau ternak diumbar dalam masa tertentu untuk memakan daun-daunan, rantingranting kecil dan polong-polongan. Di situasi kelindan saling sokong, ternak lebih sehat dan bahagia dengan makanan yang beragam, seperti sisa makanan, buah yang jatuh, hijauan rumput dan juga daun singkong dan beraneka biji-bijian. Bayangkanlah dan kembangkanlah visi agar setiap fungsi esensial dapat ditopang oleh berbagai elemen bersama-sama. 29
7. Prinsip Pasangan Setiap elemen memiliki pasangan alamiahnya dan pasangan desain, Pasangan ini meniscayakan koneksi antar elemen, terbangunnya silaturahmi. Untuk itu desain merancangnya dengan penempatan koneksi atau lokasi berhubungan pada elemenelemen. Kita perlu menanyakan, dalam desain kita, mengapa kita meletakkan suatu elemen pada tempat tertentu, dan jawabannya adalah koneksi-koneksi yang terjadi akibat penempatan tersebut, di mana kebutuhan suatu elemen dipenuhi pasangannnya. Dan hasil suatu elemen dimanfaatkan elemen pasangannya. Kita dapatmembuat analisis fungsional atau sering disebut analisis elemen sehingga kita dapat mengetahui dan merancang bagaimana menyediakan kebutuhan elemen dengan elemen lain dan kita pasangkan, demikian pula sebaliknya bagaimana menangkap manfaat dengan menyediakan elemen yang dapat memanfaatkan. Sebagai contoh, karakteristik ayam yang suka membongkar-bongkar tanah dapat dimanfaatkan pada pengomposan, sehingga kandang ayam ditempatkan di tempat kotak pengomposan. Biodigester yang menghasilkan biogas diletakkan di dekat kandang sapi. Kotak cacing diletakkan di dekat kandang kelinci, dll. Tujuan dari rancangan desain fungsional adalah menempatkan elemen pada lokasi yang tepat sehingga dapat dimanfaatkan multifungsinya atau 30
memanfaatkan multifungsi elemen lainnya. Ini adalah rancangan swatata sehingga, alam bekerja mandiri, dengan campur tangan manusia seminim mungkin.
8. Prinsip Pemanfaatan Sumberdaya Biologis Gunakanlah sumberdaya hayati ketimbang teknologi mekanik atau solusi kimiawi. Hal ini didasarkan pada prinsip semua adalah kebun, di mana semua aspek berkaitan dengan aspek lain di dalam lingkungan. Sistem Traktor ternak. Pemanfaatan kebiasaan ternak agar dapat menyalurkan hobi mereka. Misalnya ayam yang suka menggaruk tanah, memakan rumput-rumputan, kambing membantu mengendalikan gulma pohon, sapid an domba yang menjaga area umbaran, dan cacing yang bekerja mengurai bahan organik menjadi pupuk, dimanfaatkan dalam desain. Pupuk. Untuk memperbaiki tanah dan pupuk kita menggunakan solusi berupa kompos, kotoran ternak, pupuk kandang, legum, limbah hijau, mulsa, kompos jamur, kascing cacing dan rumput laut. Hama. Gunakan sumberdaya biologis demgan penanaman tanaman anti hama, tanaman pengumpan, habitat predator, tempat tinggal predator, membuat pestisida alami dari bahanbahan tanaman seperti tembakau atau mimba, dll.
31
Pelajarilah bagaiman norma tradisional dalam pengendalian hama. Amatilah bagaimana alam bekerja dalam mengendalikan hama.
9. Prinsip Keanekaragaman Buatlah sebanyak mungkin keanekaragaman yang berinteraksi di dalam ekosistem, sehingga mereka dapat saling jaga satu sama lain, saling merawat dan swatata. Kemudian buatlah menjadi lebih sederhana dalam kompleksitas keanekaragaman itu dalam koneksi-koneksi kerjasama. Alam. Ekosistem dengan kenakeragaman cenderung untuk dapat memperbaiki diri segera ketika datang gangguan dan mengembalikan keseimbangan dalam proses siklus material dan aliran energi. Sedangkan ekosistem monokultur atau kurang keanekaragaman dapat dengan mudah diganggu sehingga kita kehilangan sumberdaya dan lebih banyak input diperlukan, termasuk tenaga kerja manusia. Manfaat. Dengan keragaman yang tinggi maka semakin beragam habitasi (micro habitat), meningkatnya iklim mikro, meningkatnya kesempatan untuk hidup berdampingan, dan koneksi saling memberi manfaat antar spesies dan elemen. Hal ini menjadi semacam asuransi terhadap kemungkinan gagal tanam. Walhasil keanekaragaman dan multikoneksitas akan meningkatkan kestabilan ekosistem dalam menata diri dan menjaga diri dari kegagalan.
32
10. Prinsip Tepian Mendayagunakan dan optimalisasi tepian. Tepian adalah bertemunya dua ekosistem yang membentuk denyut alam (ecotone), tempat atau titik di mana biasanya mengandung keanekaragaman spesies dan bukan ekosistem yang tumpang tindih dalam persaingan. Dengan mengenali dan mengikuti pola alam ini kita dapat meningkatkan produktivitas ekosistem, termasuk peningkatan proses fotosintesis yang menangkap energi matahari secara optimal, dan kemudian adalah peningkatan panen secara signifikan.
11. Prinsip Intensifikasi Kembangkan sebuah sistem skala kecil namun intensif dengan pelapisan dan pemanfaatan celah sebagai peluang. Pelapisan tanaman. Yaitu strategi desain untuk memanfaatkan tanaman dalam berbagai lapisan sehingga mengikuti atau meniru pola hutan alami. Pelapisan waktu. Yaitu proses penanaman dan suksesi dengan tanaman berikutnya di dalam sebuah area sebelum tanaman awal habis dipanen Celah di dalam ruang. Yaitu mengisi semua celah untuk mengatur tumbuhan gulma dan rumput atau tanaman yang tidak diinginkan yang “mencuri” celah yang ada. Celah di dalam waktu. Seringkali dikaitkan dengan siklus kesempatan. Kebanyakan sayur
33
berumur pendek lebih baik ditanam pada bulan atau musim tertentu. Celah di dalam ruang dan waktu. Mengatur strategi penanaman dengan jadwal apa yang harus dikerjakan dan kapan itu dikerjakan. Penjadwalan terjadi pula di alam, sebagai contoh adalah migrasi burung atau kupu-kupu pada waktu tertentu. Penalaran yang mendasarkan pada kompetisi, kita menalar untuk menciptakan celah pada kebun. Intensifkan produktivitas melalui pelapisan dan memanfaatkan celah dalam kehidupan.
12. Prinsip Suksesi (Percepatan Evolusi) Arahkan dan percepat suksesi dan evolusi dari sistem anda. Teknik-teknik percepatan suksesi:
Manfaatkan apa saja yang telah tumbuh, biasanya rumput dan gulma, untuk meningkatkan kesuburan tanah Menanam tanaman yang dapat bertahan hidup dalam lingkungan lahan dan dapat meningkatkan kesuburan tanah, misalnya legume Tingkatkan keorganikan tanah dengan mulsa, limbah hijau, kompos dan pupuk hijau atau pupuk organik
34
Gantikan tanaman pioneer dan herbal dengan tanaman utama (klimaks) yang lebih bermanfaat
David Holmgren menyatakan bahwa penggunaan api (membakar), pencabutan gilma dan penanaman ekstraktif demi untuk mendapatkan panen yang melimpah seketika adalah strategi yang berlawanan dengan menangkap dan menyimpan energi. Dengan mengikuti pola alam dan mendampingi makhluk hidup yang hadir kita akan segera mengubah lingkungan menjadi sistem produktif.
13. Prinsip Kekuatan Alam Bekerja dengan alam, bukan melawan alam; elemenelemen, kekuatan, tekanan, proses, agensi-agensi, evolusi, dll; sehingga kita dibantu bukan dihalangi oleh alam. Permakultur didasarkan pada sebuah filosofi bekerja dengan alam, melalui pengamatan yang teliti dan penuh perenungan, memperhatikan sistem-sistem alam bekerja dengan manusia di dalamnya, dengan segenap fungsi-fungsi ketimbang mencari panen satu jenis dan berbasiskan uang, sehingga kita membuka sistem terbuka untuk menfemonstrasikan evolusi dirinya menjadi semakin baik. Di dalam desain bersama alam, kita dapat mendesain lanskap yang bekerja seperti halnya sebuah sistem alam yang sehat, di mana energi dikonservasi, limbah didaur ulang dan sumberdaya menjadi berlimpah. 35
Di mulai dari lingkungan rumah kita dapat menggunakan kekuatan alam dengan mengalirkan angin menyejukkan rumah, menanam tanaman lokal di kebun pekarangan. Apabila kita mendapat angin yang bertiup kencang, kita dapat menanam pohon pemecah angin, melambatkan angin atau malah memanfaatkannya sebagai sumber energi listrik. Seperti halnya burung yang terbang tanpa usaha, melayang di udara, memanfaatkan kekuatan aliran angin.
14. Prinsip Panen Hasil panen, secara teoritis, tidak terbatas. Yang membatasi panen dari suatu desain adalah kreativitas kita. Artinya semakin kreatif kita dalam desain maka panen semakin beragam dan semakin banyak. Kreativitas diperoleh dengan informasi dan imajinasi, gabungan keduanya akan menciptakan gagasan dalam desain. Penyebaran hasil panen sepanjang waktu didapatkan dengan:
Dengan seleksi tanaman pada penanaman awal, tengah dan akhir musim Mulai menanam (kembali) pada awal masa berbuah Dengan menanam varietas yang berbuah sepanjang musim dalam jangka waktu panjang Dengan meningkatkan keanekaragaman secara perlahan di dalam sistem, sehingga 36
daun, buah, benih dan akar dari suatu varietas dapat dimanfaatkan Dengan menggunakan spesies yang dapat menyimpan makanan atau dapat awet seperti umbi-umbian, biji keras, kacang-kacangan, kayu bakar, rhizome yang dapat dipanen bila diperlukan Dengan teknik-teknik seperti pengawetan, pengeringan, pengasinan, pembekuan atau pendinginan, bahkan fermentasi Dengan dipertukarkan dalam pasar komunitas Dengan pemanfaatan lahan dari perbedaan ketinggian dan situasi
15. Prinsip Gotong Royong Prinsip ini menyatakan bahwa secara alami semua bekerja sama dan tidak bersaing. Persaingan adalah persepsi manusia. Kerjasama adalah dasar sistem kehidupan dan ketahanan hidup di masa depan. Di dalam tradisi Barat, terutama semenjak Darwin memperkenalkan konsep evolusinya sebagai “survival of the fittest”, peradaban manusia modern, yang sering dikenal sebagai Darwinisme sosial, berkompetisi satu sama lain ketimbang bekerja sama. Akibatnya kerjasama di dalam industri diperlukan dan menjadi input yang luar biasa besar. Padahal kerjasama ada inheren pada diri manusia dan alam. Namun hal inilah yang menjadi bagian dalam sistem ekonomi dan keuangan modern. Tampaknya ada kesengajaan untuk mengkelirukan 37
makna “survival of the best fit” yang semestinya adalah kemampuan beradaptasi suatu organisme di dalam lingkungan sehingga ia dapat bertahan hidup. Juga terdapat tradisi ilmiah yang reduksionis yang menjadikan ilmu terpecah-pecah ke dalam spesifikasi-spesialisasi. Sekitar tahun 1970an dambaan akan reintegrasi ilmu mulai mencuat kembali dan orang mencari ilmu dan kehidupan yang holistik. Permakultur adalah bagian dari gerakan ini. Mengintegrasikan berbagai disiplin ke dalam proses desain. Setelah abad 21, kesarjanaan multidisipliner mulai diterima perguruan tinggi, meskipun praktek kehidupan multidisipliner belum sepenuhnya dipraktekkan oleh banyak pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Penting dicatat di sini adalah bahwa niat untuk menjadi mandiri bukan berarti menyingkir dari masyarakat. Bermainlah dengan baik dan berbagilah mainan anda.
16. Prinsip Berpikir Positif dan Bertindak Kreatif Semua hal bekerja dua arah, masalah adalah juga solusi. Ini tergantung pada bagaimana kita melihat sesuatu. Apabila angin dingin bertiup, bagaimana kita dapat memanfaatkannya, kekuatan dan dinginnya. Intinya adalah bagaimana memandang sesuatu secara positif. Dan yang ada di alam hadir ke dalam sistem kita adalah anugerah yang dapat kita siasati dalam desain. Jadi semua terpulang pada kita untuk menyikapinya dan menyesuaikan desain kita. 38
Jangan anggap gulma sebagai musuh, seringkali gulma adalah indikasi kesehatan tanah. Kita dapat mengidentifikasi gulma sebagai indikator tanah. Selain itu gulma dapat berfungsi sebagai mulsa. Dapat pula dipergunakan sebagai bahan kompos. Atau dapat pula sebagai makanan tambahan bagi ternak. Beberapa gulma malah menjadi obat bagi ternak. Dalam kehidupan kita bisa letakkan masalah sebagai suatu elemen, kita analisis, dan kita letakkan pada desain kita agar ditemukan solusinya. Kita bisa menemukan sisi positif dari setiap sesuatu. Semua hal memiliki sisi positif, tinggal bagaimana kita menemukannya dan memanfaatkannya.
17. Prinsip Proksimisitas Proksimisitas adalah “usaha untuk mendekatkan”. Tanamlah tanaman pangan di dekat di mana manusia tinggal atau hidup. Maka penting sekali menanam tanaman pangan di perkotaan. Tidak ada gunanya menanam tanaman pangan di tengah hutan. Permakultur bertujuan untuk mengembalikan kedaulatan pangan. Dalam lingkungan perkotaan, kita dapat merancang kebun kota, memperbaiki bangunan dan mendesain rumah atau gedung yang dapat dimanfaatkan untuk menanam, menyimpan dan membangkitkan energi sendiri, menggunakan energi secara efisien, teknikteknik dalam panen sinar matahari, memanfaatkan iklim, tahan cuaca, pemanfaatan tenaga angin, teralis aliran udara, transportasi murah, kerjasama pembangkit listrik, dll. 39
Dengan pelapisan dan pemanfaatan celah, sebuah sistem produksi pangan dapat diterapkan di sebuah area sempit, seperti balkon apartemen. Lebih jauh lagi, dengan mengembangkan produksi pangan di perkotaan akan mendorong tetangga untuk bersama-sama bertanam pangan, membangun kebun komunitas, menanam di pinggir-pinggir jalan dan lahan nganggur dengan pohon buah dan sayuran, atau bergabung dengan kelompok gerilyawan kebun. Kita bisa mengembangkan apa yang disebut “jejak pangan” yaitu seberapa banyak kita menanam pangan, dan mengubah kawasan perumahan sebagai pasar pangan.
18. Prinsip Praksis dan Demonstratif Jangan hanya bicara saja, lakukanlah. Dengan memberikan contoh kita dapat menjadi teladan. Informasi merupakan sumberdaya potensial dan sangat penting. Informasi menjadi sangat berharga justru ketika kita sudah mempraktekkannya, bukan berapa banyak buku yang kita baca. Saat ini kita dikelilingi sangat banyak “informasi” yang tidak menjadi pengetahuan yang berharga, karena hanya bacaan dan tulisan, yang semakin hari semakin kehilangan makna. Memaknakan informasi hanya bisa dilakukan dengan mempraktekkannya. Kenyataannya, setiap praktek akan menemukan pengetahuan baru, kiat-kiat, strategi, taktik dan teknik baru. Hal ini niscaya karena konteks dan 40
kondisi serta situasi yang berbeda dan berubah antara satu dengan yang lain. Tidak perlu menunggu untuk “cukup informasi” malah sebaliknya satu informasi mungkin cukup untuk memulai praktek. Karena proses belajar sesungguhnya ada pada kegagalan-kegagalan yang merupakan “masalah sebagai solusi”. Mulailah dari apa yang kita tahu seberapapun pengetahuan tersebut. Mulailah dari balik pintu dapur, makanan kita, bagaimana mendapatkan dan mengolahnya. Permakultur juga mengenai berbagi. Catat pengalaman belajar anda, difoto atau divideo, didokumentasikan dan disebarluaskan, sehingga orang lain juga dapat belajar. Dengan berbagi pengalaman, maka pengetahuan lebih kuat dan berpengaruh ketimbang berbagi teori-teori saja.
Gambar 5. Integrasi elemen-elemen dalam lokasi berhubungan sehingga dapat bekerja sama, menyokong bersama suatu fungsi dan memanfaatkan multifungsi dari elemen-elemen menciptakan tepian-tepian produktif dalam sistem holistik swatata merupakan manifestasi alam secara paripurna. Kebun meniru alam, kehidupan meniru kebun.
41
Sikap (Akhlaq) Permakultur Prinsip sikap atau perilaku desainer ini penting untuk hadir pada diri pelaku atau permakulturis dalam merancang desain. Prinsip ini disampaikan atau dikemukakan oleh Bill Mollison (dan juga beberapa guru permakultur, termasuk Toby Hemenway dan Rosemary Morrow).
1. Masalah adalah Solusi Masalah hadir di alam sebagai solusi. Bill Mollison mengatakan bahwa “sawah anda tidak memiliki masalah dengan keong emas, anda hanya kekurangan bebek”. Setiap hama (sebagai masalah) sebetulnya adalah potensi untuk mengembangkan budidaya yang lain. Konflik adalah sebuah pelajaran agar kita dapat menata emosi dan hati. Pemberitaan media yang simpang siur, penuh dengan hoax (berita bohong) adalah pertanda untuk mengabaikan mereka. Naiknya harga-harga adalah petuah agar kita mengurangi konsumsi dan memproduksi sendiri.
2. Semua adalah kebun Semua yang ada di alam akan kembali ke alam. Kebun terbentuk dengan sendirinya, misalnya, pada mobil tua yang tidak dipergunakan dalam waktu sangat lama. Alam memperbaiki dirinya dengan daur ulang dan penguraian. Kemudian membentuk lingkungan ekologisnya secara mandiri.
42
3. Bekerja dengan alam, bukan melawan alam Tunggulah hujan ketika akan membuat kompos, sehingga alam akan membasahi dirinya sendiri. Alam memiliki jalannya sendiri untuk membentuk siklus abadi. Setiap usaha melawan alam akan hancur. Fukuoka mengatakan, bahwa alam, apabila dilawan, akan kembali mempertahankan diri dengan serangan yang mematikan. Betapa banyak bangunan hancur karena melawan alam.
4. Semua yang ada di alam bekerja dua arah Ulat pada pohon murbei dapat dilihat sebagai dua hal; negatif yaitu sebagai hama, dan positif yaitu sebagai penghasil kokon bahan pembuat sutra. Kita juga dapat melihat bahwa apapun yang kita kerjakan akan berefleksi pada alam. Dan apapun yang terjadi pada alam akan terefleksi pada diri kita sendiri. Orang India menyebutnya karma.
5. Bekerja di tempat yang dapat memberikan dampak baik Membuat prioritas tempat kita bekerja adalah untuk fokus dan sesuai kemampuan kita. Lebih baik menanam 10 pohon dan hidup (dampak) daripada 1000 pohon namun 90%nya mati (kurang berdampak). Seseorang yang memiliki tiga prioritas adalah seseorang yang tidak memiliki prioritas. Tentukan 43
prioritas sesuai skala kita dan fokus pada prioritas tersebut. Kerjakan secara bertahap.
6. Tidak ngoyo (Minimum upaya, berdampak maksimal) Ubahlah sesuatu, termasuk diri sendiri, satu per satu, bertahap, dengan aliran dan siklus sesuai pola alam. Tidak perlu ngoyo, karena dengan sedikit kerja kita dapat membuat dampak yang maksimal. Misalnya dengan melatih anak dan bekerja sama dengan anak akan memberi dampak lebih besar daripada bekerja sendiri.
7. Panen dan Faedah secara Teori Tidak Terbatas Ketika kita meletakkan elemen-elemen bersama dan berhubungan simbiotik, kita akan mendapatkan pelipatan manfaat yang dapat dipanen. Ketika kita melihat celah untuk dimasukkan ke dalamnya elemen baru, maka pelipatan manfaat menjadi lebih berganda lagi menjadi keberkahan yang tidak terbatas. Setiap elemen akan menciptakan celah baru dan belajar untuk semakin multifungsi dan menjadi multi manfaat. Panen lain yang dapat dipetik adalah koneksinya dengan daerah-daerah yang lebih luas melampaui batasan lahan. Kita dapat mendayagunakannya dengan mengisi celah dan menata desain.
44
8. Lanskap adalah Pustaka Terbuka Alam adalah sebuah buku, dan lanskap yang ada adalah buku yang dibuka. Lanskap akan memberikan informasi yang utuh dan apa adanya, di mana kita membaca, menafsir dan merespon. Dengan pengamatan dan perenungan kita akan dapat menemukan “spirit” tempat tersebut, dan menyatu di dalamnya untuk merancangnya dalam kesinambungan.
9. Informasi yang Intensif, Perenungan yang Serius Permakultur adalah informasi yang intensif dan perenungan yang serius. Poin penting permakultur adalah perancangan atau desain, di mana lebih baik 100 kali berpikir dan 1 kali bekerja ketimbang berpikir sekali namun bekerja ratusan kali karena desain yang “kurang baik”. Karena redesain (desain ulang) memerlukan upaya ekstra ketimbang sejak awal bijaksana terhadap sektor dan elemen dalam rancangan lanskap. Hal ini bukan berarti tidak bekerja. Bahkan dalam bekerja kita juga menimbang uji coba untuk belajar. Setiap kesalahan juga sarana belajar. Dengan skala kita dapat mengukur tingkat belajar kita sehingga tidak terjadi kerusakan.
10. Tidak berlebih-lebihan Sebagaimana adab untuk menetapkan batas “kebutuhan”, memisahkannya dari keinginan, dan menyederhanakan pemenuhan kebutuhan, maka kita juga sebisa mungkin menghindari sikap berlebih-lebihan. Berlebih-lebihan adalah sikap 45
tamak, ingin selalu lebih, serakah, ingin yang terbanyak, melebihi kebutuhan, dan akibatnya adalah kemubaziran, kesiasiaan.
Merancang Desain/Sistem Permakultur Permakultur, sebagaimana dibahas, merupakan sebuah “proses” desain ekologis – bagaimana kita mempelajarinya dari alam, menirunya ke dalam rancangan dan merencanakan aktivitas kehidupan kita. Metode desain diterapkan dalam konjungsinya (hubungannya) dengan etika dan prinsip-prinsip desain sebagaimana telah dibahas, dan dengan meniru pola alam untuk menciptakan keseluruhan tatanan sebagai satu kesatuan holistik. Ada berbagai proses desain dan metode-metode yang dapat digunakan. Beberapa metode memerlukan praktek dan uji coba; Kita membahasnya dengan membagi langkah-langkah metode desain ke dalam dua langkah besar yaitu 46
langkah SADAR & langkah TREO yaitu Survei, Analisis, Desain, Rencana Aksi; kemudian Penerapan, Rawat, Evaluasi dan Oprek.
Gambar 7. Proses Desain dalam Permakultur.
47
1. Survei
Survei merupakan kajian (assessment), di mana kita melakukan pengamatan (observasi) dan berinteraksi secara seksama dan mendalam pada lingkungan kita, lanskap dan ruang-waktu. Ada dua hal yang perlu kita observasi dalam survei yaitu survei lahan, dan wawancara orang-orang.
Survei lahan
Membuat sebuah peta dasar overlay (peta, kontur, aliran air, sektor-sektor, matahari, angin, bangunan, gambar penampang) dengan kondisi yang ada (existing) sebelum perancangan. Mengetahui Akses kerja dan/atau ke lokasi. Survei kehidupan liar, termasuk tanaman dan binatang. Survei jenis dan karakteristik tanah. Survei tanaman yang telah ditumbuhkan atau ditanam sebelumnya.
Berikut ini adalah daftar pengamatan atau survei pada lahan Daftar Pengamatan/ Survei Sejarah dan latar Arah Timur dan Barat, belakang lahan: informasi terbit dan dari tetangga, catatanterbenamnya matahari catatan arsip, informasi di musim yang berbeda dari sejarawan, pustaka, Topografi, kemiringan, foto-foto, peta, data lereng dan aspek, arkeologi, data geologi teras, garis kontur, dll Aturan main setempat: Permukaan batu, batu aturan pemerintah, besar, cadas, kerikil, kesepakatan warga jenis bebatuan, dll
48
sekitar, pengelolaan sampah, listrik, air warga, pengelolaan irigasi kelompok tani, pupuk, apa yang boleh dan tidak boleh dalam hal bangunan, jenis tanaman, dll Kebun sekitar yang berpengaruh terhadap kebun kita: penggunaan pestisida, pupuk, aliran air, gelombang elektromagnetik atau sinyal, dll Desain dan aktivitas tetangga yang mempengaruhi desain kita: kebisingan, limbah, bau, silau, teduhan, penghalang, binatang peliharaan (kucing, anjing), jenis dan jumlah tamu/pengunjung, sekolah, rumah sakit, industri/pabrik, tembok, dll Sumberdaya tetangga: bahan organik, tanah, penggergajian kayu, pengolahan pangan, warung, toko, kelontong, tempat pembuangan sampah, pembibitan, jumlah penduduk, norma gotong royong, pengolahan daur ulang dan barang bekas, dll
49
Iklim mikro: panas, dingin, basah, kering, di waktu siang, di waktu malam, terlindungi, terbuka Tanah dan jenisnya: drainase, tanah berat atau ringan, pasir atau liat, kaya atau habis, stabil atau merosot, pemadatan Air: zona banjir, mata air tiban, pola drainase, selokan, saluran air kecil, empang, aliran air pada saat hujan, dll Pemandangan: bagus, kurang, potensial Lokasi bangunan di lanskap dan setempat: rumah, garasi, pagar, tembok dan dampak lingkungan setempat berupa bayangan, naungan, pemecah angin, luapan air, dll Jenis vegetasi: spesies lokal, oportunistik, berbahaya, langka dan kondisi kesehatan mereka. Binatang: ternak, peliharaan, lokal, dari luar, menakutkan, menjijikkan, berbahaya, dll Jalan dan frekuensi penggunaan,
Penggunaan listrik, telepon genggam, wifi, microwave, gas elpiji, gas buangan kendaraan, gas buangan generator, dll Area teduhan dan pencahayaan matahari, pada musim/waktu berbeda Arah angin dan intensitas, dan perubahannya, angin musim, dll Jumlah curah hujan, musim, dll
kendaraan berat, ringan, jalan kaki, sepeda, kendaraan umum, truk, kendaraan berat Akses: mudah untuk membawa barang berat, lokasi keran air, tangga, pintu, gudang, garasi, dll
Survei orang-orang
Wawancara (calon) pengguna dan pengelola FGD (Focus Group Discussion) atau Kelompok Diskusi Terarah
2. Analisis
Setelah kita mengumpulkan banyak informasi yang kita perlukan, dan kita presentasikan kepada pengguna dan pengelola, apa yang kita temukan dan mendapatkan komentar balik. Sekarang kita siap untuk menganalisis data dan mencoba membaca kembali data-data tersebut. Beberapa perangkat, metode dan teknik dapat kita gunakan, dan tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Fase ini bisa saja dianggap sebagai bagian dari fase pengamatan atau survei, atau justru masuk pada fase berikutnya, yaitu fase mendesain.
50
Lembaran TABIB (Tanaman, Binatang, Bangunan) Analisis Input dan Output atau Analisis Elemen Analisis Sektor Analisis SWOC (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan) Analisis Jejak Ekologis Analisis Eksklusi Tanaman Zona 1: Kebun Rumah
Binatang Cacing, Lebah, Binatang peliharaan
Zona 2: Hutan Pangan
Ternak Kecil (Ayam, Bebek, Kelinci, Lebah) Sapi, Kerbau, Kambing, Kuda, dll
Zona 3: Pertanian Produksi Zona 4: Hutan Produksi Zona 5: Hutan Konservasi
Kuda, Sapi, Kerbau
51
Bangunan Rumah kaca, Garasi, Pembibitan, Biogas, Kolam Aquaponik, Bedenganbedengan lubang kunci, spiral, mandala, labirin, dll Gudang, Kandang, Kolam, Hugel Saung, Umbaran, Irigasi tetes, Irigasi resapan, Tampungan air, Kolam Telaga
Analisis input – output (Analisis Elemen)
Kita dapat membuat Lembaran Elemen TABIB yang memberikan informasi mengenai daftar elemenelemen yang akan mengisi desain dan kemudian kita melakukan analisis masing-masing elemen - ayam, tanaman, kandang, bedengan kebun sayur. Semua input yang diperlukan per elemen didaftar, kemudian output yang dihasilkan dan karakteristik intrinsik juga didaftar. Bagaimana kebutuhan (inputs) dapat diberikan oleh sistem? Bagaimana hasil (outputs) dapat dimanfaatkan oleh sistem? Bagaimana perilaku dan kebiasaan dapat digunakan secara produktif oleh sistem? Metode analisis ini dapat pula digunakan untuk menganalisis semua kebutuhan sistem dan semua hasil dari sistem. Sehingga kita dapat menghitung secara lebih akurat. 1. Berapa biaya yang diperlukan? Biaya uang, waktu? Input sumberdaya apa saja yang diperlukan? Input apa saja yang telah ada? dll 2. Berapakah biaya untuk perawatan? 3. Panen dan output apa sajakah yang akan dihasilkan oleh elemen dan sistem? 4. Di manakah kekurangan sumberdaya yang ada saat ini dan bagaimana mendatangkannya?
52
Input
Output
Gambar 8. Analisis elemen lebah meliputi input yang dibutuhkan lebah, output atau hasil yang diperoleh dari lebah serta karakteristik lebah. Input dapat disediakan lokal, kita mendesain semua elemen yang dapat memberikan input bagi lebah. Output adalah panen yang dapat diperoleh dari lebah dengan merancang elemen-elemen yang dapat memanfaatkan hasil output dari lebah. Dan karakteristik dari lebah yang dapat dipanen atau dimanfaatkan elemen-elemen lain yang berdekatan dengan lebah.
3. Desain Perencanaan Sektor
Perencanaan sektor didasarkan pada analisis sektor (lihat bagian sebelumnya, Analisis). Gambar lokasi dapat diabstraksi dengan garis-garis yang menunjukkan mata angin, dan sektor-sektor terkait: Angin, arah pencahayaan matahari (terbit terbenam di beda musim) dan intensitas per hari, sumber air dan gerak aliran air, keyline dan keypoint, pola kehidupan dan gerak binatang liar (burung, ular, 53
rubah, biawak, kelelawar, dll), kendaraan dan energi-energi lain yang ditambahkan untuk membangun sebuah gambar bagaimana energienergi mengalir. Potensi kebakaran dan banjir pada musim tertentu (titik lokasi), karakteristik lahan/tanah, kemiringan, aspek, bangunan yang ada dan orientasi, iklim mikro, pemandangan, dll. GAGASAN DESAIN KEBUN Arah sinar matahari (dari Timur ke Barat)
arah angin
Gambar 9. Permakultur mendesain dengan memperhatikan sektor-sektor bawaan seperti kemiringan lahan, matahari, angin, aliran air, dll dan memanfaatkan energi yang masuk secara efisien.
Perencanaan Zona
Ini merupakan metode desain dan proses desain untuk memaksimalkan efisiensi energi. Kegiatankegiatan dibagi menjadi zona-zona yang berbeda, tergantung pada frekuensi penggunaan, kegiatan, perawatan dan kunjungan. Zona 0: Pusat kegiatan – diri (tubuh, akal, jiwa, ruh), anak-anak, rumah dan dapur. Di sini memerlukan investasi energi dan waktu yang besar. Zona 1: Kebun rumah, pekarangan, tanaman bumbu dan sayuran, tempat mengompos, gudang alat, rumah kaca pembibitan, dll. Di sini tempat paling intensif. Zona 2: Hutan pangan dengan ternak kecil 54
seperti ayam dan lain (kelinci, bebek), tangki penyimpanan air, pemecah angin, pohon-pohon buah, empang. Zona 3: Kolam, pohon buah, gubuk, lahan pertanian produksi, tegal, bulak sawah, ternak besar (sapi, kuda, kerbau, kambing), dll. Zona 4: Hutan produksi, penggembalaan ternak, bendungan, tanaman makanan ternak, memanen hanya yang berlimpah. Zona 5: Zona liar, di mana alam berperan utama dan di mana kita belajar, sumber plasma nutfah, panepen (rumah untuk menyepi atau uzlah).
Analisis Jejak Ekologis
Pendekatan atau metode analisis jejak ekologis (ecological footprint) juga dapat digunakan di dalam desain, khususnya untuk memeriksa dampak ekologis dari desain-desain yang berbeda dibandingkan dengan kondisi yang telah ada sebelum desain, dan dapat membantu kita membuat keputusan. Analisis ini digunakan untuk membantu kita menyeleksi elemen-elemen, bahan-bahan yang digunakan, alat-alat, perangkat pendukung, prosesproses, dan seluruh desain agar selaras dengan prinsip-prinsip dan kerangka etik permakultur.
55
Zona 5 Kawasan hutan liar
wanapangan
bedengan permanen
ayam kolam
rumput
rumah
Zona 1 Sayur Bumbu
Zona 3 Buah2an, Legum Kayu, pertanian
Kebun & bedengan intensif Zona 2 Perdu buah, bambu Buah-buahan
Zona 4 Pohon kayu, jamur Panen tanaman
Gambar Sebuah perencanaan perencanaan zona pada lahanlahan 1000 Gambar 10. 7. Sebuah zona untuk m2. Kebun sayur, bumbu, jamu dan pohon buah pendek, 2 1000rumput m pinggir kota. Sayuran serta dan ornamen ditanamhijau, di zonabumbu, 1. Buah-pohon buah pendek, rumputjuga yang dapat di-makan buahan, perdu, ramban, kolam, ayam, kelinci dalam ditanam di zona 1.pada Buah beri kolam, sebuah wanapangan zona 2. bersama Zona 3 terdiri dari ayam sawah, serealia, umbipangan singkong, musiman, serta hutan dipohon zona buah 2. Zona 3 lebihpisang, banyak pohon seperti sapi atauzona 4 pohonasam, besarkandang sepertiternak pohonbesar asam. Sementara kambing, dll. Zona 4 untuk umbaran ternak dan pohon kayu, serta kayu bakar. Zona 5 merupakan hutan liar yang sangat jarang disentuh.
Analisis ini dapat pula dikombinasikan dengan Analisis Jejak Karbon (carbon footprint) dan metode eksklusi McHarg. Saat ini Indonesia menggunakan Analisis Lingkungan Hidup Strategis 56
(LHS) sebagai pengganti AMDALS (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Sosial)
Metode Skala Permanen dan Perencanaan Keyline
P.A. Yeomans pada tahun 1953 memperkenalkan sebuah konsep perencanaan dan desain Skala Permanen (Scales of Permanence) dan Sistem Keyline. Dalam bukunya Water for Every Farm dijelaskan metode ini dengan terinci. Metode ini memberikan kerangka kerja desain lanskap terintegrasi dalam skala luas yang bermanfaat dalam permakultur. Tujuan utama metode ini adalah memanen air dan tata kelola tanah pada lahan. Dengan pendekatan ini kita dapat meletakkan beberapa elemen secara strategis seperti jalanan, pepohonan sabuk pelindung, pemagaran, bangunanbangunan, kolam dan bahkan tata ruang wilayah desa.
Biodinamika
Metode ini diperkenalkan oleh Rudolf Steiner di Eropa tahun 1924. Steiner mengatakan bahwa kerusakan yang ada sekarang adalah akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida pada pertanian. Steiner berkeyakinan bahwa bumi memiliki hubungan spiritual dengan setiap makhluk yang tinggal di dalamnya (di atasnya) secara simultan dan timbal balik. Biodinamika memperkenalkan sembilan ”persiapan”, yang dikenal sebagai formula 500 dan seterusnya, yang disemprotkan kepada tanaman atau tanah untuk mengaktifkan mikroba pada tanah dan udara, selama beberapa waktu (seperti terapi). 57
Menggunakan Pola Alam
Pola Alam adalah lantunan alam (ecotone) di mana desain mengikuti alunan dan alirannya. Pola alam memberikan kepada kita desain energi yang efisien dan produktivitas yang optimal. Membuat kolam dengan bentuk seperti amuba akan memberikan lebih banyak produktivitas, tepian yang optimal, dan panen yang berlimpah.
Gambar 11. Kebun mandala didesain tidak sekedar ornamental, mengikuti pola alam dan mengefisiensikan energi.Termauk efisiensi kerja petani agar lebih mudah menanam dan mengelola kebun, mendapatkan hasil maksimal dan berlimpah, minimal perawatan, penggunaan energi matahari maksimal, efisien menggunakan air dan mengendalikan angin, serta koneksinya dengan elemen-elemen lain dalam memberikan output maupun mengambil input secara lokal dalam lokasi berhubungan.
58
5. Rencana Kerja
Menerapkan sebuah desain merupakan tindakan krusial – dan memerlukan perencanaan tersendiri, semacam rencana aksi, tahap-tahap dan jadwal kerja. Sebuah jadwal kerja yang tertata rapi, menggunakan rencana penanaman yang jelas dapat dicapai dan membantu para pekerja mendapatkan kecakapan baru. Ketiadaan perencanaan adalah berencana untuk gagal. Dalam hal permakultur, karena kita bekerja dengan tanaman dan hewan yang hidup, tanpa perencanaan dapat berakibat fatal. Kita memerlukan pengetahuan untuk mengetahui apa yang diperlukan, apa yang menjadi prioritas, apa yang mendesak dilakukan, kapan, bagaimana dan di mana. Kita dapat membuat kerangka kerja logis (logical framework) dan rencana dan jadwal aksi (action plan and schedule). Kita mungkin saja perlu untuk mendesain ulang, sehingga rencana implementasi adalah bagaimana meletakkan semua hal secara mendetail. Membuat rencana dan jadwal penanaman Tahap-tahap dan penjadwalan
59
Gambar 12. Perencanaan dan tata kelola kebun didasarkan pada suksesi dan rotasi tanaman, sehingga manajemen menjadi efisien, menghemat kerja dan perawatan, pengendalian hama terpadu, menimbulkan semangat kerja kelompok dan menjalin hubungan dengan kebun.
6 & 7. Penerapan dan Perawatan
Tidak ada gunanya menanam 1,000 pohon dan sebagian besar mati beberapa tahun kemudian. Perawatan yang baik akan memastikan bahwa desain berjalan dengan baik, dan menyelamatkan investasi waktu, uang dan tenaga. Rencana manajemen perawatan Kalender dan jam kerja Ambil panen dan manfaat! Aspek lain yang sedikit berbeda dalam perawatan adalah pemantauan (monitoring) terus menerus. Kita dapat berarti menggunakan energi pemantauan rutin, misalnya setiap bulan, atau menggunakan beberapa elemen yang membantu sebagai indikator pemantauan. Kita juga dapat mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang perlu dipantau secara 60
rutin akan memastikan sistem yang kita rancang bekerja sebagaimana mestinya secara efisien.
8. Evaluasi
Evaluasi desain akan memberikan informasi pada kita apa yang berhasil kita peroleh, dan bagaimana kita memperbaiki dan meningkatkan desain. Jika kita mendesain untuk diri kita sendiri, ini merupakan langkah untuk me-review seberapa jauh yang telah dihasilkan dan membantu kita mengidentifikasi langkah-langkah selanjutnya dalam desain. Metode yang dapat digunakan misalnya KKI yaitu Kiss, Kick, and Interesting (Positif, Negatif dan Menarik). Sebuah perangkat evaluasi yang menyeimbangkan suatu isu atau tema. Semua poin diterima apa adanya dan dapat berarti saling berlawanan - akan tampak seperti positif (plus dibahasakan menjadi kiss) tetapi dalam pandangan lain seperti negative (minus dibahasakan menjadi kick), keduanya diterima dan menarik, kemudian menggarisbawahi untuk pemikiran berikutnya. Edward De Bono membuat model cara berpikir yang kooperatif dan produktif bagi kelompok yang berbeda-beda, misalnya metode berpikir lateral. Kita juga dapat menggunakan metode Mind Mapping, sebagaimana digunakan Wolf White, yang akan membawa hasil yang menarik dan mendorong pada peningkatan produktivitas, kreativitas dan kerjasama.
61
8. Oprek
Tweak atau mengoprek adalah menangkap celah (niche) sebagai peluang memperkaya dan meningkatkan efisiensi energi sehingga mendapatkan keberlimpahan. Oprek juga strategi stacking (penumpukan, penyulaman, tumpang sari) berdasarkan ruang dan waktu. Dengan evaluasi yang baik dan pengamatan seksama kita dapat menambahkan elemen-elemen ke dalam sistem agar sistem semakin berlimpah, tepian semakin optimal, dan produktivitas meningkat seiring waktu. Mengoprek lebih sering bukan redesain, tetapi menambahkan elemen pada desain untuk memperkaya celah, meningkatkan keanekaragaman sekaligus kelanggengan (resilience) dari sistem.
Gambar 13. Permakultur mengikuti pola alam, termasuk dalam manajemennya, mengikuti deret dalam suksesi dan evolusi yang dipercepat. Mengoprek desain digunakan sebagai perencanaan dinamis dalam desain.
62
Bunga Permakultur
“Bunga Permakultur” adalah gambaran integratif holistik dari falsafah permakultur, yang tidak saja teoritis, namun juga praktis. Permakultur meliputi aspek multidisipliner karena semuanya saling kait mengait dan tidak terpisah-pisah. Selain sifatnya yang holistik dan integratif, permakultur juga berorientasi masa depan dan berkelanjutan (sustainability). Oleh karena itu permakultur mencoba menghadirkan solusi dengan beberapa teknik dan teknologi, dengan berbagai pendekatan yang bermanfaat. Berikut ini adalah paparan mengenai beberapa pendekatan-pendekatan yang telah digunakan para desainer permakultur atau secara terpisah oleh beberapa kalangan, sehingga dapat menjadi inspirasi untuk diteladani, ditiru dan direplikasi (digandakan) oleh kita sebagai praktisi permakultur. Tentu saja kita dapat mengembangkan sendiri, sesuai konteks atau adaptasi yang relevan, atau melakukan kombinasi kreatif atau inovasiinovasi lainnya. Bunga Permakultur yang dibahas di sini merupakan aspek-aspek pengembangan wawasan holistik dan futuris berkelanjutan dalam 7 aspek di antaranya:
63
Infrastruktur dan bangunan Alat, Perkakas dan Teknologi Pendidikan dan Kebudayaan Kesehatan dan Kesejahteraan (Wellbeing) Spiritual Keuangan dan Ekonomi Kepemilikan Lahan dan Tata Kelola Komunitas Penjagaan Lahan dan Alam
Infrastruktur dan Bangunan
Banyak sekali praktik-praktik baik (good practices) yang dapat menjadi inspirasi dan direplikasi serta diadaptasi sebagai solusi dalam bidang perancangan 64
dan penataan infrastruktur dan bangunan. Karena, kita tidak lagi memiliki pembenaran, terutama saat ini, terhadap pembangunan sebuah lingkungan binaan, perumahan, sarana dan fasilitasi umum serta pembangunan infrastruktur kecuali apabila didesain dan dibangun dengan sangat efisien dan berkelanjutan. Artinya berdaya tahan lama, menggunakan bahan-bahan alamiah, didapatkan secara lokal, melibatkan partisipasi masyarakat dan mengikuti pola alam serta membangun koneksikoneksi multifungsi terhadap elemen-elemen lain di sekitarnya. Oleh karena itu, kita perlu mendorong dan memfasilitasi bahkan menginisiasi bersama para pekerja bangunan dan arsitek untuk mengembangkan wawasan etis selaras alam dengan teknologi terbaik. Metode-metode yang digunakan termasuk:
Metode dan pendekatan alami serta berwawasan hijau pada bangunan
Material bangunan (rumah, dll) menggunakan adonan jerami, sekam bersama bagian padat (solid sludge) kotoran sapi dan bahan lempung sebagai pengganti ferosemen, dengan rangka dinding anyaman bambu. Menggunakan bata berbahan tanah lempung atau karung pasir pengganti bata. Menggunakan bambu atau kayu nonhutan (misalnya kayu kelapa, kayu nangka, dll) yang didapatkan lokal untuk rangka, pilar, atap, dll Menggunakan ijuk atau rotan atau kayu sebagai pengikat rangkaian konstruksi bangunan atau sebagai pengganti paku, dll Kriya kayu nonhutan (terutama bambu) untuk mebel dan alat-alat rumah tangga. 65
Desain rumah yang meninjau aspek-aspek alam; matahari, angin, air, tanah, kemiringan, kontur, dll. Dan tata kelola energi rumah. Tenaga panas matahari (Passive solar) untuk penghangat, pemanas air, dll. Menggunakan pola alam di dalam desain rumah, untuk aliran udara dan energi. Menggunakan desain fengshui (pola unsur alam) dan memperhatikan sektor dan aspek. Pengembangan Masjid dan pusat komunitas secara ekologis. Efisien energi dan mendaur ulang limbah serta pemanfaatan humanure untuk kultivasi energi. Lemari pendingin dari tanah liat dalam tanah. Penggunaan tungku kayu Roket (Rocket stove) Penggunaan minimal bahan nonorganik, seperti plastik, kaca, dll. Memisahkan sampah nonorganik seperti plastik, kaca, dll. Mengolah sampah organik untuk dijadikan kompos.
Air
Sistem penampungan dan penyaringan air hujan Pengolahan limbah air abu-abu Drainase berkelanjutan Sistem lahan basah (wetlands) dan perlakuan air limbah
66
Pendidikan dan Kebudayaan
Tidak akan berarti banyak apabila memiliki sebuah 'lingkungan berkelanjutan', dengan bangunan hijau (green building) tetapi orang-orang yang tinggal di dalamnya atau menyelenggarakan/mengelolanya dalam kondisi atau mengalami tekanan, tidak bahagia, stress, juga tidak mengembangkan pengetahuan (tidak ada akses belajar), dan dalam keseragaman monolitik seperti robot. Intinya tidak dapat merealisasikan diri sebagai manusia seutuhnya. Pendidikan dan kebudayaan adalah upaya untuk memanusiakan manusia. Sebuah budaya yang kuat, kreatif dan penuh semangat juga diperlukan untuk merawat motivasi dan memenuhi tujuan hidup manusia yang ada di dalamnya. Memahami dunia yang ada di sekitar kita dan mengembangkan diri terus menerus dengan kecakapan dan pengetahuan baru, merupakan kunci proses dan kebahagiaan. 67
Pendidikan tidak terbatas hanya sekolah, dan sekolah hanyalah bagian kecil dalam proses pendidikan.
Pendekatan pendidikan
Pendidikan rumah (home schooling), di mana orang tua menjadi guru dan manajer pendidikan bagi anak-anak. Dalam konsep ini tidak selalu orang tua yang menjadi guru, kadang cukup memfasilitasi proses belajar, dan kita dapat mengundang guru, mendatangi guru, dan guru utama adalah alam. Pendekatan sekolah Waldorf sebagaimana diperkenalkan bioanthroposophy Rudolf Steiner. Pendekatan sekolah sebaya (peer schooling) Tekos, Rusia, di mana murid senior menjadi fasilitator dan mentor siswa lebih muda. Sekolah berkebun (school gardening) yang difasilitasi petani di desa, di dalam komunitas, dan dengan pendekatan holistik ecoliteracy. Terapi berkebun (gardening therapy), terutama kepada anak atau orang dewasa yang memiliki masalah kejiwaan atau memerlukan terapi. Ecopreneurship (kewirausahaan ekologis) dengan berbagai metode pendekatan (beberapa di antaranya CEFE, C-BED, CCC, SIYB, GETAhead, TREE, dll). Pendekatan ini mendorong lahirnya jiwa kewirausahaan yang tidak berorientasi pada ketamakan finansial namun pada kesadaran ekologi menyayangi sesama. Petani melatih petani (Farmer trains farmers) dan Sekolah Lapang (Field School) dengan metode SCR (Success Case Replication) atau FCBT (Farmers Competency-based Training). 68
Persyarikatan petani produsen, baik berbentuk koperasi atau paguyuban/asosiasi/ kelompok tani sebagai sarana berbagi, berdialog dan mengembangkan diri antar praktisi Pasar festival selapanan sebagai sarana belajar muamalah pengganti ekonomi eksploitatif dan pasar yang tidak adil dan penuh riba
Proses pembelajaran dan pemikiran
Proses pembelajaran dalam diskursus pendidikan pemerdekaan Paulo Freire (Paedagogy of the Oppressed) dan masyarakat bebas sekolah Ivan Illich. Pendidikan dengan percepatan (accelerated learning) melalui praktik pengalaman (experiential learning). Pembelajaran Quantum (Quantum Learning and Teaching) dan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) Pendekatan pembagian karakteristik pembelajaran Enneagram dari Gurdjieff Menggunakan pendekatan pencatatan dan analisis Mind maps dari Toni Buzan Senam otak (brain gym), meditasi (sholat dan dzikir berjama’ah), EFT (emotional freedom technique) atau ERT (emotional release therapy) dan yoga, juga Total Recall untuk latihan mengingat dan menghafalkan. Pembelajaran aktif (Action learning) berpusat pada siswa (Learner-centred) Percobaan, kelas aksi (action class) dan Appreciative Inquiry Pembelajaran dan Penyembuhan Ruhani (Sufi Teaching and Healing), Ilmu Hudhuri dan 69
Nafsiologi (Tazkiyatun Nufus) untuk membersihkan hati, mensucikan jiwa, menggunakan fakultas adiotak seperti rasa dan ruh dalam pengambilan keputusan Pendekatan Ecoliteracy yang holistik dari Fritchof Capra, seperti The Tao of Physics. Perangkat berpikir seperti berpikir lateral, model belajar dan berpikir dengan Kurikulum Berpikir CoRT (Cognitive Research Trust), Thinking Skills partisipatif Pengembangan kreativitas (creativity skills) dengan kombinasi menggambar, menulis dan menceritakan (drawing, writing and story telling)
Rumah tempat tinggal dan padepokan
Perpustakaan dan lanskap ruang membaca (perpustakaan hutan bambu dan rumah pohon) Spirit tempat dan kehadiran ruh pada lanskap (menjadi manusia yang hadir being presence) Pengembangan kawasan hayati (Bioregions) dalam/kampung desa ekologis Mengembangkan peta ritual pada zona dan dzikir keliling. Melakukan aktivitas rutin untuk ziarah, rihlah dan rauhah.
Budaya peranserta
Seni, puisi dan pertunjukan (performance) dan ruang berekspresi, seperti wayang orang dan ketoprak. Hiburan, ruang bersantai dan berkumpul (social gathering) 70
Keuangan dan Ekonomi
Dunia yang kita kenal saat ini ditentukan dengan seberapa banyak kita menggunakan uang, sebuah dunia konsumsi dan konsumtif. Hidup manusia diukur dari mengeluarkan atau tidak mengeluarkan (menahan atau menyimpan) uang, dari mana kita memperoleh uang, bagaimana kita meminjam, meminjam dari atau meminjamkan kepada, menyumbang atau diberi, dan di mana serta bagaimana kita berinvestasi menggunakan uang kita. Bahkan kesuksesan seseorang diukur dengan keuangan. Faktanya banyak orang yang berduit banyak hidupnya tidak bahagia dan bahkan merusak, baik merusak diri sendiri, orang lain atau alam. Ringkasnya, uang dapat digunakan sebagai sarana yang mendukung atau mencelakakan upaya kita menuju hidup lestari.
Kurensi alternatif dan sistem perdagangan adil
Kurensi lokal misalnya mengembangkan mata uang sendiri dari biji gabah. Kemudian mengembangkan Sistem Pertukaran dan Perdagangan Lokal (Local Exchange Trading Systems) sehingga fungsional. Circular economy. Berbagi budi baik dan gift economy (lihat The Bank of Happiness), sedekah, hadiah, gotong royong dan tolong menolong. Pasar barter dan pasar festival, pasar terbuka petani (open farmers market)
71
Gambar 16. Pasar terbuka bersama produsen atau petani, di mana transaksi dilaksanakan dengan adil, setiap pegiat hadir untuk memberikan yang terbaik, dalam timbangan maupun dalam jiwa. Berbagi karena keberlimpahan dan ingin menunjukkan rasa syukur untuk dapat memberikan terbaik bagi diri sendiri, berupa pangan maupun kesehatan.
Strategi pembiayaan kebun (common community financing)
Kongsi/syirkah pertanian komunitas (Community Supported Agriculture) Kerjasama inti-plasma atau PIR (Subscription farming) Lumbung dan bank panen dengan bagi hasil kebun/mudharabah (Share cropping)
Tamwil dan investasi etis
Arisan, misalnya menggunakan arisan dirham perak Rumah harta (Bayt al-Mal) Penggalangan dana (fund raising), penarikan zakat, penerimaan sedekah berjama’ah (crowd funding) seperti indiegogo atau kickstarter, pembayaran jasa (infaq, ujrah (fees)), dll.
72
Dana bergulir (Revolving Fund) dengan dana abadi komunitas.
Kesehatan dan Kesejahteraan
Merawat kesehatan adalah sentral di permakultur, bahkan menjadi etika atau adab kedua (peduli pada manusia, termasuk diri sendiri). Misalnya mengenai pangan toyib, merupakan isu krusial yang menjadikan permakultur menjadi penting dan pendekatan yang dapat digunakan untuk membangun alternatif masa depan bersama. Hal-hal penting yang perlu dirawat dan diperhatikan adalah akses pangan, air dan perumahan. Ketiga hal ini merupakan elemen dan aspek esensial bagi kesehatan dan kesejahteraan, terutama kesejahteraan, baik yang bersifat ragawi maupun nonragawi.
Kelahiran, Pernikahan, Perceraian
Kelahiran alami (Metode Maryam AS) Kontrak pernikahan yaitu kesepahaman antara calon suami dan calon istri manakala mereka akan menikah mengenai apa-apa yang disepakati bersama pada masa pernikahan mereka. Perlindungan dan alternative dispute resolution dalam komunitas
Tetap fit dan sehat
Nutrisi sehat dan seimbang Pengolahan pangan toyib (bebas pengawet, pemanis, pewarna, pengemulsi buatan, dll)
73
Teknologi pangan dengan meningkatkan manfaat pangan melalui fermentasi, sinbiotik (probiotik dan prebiotik) Pola diet dan food combine Vegetarian, slow food, raw food, dll Olah raga, senam dan kesegaran jasmani (Mengevaluasi gerak kerja bertani dengan senam, yoga berkebun, dll) Kesehatan emosional dan terapi berkebun Sholat sendiri (malam), berjama’ah dan wirid berjama’ah
Kematian
Kematian alami, mati dengan kehormatan (mati syahid) Pemakaman ekologis, desain pemakaman umum dengan desain dan prinsip-prinsip permakultur
Penjagaan Alam dan Lahan
Permakultur memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal menjaga dan memenuhi amanah alam, lahan dan lingkungan. Permakultur dimulai dari sebuah sistem desain yang berfokus pada penciptaan tatanan tempat tinggal dan ruang hidup baru kemudian pertanian yang produktif. Zonasi dalam permakultur mengatur tema dan efisiensi kerja, dan pada akhirnya berkaitan dengan penjagaan amanah sebagaimana disebutkan. Dalam desain dan penataan lahan, permakultur memulai dari yang terdekat dan paling urgent (penting dan mendesak), yaitu pangan. Oleh karena itu tema kebun pada zona pertama adalah pangan 74
terlebih dahulu, baru kemudian pada zona lain berkembang seiring kompleksitas keanekaragaman alamiah.
Tema Tanaman pangan
Agroecology (pertanian ekologis atau pertanian selaras alam yang holistik) Pertanian konservasi (conservation agriculture) Kebun hutan (forest garden) Wanapangan (food forest) Bedengan permanen (nontillage raised beds) Bedengan Sumbu Kapiler (wicking beds) Bedengan Hugel (Hügelkultur) Bedengan spiral (herbs spiral), kebun mandala, labyrinth dan bedengan lubang kunci (keyhole) Sistem kultur sayuran majemuk (Polyveg systems) Teknologi penyimpanan benih dan rumah kaca (greenhouse) pembibitan (nursery) Kebun kota, di atap gedung, kebun vertikal, kebun jendela
Sistem pertanian produktif
Pertanian organik (organic farming) Pertanian terintegrasi (integrated farming) Pertanian biodinamika Steiner atau Biodynamics
Pengelolaan ternak
Manajemen penggembalaan holistic (agro-silvopasteural) Livestock (deposito daging) ayam, itik, unggas lain, kelinci, juga kambing dan sapi 75
Mercy slaughter (penyembelihan penuh welas asih) Lebah dan polinasi alami
Hutan kayu
Hutan analog (Analogue forestry) Agroforestry Hutan lindung lebat berketerusan (continued)
Akuakultur
Akuakultur ekologis Desain Aquaponics Akuakultur terintegrasi pertanian Kolam renang alami
Keanekaragaman hayati dan kehidupan liar
Strategi kehidupan liar Hutan konservasi Hutan plasma nutfah Pendekatan dan tata adab Zona 5
Umbaran dan Sistem Ramban
Tanaman liar pakan ternak, 'bush tucker'.
76
Gambar 17. Traktor ternak memudahkan integrasi ternak dengan kebun, penyehatan lahan, memudahkan kerja petani, mendapatkan panen lain yang berlimpah, memanfaatkan output dan memberikan input tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan (low and local input).
Kepemilikan Lahan dan Tata Kelola Komunitas
Adab dan norma kepemilikan lahan, pengelolaan dan tata kelola komunitas berkaitan dengan lahan (dalam kawasan hayati) merupakan satu aspek dalam permakultur yang vital, seringkali tidak terlihat. Karena alasan inilah, Bill Mollison menyebutnya sebagai 'invisible structures'. Kita harus dapat memastikan bahwa infrastruktur dan sistem fisik, kebun dll mampu menstimulasi kreativitas sekaligus perawatan berjangka panjang. Kepemilikan pribadi diakui dan didukung kaitannya dengan pengembangan masyarakat dan komunitas. Karena kepemilikan semata tidak ada artinya kecuali apabila dikaitkan dengan perlindungan (proteksi), 77
rasa memiliki (tanggung jawab) dan untuk merealisasikan tugas alamiah. Oleh karena itu keterlibatan sosial menjadi bagian inheren dalam hal kepemilikan ini.
Kelompok kerja
Kontrak wakaf dan inisiatif transisional Metode dan teknik pertemuan (farmers assembly), rapat dan musyawarah pengambilan keputusan Ruang terbuka bersama dan belajar bersama (Open spaces) Kecakapan memfasilitasi dan melatih, TOT (training of trainers), pelatihan fasilitator, facilitators gathering and sharing, asosiasi pelatih (facilitators guilds), dll. Kesepahaman (akad konsensus) Mekanisme resolusi konflik Mediasi (victim offender mediation), arbitrase dan perdamaian. Denda (diyat) dan hukuman (hadd) Metode dan teknik pertemuan, rapat dan musyawarah pengambilan keputusan Ruang terbuka (Open spaces) Kecakapan fasilitasi Kesepahaman (konsensus) Mekanisme resolusi konflik
Struktur legal
Koperasi petani atau koperasi produsen atau koperasi karya bersama yang merupakan manifestasi dari syarikat pekerja. Perkumpulan atau asosiasi/paguyuban untuk peningkatan kapasitas, konvergensi, kerjasama berbagai bidang, dan silaturahmi 78
Pengelolaan Wakaf (Development Trusts) yang merupakan ruang publik dan ruang hidup bersama Perusahaan komunitas seperti Community Interest Companies, Social Econterprise, dll
Perumahan
Koperasi perumahan Co-housing Desa Ekologis (Eco-villages)
Gambar 18. Kampung atau desa ekologis adalah kawasan bersama yang mengembangkan suatu desa menjadi berdaya dan berdaulat pangan dan energi.
Akses dan kepemilikan lahan
Tanah wakaf Hak guna lahan (Usufruct) Skema pembagian lahan Warisan dan Wasiat
79
Peralatan dan Teknologi
Kita hidup di sebuah masyarakat yang sarat dengan teknologi, meskipun baru taraf konsumen (teknologi dikuasai oleh segelintir orang dan industri, dan kita baru bisa mengkonsumsinya). Faktanya kita tidak dapat lepas dari teknologi, sebagai kebutuhan niscaya. Solusi teknologi seringkali sebagai cara untuk memudahkan. Bahkan ‘memanjakan’ sehingga malah kita menjadi masyarakat 'techno-fix' (semua masalah diselesaikan dengan pendekatan teknologi dan otomasi). Adalah sangat penting menekankan dalam cara lain – perubahan perilaku terhadap teknologi, perubahan budaya, cara berpikir dan menegakkan nilai-nilai. Kita mesti menyadari bahwa teknologi juga menawarkan banyak hal, dan kita harus arif memanfaatkannya atau menolaknya dengan pertimbangan etis dan seksama. Kompromi atau determinasi juga dapat dilakukan secara bersama dalam komunitas.
Teknologi – overview (lihat dan pelajari
perbedaannya) Teknologi Menengah (mid technology) Teknologi Tepatguna (approperiate technology) Teknologi Alternatif (alternative technology)
Teknologi Energi
Teknik pemampatan energi, insulasi dan konservasi Panas matahari (Passive solar) dan Panel surya (Active solar) 80
Pembangkit listrik Mikrohidro atau Angin Panas bumi (geothermal) Pompa air tenaga panas bumi (Ground source heat pumps) Energi magnetik gravitasional (magrav)
Transportasi
Sepeda kayuh dari bambu atau bahan yang awet, ban permanen Sepeda motor listrik Gerobak sapi Kereta kuda Keledai pengangkut Robot pengangkut tenaga surya
Peralatan
Mengunakan kembali (reuse) dan daur ulang (upcycle) Plastik dari singkong yang degradabel dan edibel Peralatan pertanian berkualitas dan berumur panjang
Gaya Hidup Permakultur
Banyak cara mudah memulai usaha mengurangi dampak buruk terhadap bumi, dan meningkatkan kualitas hidup. Mulai dari membaca buku tentang penyehatan lingkungan, pertanian organik dan buku permakultur, menghadiri lokakarya, mengikuti kursus dan pelatihan, atau terlibat menjadi relawan dalam proyek-proyek lokal. Beberapa daftar berikut ini adalah beberapa gagasan aksi, tapi tidak terbatas 81
pada, yang dapat digunakan untuk ikut berperan dalam mengurangi dampak buruk terhadap bumi. Permakultur bukanlah mengikuti hanya satu aturan, yang mungkin saja tidak relevan bagi konteks kita. Yang paling penting adalah menyadari kondisi kita hari ini dan membuat rencana aksi yang tepat bagi dan dalam konteks kita. Sadarilah bahwa kita adalah apa yang kita makan. Tindakan yang bisa dilakukan adalah: Mengharamkan diri makanan dan minuman dengan pengawet, perisa buatan, penyedap rasa (MSG atau sejenisnya), pewarna, pemanis atau gula buatan, minyak sayur, dll. Mengurangi makanan tidak segar dan makanan olahan (processed food). Menghindari kombinasi tidak sehat pada makanan seperti menghindari daging kambing berkombinasi dengan ikan. Dan menggunakan kombinasi seimbang. Makan dari sumber, ditumbuhkan lokal, mendukung petani, atau dengan skema pemberdayaan (box schemes), diperdagangkan dengan adil, dll. Makan dari sumber yang jelas, ayam yang betulbetul ayam (ayam kampung), diberi pakan alami, dipelihara dengan kasih sayang, dipotong secara etis. Memakan sesuai proporsi kebutuhan tubuh, tidak kekenyangan, dan strategi diet yang baik, dari sayuran dan buah-buahan, menjaga keasaman tubuh, menjaga keseimbangan nutrisi. Melakukan puasa pada hari-hari tertentu, secara rutin, terus menerus. 82
Memilih makanan olahan slowfood, makanan
mentah (raw food) dan makanan bernilai tambah (probiotics). Mengganti obat-obatan menjadi jamu-jamuan dan herbal, apabila kondisi sakit. Bekerja sama dengan penghusada yang menggunakan pendekatan tradisional atau alamiah. Sadarilah bagaimana kita bepergian. Tindakan aksi di antaranya: Menggunakan angkutan umum atau kendaraan milik bersama (komunitas). Catat jadwal bus, angkot, kereta api dan kapal laut, serta fasilitas kendaraan publik lainnya yang ada. Hindari menggunakan pesawat terbang. Pesawat terbang berkontribusi sangat banyak dalam pencemaran atmosfer. Bersepeda atau menggunakan gerobak atau kereta kuda, berjalan kaki lebih sering. Sadarilah bagaimana rumah dan pekarangan kita. Tindakan aksi meliputi: Mengatur peredaran energi dan udara di rumah dan melakukan audit energi di rumah. Tidak menggunakan AC Mengubah sumber listrik menjadi sumber listrik terbarukan dari penyedia listrik ekologis setempat atau memproduksi secara mandiri. Mengembangkan listrik lokal bersama masyarakat Menggunakan kulkas alami Merancang dan menerapkan sistem panen air hujan untuk pengairan kebun. 83
Merancang dan mengaplikasikan tong pengomposan dan tong cacing. Menjadi penggila daur ulang, membeli baju awul-awul, terlibat di pasar barang bekas! Tidak berlebihan memiliki baju, gadget, gear, alat-alat rumah tangga dan alat kerja, dll Mendesain ulang kebun dan pohon buah serta pagar hidup, bumbu dan sayuran. Mengubah bahan kesehatan, sabun mandi, sabun cuci, sabun lantai, cat dinding, pernis kayu, pasta gigi, sabun rambut, pembalut wanita, menjadi bahan nontoksin. Ketika membeli barang-barang elektronik memilih yang hemat energi dan berumur panjang.
Gambar 19. Merancang pekarangan lahan sempit menjadi swasembada pangan, mengurangi konsumsi luar dan menambahkan persaudaraan dengan berbagi bersama tetangga.
84
Sadarilah uang kita dan bagaimana kita mengelola dan membelanjakannya. Tindakan aksi meliputi: Menjadi konsumen sadar yang berbelanja secara etis – membaca label dan meneliti alternatif. Membeli hanya yang diperlukan, tidak berlebih-lebihan. Mencari subsitusi tanpa membeli bila perlu (meminjam, membuat sendiri, barter, dll) Menggunakan mata uang lokal yang adil, menggunakan uang perak atau uang benih (biji beras). Mengembangkan asuransi keselamatan yang adil, dana pensiun (pesangon) yang berkeadilan, dan perlindungan bersama yang berdayaguna dan penuh gotong royong. Menginvestasikan kepada masyarakat dan saudara melalui kerjasama adil dan bebas riba. Terlibat dalam kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok swadaya berdaya masyarakat yang melakukan investasi bergilir (revolving fund) dan berbagi pendapat untuk meningkatkan pendapatan dan kewirausahaan. Menggunakan jasa keuangan yang etis dan dikelola komunitas, seperti credit union atau koperasi (termasuk koperasi simpan pinjam), atau BMT (Baitul Maal wat Tamwil) setempat.
85
Langkah-langkah menerapkan permakultur “Permaculture is alive with possibilities of positive change.” Memang dalam permakultur ada semacam “standar” yang berupa sertifikat, yang diperoleh dengan modul belajar 72 jam secara intensif. Tidak mudah untuk mendapatkannya. Namun hal itu bukanlah menjadi halangan bagi kita, siapapun kita itu, untuk memulai permakultur dalam kehidupan. Permakultur adalah sebuah visi mengenai kehidupan, dan tidak ada halangan bagi semua orang untuk mengembangkan visi tersebut. Semua orang, siapapun dia, dapat menerapkan permakultur. Berikut ini semacam tips untuk melangkah memasuki “alam” permakultur: 1) Tetapkan tujuan dengan visi yang jelas Buatlah sebuah daftar terperinci mengenai aspekaspek permakultur yang betul-betul menjadi minat anda dan ingin diterapkan dalam kehidupan seharihari. Misalnya saja, kemandirian. Tentukanlah tujuan dengan cara yang anda pilih untuk secara praktis dapat dilakukan dengan kondisi yang anda hadapi sekarang untuk mencapai visi kemandirian tersebut. Misalnya saja tujuan anda adalah 70% sumber pangan ditumbuhkan sendiri. Kemudian anda memulai dengan meriset mengenai permakultur kebun rumah dan mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk memulai kebun 86
tersebut. Saya membuat folder khusus pada computer saya dengan nama “Kebunku” yang berisi dokumen yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, baik berupa foto, dokumen, video, dengan berbagai subkategori sesuai kondisi rumah saya, termasuk di dalamnya daftar tanaman yang dapat ditumbuhkan kembali dari sisa sayuran atau bumbu yang kita masak, peternakan cacing, daftar sayuran yang dapat saya tumbuhkan dan memang saya konsumsi seperti kangkung, bayam, kelor, dll. Cobalah mengkaji bagaimana prinsip-prinsip permakultur dapat diterapkan sehingga menjadi pondasi yang kokoh dalam kebun yang kita rancang.
Gambar 20. Permakultur didasarkan pada visi, “bisa”. Sebuah visi positif yang mendorong kreativitas, memecah masalah menjadi solusi. Lahan sempit menumbuhkan kreativitas olah lahan dan lanskap menjadi produktif dan berdayaguna.
2) Mempelajari Permakultur, dari buku atau sumber lain Sudah sangat banyak buku yang ditulis berkenaan dengan permakultur maupun subbagian tematik yang berkaitan dengan permakultur. Buku yang sangat disarankan adalah buku Toby Hemenway, 87
Gaia’s Garden: A Guide to Home-Scale Permaculture dan Ross dan Jenny Mars, Getting Started in Permaculture. 3) Mulailah dari Dapur Buatlah semacam “komitmen” di dapur kita untuk memilih dan berbelanja lokal, pasar tradisional, organik, bukan dari bibit transgenik. Mendukung petani lokal dapat kita lakukan dengan membeli barang terbaik mereka secara adil. Mungkin kita perlu memberi insentif tambahan kepada petani (bukan pedagang), agar mereka termotivasi untuk menanam secara organik dan menggunakan benih lokal yang dipolinasi alami. Mengurangi konsumsi pangan olahan (processed foods) akan menjadi “gerakan” yang signfikan. Kita undang saudara, teman, handai taulan untuk bersama-sama mengkonsumsi lokal dan pangan bukan olahan. Menanam sendiri buah-buahan dan sayuran dan memprogram kembali otak kita akan apa yang kita makan juga menjadi cara untuk mengurangi jejak karbon kita (carbon foot-print). 4) Mengajak teman Apabila kita sudah merasa percaya diri, kita dapat mengundang rekan-rekan untuk melakukan arisan, kumpul-kumpul, dan berbincang-bincang mengenai “proyek” yang telah anda lakukan. Undang mereka untuk merasakan kebun anda. Dan di sini kita dapat membangun komunitas bersama.
88
5) Melibatkan anak muda Kita dapat mengusulkan sekolah anak-anak kita untuk bersama-sama menerapkan permakultur di sekolah. Kita bantu dan fasilitasi sekolah anak-anak kita, dengan melatih guru, membangun kebun kecil di sekolah, menyusun program sekolah dan bersama sekolah mempraktekkan kegiatan berkebun bagi anak-anak. Banyak guru dan anak-anak menyukai kegiatan di luar kelas, termasuk dalam hal ini berkebun. Menanam pohon, memelihara cacing, menginstalasi kebun kecil, merawat tanaman, menyiram, dll. Kita nanti akan merasakan hasil dari kebun kita. Buku menarik yang dapat jadi rujukan ditulis Crystal berjudul Grow.Create.Inspire.
Gambar 21. Permakultur menjadikan pertanian menarik bagi kaum muda. Pemuda yang enggan kembali ke tanah dapat diundang kembali dengan pengenalan kembali kepada alam, mempelajari pola alam dan meniru alam ke dalam desain.
89
Memulai Kebun Permakultur Memulai gaya hidup permakultur dapat dimulai dari langkah sederhana. Catatan di atas sebetulnya sudah merupakan langkah-langkah awal untuk memulai “norma kehidupan” atau kultur permanen, permakultur. Berkebun, sebagaimana prinsip bahwa “semua adalah kebun”, merupakan aktivitas spesifik (yaitu sebagaimana kebanyakan orang mengenai berkebun, yang dibedakan dengan aktivitas lainnya), sekaligus atau dapat dikatakan lebih daripada itu, merupakan aktivitas kehidupan permakultur dalam arti keutuhan kultur kehidupan. Berkebun adalah menghadirkan sistem berkelanjutan dan kehidupan yang kompleks dan berkeanekaragaman. Dua aspek ini, keberlanjutan dan keanekaragaman sangat berkaitan. Dengan kehadiran dua aspek ini, maka sebetulnya kita sedang memulai sebuah daya tahan atau resilience pada tatanan kehidupan kita. Mengapa berkebun sebagai titik mulai permakultur? Karena mendekat dengan alam, kita akan mengenal alam. Dengan mengenal alam, kita menjalin hubungan dengan alam. Dan jalinan silaturahmi dengan alam inilah kita akan kembali menjadi manusia dalam arti seutuhnya. Dan dari sini pulalah kita akan dapat memaknai hakikat dari kehidupan dalam kerangka permakultur. Berkebun juga mengembalikan keseimbangan diri kita. Oleh karena itu sering orang menggunakan aktivitas berkebun sebagai rebalancing, menyeimbangkan kembali. Hal ini bias berupa 90
aktivitas refreshing, atau penyegaran kembali dalam bentuk wisata (eco tourism), bisa dalam bentuk pendidikan (ecoliteracy). Bisa pula dalam bentuk terapi (ecotherapy atau theurapetic gardening) yang berdampak pada kesehatan atau penyehatan kembali. Di sisi lain dampak yang bias dirasakan adalah kemandirian ekonomi, atau setidaknya mengurangi ketergantungan ekonomi, terutama belanja pangan, yang merupakan belanja terbesar keluarga. Bagi beberapa orang memulai kebun permakultur akan sangat menantang, karena bukan saja kita berkebun organik, yang relatif “tidak lazim” di kondisi sekarang, juga tidak terbatas itu saja, karena kita juga menyiapkan perkakas-perkakas dan keputusan-keputusan penting dalam kehidupan. Misalnya untuk menggunakan hasilnya untuk makan sehari-hari menggantikan atau untuk mengurangi konsumsi belanja pangan dari pasar yang berasal usul kurang jelas (pertanian ekstraktif dengan pestisida dan pupuk kimia, diimpor dari lokasi yang jauh, makanan olahan dan makanan pabrikan yang tidak sehat, dll) Memulai berkebun permakultur seringkali digambarkan memerlukan lahan yang luas. Sebetulnya tidak demikian. Bahkan kita dapat memulai berkebun dengan tanpa lahan sama sekali. Mari kita bahas satu persatu bagaimana kita dapat memulai kebun kita sesuai dengan kondisi kita. Dalam prinsip permakultur dikatakan bahwa masalah adalah juga solusi. Bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan, tidak memiliki lahan untuk 91
bercocok tanam, atau ada namun sangat sempit, permakultur tetap dapat memberikan solusi. Saat ini telah ada banyak sekali metode untuk pertanian perkotaan bagi lahan sempit. Mulai dari bercocok tanam menggunakan polibag sampai pembuatan bedengan artistik. Misalnya anda tinggal di rumah susun atau apartemen. Kita dapat mengembangkan kebun vertikal. Kebun vertikal adalah teknik bercocok tanam dengan media penanaman vertikal. Kita dapat menggunakan paralon atau botol plastik bekas yang ditempel di dinding atau digantung memanjang. Teknik ini bukan saja membuat hasil produktif tanpa lahan, juga memudahkan kerja dan perawatan, meningkatkan efek tepian, menanam tumpang sari untuk kendali hama dan beragam hasil, menghemat air, dll.
92
Gambar 22. Permakultur memanfaatkan apa yang ada di lokal, mulai dari botol bekas hingga palet kayu yang terbuang. Kita dapat merancang kebun vertikal, menanam sayuran slada dan sawi di dalamnya, sehingga dapur selalu dapat menyediakan makanan yang sehat dan toyib.
Kita juga dapat berkebun di atap rumah. Kita dapat merancang atap sebagai bedengan. Bahkan teknik ini menjadi tren di perkotaan Eropa dan Amerika Utara. Bedengan dapat dibuat di dalam kontainer 93
kayu atau plastik, atau barang daur ulang lainnya. Irigasi dapat dirancang dengan irigasi tetes (drip irrigation). Bahkan irigasi dapat diotomasi (dengan sensor kelembaban tanah) atau dilakukan secara online dengan menggunakan smartphone. Teknik ini juga memudahkan kerja dan perawatan, menghemat air, memanfaatkan air hujan sebagai air irigasi, dll. Air hujan kadang terlalu asam bagi tanaman, oleh karena diperlukan konservasi terpisah. Teknologi sederhana dapat dirancang secara integratif dengan penampungan air hujan.
Gambar 23. Permakultur memanfaatkan energi yang masuk secara efisien. Air hujan ditangkap dan disaring, dialirkan ke kebun dengan irigasi tetes, sehingga kita tidak pernah kekurangan air di musim kering.
Apabila di dalam ruangan kamar kita memiliki jendela yang menangkap sinar matahari, kita dapat memanfaatkannya sebagian ruangan jendela sebagai kebun gantung jendela. Buatlah dengan rangkaian 94
botol plastik bekas yang dirangkai vertikal dan kita dapat menanam bawang daun atau slada di dalamnya. Salah satu teknik lahan kecil yang sangat menarik dilakukan sebagaimana kebun vertikal dalam apartemen atau rumah susun adalah teknik akuaponik. Akuaponik selain merupakan simbiosis antara hidroponik dan akuakultur (kolam ikan), juga memanifestasikan permakultur secara baik sekali. Pertama adalah koneksi antara elemen akuakultur dengan kebun (hidroponik) yang optimum; kedua aspek tepian; ketiga minimum perawatan; keempat keanekaragaman, bebas limbah, dan seterusnya, sehingga semua prinsip permakultur dan aspekaspek desain dapat diterapkan.
Gambar 24. Akuaponik adalah gambaran permakultur yang mengintegrasikan kebun sayuran, hidroponik, dengan akuakultur. Ikan memberikan kotoran yang dimanfaatkan sayuran. Sayuran menjernihkan air dan nutrisi yang dimanfaatkan ikan.
95
Apabila kita memiliki sepetak lahan, katakanlah 1 meter persegi kita dapat membuat bedengan sederhana dengan model bedengan kapiler. Kita dapat membuatnya dari box kayu bekas yang diisi kerikil kemudian tanah, di mana air dialirkan ke dalam tanah hingga bagian kerikil, dan irigasi akan terjadi perlahan seiring kapilaritas air ke atas. Lihatlah gambar di bawah ini.
Gambar 25. Bedengan kapiler menggambarkan lahan permakultur yang selalu dipenuhi air di bawah tanah yang mengalir ke atas memberi nutrisi bagi akar. Dan cacing yang berbiak dan memanfaatkan limbah.
Jika juga dapat membuat kebun spiral. Keunggulan kebun kapiler adalah, memperluas area penanaman hingga 1,5 kali lipat, lebih beraneka tanaman, tumpang sari sesuai kebutuhan tanaman dan kendali hama, ringan perawatan, termasuk irigasi yang mudah, memperbanyak tepian, dll.
96
Gambar 26. Permakultur mikro lainnya yang menggambarkan tepian, efisiensi energi, meringankan kerja, menanam beraneka sayuran dan bumbu, memperluas bidang tanam, dll.
Kita juga dapat mengkombinasikan dengan membuat menara cacing di tengah bedengan. Dengan menggunakan kawat pagar kita dapat merancang satu lubang di mana kita dapat membuang sisa makanan rumah sebagai tambahan nutrisi bagi cacing tanah. Teknik ini perlu memperhatikan beberapa aspek termasuk kelembaban lubang (berkaitan dengan kedalaman), pencahayaan matahari, dll. Dalam berkebun ada satu teknik berkebun yang orang lupa atau lalai bahwa sebetulnya dia sedang “berkebun”. Banyak orang mengolah minuman dengan cara fermentasi, misalnya membuat teh 97
fermentasi yang disebut kombucha. Kombucha adalah minuman probiotik dengan menggunakan bahan dasar, biasanya, teh hitam dan gula, meski tidak terbatas bahan ini saja. Kombucha menumbuhkan kultur yang disebut SKOBI yang merupakan koloni jamur dan mikroba. Koloni ini akan berkembang biak dan membantu mengurai gula dalam teh menjadi enzim dan vitamin B. Jadi apabila kita bisa menyadarinya bahwa membuat teh fermentasi dengan kombucha adalah memelihara dan menumbuhkan koloni jamur dan mikroba, sehingga merupakan “cara berkebun” yang berbeda. Permakultur bukan untuk individu saja. Permakultur juga untuk membangun masyarakat. Oleh karena itu, ada cara berkebun yang lain yaitu berkebun komunitas. Saat ini terdapat beberapa komunitas berkebun yang mengerjakan kebun bersama di lingkungan mereka, biasanya menggunakan tanah tak bertuan atau fasilitas umum, sehingga tercipta gotong royong dan kohesi di dalam masyarakat. Intinya tidak ada halangan untuk memulai memproduksi pangan sendiri. Selain itu juga terdapat banyak komunitas berkebun berpindah, seperti arisan kebun, permablitz, Indonesia Berkebun, Kebun Kota, dll yang melakukan aktivitas berkebun di beberapa lahan secara berpindah-pindah. Ada lagi satu istilah yang menarik yang disebut Geurilla Gardening, berkebun secara bergerilya. Gerilya ini mulai dari mendesain lahan-lahan tak bertuan agar diubah jadi kebun pangan daripada dibiarkan tanpa desain. Atau kadang menggunakan bom benih (seed bombs) untuk menyebarluaskan tanaman. 98
Penutup
Intinya mengubah diri kita menjadi berkelanjutan itu tidak sulit, dan dapat dilakukan dengan langkah sederhana. Menerapkan permakultur tidak harus di lahan yang luas, atau area yang besar. Kita dapat memulai permakultur dari dalam diri kita sendiri dulu. Dan sebetulnya memang memulai permakultur dari zona 0, yaitu diri kita sendiri. Ubahlah cara kita memandang sesuatu, cara berpikir kita, dan perbaiki diri kita dari makanan, gaya hidup, dll. Tidak ada kata terlambat memulai dan mengubah hidup kita.
Gambar 27. Permakultur menjadikan kita dapat bersantai dan berkumpul bersama keluarga, mengudang tetangga untuk berpesta kebun, dan ini adalah etiga ketiga, berbagi bersama sesama.
99
Pustaka
Permaculture: A Beginner's Guide. Graham Burnett. Land and Liberty, Westcliff on Sea, Essex, England. 2001. 60pp. Permaculture in a Nutshell. Patrick Whitefield. Permanent Publications, U.K. 1993. 75pp. Permaculture for Beginners, Jonathon Cardone. Stencil. 2015. 23pp. Getting Started in Permaculture, Ross & Jenny Mars. Chelsea Green, England. 2008. 102pp.
100