362 116 2MB
Indonesian Pages [171] Year 2023
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Tentang Penulis Indeks: Doa Sang Katak | Burung Berkicau | Basa-basi ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Berhati-hatilah Apa yang menyebabkan Arthritis Kehendak Rama Tiga puluh tahun untuk Penerangan batin Dua macam hari Sabat Engkau itu siapa? Hadiah untuk ibu yang mengeluh "Hatiku telah mencapai gunung terlebih dahulu" Jangan sampai kudapati engkau sedang berdoa Kabar angin menciptakan kelaparan Jaringan laba-laba di serban Luka bakar pada telinga pemabuk Siapakah Maruf Karkhi itu? Baharudin menyembunyikan mukjizat-mukjizatnya Orang terpidana dan selimut Ucapan penolakan orang Cina Perintis ilmu Putra seorang rabbi menjadi Kristen Rabbi yang melayani secara sembunyi-sembunyi Setan mengorganisasi penciptaan Tanda salib atau cinta Penyelenggaraan ilahi dalam tiga perahu penyelamat Ujian bagi ahli bedah di Wina Tuhan akan memelihara sang mesias Yeremia dan bangku landasan "Salah satu diantara kamu adalah mesias" Beli bibit jangan buah Gereja hutan Buddha dengan hidung hitam jelek Kamu boleh menangis hanya di parokimu sendiri Renungan (Pembelah Kayu) Renungan Ahli yang masih muda Allah dan roti Anggota badan melawan perut Bawa dia keluar atau bangunkan dia Batu ajaib Biarawati yang mati dengan pakaian lama Buddha dan Prasanjit Calvin Coolidge yang diam Dinaikkan atau diturunkan Diogenes di pasar budak Dokter memeriksa lukisan Bagaimana dr.Chung menyelamatkan Dua bintang diatas gunung Dilemma presiden Taft Nasruddin Mendinamit Punggung Nonoko dan Pencuri Orang Mati Tidak Bicara Orang Suci dan Anjing Pastor Selalu Tahu Peduli Apa? Pelajaran Seks Pencuri dan Masjid Penerangan Batin Anand Penjaga yang Berani Perbedaan Dalam Tulang Percaya Keledai Perlombaan Kereta Perubahan Undangan Perkawinan Petapa dan Gajah
"Saya dapat menyembuhkan radang paru-paru" Ching membuat sebuah bingkai lonceng Confucius mengenai pemerintahan yang baik "Ini satu" Terpaksa menggunakan otak Doa tukang sepatu Dua bersaudara yang saling mencinta Filsuf yang telah bangkit Getaran hati si pencari kebenaran Hukum tentang buah-buahan Hukuman bagi orang selibat Jawaban Dewi Laksmi yang tertunda Kekurangan sang ilmuwan Laila dan Rama "Lobak itu kepunyaanku!" Upacara pemakaman bagi si kura-kura Membeli kupon lotre Nelayan menjadi orang suci Oom Yoris? Pendapatan dan pelepasan "Lihat, siapa yang menganggap diri seorang pendosa!" Pesawat pemburu Pikiran akan tuhan dan wanita cantik Gessen, rahib yang rakus Raja ada di firdaus Tiga orang bijak Tuhan yang melupakan dosa-dosa Ayah si korban Bagaimana mempertahankan cawat Keinginan rabbi Ekumenis Maria ingin menjadi wanita P Paus mengadakan pantomim Akhirnya pastor mengerti Perumpamaan tentang alat penopang Arti genderang Asal-usul sepatu Bagaimana memenangkan taruhan Burung beo yang batuk Botol coklat karena tulisan tidak terbaca Buddha yang tak terganggu Darwis dan raja Bahkan dirimu bukan milikmu Dokter tahu lebih baik Dua jago tembak Gembala Suka Segala Cuaca Gipsi Gula-gula Berbentuk Binatang Guru dan Mutiara Guru Kehilangan Pengecam Harga Perdamaian Harta di Dapur Sendiri Harta di Gunung yang Hilang Hati Jalan Tengah Buddha Janaka dan Astavakra Jangan Melihat Karena Disumpahi John Berkata Ya Junaid Menolak Mata Uang Emas Kalau Teknik Tidak Bekerja Kapan Pyrrhus Puas Kasih dan Terima Kasih
Pilot Kamikaze Polisi dan Rabbi Politik Burung Hantu Putera Mahkota yang Pandir Rabbi Tidak Mencontoh Rajawali dan Ayam Ryonen Petapa Buddha Sakit Kepala Pindah Sandwich yang Membosankan Satu Kaki Keluar Lingkaran Saya Berjanji Akan Percaya Saya Kalah Dua Dolar Seandainya Dia Menolak? Segalanya adalah Agama Siapa Kuat Satu Jam Sokrates di Pasar Soyen Shaku Tertidur Tanah Milik Quaker Teh Biasa yang Paling Enak Truk yang Terjepit Tukang Sihir dan Naga
Katinka Kebenaran di Rumah Sendiri Kebijaksanaan Tukang Roda Kebingungan Musa Kehausan di Gurun Pasir Kera dan Hyena Khrisna Dalam Dompolan Kudamu Sakit Kuning Mangkuk Emas Nagarjuna Mantra Berbahaya Maria Takut Dicium Masalah Kolonial Melangkah Jauh Tanpa Mobil Memandangi Lubang Memberitahukan Mantra Menara Tinggi yang Gelap Menari Tanpa Kaki Mencontoh Raja Mencuri Semangka Mengenakan Pikiran Orang Lain Misa Untuk Seekor Anjing Murid Lima Orang Saja Naik ke Sorga atau Mati Nama Terkenal Suatu Penjara Yang Putih dan yang Hitam Indeks Islam | Indeks Sufi | Tentang Penulis
Indeks: Doa Sang Katak | Burung Berkicau | Basa-basi ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
SEGALA SESUATU ADALAH AGAMA Seorang pengkhotbah dari Amerika bertanya kepada seorang pelayan restoran di Beijing arti agama bagi orang Cina. Pelayan itu mengajaknya ke luar ke balkon dan bertanya, "Apa yang bapak lihat?" "Saya melihat jalan, rumah dan orang berjalan serta bus dan taksi mondar-mandir." "Apa lagi?" "Pohon-pohon." "Apa lagi?" "Angin yang berhembus." Orang Cina itu merentangkan tangannya dan berseru, "Itulah agama!" Engkau mencarinya dengan cara seseorang mencari penglihatan dengan mata terbuka! Begitu jelas sampai sulit dilihat. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
UJIAN BAGI AHLI BEDAH DI WINA Seorang ahli bedah di Wina menyatakan kepada para mahasiswa, bahwa ahli bedah membutuhkan dua hal: bebas rasa muak dan kemampuan mengamati. Lalu ia mencelupkan jari dalam cairan yang memuakkan dan menjilatnya, lalu mempersilakan setiap mahasiswa untuk berbuat yang sama. Semua mereka mengeraskan diri dan berhasil melakukan hal sama tanpa berkedip. Lalu dengan senyum ahli bedah berkata: "Saudara-saudara kuucapkan selamat, karena lulus ujian pertama. Tetapi sayang, belum yang kedua, sebab tidak satu pun dari kalian memperhatikan, bahwa jari yang kujilat tadi bukan jari yang kumasukkan dalam cairan." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
AHLI YANG MASIH MUDA Sekitar tahun 1930 sebuah perusahaan Amerika mengirimkan mesin ke Jepang. Sebulan kemudian perusahaan itu menerima telegram: MESIN TIDAK BEKERJA. KIRIMKAN ORANG UNTUK MEMPERBAIKINYA. Perusahaan itu mengirim seseorang ke Jepang. Sebelum ia mempunyai kesempatan untuk memeriksa mesin itu, perusahaan itu menerima telegram yang kedua: ORANG YANG DATANG TERLALU MUDA, KIRIMKAN YANG LEBIH TUA. Perusahaan itu menjawab: LEBIH BAIK MENGGUNAKAN DIA. DIALAH YANG MENEMUKAN MESIN. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
AKHIRNYA PASTOR MENGERTI Dongeng Ramakrishna, seorang mistik di Calcutta Ada seorang raja yang setiap hari mendengarkan kisah Bhagavad Gita yang dibawakan oleh seorang imam. Setelah menjelaskan isinya imam itu biasanya bertanya, "Sudahkah Baginda memahami yang saya katakan?" Sang Raja tidak pernah mengatakan Ya atau Tidak. Ia hanya berkata, "Sebaiknya engkau sendiri memahaminya lebih dulu." Jawaban ini selalu membuat sedih imam yang malang, yang setiap hari menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan pengajaran bagi Raja. Ia sendiri yakin bahwa pengajarannya jelas dan terang. Imam itu adalah seorang pencari Kebenaran yang tulus. Suatu hari ketika ia sedang bermeditasi, tiba-tiba ia melihat sifat semu - kenyataan yang nisbi - dari segala sesuatu, rumah, saudara, kekayaan, sahabat, kehormatan, nama baik dan semua yang lain. Begitu jelas ia melihatnya, sehingga semua keinginan akan hal-hal itu lenyap dari hatinya. Ia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan menjadi seorang petapa pengembara. Sebelum meninggalkan rumahnya, ia mengirimkan pesan kepada sang Raja, "Baginda Raja! Akhirnya saya memahami." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
ALLAH DAN ROTI Ibu: "Tahukah engkau bahwa Allah ada di sana ketika engkau mencuri roti dari dapur?" "Ya" "Dan Ia mengawasimu sepanjang waktu?" "Ya" "Kaupikir, apa yang Ia katakan kepadamu?" "Ia berkata, 'Tidak ada orang lain di sini, hanya kita berdua - ambillah dua'." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PENERANGAN BATIN ANAND Anand adalah murid Buddha yang paling setia. Bertahun-tahun sesudah kematian Buddha, direncanakan pertemuan agung orang-orang yang sudah mengalami penerangan batin. Satu dari antara murid-murid pergi untuk memberitahukan hal itu kepada Anand. Pada waktu itu Anand sendiri belum mengalami penerangan batin, meskipun ia telah bekerja sekuat tenaga selama bertahuntahun. Maka ia tidak berhak hadir dalam pertemuan agung itu. Pada sore hari ketika pertemuan dimulai, ia belum menerima penerangan batin itu sehingga ia bertekad melatih diri sepanjang malam dan tidak berhenti sebelum ia mencapai yang ia inginkan. Namun yang terjadi hanyalah bahwa ia kehabisan tenaga. Kendati usahanya yang begitu besar, ia tidak menunjukkan kemajuan sedikit pun. Maka menjelang fajar, ia memutuskan untuk berhenti dan sedikit beristirahat. Dalam keadaan seperti itu, ketika ia sudah tidak serakah lagi, termasuk serakah dalam usaha menerima penerangan batin, ia meletakkan kepalanya pada sebuah bantal. Dan tiba-tiba ia mengalami penerangan batin. Kata sungai kepada orang yang mencari: "Apakah orang memang sungguh harus resah mengenai penerangan batin? Ke mana pun saya berbelok, saya pulang menuju rumah." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
APA YANG MENYEBABKAN ARTHRITIS ... dan tidak memberi tanggapan atas dasar pengandaian kita mengenai yang dikatakan oleh orang lain ... Seorang pemabuk dari desa itu dengan berjalan sempoyongan menemui pastor paroki. Dengan membawa surat kabar, ia memberi salam hormat. Pastor itu merasa terganggu dan mengabaikan salam itu karena orang itu sedang agak mabuk. Namun ternyata ia datang dengan maksud tertentu. "Maaf, pastor," katanya. "Tahukah pastor apa yang mehnyebabkan arthritis?" Pastor juga mengabaikan pertanyaan itu. Tetapi ketika orang itu mengulangi lagi pertanyaannya, pastor itu dengan agak marah berpaling kepadanya dan berteriak, "Minuman keras menyebabkan arthritis! Berjudi menyebabkan arthritis! Pergi ke pelacuran menyebabkan arthritis ..." Dan baru kemudian, sudah terlambat, ia bertanya, "Mengapa engkau tanyakan itu?" "Karena dalam surat kabar ini dikatakan bahwa Paus menderita sakit arthritis!" (DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
AYAH SI KORBAN ... tetapi selalu ada risiko. Kecelakaan mobil terjadi di sebuah kota kecil. Banyak orang mengerumuni korban sehingga wartawan surat kabar tidak dapat menerobos untuk melihat korban dari dekat. Ia mendapatkan ide. "Saya ayah korban!" ia berseru. "Saya minta jalan." Kerumunan itu membiarkan dia lewat, sehingga ia dapat memotret korban kecelakaan itu dan menemukan, yang membuat dia malu, bahwa korbannya adalah keledai. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BAHARUDIN MENYEMBUNYIKAN MUKJIZAT-MUKJIZATNYA Pada suatu ketika orang menemui murid seorang Muslim mistik Baharudin Naqshband dan berkata, "Jelaskan, mengapa gurumu menyembunyikan mukjizat-mukjizatnya. Aku sendiri mengumpulkan peristiwa-peristiwa, yang membuktikan tak dapat disangsikan lagi, bahwa ia hadir pada lebih dari satu tempat pada waktu yang sama, bahwa ia menyembuhkan orang dengan kekuatan doanya, tetapi ia berkata, bahwa itu karya kodrat, bahwa ia membantu orang dalam kesusahannya dan mengatakan itu sebagai keuntungan mereka. Mengapa ia berbuat demikian?" "Aku tahu betul apa yang kamu maksud" kata murid, "Sebab aku sendiri mengamati hal-hal itu. Dan kukira, aku dapat menjawab pertanyaanmu itu. Pertama, Guru itu menolak menjadi pusat perhatian orang banyak. Dan kedua, ia yakin bahwa jika orang sudah menaruh perhatian pada mukjizat, mereka tidak berminat lagi belajar sesuatu yang bernilai rohani." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BAWA DIA KELUAR ATAU BANGUNKAN DIA Alkisah, terjadilah kebakaran di suatu rumah di mana ada seorang yang tidur sangat nyenyak. Orang mencoba membawanya keluar melalui jendela. Tidak dapat. Melalui pintu. Tidak dapat. Ia terlalu besar dan berat. Orang sudah hampir putus asa ketika ada seseorang yang memberi saran, "Bangunkan dia, lalu ia dapat keluar sendiri." Hanya penidur dan anak-anak perlu dipelihara. Bangun! Atau jadilah dewasa! (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BATU AJAIB Cobalah perhatikan yang senang mereka sebut tingkah laku yang bebas dan bertanggung jawab, dan mungkin engkau akan menemukan bahwa itu bukan tindakan yang sadar melainkan gerakan seperti mesin ... Alkisah, ketika Perpustakaan Pusat di Aleksandria terbakar, yang tinggal hanyalah sebuah buku. Buku itu sangat biasa, lusuh dan tidak menarik, maka dijual dengan harga beberapa sen kepada seorang miskin yang hampir tidak dapat membaca. Namun buku yang tampaknya lusuh dan tidak menarik itu mungkin merupakan buku yang paling berharga di dunia, karena pada bagian dalam sampul belakang tertulis beberapa kalimat dalam huruf besar dan bulat, yang berisi rahasia mengenai Batu Ajaib - sebutir batu kecil tipis yang dapat mengubah segala sesuatu yang disentuhnya menjadi emas murni. Tulisan itu mengatakan bahwa batu berharga itu terdapat di pantai Laut Hitam, di antara beribu-ribu batu kecil yang persis sama bentuknya. Yang membedakan Batu Ajaib dengan batu-batu yang lain hanyalah ini: batu-batu lain kalau disentuh, rasanya dingin, Batu Ajaib itu rasanya hangat, seolah-olah hidup. Orang itu sangat bergembira karena nasib baik itu. Ia menjual segala sesuatu yang ia miliki, meminjam uang yang dapat dipakai selama satu tahun dan pergi ke Laut Hitam. Di sana ia memasang kemah dan mulai mencari Batu Ajaib itu dengan saksama. Inilah cara ia bekerja: ia mengangkat sebutir batu, kalau batu itu dingin, ia tidak melemparkannya kembali ke pantai karena kalau demikian mungkin ia akan mengangkat dan merasakannya berpuluh-puluh kali. Batu dingin itu ia lemparkan ke laut. Demikian setiap hari selama berjam-jam terus-menerus dengan tekun ia bertahan dalam usahanya: mengangkat sebutir batu, kalau terasa dingin, melemparkannya ke laut. Mengangkat yang lain ... demikian terus menerus tidak pernah berhenti. Satu minggu lewat, satu bulan, sepuluh bulan, satu tahun penuh, ia terus bekerja. Lalu ia meminjam uang lagi dan bertahan terus sampai dua tahun. Begitu ia terus bekerja: mengangkat sebutir batu, merasakannya ... kalau terasa dingin, melemparkannya ke dalam laut. Berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu ... masih belum menemukan Batu Ajaib. Pada suatu sore ia mengambil sebutir batu dan rasanya hangat - dan karena kekuatan kebiasaannya, ia melemparkannya ke Laut Hitam! (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BELI BIBIT JANGAN BUAH Seorang wanita bermimpi masuk ke sebuah toko baru di pasar, dan terkejut, menemukan Tuhan di belakang toko. "Engkau menjual apa di sini?" ia bertanya. "Apa saja yang menjadi keinginan hatimu," kata Tuhan. Hampir tak berani percaya apa yang didengarnya, wanita itu memutuskan minta hal-hal paling baik, yang dapat diinginkan seorang manusia. "Aku minta ketenteraman hati dan cinta dan bahagia dan bijaksana dan bebas dari sakit." katanya, lalu sebagai pikiran kemudian ditambahkan, "Tidak hanya untuk saya. Untuk semua orang di dunia." Tuhan tersenyum. "Kukira, engkau menafsirkan aku salah, nak," kata-Nya. "Kami tidak menjual buah di sini. Hanya benih." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BURUNG BEO YANG BATUK Seorang pelaut tua berhenti merokok ketika burung beo kesayangannya menderita batuk menahun. Ia khawatir janganjangan asap pipa yang sering kali memenuhi kamarnya merusak kesehatan burung beo itu. Ia memanggil seorang dokter hewan untuk memeriksa burung itu. Sesudah pemeriksaan yang teliti, dokter itu menyimpulkan bahwa burung itu tidak menderita psitakosis atau pun pneumonia. Burung itu hanya menirukan batuk tuannya si pengisap pipa itu. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PENJAGA YANG BERANI Seorang calon perwira diserahi tugas untuk menjaga jalan masuk ke tangsi dan diberi perintah untuk tidak membiarkan mobil masuk, kalau mobil itu tidak membawa tanda khusus. Ia menghentikan mobil yang ditumpangi oleh seorang jendral yang mengatakan kepada sopirnya untuk tidak mempedulikan penjaga dan terus melarikan mobilnya. Karena itu tentara itu maju dengan senjata siap ditembakkan dan dengan tenang berkata, "Maaf bapak, ini baru bagi saya. Siapa yang saya tembak? Bapak atau sopir?" Engkau mencapai kebesaran kalau engkau tidak dirisaukan oleh kedudukan orang-orang yang ada di atasmu dan kalau engkau membuat orang-orang yang berada di bawahmu tidak merisaukan kedudukanmu. Kalau engkau tidak sombong terhadap orang-orang yang rendah dan tidak rendah dengan orang-orang yang sombong. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
JANGAN SAMPAI KUDAPATI ENGKAU SEDANG BERDOA Gereja atau Sinagoga itu harus mengumpulkan dana untuk bisa berjalan. Nah, ada sebuah sinagoga Yahudi di mana orang tidak mengedarkan peti dana seperti di gereja-gereja Kristen. Cara mereka mencari dana dengan menjual karcis tempat pada hari Pesta-pesta besar, sebab di situ jemaat yang datang banyak dan orang bersikap murah hati. Pada hari seperti itu anak kecil datang ke Sinagoga untuk mencari ayahnya, tetapi petugas tidak mengizinkannya masuk, karena ia tidak punya karcis. "Tetapi," kata si anak, "ini perkara penting sekali." "Semua berkata begitu," jawab petugas, tak tergerakkan. Anak jadi putus-asa dan mulai mendesah: "Maaf tuan, biar aku masuk. Ini soal hidup atau mati. Hanya satu menit saja." Petugas melunak! "Yah, sudah, kalau penting sekali," katanya. "Tetapi awas, kalau kutemukan engkau berdoa." Agama teratur tertib, sayangnya punya banyak kelemahan juga. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"SAYA BERJANJI AKAN PERCAYA" Kebanyakan kita memandang mereka dengan kacamata pertimbangan-pertimbangan yang sudah terbentuk sebelumnya. Majikan: "Engkau tampak lelah. Ada apa?" Sekretaris: "Ah, saya ... tidak, bapak tidak akan percaya kalau saya katakan." "Tentu saya akan percaya." "Tidak, bapak tidak akan percaya. Saya yakin." "Sungguh, saya akan percaya. Saya berjanji." "Saya bekerja terlalu keras hari ini." "Saya tidak percaya." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BIARAWATI YANG MATI DENGAN PAKAIAN LAMA Seorang biarawati tua yang sudah mencoba pakaian barunya sedang berbicara mengenai penguburannya dengan pemimpinnya. "Saya ingin dikubur dengan mengenakan pakaian yang lama," katanya. "Tentu," kata pemimpinnya, "kalau engkau merasa lebih enak dengan itu!" Kalau diri sudah tidak ada, orang mati - dan seperti mayat, orang merasa enak dalam apa saja. Bagaimanapun, seseorang yang pikirannya sudah bulat untuk tenggelam, tidak menuntut untuk diberi kain kering agar tenggelamnya lebih menyenangkan. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BOTOL COKLAT KARENA TULISAN TIDAK TERBACA Bahaya-bahaya mempercayai ahli: Seseorang menerima catatan dari temannya dalam tulisan tangan yang tidak dapat dibaca. Setelah berusaha untuk mengerti maksudnya, ia mendapat gagasan untuk minta tolong ahli obat setempat. Orang yang ada di toko obat itu mengamati sunggguh-sungguh catatan tersebut separuh menit, lalu mengambil sebuah botol coklat dari rak, memberikannya kepada kasir dan berkata, "Dua dollar." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BUDDHA YANG TAK TERGANGGU Tampaknya Buddha tidak terganggu oleh cemoohan yang dilontarkan kepadanya oleh seorang pengunjung. Ketika muridmuridnya bertanya mengenai rahasia sikapnya yang tenang itu, ia menjawab: "Coba bayangkanlah apa yang akan terjadi bila seseorang membawa persembahan ke hadapanmu dan engkau tidak mengambilnya. Atau kalau seseorang mengirimkan surat kepadamu dan engkau tidak mau membukanya; engkau tidak akan dipengaruhi oleh isinya bukan? Lakukanlah ini setiap kali engkau diperlakukan dengan kasar, maka engkau tidak akan kehilangan ketenangan hatimu." Satu-satunya martabat yang sejati adalah martabat yang tidak terendahkan oleh sikap tidak hormat orang lain Engkau tidak mengurangi keagungan air terjun Niagara dengan meludahinya. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BUDDHA DENGAN HIDUNG HITAM JELEK Seorang petapa putri mencari penerangan budi dan membuat patung Budha dari kayu dan menutupinya dengan lapis emas indah. Bentuknya menarik sekali dan ke mana pun ia pergi, ia membawanya serta. Tahun-tahun sudah lewat, dan masih terus membawa patung, petapa putri itu menetap di salah satu kuil kecil, di mana ada banyak patung Budha, setiap patung dengan altarnya sendiri. Ia mulai membakar kemenyan di muka Budha emasnya setiap hari tetapi ia menemukan dengan kecewa, bahwa sebagian asapnya menyeleweng ke altar-altar tetangga. Maka ia membuat cerobong kertas, lewat mana asap langsung akan naik menuju ke Budha. Ini membuat hidung pada patung emas itu menjadi hitam dan jelek sekali. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) (versi lain) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BUDDHA DAN PRASANJIT Ketika Buddha masuk ke ibu kota Raja Prasanjit, Raja sendiri keluar untuk menyambutnya. Ia adalah sahabat ayah Buddha dan telah mendengar tentang penyangkalan diri pemuda itu. Maka ia mencoba untuk membujuk Buddha supaya meninggalkan cara hidup sebagai pengemis yang mengembara dan kembali ke istana. Ia berpikir dengan demikian ia berbuat baik kepada kawan lamanya. Buddha menatap mata Prasanjit dan berkata, "Jawablah saya dengan jujur. Dengan kesenangan lahiriahmu, adakah kerajaanmu pernah memberikan kegembiraan barang sehari kepadamu?" Prasanjit menundukkan kepala dan diam. Tidak ada kegembiraan yang lebih besar daripada tidak mempunyai alasan untuk bersedih; tidak ada kekayaan yang lebih besar daripada merasa puas dengan yang engkau miliki. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BAHKAN DIRIMU BUKAN MILIKMU Dan Buddha berkata: "Tanah ini milik saya, anak-anak ini milik saya" itulah kata-kata seorang bodoh yang tidak mengerti bahkan dirinya bukanlah miliknya sendiri. Engkau tidak pernah memiliki sesuatu Engkau hanya memegangnya sebentar. Kalau engkau tidak dapat melepaskannya, engkau terbelenggu olehnya. Apa saja hartamu harta itu harus kaupegang dengan tanganmu seperti engkau menggenggam air. Genggamlah erat-erat dan harta itu lepas. Akulah itu sebagai milikmu dan engkau mencemarkannya Lepaskanlah dan semua itu menjadi milikmu selama-lamanya. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
POLITIK BURUNG HANTU Seekor kelabang minta nasihat burung hantu mengenai sakit yang dirasakan pada kakinya. Kata si burung hantu, "Kakimu terlalu banyak! Seandainya engkau menjadi seekor tikus, engkau hanya mempunyai empat kaki dan rasa sakitnya hanya seperdua puluh empat." "Gagasan yang baik sekali," kata si kelabang. "Tunjukkan kepada saya cara untuk menjadi tikus." "Jangan merepotkan saya dengan detail-detail pelaksanaan," kata burung hantu itu. "Saya hanya membuat kebijaksanaan di sini." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
CALVIN COOLIDGE YANG DIAM Ketika Calvin Coolidge menjadi Presiden Amerika, setiap hari ia menerima banyak tamu. Kebanyakan mereka menyampaikan keluhan ini atau itu. Pada suatu hari seorang Gubernur yang sedang berkunjung mengatakan kepada Presiden, ia tidak mengerti bagaimana ia dapat menerima begitu banyak tamu dalam beberapa jam saja. "Bagaimana bapak dapat selesai menerima semua tamu pada waktu makan malam," kata Gubernur, "sedang saya sering kali harus tinggal di kantor sampai tengah malam." "Tentu saja," kata Coolidge, "Karena bapak berbicara." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BAGAIMANA MEMPERTAHANKAN CAWAT Bagaimana organisasi rohani berkembang: Guru amat terkesan oleh kemajuan rohani seorang dari muridnya, hingga, karena dianggap tidak membutuhkan bimbingan lagi, ia meninggalkannya sendirian di pinggir sungai. Setiap pagi setelah pembasuhan diri, si murid menggantungkan cawatnya di luar untuk dijemur. Itu milik satu-satunya. Suatu hari ia kecewa melihat cawatnya koyak tercabik-cabik oleh tikus. Maka ia terpaksa meminta-minta sebuah cawat sebagai ganti dari penghuni desa. Ketika cawat yang satu ini lagi juga dilubangi oleh tikus-tikus ia memelihara seekor kucing. Ia tidak lagi diganggu tikus, tetapi sekarang, kecuali meminta-minta untuk makan sendiri, ia juga harus memintaminta susu untuk kucingnya. "Terlalu banyak kerja dengan minta-minta," pikirnya, "dan terlalu membebani penghuni desa. Aku akan memelihara lembu." Ketika mendapat lembu, ia harus minta jerami. "Lebih mudah mengerjakan tanah di sekitar gubug," pikirnya. Tetapi ternyata ini repot juga, karena hanya tinggal sedikit waktu untuk bermeditasi. Maka ia mempekerjakan buruh untuk menggarap tanahnya. Sekarang mengawasi para buruh menjadi tugasnya, maka ia mengambil seorang istri, yang membagi tugas ini dengan dia. Tidak lama kemudian, tentu saja, ia menjadi salah seorang yang terkaya di desa. Bertahun-tahun kemudian Guru kebetulan lewat dan heran melihat kediaman seperti istana, di mana dulu ada gubug. Ia berkata kepada salah seorang hamba: "Apakah ini dulu bukan tempat tinggal seorang muridku?" Sebelum mendapat jawaban, murid sendiri muncul. "Apa arti semuanya ini, anakku?" tanya sang Guru. "Tuan tidak mau percaya akan hal ini." kata orang itu. "Tetapi memang tidak ada jalan lain untuk mempertahankan cawatku." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
CHING MEMBUAT SEBUAH BINGKAI LONCENG Seorang pengukir bernama Ching menyelesaikan pekerjaan pada sebuah bingkai lonceng. Setiap orang melihat mengaguminya, karena rupanya itu seperti karya roh halus. Ketika Pangeran di Lu melihat itu, ia bertanya: "Engkau itu genius macam apa, engkau dapat membuat barang seperti itu?" Pengukir menjawab: "Duli tuanku, aku ini hanya seorang pekerja biasa. Saya bukan genius. Tetapi ada sesuatu. Kalau aku membuat bingkai lonceng, aku bermeditasi selama tiga hari untuk menenangkan pikiranku. Kalau sudah meditasi tiga hari, aku tidak lagi berpikir tentang pahala atau upah. Kalau aku bermeditasi lima hari, aku tidak lagi memikirkan pujian atau celaan, keterampilan atau kelambanan. Kalau aku bermeditasi tujuh hari aku tiba-tiba lupa anggota lain tubuhku; ya, aku lupa diriku sendiri. Aku tidak sadar lagi akan istana dan alam sekitarnya. Hanya pribadiku saja tetap tinggal. Dalam keadaan itu aku masuk hutan, dan memeriksa setiap pohon, sampai aku temukan satu, di mana kulihat bingkai lonceng sempurna. Lalu tanganku mengerjakan tugas. Setelah menyisihkan diriku, kodrat bertemu kodrat dalam karya yang dilakukan melalui aku. Inilah kiranya yang menyebabkan setiap orang berkata, bahwa hasil yang terselesaikan itu karya para roh halus." Kata seorang pemain biola terkenal tentang suksesnya dalam memainkan Violin Concerto karya Beethoven. "Aku punya musik hebat, biola hebat, dan alat gesek hebat. Apa yang kuperlukan hanya mempertemukan mereka itu dan aku sendiri menyingkir." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BAGAIMANA DR. CHUNG MENYELAMATKAN "Syukurlah pada waktu tamasya kami membawa seekor keledai. Sebab ketika salah seorang dari anak-anak terluka, kami menggunakan keledai itu untuk membawanya pulang." "Bagaimana dia sampai dapat terluka?" "Disepak oleh keledai itu!" "Dapatkah engkau menyarankan seorang dokter yang baik?" "Saya sarankan Dr. Chung. Ia telah menyelamatkan hidup saya." "Bagaimana itu terjadi?" "Begini, saya menderita penyakit berat dan pergi ke Dr. Ching. Saya makan obat yang ia berikan, dan keadaan saya semakin buruk. Maka saya memeriksakan diri pada Dr. Chang. Saya makan obat yang ia berikan, dan saya hampir mati. Maka akhirnya saya pergi ke Dr. Chung - dan ia tidak ada." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
CONFUCIUS MENGENAI PEMERINTAHAN YANG BAIK Pada suatu ketika seorang murid berkata kepada Confucius, "Apakah unsur-unsur dasar untuk suatu pemerintahan yang baik?" Ia menjawab, "Makanan, senjata dan kepercayaan rakyat." "Tetapi," lanjut murid itu, "kalau anda dipaksa untuk melepaskan salah satu dari ketiga unsur itu, mana yang akan anda lepaskan?" "Senjata." "Dan kalau anda harus melepaskan satu lagi dari dua yang masih tinggal?" "Makanan." "Tetapi tanpa makanan rakyat akan mati!" "Sejak dahulu, kematian merupakan bagian hidup manusia. Tetapi rakyat yang tidak lagi mempercayai para pemimpinnya, sungguh celaka." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MENCONTOH RAJA Ketika "Messiah" karangan Handel untuk pertama kalinya dipertunjukkan di London, raja hadir. Ia begitu terbuai oleh perasaan religius ketika paduan suara menyanyikan bagian Alleluia, sehingga di luar kebiasaan ia berdiri hening penuh hormat terhadap karya besar yang sedang ia nikmati. Ketika melihat ini, para bangsawan yang hadir di sana mengikuti raja dan berdiri juga. Itu menjadi tanda bagi para hadirin yang lain untuk berdiri. Sejak saat itu, dianggap suatu keharusan untuk berdiri setiap kali Alleluia dinyanyikan, tanpa peduli seperti apakah sikap batin orang yang mendengarkan atau mutu pembawaannya. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PERKARA SEMANGKA Tiga orang anak yang dituduh telah mencuri buah semangka dibawa ke pengadilan dan menghadap hakim dengan perasaan takut. Mereka berpikir akan menerima hukuman berat karena hakim itu dikenal sebagai orang yang sangat keras. Hakim itu juga seorang pendidik yang bijaksana. Dengan satu ketokan palu ia berkata, "Kalau di sini ada orang yang ketika masih anak-anak belum pernah mencuri buah semangka, silakan tunjuk jari." Ia menunggu. Para pegawai pengadilan, polisi, pengunjung - dan hakim sendiri - tetap meletakkan tangan mereka di meja mereka. Ketika sudah puas melihat bahwa tidak ada satu jari pun yang diangkat dalam sidang itu, hakim itu berkata, "Perkara ditolak." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PENDAPATAN DAN PELEPASAN Dua rahib mengadakan perjalanan. Yang satu mengikuti spiritualitas "pendapatan," yang lain lebih percaya akan "pelepasan." Sepanjang hari mereka berdiskusi tentang spiritualitas masing-masing, sampai malam mereka tiba di pinggir sungai. Kini yang percaya akan "pelepasan" tidak membawa uang, Ia berkata: "Kami tidak bisa membayar tukang perahu untuk menyeberangkan kami, tetapi mengapa memikirkan tubuh. Kami bermalam di sini menyanyikan kemuliaan Tuhan, dan esok kami pasti menemukan orang baik hati, yang akan membayar ongkos penyeberangan kami..' Yang lain berkata: "Di sisi sungai ini tidak ada desa, tidak ada dukuh, gubug atau pondok. Kami akan ditelan binatang buas atau digigit ular atau mati kedinginan. Di sisi sungai lain kami akan bisa bermalam aman dan enak. Aku punya uang untuk membayar tukang perahu." Setelah mereka aman di sisi sungai lainnya, ia membuktikan kepada temannya: "Tahu engkau, nilainya menyimpan uang? Aku dapat menyelamatkan hidupmu dan hidupku. Apa yang terjadi pada kita, seandainya aku ini orang pengikut "pelepasan" seperti engkau." Yang lain menjawab: "Karena engkau ikut pelepasan, maka itulah yang menyeberangkan dan menyelamatkan kita, sebab engkau membagi uangmu untuk membayar tukang perahu, bukan? Apalagi karena tidak punya uang dalam kantongku, kantongmu menjadi kepunyaanku Kulihat, aku tidak pernah kekurangan, aku selalu dicukupi." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
DARWIS DAN RAJA Seorang raja pergi menemui seorang darwis. Menurut adat istiadat Timur kalau seorang raja menemui rakyatnya, ia berkata, "Mintalah suatu jasa." Darwis itu menjawab, "Tidak patut bagi saya untuk minta jasa kepada salah seorang budak saya." Seorang pengawal berkata, "Engkau berani berkata begitu tidak hormat kepada raja! Katakan siapa engkau, atau engkau akan mati." Darwis itu berkata, "Saya mempunyai budak yang adalah tuan bagi rajamu." "Siapa?" "Rasa takut," kata darwis itu. Kalau tubuh binasa, tidak ada hidup lagi. Dari sana muncul kesimpulan keliru, mempertahankan tubuh tetap hidup sama dengan hidup. Masuklah ke tempat di mana peluru pembunuh tidak dapat merenggut hidup; dan ditambah panjangnya hidup tidak dapat memperpanjang lamanya keberadaan seseorang. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
SEANDAINYA IA MENOLAK? Samuel sedang tenggelam dalam kesedihan, dan tidak ada yang dapat menyalahkan. Tuannya telah menyuruhnya keluar dari rumahnya dan ia tidak tahu harus pergi ke mana. Tiba-tiba ia melihat titik terang. Mungkin ia dapat hidup dengan teman baiknya, Moshe. Pikiran ini sangat menenangkan hati Samuel, sampai suatu pikiran lain datang di benaknya: "Apa yang membuatmu begitu yakin bahwa Moshe akan memperbolehkanmu tinggal di tempatnya?" "Mengapa tidak?" kata Samuel menanggapi pikiran itu dengan sedikit bernafsu. "Sayalah yang mendapatkan tempat di mana ia sekarang tinggal; sayalah yang meminjaminya uang untuk membayar uang sewa selama enam bulan pertama. Pastilah sekurang-kurangnya ia akan memperbolehkan saya tinggal sekitar seminggu di rumahnya kalau saya dalam kesulitan seperti ini." Ini menenangkan hatinya, sampai sesudah makan malam pikiran serupa datang lagi: "Seandainya dia menolak?" "Menolak?" kata Samuel. "Demi Allah, mengapa ia sampai menolak? Segala sesuatu yang dimilikinya adalah berkat jasa saya. Sayalah yang mencarikan pekerjaan baginya; sayalah yang memperkenalkannya kepada istrinya yang cantik yang sudah melahirkan tiga anak yang begitu ia banggakan. Akankah ia menolak membiarkan saya tinggal barang satu minggu di rumahnya? Tidak mungkin! " Ini menenangkan hatinya, sampai ia pergi tidur dan ternyata ia tak dapat memejamkan mata karena pikiran lain datang lagi, "Tetapi andaikan saja, andaikan saja ia menolak. Lalu mau apa?" Ini sangat mengganggu Samuel. "Persetan, bagaimana mungkin ia dapat menolak?" katanya dengan nada marah. "Orang itu hari ini masih hidup karena jasa saya. Waktu ia masih kecil saya menyelamatkannya ketika ia mau tenggelam. Akankah ia menjadi orang yang begitu tidak tahu terima kasih dan membiarkan saya di jalanan dalam musim dingin seperti ini?" Namun pikiran itu terus datang saja. "Andaikan ..." Samuel yang malang itu bergulat ciengan pertanyaan itu. Akhirnya ia bangkit dari tempat tidurnya sekitar jam dua pagi, pergi ke rumah Moshe dan membunyikan bel di rumahnya, panjang sekali. Moshe yang masih setengah tidur itu membuka pintu dan berkata setengah terkejut, "Samuel! Ada apa? Mengapa datang kemari tengah malam seperti ini?" saat itu Samuel menjadi sangat marah tidak dapat menahan diri dan berteriak, "Akan saya katakan mengapa saya pergi ke sini pada tengah malam seperti ini! Kalau kaupikir saya mau minta agar engkau memperbolehkan saya tinggal barang sehari di rumahmu, engkau keliru. Saya tidak mau berurusan denganmu, rumahmu, istrimu atau keluargamu. Persetan dengan semua itu!" Setelah mengucapkan kata-kata itu ia berbalik dan pergi. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
DIOGENES DI PASAR BUDAK Diceritakan, ketika Diogenes seorang filsuf Yunani ditangkap dan dibawa untuk dijual di pasar budak, ia naik ke tempat juru lelang dan berteriak keras, "Seorang Guru telah datang ke tempat ini untuk dijual. Adakah budak di antara kalian yang ingin membelinya?" Tidak mungkin menjadikan budak orang-orang yang sudah mengalami penerangan batin, karena mereka sama bahagianya entah dalam keadaan sebagai budak maupun sebagai orang merdeka. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
DOKTER MEMERIKSA LUKISAN Seorang pelukis besar minta agar temannya, seorang dokter, datang dan melihat hasil karya yang ia anggap paling baik. Dokter itu mengamati lukisan dengan sangat saksama, memeriksanya sampai hal-hal yang kecil. Sepuluh menit berlalu dan sang pelukis menjadi sedikit khawatir "Bagaimana pendapatmu," tanyanya. Dokter itu berkata, "Kelihatannya seperti radang paru-paru ganda. " (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
DOKTER TAHU LEBIH BAIK Percaya kepada kekuasaan membahayakan pemahaman: Seorang dokter membungkuk memeriksa tubuh yang terbaring lemas di tempat tidur. Kemudian ia tegak berdiri dan berkata, "Maaf, saya terpaksa mengatakan bahwa suamimu sudah tidak ada lagi." Suara protes lemah terdengar dari tubuh lemas yang terbaring di tempat tidur itu. "Tidak, saya masih hidup." "Diam," kata istrinya. "Dokter lebih tahu daripada engkau." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
DUA BINTANG DIATAS GUNUNG Pada suatu ketika ada seorang yang hidupnya sangat bermatiraga. Ia tidak mau makan atau minum meskipun berada di bawah panas terik matahari. Tampaknya cara hidupnya mendapat restu dari surga karena ada sebuah bintang yang sangat cemerlang bersinar di atas gunung yang terletak dekat dengan tempat itu. Bintang itu dapat dilihat oleh semua orang bahkan di siang hari bolong, meskipun tidak ada orang tahu mengapa ada bintang seperti itu. Pada suatu hari orang itu memutuskan untuk mendaki gunung. Seorang gadis kecil dari desa itu memaksa untuk pergi bersamanya. Hari itu panas dan segera saja dua orang itu merasa haus. Ia menyuruh gadis itu untuk minum. Namun gadis itu berkata, ia tidak mau minum kalau sendirian. Orang itu bingung. Ia tidak suka membatalkan puasanya, tetapi juga tidak senang melihat gadis kecil itu kehausan. Akhirnya ia minum bersama dengan gadis kecil itu. Lama ia tidak berani memandang ke atas karena ia takut jangan-jangan bintang tadi telah menghilang. Bayangkan betapa ia terkejut karena ketika ia melihat ke atas, ia melihat dua bintang bersinar cemerlang di atas gunung. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"SAYA KALAH DUA DOLAR" Sepasang suami-istri pergi mengunjungi kawannya yang tinggal di bagian lain suatu negeri dan diajak melihat pacuan kuda. Karena terpesona oleh kuda-kuda yang saling mengejar berlari mengelilingi lapangan pacuan, kedua orang itu sepanjang sore terus bertaruh sampai akhirnya mereka tinggal mempunyai uang tidak lebih dari dua dollar. Pada hari berikutnya si suami merayu istrinya supaya ia dibiarkan pergi ke tempat pacuan sendiri. Pada pertandingan yang pertama ada kuda yang taruhannya lima puluh dibanding satu. Ia memasang taruhannya dan menang. Ia mempertaruhkan seluruh uangnya pada lomba berikutnya dan sekali lagi menang. Sepanjang sore ia bertaruh dan berhasil mengumpulkan lima puluh tujuh ribu dollar. Dalam perjalanan pulang ke rumah ia melewati sebuah tempat judi. Suatu suara dari dalam yang kedengarannya sama dengan suara yang telah mendorongnya untuk memilih kuda taruhan, rasanya berkata, "Berhentilah di sini dan masuklah." Maka ia berhenti, masuk dan berdiri di depan meja rulet. Suara itu berkata, "Nomor tiga belas." Orang itu menaruh seluruh limapuluh tujuh ribu dollar yang ia miliki pada nomor tiga belas. Roda berputar. Bandar judi mengumumkan, "Nomor empat belas." Maka orang itu pulang ke rumah dengan kantong sama sekali kosong. Istrinya menyapanya dari beranda, "Bagaimana jadinya?" Suaminya mengangkat bahu dan berkata, "Yang dua dollar juga amblas." Coba pikirkanlah Engkau tidak pernah kehilangan lebih daripada itu apa pun yang kauhilangkan. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
DUA BERSAUDARA YANG SALING MENCINTA Dua bersaudara, yang seorang membujang, yang lain kawin, punya ladang, dengan subur menghasilkan limpah gandum. Separuh diberikan kepada saudara yang satu dan separuhnya kepada yang lain. Semua berjalan baik pada awal. Lalu, terkadang saja, orang yang kawin mulai bangun terjaga dari tidurnya di waktu malam dan berpikir. Ini tidak adil. Saudaraku tidak kawin dan ia mendapatkan separoh hasil ladang. Di sini aku dengan Istri dan lima anak, jadi aku terjamin aman di masa tua. Tetapi siapa yang menjaga saudaraku celaka nanti, kalau ia jadi tua? Ia harus menyimpan lebih banyak bagi masa depan daripada sekarang, maka kebutuhannya jelas lebih besar dari pada saya. Dengan ini ia bangun tidur, diam-diam menyelinap ke tempat saudaranya dan memasukkan sekarung gandum dalam lumbung saudaranya. Si bujang mendapatkan ilham sama di waktu malam juga. Kadang-kadang ia bangun dari tidurnya dan berkata pada dirinya: "Ini jelas tidak adil. Saudaraku punya istri dan lima anak dan ia mendapat separoh hasil tanah. Dan aku tidak punya tanggungan selain diriku sendiri. Maka tidak wajar saudaraku miskin, karena kebutuhannya jelas lebih besar dari saya, harus menerima tepat sama seperti saya." Lalu ia keluar dari tempat tidurnya dan memasukkan sekarung gandum di lumbung saudaranya. Pada suatu hari mereka bangun tidur pada waktu sama, dan lari bertabrakan, masing-masing menggendong sekarung gandum! Bertahun-tahun kemudian, sesudah mati, kisah itu diketemukan. Maka ketika orang sekota itu mau membangun kenisah mereka memilih tempat, di mana dua saudara bertemu, sebab mereka tidak bisa memikirkan tempat lain di kota, yang lebih suci daripada itu. Perbedaan penting dalam agama itu bukan antara yang beribadah dan mereka yang tidak beribadah tetapi antara mereka yang mencinta dan yang tidak. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
ORANG TERPIDANA DAN SELIMUT Orang terpidana hidup dalam tutupan bertahun-tahun. Ia tidak melihat, tidak bicara dengan orang, dan makanannya disorongkan melalui lubang di dalam dinding. Pada suatu hari seekor semut masuk dalam biliknya. Orang tadi memperhatikan terpesona, ketika semut itu kakinya merayap di ruang itu. Semut itu diletakkan di telapak tangan, untuk diamati lebih dekat, diberi dua butir nasi, dan disimpan di bawah cangkirnya di waktu malam. Pada suatu ketika ia merasa tersentuh, karena perlu sepuluh tahun dalam tutupan untuk membuka matanya melihat keindahan seekor semut. Gelap Menurut El Greco Ketika pelukis Spanyol El Greco dikunjungi sahabatnya di rumah sore hari cerah di musim semi, ia ditemukan duduk di kamar kelambu tertutup rapat. "Mari keluar di sinar matahari," kata sahabatnya. "Tidak sekarang" jawab El Greco: "Ini akan mengacaukan terang yang bersinar di dalam hatiku." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
ENGKAU ITU SIAPA? Wanita dalam sakratulmaut menghadapi ajalnya. Ia tiba-tiba merasa, bahwa ia dibawa ke surga dan berdiri di muka Takhta Pengadilan. "Siapa engkau itu?" kata suara kepadanya. "Aku ini istri lurah," jawabnya. "Aku tidak bertanya kepadamu, engkau istri siapa, tetapi engkau itu siapa?" "Aku ini ibu empat orang anak." "Aku tidak bertanya, engkau ibunya siapa, tetapi siapa engkau itu?" "Aku ini guru di sekolah." "Aku tidak menanyakan pekerjaanmu, tetapi siapa engkau itu." Dan demikianlah seterusnya. Tidak peduli apa yang menjadi jawabannya, rupanya itu bukan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan: "Engkau itu siapa?" "Aku ini seorang Kristen." "Aku tidak menanyakan agamamu, tetapi engkau itu siapa." "Aku ini seseorang, yang tiap hari pergi ke gereja dan selalu membantu orang miskin dan orang dalam kesulitan." "Aku tidak menanyakan perbuatanmu, tetapi siapa engkau itu." Ia jelas gagal dalam ujian, oleh karena itu ia dikirim kembali ke dunia. Ketika sembuh dari sakitnya ia berniat menemukan siapa dia. Dan itulah yang membuat segalanya berbeda sama sekali. Tugasmu itu berada. Tidak menjadi seseorang atau bukan apa-apa - sebab disitu ada keserakahan dan ambisi - tidak menjadi ini dan itu; - dengan demikian menjadi bersyarat - tetapi hanya ada saja. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
FILSUF YANG TELAH BANGKIT Ahli filsuf kuno, sudah mati berabad-abad, diberi tahu, bahwa ajarannya ditafsirkan salah oleh wakil-wakilnya. Karena orang itu giat memperjuangkan kebenaran, ia mendapat, setelah banyak usaha, rahmat untuk kembali ke dunia beberapa hari. Beberapa hari lamanya ia bisa meyakinkan para pengganutnya tentang identitasnya. Setelah itu terjadi, mereka segera kehilangan segala minat akan apa yang dikatakan, dan minta agar ia menerangkan kepada mereka rahasia bisa kembali hidup dari kubur. Hanya setelah usaha besar ia akhirnya meyakinkan mereka, bahwa tidak mungkin ia membuka rahasia itu, dan bahwasanya jauh lebih penting bagi kesejahteraan umat manusia, kalau mereka kembali pada ajarannya murni seperti semula. Usaha sia-sia! Yang dikatakan kepadanya ialah, "Apakah kamu tidak tahu, bahwa yang penting itu bukan ajaranmu, tetapi tafsir kami tentang ajaranmu? Sesungguhnya, engkau hanya burung lewat, sedang kami tinggal di sini selamanya." Ketika Budha mati, sekolah-sekolah bermunculan. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
GEMBALA SUKA SEGALA CUACA Orang bepergian: "Akan seperti apa cuaca hari ini?" Gembala: "Cuaca yang saya sukai." "Bagaimana engkau tahu cuaca akan seperti yang kausukai? " "Tuan, karena saya sudah mengalami bahwa saya tidak selalu memperoleh yang saya inginkan, saya sudah belajar untuk selalu menyukai yang saya dapatkan. Maka saya yakin bahwa cuaca hari ini akan seperti yang saya sukai." Kegembraan dan tidak adanya kegembiraan terletak pada cara kita menghadapi kejadian-kejadian, tidak pada hakikat kejadian-kejadian itu sendiri. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
ARTI GENDERANG Sekelompok misionaris yang baru saja tiba, meminta seorang penduduk asli untuk membawa mereka dalam rakit di sungai Kongo. Sesudah beberapa saat mereka mendengar dentaman gendang hutan yang tetap. Sepanjang perjalanan, dalam selang waktu yang tetap, suara itu diulang-ulang. "Apa arti dentaman gendang itu?" tanya salah seorang misionaris dengan rasa takut. "Penduduk asli itu mendengarkan gendang dan mengartikannya: 'Gendang itu berkata: tiga orang kulit putih. Sangat kaya. Naikkan harga-harga.'" Saadi dari Shiraj biasa berkata, "Tidak seorang pun yang belajar memanah dari saya, yang pada akhirnya tidak menjadikan saya sasaran bidikannya." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
GEREJA HUTAN Pada suatu waktu dulu, ada hutan, di mana burung-burung bernyanyi di waktu siang, dan serangga di waktu malam. Pepohonan tumbuh segar dan bunga-bunga berkembang dan segala macam mahkluk berkeliaran dalam kebebasan. Dan semua orang, yang masuk di dalamnya, masuk dalam kesunyian, tempat kediaman Tuhan, yang bersemayam dalam keheningan dan keindahan alam. Tetapi kemudian tiba masa ketidak-sadaran, ketika menjadi mungkin bagi orang untuk membangun gedung seribu kaki tingginya dan merusak sungai dan hutan dan gunung dalam sebulan. Lalu rumah-rumah ibadat dibangun dari kayu-kayu hutan dan dari batu-batu di bawah tanah hutan. Kubah, menara dan puncak menara menjulang tinggi di langit. Udara penuh dengan suara dan lonceng, dengan doa dan nyanyian dan khotbah. Dan Tuhan tiba-tiba tak punya rumah. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
GESSEN, RAHIB YANG RAKUS Gessen itu seorang rahib Budha. Tetapi ia juga seniman berbakat ulung. Sebelum ia mulai dengan melukis ia selalu menuntut bayaran di muka. Dan upah ini besar luar biasa. Maka ia dikenal sebagai rahib rakus. Seorang geisha memanggil dia untuk menggambar. Gessen berkata: "Kamu mau membayar berapa?" Perempuan itu kebetulan melayani kekasih kaya di waktu itu. Ia berkata: "Apa saja yang kamu minta. Tetapi lukisan harus dibuat sekarang di hadapanku." Gessen segera mulai bekerja dan ketika lukisan sudah selesai, ia menuntut bayaran paling tinggi yang pernah ia minta. Ketika Geisha itu memberikan uangnya, ia berkata kepada kekasihnya. "Orang ini dianggap seorang rahib, tetapi yang dipikirkan hanya uang. Bakatnya memang luar biasa, tetapi pikirannya itu kotor, mata-duitan. Bagaimana orang memamerkan lukisan orang berpikiran kotor seperti itu? Karyanya itu baik untuk pakaian dalam bagiku." Dengan itu ia melemparkan rok dalam kepadanya dan meminta untuk menggambarkan lukisan padanya. Gessen bertanya seperti biasa sebelum ia mulai dengan karyanya. "Kamu akan memberi aku upah berapa?" "Oh, sebanyak yang kamu inginkan," kata wanita itu. Gessen menyebut harganya, menggambarkan lukisan, tanpa malu mengantongi uangnya, dan pergi. Bertahun-tahun kemudian, ada seseorang yang menemukan mengapa Gessen begitu rakus mengumpulkan uang. Bahaya kelaparan kerap menimpa daerahnya. Orang kaya tidak perduli menolong yang miskin. Maka Gessen menyuruh membangun lumbung-lumbung rahasia di daerah itu dan mengisinya dengan gandum bagi keadaan darurat. Tidak ada orang tahu, gandum datang dari mana atau siapa penderma bagi wilayah itu. Alasan lain, mengapa Gessen menginginkan uang itu: jalan dari desanya menuju kota yang puluhan kilometer jauhnya. Jalan itu dalam keadaan begitu jelek, hingga gerobag tidak bisa berjalan di sana; hal ini menimbulkan banyak derita bagi yang tua dan yang sakit, kalau mereka perlu pergi ke kota. Maka Gessen menyuruh memperbaiki jalan. Alasan terakhir adalah kuil untuk bermeditasi, yang selalu dicita-citakan oleh guru Gessen, tetapi tidak dapat ia laksanakan. Gessen membangun kuil itu sebagai tanda terimakasih kepada guru yang dihormatinya. Sesudah rahib rakus itu selesai membangun jalan, kuil dan lumbung-lumbung, ia membuang cat dan kuas, kembali ke gunung-gunung, untuk masuk dalam hidup berkontemplasi dan ia tidak melukis lagi. Perbuatan seseorang pada umumnya menunjukkan apa yang mau ditafsirkan oleh pengamat. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
GETARAN HATI SI PENCARI KEBENARAN ... dan hati yang tak kenal takut. Ada ketukan keras di hati si 'pencari' "Siapa?" tanya 'pencari' yang takut itu. "Saya, Kebenaran" datang jawaban. "Jangan edan," kata 'pencari.' "Kebenaran berbicara dalam diam." Itulah cara efektif untuk menghentikan ketukan - untuk melegakan 'pencari.' Apa yang tidak ia ketahui adalah bahwa ketukan itu disebabkan oleh getaran hati yang penuh ketakutan. Kebenaran yang membebaskan kita hampir selalu kebenaran yang tidak mau kita dengar. Maka bila kita berkata sesuatu tidak benar, apa yang terlalu sering kita maksudkan adalah: "Saya tidak senang itu." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
GIPSI Di sebuah kota di daerah perbatasan, ada seorang lelaki tua yang sudah lima puluh tahun tinggal di rumah yang sama. Pada suatu hari ia membuat semua orang terkejut karena ia berpindah ke rumah sebelah. Wartawan surat kabar setempat menemuinya dan bertanya mengapa ia pindah. Ia menjawab dengan tersenyum puas, "Saya kira gipsi dalam diri saya yang melakukannya." Apakah pernah kamu dengar mengenai orangyang menemani Kristoforus Kolumbus dalam ekspedisinya ke Dunia Baru? Ia selalu cemas karena mungkin tidak dapat kembali pada waktunya untuk menggantikan pekeryaan penjahit yang sudah tua di desanya sehingga mungkin orang lain akan mengambil pekerjaan itu. Agar berhasil dalam pencarian yang disebut hidup batin, orang harus memusatkan perhatian untuk memperoleh hal yang paling bernilai dalam hidup. Kebanyakan orang tergiur oleh hal-hal yang sepele seperti kekayaan, nama baik, kenikmatan dan persahabatan manusiawi. Ada orang yang begitu tergila-gila oleh kemasyhuran sampai siap untuk mati di tiang gantungan kalau dengan begitu namanya akan terpasang pada berita-berita utama. Apakah sungguh ada perbedaan antara dia dan kebanyakan usahawan dan orang-orang politik? (Belum lagi di antara kita yang mengagungkan hal seperti itu lewat pendapat umum). (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
GULA-GULA BERBENTUK BINATANG Pada suatu ketika adalah seorang pembuat gula-gula yang membuat gula-gula dalam berbagai macam bentuk binatang dan burung dengan berbagai macam warna dan ukuran. Kalau ia menjual gula-gula kepada anak-anak, mereka biasanya bertengkar dengan kata-kata seperti ini: "Kelinciku lebih baik daripada singamu ... Tupaiku memang lebih kecil daripada gajahmu, tetapi lebih enak ..." Pembuat gula-gula itu akan menertawakan pikiran orang-orang dewasa yang tidak kurang bodoh daripada anak-anak kalau mereka berpikir bahwa pribadi yang satu lebih baik daripada yang lain. Penerangan batin tahu bahwa yang memisah-misahkan kita bukanlah kodrat kita melainkan kebudayaan dan lingkungan kita. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
HADIAH UNTUK IBU YANG MENGELUH Ketika seorang gadis kecil berumur delapan tahunan mengambil uang sakunya untuk membelikan ibunya hadiah, ibunya sangat berterimakasih dan bahagia, karena ibu dan ibu rumah tangga pada umumnya banyak bekerja, tetapi sedikit penghargaan. Gadis kecil itu nampaknya telah memahami hal ini karena ia berkata, "Itu karena ibu bekerja keras, dan tak seorang pun menghargainya." Wanita itu berkata, "Bapakmu bekerja keras juga." Kata gadis kecil, "Ya, tapi ia tidak peduli akan hal itu." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BERAPA HARGA PERDAMAIAN? "Hari ini engkau tampak lelah Jack, ada apa?" "Ah, saya baru pulang ke rumah pagi-pagi sekali dan ketika saya sedang berganti pakaian istri saya terbangun dan berkata, 'Apakah engkau tidak bangun terlalu pagi Jack?' Maka untuk menghindari pertengkaran, saya mengenakan pakaian saya dan kembali bekerja lagi." Berapa harga sebuah perdamaian? (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
HARTA DALAM DAPUR SENDIRI [Suatu] kisah orang-orang Hasidim: Pada suatu malam dalam mimpi, rabbi Iskak diberitahu untuk pergi jauh ke Praha dan di sana menggali harta tersembunyi di bawah jembatan yang menuju istana raja. Ia tidak memikirkan mimpi itu sungguh-sungguh. Akan tetapi ketika mimpi itu terjadi empat atau lima kali, ia memutuskan untuk pergi mencari harta itu. Ketika ia sampai ke jembatan. ia terkejut karena melihat bahwa jembatan itu dijaga ketat siang malam oleh serdadu. Satusatunya yang dapat ia lakukan adalah melihat jembatan itu dari jauh. Akan tetapi karena ia pergi ke sana setiap pagi, pemimpin penjaga itu pada suatu hari menemuinya untuk bertanya mengapa. Rabbi Iskak yang sebenarnya malu untuk menceritakan mimpinya kepada orang lain, menceritakan segala-galanya karena ia senang dengan sikap dan watak orang Kristen yang baik ini. Pemimpin itu tertawa meledak dan berkata. "Astaga. Engkau seorang rabbi dan engkau percaya kepada mimpi? Seandainya saya tolol dan bertindak atas dasar mimpi saya sendiri, sekarang saya sudah berkelililig Polandia. Coba saya ceritakan salah satu mimpi saya tadi malam yang terus kembali: suatu suara mengatakan kepada saya unruk pergi ke Krakow dan menggali harta di pojok dapur seorang yang bernama Iskak, anak Yeheskiel! Bukankah sesuatu yang paling tolol di seluruh dunia untuk mencari di seluruh Krakow seorang yang bernama Iskak dan orang lain yang bernama Yeheskiel kalau separoh dari seluruh penduduk pria mungkin bernama Iskak dan separoh yang lain Yeheskiel?" Rabbi itu tertegun. Ia mengucapkan terima kasih kepada pemimpin itu atas nasihatnya, segera pulang, menggali pojok dapurnya dan menemukan harta berlimpah yang cukup untuk hidup bahagia sampai hari kematiannya. Pencarian rohani adalah suatu perjalanan tanpa jarak. Engkau berjalan dari tempat sekarang engkau berada ke tempat di mana engkau selalu berada. Dari ketidaktahuan menuju pemahaman, karena semua yang engkau lakukan adalah melihat untuk pertama kali hal yang sudah selalu engkau pandang. Siapa yang pernah mendengar tentang suatu jalan yang membawa engkau kepada dirimu sendiri, atau suatu cara yang membuat engkau menjadi sebagaimana engkau selalu? Sebenarnya, kerohanian hanyalah masalah menjadi sebagaimana engkau sesungguhnya. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
HARTA DALAM GUNUNG YANG MENGHILANG Inilah kisah yang diceritakan oleh seorang Guru kepada murid-muridnya untuk menunjukkan kerugian yang dapat diakibatkan oleh keterikatan akan satu hal yang sepele, dalam diri orang-orang yang telah kaya dalam rahmat hidup batin: Pada suatu ketika seorang desa berjalan melewati sebuah gua di pegunungan, persis pada waktu gua itu menampakkan salah satu dari keajaiban-keajaibannya yang jarang tampak, kepada semua orang yang ingin memperkaya diri mereka dengan harta yang ada di dalamnya. Ia masuk ke dalamnya dan melihat gunung emas dan batu-batu berharga. Dengan tergesa-gesa ia memasukkannya ke dalam kantung yang ada di punggung keledainya, karena ia tahu dari legenda bahwa gua itu hanya terbuka dalam jangka waktu yang sangat terbatas. Maka harta itu harus diambil dengan tergesa-gesa. Keledai itu penuh muatan dan ia kembali dengan kegembiraan besar karena nasibnya yang begitu baik. ketika itu ia ingat bahwa tongkatnya ketinggalan di gua. Ia kembali dan cepat masuk ke dalam gua. Tibalah waktu bagi gua untuk menghilang dan dengan demikian orang itu hilang bersama gua itu tanpa pernah muncul lagi. Sesudah menunggunya satu atau dua tahun, orang-orang desa menjual harta yang mereka temukan di atas keledai dan memperoleh keberuntungan dari nasib baik orang yang malang itu. Kalau burung pipit membuat sarangnya di hutan, sarang itu menempati sebuah ranting. Kalau rusa memuaskan dahaganya, di sungai ia minum tidak lebih daripada yang dapat ditampung oleh perutnya . Kita mengumpulkan barang karena hati kita kosong. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
HATI ... karena yang paling hakiki tidak ada. Menurut suatu dongeng India kuno, ada seekor tikus yang selalu tertekan karena takut kepada seekor kucing. Seorang tukang sihir merasa kasihan kepadanya lalu menqgubahnya menjadi seekor kucing. Tetapi kemudian ia menjadi takut kepada anjing. Maka tukang sihir itu mengubahnya menjadi anjing. Tetapi ia mulai takut kepada harimau. Maka tukang sihir itu mengubahnya menjadi harimau, yang merasa takut kepada pemburu. Pada saat itu tukang sihir menyerah. Ia mengubahnya menjadi seekor tikus lagi dan berkata, "Apa pun yang saya lakukan tidak akan membantumu karena engkau mempunyai hati seekor tikus." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BERHATI-HATILAH Imam mengumumkan, bahwa Yesus Kristus sendiri akan datang di Gereja Minggu berikutnya. Umat datang berbondongbondong untuk melihat Dia. Setiap orang mengharapkan Ia akan berkhotbah, tetapi Ia hanya tersenyum, ketika diperkenalkan dan berkata: "Selamat." Setiap orang mau menerima-Nya untuk bermalam, khususnya imam, tetapi Ia menolak dengan sopan. Ia berkata, Ia semalam mau tinggal di gereja. Memang wajar, pikir mereka semua. Ia menghilang esok harinya, sebelum pintu gereja dibuka. Dan, ngeri rasanya, imam dan umat menemukan gereja porakporanda. Tertulis di mana-mana pada dinding satu kata WASPADA. Tak ada bagian gereja yang terlewatkan, pintu dan jendela, pilar dan mimbar, altar. Bahkan pada Kitab Suci di atas mimbar: WASPADA. Coret-coret dengan huruf besar dan kecil, dengan pensil dan pena dan cat dalam berbagai warna. Ke mana mata memandang, orang bisa membaca. "WASPADA," waspada. Waspada, WASPADA, waspada, waspada. Menjengkelkan. Buat marah. Mengacau. Menggelitik. Menakutkan. Mereka diandaikan harus waspada apa? Itu tidak dikata. Hanya dikatakan, WASPADA. Dorongan pertama umat mau menghapus tiap bekas pengotoran ini, ini penghojatan. Mereka tertahan berbuat begitu, hanya karena pemikiran, bahwa Yesus sendiri yang melakukan perbuatan itu. Kini kata misterius WASPADA mulai meresap dalam pemikiran umat, setiap kali mereka masuk gereja. Mereka mulai waspada terhadap Kitab Suci, hingga mereka bisa mengambil manfaat dari Kitab, tanpa jadi fanatik. Mereka jadi waspada terhadap sakramen, jadi mereka disucikan tanpa jatuh dalam kesia-siaan. Imam mulai waspada terhadap kekuasaannya atas umat, maka ia bisa menolong tanpa menguasai. Dan setiap orang jadi waspada terhadap agama, yang membuat orang tanpa sadar menjadi munafik. Mereka jadi waspada terhadap Hukum Gereja, lalu jadi patuh pada hukum, tetapi berbelaskasih terhadap si lemah. Mereka mulai waspada terhadap doa, hingga mereka berhenti mengandalkan diri sendiri. Mereka bahkan waspada terhadap pengertian mereka tentang Allah, maka mereka mengenali-Nya juga di luar batas-batas kesempitan Gereja sendiri. Sekarang mereka malah menuliskan kata haram itu pada pintu masuk gereja dan kalau anda lewat di waktu malam. Anda melihatnya gemerlapan di atas gereja dalam terang lampu neon berwarna-warni. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
SUNGAI DI GURUN Bahan dasar dalam mencapai kebebasan: penderitaan yang membawa kesadaran. Seorang pengembara yang tersesat di gurun sudah tidak mempunyai harapan lagi untuk menemukan air. Ia berusaha naik ke bukit yang satu, kemudian yang lain dan yang lain lagi dengan harapan dapat melihat aliran air. Ia terus melihat ke manamana, namun tidak berhasil. Ketika ia berjalan maju tertatih-tatih, kakinya terjerat pada suatu semak kering. Ia jatuh ke tanah. Di sana ia terbaring, tanpa tenaga untuk bangkit lagi tanpa keinginan untuk meneruskan usahanya dan tanpa harapan akan dapat lepas dari siksaan ini. Ketika ia terbaring, tanpa ada yang menolong dan tanpa harapan, tiba-tiba ia menjadi sadar akan keheningan gurun. Di setiap penjuru yang ada adalah ketenangan yang tak terganggu oleh suara sehalus apa pun. Tiba-tiba ia mengangkat kepalanya. Ia mendengar sesuatu. Sesuatu yang begitu lembut yang hanya dapat didengar oleh telinga yang sangat tajam dalam keheningan yang sangat dalam: suara air yang mengalir. Didorong oleh harapan bahwa suara itu muncul dalam dirinya, ia bangkit dan terus bergerak sampai ia tiba di suatu aliran sungai yang airnya segar dan sejuk. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
HUKUM TENTANG BUAH-BUAHAN Di negara tandus pohon itu jarang, dan buah sulit ditemukan. Dikatakan, bahwa Tuhan ingin membuktikan bahwa ada cukup bagi setiap orang. Maka Ia menampakkan diri kepada seluruh nabi dan berkata: "Inilah perintahku kepada seluruh bangsa sekarang dan untuk keturunan selanjutnya; tidak boleh orang makan lebih dari satu buah sehari. Catatlah ini dalam Kitab Suci. Barangsiapa melanggar hukum ini akan dianggap berdosa terhadap Allah dan terhadap umat manusia." Hukum ditaati berabad-abad sampai para ilmuwan menemukan sarana untuk mengubah tanah tandus menjadi padang hijau. Tanah itu kaya gandum dan segala kebutuhan hidup. Dan pohon-pohon tertunduk berat kepada buah yang tidak dipetik. Tetapi hukum satu buah tetap diperintahkan oleh pemerintah negara dan agama di Tanah itu. Orang yang menunjuk pada dosa melawan perikemanusiaan, karena membiarkan buah membusuk di tanah, dipandang sebagai seorang penghojat dan musuh hukum moral. Orang yang mempertahankan kebijaksanaan sabda suci Tuhan Allah, itu dihinggapi roh kesombongan karena pikiran, kata orang, dan kurang mempunyai jiwa iman dan ketaatan di mana hanya kenyataan bisa diperoleh. Di gereja-gereja kerap disampaikan khotbah-khotbah, di mana mereka yang melanggar hukum digambarkan sengsara pada akhirnya. Tidak pernah disinggung-singgung tentang jumlah sama, yang juga sengsara pada akhirnya, meskipun mereka setia menepati hukum atau tentang jumlah besar mereka, yang hidup sejahtera meskipun melanggarnya. Tak ada yang dapat diperbuat untuk mengubah hukum, karena nabi yang menyatakan menerima itu dari Tuhan, sudah lama meninggal. Ia mungkin mempunyai keberanian dan rasa wajar untuk mengubah hukum, karena keadaan sudah berubah, sebab ia menganggap sabda Tuhan bukan sebagai sesuatu yang harus dihormati, melainkan harus dipakai demi kesejahteraan umat manusia. Akibatnya, ada orang terang-terangan mencemoohkan hukum dan Tuhan serta Agama. Ada lain yang melanggarnya diamdiam, dan selalu dengan rasa berbuat salah. Sebagian besar mereka menaatinya secara ketat dan merasa dirinya suci hanya karena mereka berpegang teguh pada kebiasaan tanpa arti dan ketinggalan zaman, yang takut mereka buang. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KEKURANGAN SANG ILMUWAN Dulu ada seorang ilmuwan, yang menemukan seni untuk menciptakan kembaran dirinya begitu sempurna, hingga tidak mungkin orang membedakan yang ciptaan dari pada yang asli. Pada suatu hari ia mendengar, bahwa malaikat maut mencari dia. Maka ia menciptakan selusin kembaran dari dirinya. Malaikat bingung, tak bisa mengetahui, mana dari tigabelas sosok di mukanya itu yang sang ilmuwan. Maka ia meninggalkan mereka semua dan pulang ke surga. Tetapi tidak lama, karena ia kenal kodrat manusia, Malaikat kembali dengan akal pandai. Ia berkata, "Tuan memang seorang genius, bisa berhasil menciptakan tiruan-tiruan dirimu begitu sempurna. Namun aku menemukan suatu kesalahan dalam karyamu, perkara kecil saja." Ilmuwan segera muncul keluar dan berteriak: "Tidak mungkin. Mana kesalahannya?" "Tepat di sini," kata malaikat, dan ia mengambil sang ilmuwan dari antara tiruannya dan dibawa pergi. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"INI SATU" Seorang petani memutuskan bahwa sudah waktunya ia menikah. Maka ia pergi ke kota naik keledainya untuk mencari istri. Pada waktunya ia menemukan seorang wanita, yang menurut pikirannya akan menjadi istri yang baik, dan mereka menikah. Sesudah upacara, mereka berdua mengendarai keledai itu dan kembali ke tempat pertanian mereka. Sesudah beberapa saat keledai itu berhenti dan tidak mau berjalan lagi. Petani itu turun dan mulai memukuli keledai itu dengan batang besar, sampai keledai itu mau berjalan lagi. "Ini satu," kata petani itu. Beberapa kilometer kemudian, keledai itu berhenti lagi dan sekali lagi petani itu turun dan memukuli keledai itu sampai mau berjalan lagi. "Ini dua," kata petani itu. Beberapa kilometer kemudian, keledai itu berhenti lagi untuk ketiga kalinya. kali ini petani itu turun, menurunkan istrinya, mengambil pistolnya dan menembak kepala keledai itu hingga mati seketika. "Kau tolol, bengis," teriak istrinya. "Keledai itu binatang yang kuat, baik dan berguna untuk usaha pertanian kita. Dan dalam ledakan amarahmu, kaubinasakan dia. Seandainya saya tahu bahwa engkau orang yang tidak punya hati, saya tidak pernah akan nikah dengan engkau ..." dan seterusnya, sampai kira-kira sepuluh menit. Petani itu terus mendengarkannya sampai ia berhenti. Lalu ia berkata, "Ini satu." Kisah selanjutnya, sesudah itu mereka hidup bahagia. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
DUA JAGO TEMBAK Dua orang jago tembak akan berduel, untuk itu disiapkanlah tempat di kedai minum. Salah satu dari mereka berbadan kecil, tidak mengesankan, namun ia adalah jago tembak profesional. Yang lain yang besar dan gagah protes, "Tunggu sebentar. Ini tidak adil. Sasaran dia lebih besar." Yang kecil cepat saja mengajukan usul. Sambil berbalik kepada memilik kedai minum itu berkata, "Tandailah badan orang itu dengan garis sebesar ukuran badan saya. Semua peluru saya yang kena pada bagian di luar garis tidak dihitung." Orang yang sudah mengalami penerangan batin lebih memikirkan hidup daripada kemenangan. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BAGAIMANA BUDDHA MENEMUKAN JALAN TENGAH Ketika Buddha pertama kali mulai pencarian batinnya, ia melakukan banyak matiraga. Ia duduk bermeditasi di bawah pohon. Pada suatu hari dua orang pemain musik lewat dekat pohon itu. Yang satu sedang berbicara dengan yang lain, "Jangan menyetel senar sitermu terlalu kuat, nanti putus. Jangan juga memasangnya terlalu lembek, nanti tidak dapat berbunyi. Setellah dengan ukuran tengah-tengah." Kata-kata itu sangat kuat menyentuh hati Buddha, sampai mengubah seluruh cara pendekatan hidup batinnya. Ia yakin bahwa kata-kata itu ditujukan kepadanya. Sejak saat itu ia berhenti dari matiraganya yang keras dan mulai mengikuti jalan yang mudah dan ringan, yaitu jalan keugaharian. Pendekatannya ke arah penerangan batin disebut Jalan Tengah. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
RAJA JANAKA DAN ASHTAVAKRA Tidak ada dunia yang lain kecuali yang satu ini. Akan tetapi ada dua cara untuk memandangnya. Pada zaman dulu di India, adalah seorang raja bernama Janaka. Ia adalah juga seorang bijaksana. Pada suatu hari Janaka sedang mengaso di tempat tidurnya yang bertaburan dengan bunga. Hambanya mengipasinya dan serdadu-serdadu menjaganya di luar pintu. Ketika ia terlelap, ia bermimpi. Raja dari negara tetangga mengalahkannya dalam perang. Ia dijadikan tawanan dan disiksa. Ketika penyiksaan itu mulai, Janaka bangun dan terkejut karena ternyata ia sedang berbaring di tempat tidurnya yang bertaburan bunga, dengan hamba-hamba yang mengipasinya dan serdadu-serdadu yang menjaganya. Sekali lagi ia terlelap dan bermimpi yang sama lagi. Dan sekali lagi ia bangun dan sadar bahwa ia aman dan nyaman di istananya. Kemudian Janaka diganggu oleh suatu pikiran: sementara ia tidur dunia mimpi-mimpinya tampak begitu nyata. Dan sekarang ketika ia terjaga dunia sadarnya tampak nyata. Manakah dari keduanya yang sungguh-sungguh nyata? Ia ingin tahu. Tidak seorang filsuf, cendekiawan dan pelihat pun yang ia tanyai dapat memberikan jawaban. Dan selama bertahun-tahun ia sia-sia mencari, sampai pada suatu hari seorang yang bernama Ashtavakra mengetuk pintu istana. Astavakra berarti berbentuk jelek, buruk rupa. Ia menerima nama itu karena memang demikianlah dirinya sejak lahir. Pertama-tama raja tidak mau memandang orang ini sungguh-sungguh. "Bagaimana seorang reot semacam engkau dapat menjadi pembawa kebijaksanaan yang tidak dipunyai oleh para ilmuwan dan pelihatku?" tanyanya. "Sejak masa kanak-kanakku, semua sumber tertutup bagiku - maka dengan sangat bersemangat saya meniti Jalan kebijaksanaan," jawab Ashtavakra. "Kalau begitu, bicaralah," kata raja. Inilah yang dikatakan oleh Ashtavakra, "Oh raja baik keadaan terjaga maupun mimpi tidaklah nyata. Kalau raja terjaga, dunia mimpi tidak ada dan kalau raja bermimpi dunia sadar tidak ada. Oleh sebab itu tidak satu pun nyata." "Kalau baik keadaan terjaga maupun keadaan mimpi tidak nyata, lalu apa yang nyata?" tanya raja. "Ada keadaan yanqg melampaui keduanya. Carilah itu. Hanya itu sajalah yang nyata." Orang yang sudah mengalami penerangan batin menganggap diri mereka terjaga maka dalam kebodohan mereka, mereka menganggap beberapa orang baik dan yang lain buruk, beberapa peristiwa menggembirakan dan yang lain menyedihkan. Orang-orang yang sadar tidak lagi berada dalam kuasa kehidupan dan kematian, perkembangan dan kehancuran, keberhasilan dan kegagalan, kemiskinan dan kekayaan, kehormatan dan penghinaan. Bagi mereka, bahkan kelaparan, kehausan, panas dan dingin yang dialami sebagai yang sementara dalam aliran arus kehidupan tidak lagi mempunyai kuasa atas diri mereka. Mereka sudah sampai pada kesadaran bahwa tidak pernah ada keperluan untuk mengubah apa yang mereka lihat - hanya cara melihatnya. Maka mereka lalu menjadi seperti air, lembut dan lentur namun kekuatannya tidak tertahankan; tidak memaksakan akan tetapi menjadi berkat bagi semua makhluk. Dengan tindakan mereka yang tanpa pamrih, orang lain diubah; karena ketidakterikatan mereka, seluruh dunia menjadi subur; karena mereka bebas dari nafsu, orang lain dibiarkan tak tercemar. Air dialirkan keluar dari sungai untuk mengairi sawah. Air tidak pernah meributkan apakah ia berada di sungai atau di sawah. Demikianlah orang yang sudah mendalami penerangan batin bertindak dan hidup dengan lembut sekaligus perkasa sesuai dengan tujuan hidupnya. Inilah orang-orang yang menjadi musuh laknat masyarakat yang tidak suka akan hidup yang lentur dan mengandalkan latihan, perintah, rutin, ortodoksi dan konformitas. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
JANGAN MELIHAT KALAU DIA SEDANG MENYUMPAHI Dua penghuni lembaga bisu-tuli bertengkar. Ketika seorang petugas datang untuk menjernihkan masalah mereka, salah satu dari orang itu berdiri membelakangi yang lain dan tertawa terbahak-bahak. "Apa yang lucu? Mengapa kawanmu ini tampak begitu marah?" tanya petugas itu dengan bahasa isyarat. Si bisu itu menjawab, juga dengan bahasa isyarat, "Karena ia mau menyumpahi saya, tetapi saya tidak mau melihatnya! " (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
JOHN BERKATA YA ... atau bagaimana? Seorang anak petani begitu pendiam, sampai pacarnya sesudah lima tahun berpacaran yakin bahwa ia tidak akan pernah mengajukan suatu usul pun kepada dirinya dan bahwa dia sendirilah yang harus mulai. Pada suatu hari ketika mereka hanya berdua saja duduk di kebun, gadis itu berkata kepadanya, "John, marilah kita nikah. Apakah kita mau menikah John?" Mereka diam lama. Akhirnya John berkata, "Ya." Diam lagi lama. Akhirnya gadis itu berkata, "Katakan sesuatu John. Mengapa engkau tidak mengatakan sesuatu?" "Saya khawatir, saya sudah berbicara terlalu banyak!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
JUNAID MENOLAK MATA UANG EMAS Salah seorang pengikut Junaid datang kepadanya dengan kantong yang penuh dengan mata uang emas. "Apakah engkau masih punya lebih banyak mata uang emas lagi?" tanya Junaid. "Ya, masih banyak lagi." "Dan engkau lekat padanya?" "Ya." "Kalau demikian engkau harus membawa uang ini juga, karena kebutuhanmu lebih besar daripada kebutuhanku. Karena saya tidak mempunyai apa-apa dan tidak menginginkan apa-apa, saya jauh lebih kaya daripadamu." Hati orang yang sudah mengalami penerangan batin itu seperti kaca: tidak merenggut atau menolak sesuatu pun; menerima tetapi tidak memiliki. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KABAR ANGIN MENCIPTAKAN KELAPARAN Pada musim panas 1946 desas-desus tentang kelaparan melanda sebuah provinsi di negara Amerika Latin. Pada hal tanaman tumbuh dengan baik, dan cuaca pun sempurna, menunggu panen raya. Tetapi karena daya sas-sus itu 20.000 petani gurem meninggalkan sawah-ladangnya dan lari ke kota-kota. Karena perbuatan mereka panen gagal, ribuan orang meninggal dan isyu kelaparan terbukti nyata. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KEMATIAN SEORANG PILOT KAMIKAZE Kenji adalah seorang pilot kamikaze Jepang. Ia sudah siap mati demi tanah airnya. Akan tetapi perang berhenti lebih cepat daripada yang diperkirakan sehingga ia tidak mendapat kesempatan untuk mati secara mulia. Oleh karena itu ia menjadi tertekan. Semangat hidupnya hilang sama sekali dan ia berjalan mengelilingi kota tanpa gairah dan tanpa tahu apa yang akan dibuatnya. Pada suatu hari ia diberitahu bahwa ada seorang penjahat yang menyandera seorang wanita tua di apartemennya yang terletak pada tingkat dua suatu gedung. Polisi takut untuk masuk ke dalam karena penjahat itu bersenjata dan dikenal berbahaya. Kenji menerobos masuk ke dalam gedung itu dan menyuruh penjahat itu melepaskan wanita sanderanya. Terjadilah perkelahian dengan pisau. Kenji berhasil membunuh penjahat itu akan tetapi ia sendiri menderita luka parah. Beberapa waktu kemudian ia meninggal di rumah sakit dengan senyum bangga di bibirnya. Keinginannya untuk mati secara berguna sudah dikabulkan. Hanya orang-orang yang melakukan Yang Baik yang tidak mempunyai lagi rasa takut untuk mati. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KASIH DAN TERIMA KASIH Pada suatu ketika Allah menjamu semua keutamaan, baik yang kecil maupun yang besar, yang sederhana maupun yang gagah berani. Mereka semua berkumpul di suatu ruangan surgawi yang dihias sangat meriah. Segera saja mereka bergembira ria karena mereka sudah saling mengenal dengan baik. Bahkan beberapa sangat dekat berhubungan. Tiba-tiba Allah melihat dua keutamaan yang cantik yang tampaknya sama sekali tidak saling mengenal dan tidak senang duduk bersama. Maka Allah menggandeng tangan salah satu dan memperkenalkannya kepada yang lain secara resmi. "Rasa terima kasih," kata-Nya, "Inilah Kasih." Namun sebelum Allah berbalik, mereka sudah saling menjauh lagi. Dan tersebarlah kisah, bahkan Allah tidak dapat membawa "Rasa terima kasih" ketempat dimana ada "Kasih." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KATINKA Pada suatu kali seorang wanita datang kepada rabbi Israel dan menceritakan kepadanya kepedihan hatinya: sudah dua puluh tahun ia menikah tetapi belum juga dikaruniai anak. "Sama," kata rabbi. "Persis sama dengan ibuku." Dan inilah cerita yang ia sampaikan kepada wanita itu: Selama dua puluh tahun ibunya tidak mempunyai anak. Pada suatu hari ia mendengar bahwa Bal Shem Tov yang suci itu berada di kota dan ia segera pergi menemui orang suci itu serta mohon agar ia mendoakannya supaya ia dapat mempunyai anak. "Untuk keperluan itu engkau bersedia melakukan apa?" tanya orang suci itu. "Apa yang dapat saya lakukan?" tanya wanita itu. "Suamiku adalah miskin, bekerja di perpustakaan, tetapi saya mempunyai sesuatu yang dapat saya berikan kepada rabbi." Lalu ia cepat-cepat pulang ke rumah, mengambil katinka dari almari di mana katinka itu dengan cermat disimpan dan lari kembali untuk memberikannya kepada rabbi. Katinka - semua orang tahu - adalah mantol yang dikenakan pengantin pada hari pernikahannya, suatu harta pusaka berharga yang diwariskan turun temurun. Ketika wanita itu sampai, rabbi sudah berangkat ke kota lain. Maka ia menyusulnya. Karena miskin, ia harus berjalan kaki. Ketika ia sampai di kota itu, rabbi sudah pergi lagi ke tempat lain. Enam minggu ia menyusul sang rabbi dari kota ke kota sampai akhirnya dapat bertemu. Rabbi menerima katinka itu dan menyerahkannya kepada sinagoga setempat. Rabbi Israel menutup ceritanya, "Ibu saya berjalan pulang. Setahun kemudian, saya lahir." "Sungguh, persis sama," seru wanita itu. "Saya pun mempunyai katinka di rumah. Saya akan segera membawanya kepada rabbi dan kalau rabbi memberikannya kepada sinagoga setempat, Allah akan memberikan seorang anak kepada saya." "Ah, tidak demikian," kata rabbi itu dengan sedih, "Perbedaan antara ibu saya dan engkau adalah ini: engkau mendengar kisahnya; ia dulu tidak punya kisah yang dapat dijadikan pegangan." Sesudah digunakan oleh seorang suci tangga itu dibuang dan tidak dapat digunakan lagi. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KEHENDAK RAMA Di suatu desa di India, hiduplah seorang penenun yang sangat saleh. Sepanjang hari ia mengucapkan nama Allah, dan secara diam-diam orang percaya kepadanya. Setiap kali hasil tenunannya sudah cukup banyak, ia pergi ke pasar untuk menjualnya. Kalau di pasar ia ditanya mengenai harga sehelai kain, ia menjawabnya begini: "Atas kehendak Rama, harga benang 35 sen; ongkos kerja 10 sen; keuntungan, atas kehendak Rama, 4 sen. Jadi atas kehendak Rama, harga kain 49 sen." Orang begitu percaya kepadanya, sehingga mereka tidak pernah tawar-menawar dengannya. Mereka membayar saja harga yang dimintanya dan mengambil barangnya. Penenun itu mempunyai kebiasaan, kalau malam pergi ke kuil desa, untuk mengidungkan pujian bagi Allah dan memuliakan nama-Nya. Pada suatu malam, ketika ia sedang mengidungkan pujian, segerombolan perampok masuk. Mereka membutuhkan seseorang untuk membawakan barang-barang hasil curian mereka, maka mereka berkata, "Mari, ikut kami." Tanpa melawan penenun itu mengikuti mereka sambil membawa barang-barang di atas kepalanya. Namun segera saja polisi mengejar mereka, dan para perampok itu pun lari. Penenun itu juga lari, akan tetapi karena ia sudah tua, dalam waktu singkat polisi menyusulnya dan karena mereka menemukan barang-barang rampokan padanya, mereka menangkapnya dan memasukkannya ke dalam penjara. Pagi berikutnya, ia dihadapkan kepada hakim dan didakwa merampok. Ketika hakim menanyakan kepadanya apa yang Akan ia katakan, ia menjawab, "Yang Mulia, atas kehendak Rama, tadi malam saya selesai makan malam, atas kehendak Rama, saya pergi ke kuil, untuk menyanyikan pujian baginya. ketika itu, atas kehendak Rama, segerombolan perampok masuk dan, atas kehendak Rama, meminta saya untuk membawakan barang-barang mereka. Mereka menumpangkan beban yang begitu berat di atas kepala saya, sehingga ketika polisi mengejar, atas kehendak Rama dengan mudah saya ditangkap. Lalu, atas kehendak Rama, saya ditahan dan dimasukkan ke dalam penjara. Dan pagi ini, saya berdiri di hadapan Yang Mulia, atas kehendak Rama." Hakim berkata kepada polisi, "Biarkanlah orang ini pergi. Jelas ia tidak waras." Sesampai di rumah, ketika ditanya mengenai apa yang telah terjadi, penenun saleh itu berkata, "Atas kehendak Rama, saya ditahan dan diadili di pengadilan. Dan atas kehendak Rama, saya dibebaskan." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KEINGINAN RABBI EKUMENIS Di Belfast, Irlandia, Imam Katolik, Pendeta Protestan dan rabbi Yahudi, terlibat dalam debat teologi sengit. Tiba-tiba malaikat nampak di antara mereka dan berkata: "Tuhan menyampaikan berkat. Ajukanlah satu permohonan damai dan permohonan itu akan dikabulkan oleh Yang Mahakuasa." Pendeta berkata: "Biar semua orang Katolik lenyap dari pulau indah ini. Lalu damai akan berkuasa." Imam berkata: "Jangan ada satu orang Protestan tinggal di bumi suci Irlandia ini. Ini akan mendatangkan damai kepada pulau ini." "Dan bagaimana engkau rabbi?" kata malaikat, "Apa engkau tidak punya permohonan sendiri?" "Tidak," kata rabbi. "Perhatikan permohonan dua tuan ini saja dan aku akan senang sekali!" --o000o-Anak putra kecil: "Apakah Kristen Baptis agamamu?" Anak putri kecil: "Tidak, kami ikut pro-setan lain." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MEMPERCAYAI KELEDAI Seorang tetangga datang untuk meminjam keledai Nasruddin. "Keledai sedang dipinjam," kata Nasruddin. Pada saat itu binatang itu meringkik dari kandangnya. "Tetapi saya dengar ringkikannya," kata tetangga itu. "Jadi siapa yang kau percaya, keledai atau saya?" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KERA DAN HYENA Seekor kera dan seekor hyena sedang berjalan melewati hutan. Hyena itu berkata, "Setiap kali saya lewat semak-semak itu seekor singa melompat dari dalamnya dan menganiaya saya. Saya tidak tahu mengapa demikian. ' "Kali ini saya akan berjalan bersamamu," kata kera, "dan membantumu melawan singa itu." Maka mereka mulai berjalan melewati semak-semak. Pada waktu itu singa itu menerkam hyena dan menganiayanya sampai hampir mati. Sementara itu kera mengamati peristiwa itu dari jarak yang aman pada sebuah pohon. Ia memanjatnya ketika singa itu keluar dari semak-semak. "Mengapa engkau tidak melakukan sesuatu untuk membantu saya?" keluh hyena. Jawab kera itu, "Engkau begitu banyak tertawa, saya pikir engkau menang." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PERLOMBAAN KERETA Beberapa serdadu di India selatan sedang pulang ke rumah naik kereta. Di depan mereka melihat kereta lain ditumpangi beberapa pelaut. Dalam beberapa saat saja persaingan antara kedua pihak berubah menjadi balapan kereta. Pada mulanya pengendali kereta yang ditumpangi menang. Ketika sedang melihat ke belakang untuk memastikan kemenangan, mereka terkejut karena melihat bahwa musuh mereka mendahului mereka dengan kencang. Mereka lebih terkejut lagi ketika melihat bahwa pengendali kereta mereka duduk dan bersorak keras untuk pengendali kereta lain yang telah mendahuluinya. Orang-orang yang sudah mengalami penerangan batin lebih senang merasa bahagia daripada menang (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KRISHNA DALAM DOMPOLAN Krishna berkata kepada Arjuna, "Engkau mengira saya adalah penjelmaan Allah. Akan tetapi hari ini saya ingin menyatakan sesuatu yang istimewa kepadamu. Ikutilah saya." Arjuna mengikuti Krishna beberapa jauh. Lalu Krishna menunjuk ke suatu pohon dan berkata, "Apa yang kaulihat di sana?" Arjuna menjawab, "Suatu batang anggur yang sangat besar dan bertandan-tandan buah anggur tergantung padanya. Krishna berkata, "Itu bukan buah anggur. Pergilah lebih dekat dan amatilah dengan teliti." Ketika Arjuna melakukan hal itu, hampir-hampir ia tidak mempercayai matanya sendiri, karena di hadapannya adalah Krishna-Krishna yang bergantungan pada Krishna. Murid-murid minta agar sang Guru berbicara mengenai kematian kepada mereka: "Akan seperti apa kematian itu?" "Kematian akan seperti selubung yang terbuka dan engkau dalam kekaguman akan berkata 'Jadi engkau itu!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"KUDAMU MENDERITA SAKIT KUNING" Sekelompok mahasiswa tidak puas dengan mutu bir yang disajikan dalam kafetaria. Beberapa dari mereka mendapat gagasan cemerlang untuk mengambil sedikit bir dari botol, mengirimkannya ke laboratorium rumah sakit dengan harapan menemukan yang ada dalam bir. Hari berikutnya mereka menerima catatan yang mengatakan: "kuda anda menderita sakit kuning." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MEMBELI KUPON LOTRE Orang beragama saleh mengalami masa sulit. Maka ia mulai berdoa cara berikut: "Tuhan, ingatlah tahun-tahun yang sudah lewat aku mengabdi-Mu sebaik mungkin, tidak minta apa-apa sebagai balasan. Sekarang aku sudah tua, bangkrut lagi. Sekarang aku akan mohon kebajikan-Mu untuk pertama kalinya di dalam hidup, dan aku yakin Engkau tidak akan berkata Tidak: Biarlah aku putus lotre." Hari - lewat- lalu minggu - lalu bulan. Tetapi tak terjadi sesuatu. Akhirnya, hampir-hampir putus asa, ia berteriak pada suatu malam. "Mengapa aku tak Kauberi kesempatan, Tuhan?" Ia tiba-tiba mendengar suara Tuhan menjawab, "Berilah aku kesempatan dulu! Mengapa engkau tidak membeli kupon lotre?" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
JARINGAN LABA-LABA DI SERBAN Dulu ada seorang hakim Arab, yang terkenal karena kebijaksanaannya. Pada suatu hari seorang pemilik toko datang melapor, bahwa ada barang dicuri dari tokonya, tetapi ia tidak dapat menangkap pencurinya. Hakim memerintahkan agar pintu toko dilepas dari engselnya, dibawa ke tengah pasar dan dicambuki limapuluh kali, karena tidak melakukan kewajibannya menahan pencuri masuk toko. Banyak orang berkumpul melihat hukuman aneh yang sedang berjalan. Ketika cambukan sudah dijalankan, hakim membungkuk dan bertanya kepada pintu, siapa pencurinya. Lalu ia menempelkan telinganya ke pintu, untuk mendengar lebih baik apa yang dikatakan pintu. Ketika ia berdiri ia mengumumkan. "Pintu menyatakan bahwa pencurian itu dilakukan oleh seseorang, yang membawa sarang laba-laba di puncak serbannya." Segera tangan orang tertentu di tengah massa itu meraba serbannya. Rumahnya diperiksa dan barang-barang curian ditemukan. Yang diperlukan hanya kata yang menyanjung atau celaan untuk membuka si aku. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
LAILA DAN RAMA Laila dan Rama saling mengasihi, tetapi terlalu miskin untuk menikah sekarang. Mereka diam di berbagai desa terpisah oleh sungai besar, yang didiami banyak buaya. Pada suatu hari Laila mendengar, bahwa Rama sakit keras tanpa ada yang merawat. Ia bergegas ke tepi sungai dan mendesak tukang perahu, agar menyeberangkan dia, meskipun ia tidak punya uang untuk membayarnya. Tetapi tukang perahu jahat itu menolak, kalau ia tidak mau tidur dengan dia malam itu. Wanita celaka ini memohon dan mendesak, tetapi tidak berdaya. Maka karena putus-asa ia setuju dengan syarat si tukang perahu. Ketika ia akhirnya sampai ke tempat Rama, ia menemukannya hampir mati. Tetapi ia tinggal bersama dia sebulan lamanya, dan merawatnya sampai sembuh kembali. Pada suatu hari Rama bertanya, bagaimana ia dapat menyeberangi sungai. Karena tidak bisa berbohong kepada kekasihnya, ia menceritakan apa nyatanya. Ketika Rama mendengar ceritanya, ia menjadi marah sekali, karena ia menilai keutamaan melebihi hidup. Ia mengusir dia dari rumahnya dan tidak sudi melihat dia lagi. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
JAWABAN DEWI LAKSMI YANG TERTUNDA Tidak ada gunanya doa kita dikabulkan kalau tidak dikabulkan pada waktu yang tepat: Di zaman India kuno banyak tenaga dicurahkan untuk upacara Yeda yang dikatakan begitu ilmiah dalam pelaksanaannya, hingga kalau para orang suci berdoa mohon hujan, tidak pernah ada kekeringan. Demikianlah seseorang mencurahkan usaha mau berdoa, sesuai dengan upacaranya, kepada dewi kekayaan, Laksmi, dan mohon supaya dijadikan kaya. Ia berdoa tanpa hasil sepanjang sepuluh tahun lamanya. Sesudahnya setelah waktu berlalu, ia tiba-tiba melihat sifat tipuan pada kekayaan itu dan memilih hidup sebagai petapa di pegunungan Himalaya. Ia duduk bermeditasi pada suatu hari, dan ketika ia membuka matanya ia melihat di depannya luar biasa seorang wanita cantik, gemilang dan gemerlapan seakan-akan ia terbuat dari emas. "Siapa engkau itu dan engkau berbuat apa di sini?" tanyanya. "Aku ini dewi Laksmi, yang kau hormati dengan mendaras kidung nyanyian selama duabelas tahun," kata sang wanita, "Aku ini menampakkan diri untuk mengabulkan keinginanmu." "Ah, sang dewi tercinta," seru orang itu. "Aku sekarang sudah mendapat berkat bermeditasi dan kehilangan keinginanku akan kekayaan. Engkau datang terlambat. Katakan, mengapa engkau datang begitu lambat?" "Untuk berkata kepadamu sebenarnya," jawab sang dewi, "Jika ingat akan sifat upacara yang kaulakukan begitu setia, engkau sepenuhnya pantas menjadi kaya. Tetapi, karena cintaku kepadamu dan keinginanku akan kesejahteraanmu, maka kutahan dulu." Jika anda boleh pilih, maka yang anda utamakan pengabulan permohonan anda atau rahmat tetap berdamai entah doa dikabulkan atau tidak? (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
SATU KAKI DIJULURKAN KELUAR LINGKARAN ... banyak yang tidak bersungguh-sungguh ... Sepasang pengantin yang sedang berbulan madu sedang menuju ke tempat tidur di hotel mereka ketika seorang perampok bertopeng masuk ke kamar mereka. Perampok itu membuat sebuah lingkaran di lantai dengan sebuah kapur, memberi isyarat kepada sang suami dan berkata, "Berdiri di lingkaran ini. Kalau engkau keluar dari lingkaran ini, saya akan menembak kepalamu." Sementara sang suami berdiri di tempatnya, perampok itu mengambil semua barang yang dapat ia bawa dan memasukkannya ke dalam kantong. Ketika ia hendak pergi ia melihat pengantin putri yang cantik yang hanya terbungkus selembar kain. Ia menghampirinya, membunyikan radio, berdansa dengannya, memeluk dan menciuminya - dan hampir saja memperkosanya seandainya pengantin putri itu tidak melawannya dengan berani. Ketika akhirnya perampok itu pergi, pengantin putri itu memandang suaminya dan berteriak, "Lelaki macam apa kau! Kau hanya diam terpaku di tengah-tengah lingkaran dan tidak melakukan sesuatu pun sementara saya hampir saja diperkosa!" "Tidak benar kalau saya tidak melakukan sesuatu," protes si suami. "Apa yang kaulakukan?" "Saya menentang perintahnya. Setiap kali ia membelakangi saya, saya mengeluarkan kaki saya dari lingkaran!" Bahaya yang siap kita hadapi adalah bahaya yang dapat kita hadapi dari jarak yang aman. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"LOBAK ITU KEPUNYAANKU!" Seorang perempuan tua meninggal dan dibawa ke Takhta Hakim oleh para malaikat. Namun ketika Hakim memeriksa catatan, ia tidak dapat menemukan tindakan cintakasih satu pun yang dilakukannya kecuali sebuah lobak, yang pernah diberikannya kepada pengemis kelaparan. Tetapi demikian besar kekuatan satu tindakan cinta, hingga lalu diputuskan, bahwa ia diangkat ke surga dengan kekuatan lobak itu. Lobak itu dibawa ke muka hakim dan diberikan kepadanya. Pada saat ia menyentuhnya lobak mulai naik seperti ditarik oleh penggerak tak kelihatan, mengangkat perempuan itu ke surga. Datanglah seorang pengemis. Ia memegang pinggiran pakaiannya dan diangkat bersama dia; orang ketiga berpegang pada kaki pengemis itu dan ikut diangkat juga. Tidak lama sudah ada deretan panjang orang-orang terangkat ke surga oleh lobak itu. Dan mungkin aneh nampaknya, perempuan itu tidak merasa beratnya orang itu semua, yang berpegangan pada dia; nyatanya, karena ia memandang ke surga, ia tidak melihat mereka. Mereka meningkat semakin tinggi sampai mereka hampir mendekati pintu gerbang surga. Pada waktu itu perempuan tadi melihat ke bawah untuk terakhir kali melintaskan pandangnya ke dunia dan melihat deretan orang di belakangnya. Ia menjadi marah. Ia memerintahkan denqgan lambaian tangan dan berteriak. "Pergi, pergi semua kamu. Lobak ini kepunyaanku." Karena melambaikan tangan itulah ia melepaskan lobak sesaat saja - dan ia jatuh ke bawah membawa seluruh rombongan. Hanya ada satu penyebab dari setiap kejahatan di dunia. "Itu kepunyaanku." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MEMANDANGI LUBANG Seorang kikir menyembunyikan emas di bawah pohon dalam tamannya. Setiap minggu ia menggalinya dan memandanginya berjam-jam. Pada suatu hari seorang pencuri menggalinya dan membawanya lari. Ketika si kikir itu datang lagi untuk memandangi harta kekayaannya, yang ia temukan hanyalah lubang yang kosong. Orang itu mulai meraung-raung karena sedih, sehingga tetangga-tetangganya datang berlarian untuk melihat ada apa. Ketika mereka tahu masalahnya, salah seorang dari antara mereka bertanya. "Apakah engkau sudah pernah menggunakan emas itu?" "Belum," kata si kikir. "Saya hanya memandanginya setiap minggu." "Baiklah, kalau demikian," kata tetangga itu, "demi kepuasan yang sudah diberikan oleh emas itu, engkau dapat juga datang setiap minggu untuk memandangi lubang itu." Kita menjadi kaya atau miskin tidak karena uang tetapi karena kemampuan kita untuk bergembira. Berjuang keras untuk mencari kekayaan dan tidak mempunyai kemampuan untuk bergembira sama dengan orang botak yang berjuang untuk mengumpulkan sisir. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
LUKA BAKAR PADA TELINGA PEMABUK Seorang pemabuk muncul di jalanan dengan luka-bakar pada dua telinganya. Seorang teman bertanya, apa yang menyebabkan luka-bakar tadi. "Istriku meninggalkan setrika masih panas, maka ketika tilpun berbunyi aku keliru mengangkat setrika." "Ya, tetapi telinga satunya itu?" "Si tolol itu menelepon lagi!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
UPACARA PEMAKAMAN BAGI SI KURA-KURA Anak kecil patah hati menemukan kura-kuranya berbaring di atas punggungnya, diam tanpa gerak, di dekat kolam. Ayahnya berusaha menghiburnya. "Jangan menangis, nak. Kami akan mengatur pemakaman indah untuk si kura-kura. Kami akan membuat peti kecil, dipelipit dengan kain sutera dan menyuruh tukang untuk membuat nisan bagi makamnya, dengan nama kura-kura diukir di dalamnya. Lalu kami akan menempatkan bunga-bunga segar di atas makamnya setiap hari dan pagar jeruji di sekelilingnya." Si anak kecil mengusap air-matanya dan menjadi senang sekali dengan rencana itu. Ketika semua sudah selesai, perarakan dibentuk - ayah, ibu, pembantu dan anak pemimpin upacara pemakaman - lalu mulai bergerak anggun menuju kolam untuk mengambil kura-kura. Tetapi kura-kura itu hilang. Tiba-tiba mereka melihat si kura-kura muncul dari kedalaman kolam dan berenang keliling dengan gembira. Anak kecil memandang sahabatnya itu penuh kecewa, lalu berkata: "Mari, kita bunuh." Sebetulnya bukan engkau, yang menarik perhatianku tetapi sensasi, yang kuperoleh dengan mencintai engkau. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MANTRA BERBAHAYA Seorang guru sedang mengajar di suatu kelas. Pada waktu itu sekelompok murid-murid yang masih muda minta kepadanya untuk memberitahukan mantra keramat yang dapat menghidupkan kembali orang yang sudah mati. "Apa yang akan kalian buat dengan hal yang begitu berbahaya itu?" tanya sang guru. "Tidak untuk apa-apa, sekedar untuk meneguhkan iman kami," jawab mereka. "Pengetahuan yang tidak matang itu sangat berbahaya, anak-anakku," kata orang tua itu. "Seperti apakah pengetahuan yang tidak matang itu?," tanya mereka. "Kalau pengetahuan itu memberikan kekuasaan kepada seseorang yang belum mempunyai kebijaksanaan yang harus mendasari pemakaiannya." Murid-murid itu terus mendesak, sehingga orang suci itu membisikkan mantra keramat itu ke telinga mereka sambil berkalikali minta agar mereka menggunakannya dengan sangat hati-hati dan penuh pertimbangan. Tidak lama sesudah itu, orang-orang muda itu berjalan-jalan di padang. Mereka melihat setumpuk tulang yang sudah memutih. Dengan sikap sembrono yang biasanya menjadi ciri kelompok, mereka memutuskan untuk menguji mantra, yang seharusnya hanya digunakan sesudah meditasi yang lama. Segera sesudah mereka mengucapkan kata-kata keramat itu, tulang-tulang itu langsung ditumbuhi daging dan berubah menjadi serigala-serigala yang kelaparan, yang mengejar mereka dan mencabik-cabik tubuh mereka. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"SAYA TAKUT ENGKAU AKAN MENCIUMKU" Johanes dan Maria berjalan-jalan pada sore hari menjelang malam. "John, saya sangat takut," kata Maria. "Apa yang kautakutkan?" "Saya takut, jangan-jangan engkau mencium saya." "Bagaimana saya akan menciumnya kalau kedua tangan saya membawa ember dan mengempit seekor ayam?" "Saya takut, jangan-jangan engkau menaruh ayam itu di bawah ember lalu mencium saya." Terjadi lebih sering daripada yang kaupikirkan, yang dibuat orang terhadap dirimu adalah yang kauminta dari mereka. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
SIAPAKAH MARUF KARKHI ITU? Seorang murid menemui Maruf Karkhi, Guru Muslim dan berkata: "Aku berbicara dengan orang tentang diri tuan. Orang Yahudi berkata, Tuan itu kepunyaan mereka. Orang Kristen menganggap tuan salah satu santo mereka. Dan orang Muslim memandang tuan sebagai kemashuran Islam." Maruf menjawab, "Itu yang mereka katakan di sini, di Bagdad. Ketika aku hidup di Yerusalem, orang Yahudi menamakan aku Kristen; orang Kristen Muslim, dan orang Muslim: Yahudi." "Lalu kami harus berpikir apa tentang tuan?" "Pikirkanlah aku sebagai orang, yang mengetahui ini tentang dirinya: "Mereka yang tidak mengerti aku, menghormati aku. Mereka yang menjelekkan aku, tidak mengerti aku juga." Jika engkau mengira, engkau itu adalah apa yang dipikirkan sahabat atau musuhmu, engkau jelas belum mengenal dirimu. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"KALAU KAU BIARKAN SAYA TERBAKAR, ENGKAU AKAN MENANGGUNG" Seorang Gubernur kolonial berkata kepada seorang pemimpin setempat, "Saya sangat menyesalkan penindasan yang dilakukan oleh bangsa saya terhadap bangsamu. Engkau harus menolong saya memecahkan masalahnya." "Di mana letak masalahnya?" tanya pemimpin itu. "Dengar kawan. Seandainya saya mengikatmu pada sebuah tiang dan menyalakan api di sekitarmu, engkau akan punya masalah bukan?" "Apakah demikian? Seandainya engkau melepaskan saya, semua akan beres. Seandainya engkau membiarkan saya terbakar, saya akan mati. Dan engkau akan berhadapan dengan masalah!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
ANGGOTA BADAN MELAWAN PERUT Pada suatu ketika anggota-anggota tubuh merasa sangat berang terhadap perut. Mereka semua iri karena mereka harus menyediakan makanan dan membawanya ke perut, sementara perut sendiri tidak berbuat lain kecuali mencerna hasil jerih payah mereka. Maka mereka memutuskan untuk tidak membawa lagi makanan ke perut. Tangan tidak mau mengangkat makanan ke mulut. Gigi tidak mau mengunyah lagi dan tenggorokan tidak mau menelan. Ini akan memaksa perut untuk melakukan sesuatu. Namun hasil keputusan mereka hanyalah tubuh yang lemah, begitu lemah sampai mereka berada dalam bahaya mati. Demikian akhirnya merekalah yang belajar bahwa dalam saling membantu mereka sebenarnya bekerja untuk kebaikan mereka sendiri. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KAMU BOLEH MENANGIS HANYA DI PAROKIMU SENDIRI Pengkhotbah memang lebih dari biasa pandai berbicara dan semua saja, tetapi juga semua, mencucurkan airmata. Namun tidak sungguh semua, sebab di bangku depan, ada seorang pria memandang lurus ke depan, tidak tersentuh oleh khotbah. Setelah selesai kebaktian, ada orang bertanya "Anda mendengar khotbahnya, bukan?" "Tentu saja" kata pria tadi kaku. "Aku tidak tuli!" "Bagaimana pendapat anda?" "Kupikir, bagiku mengharukan, aku bisa menangis." "Dan mengapa, kalau boleh tanya, anda tidak menangis." "Karena" kata pria tadi. "Aku tidak termasuk paroki ini." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MENARA TINGGI YANG GELAP Mengenai hakikat pencarian hidup batin... Seorang laki-laki berjalan-jalan dan sampai ke sebuah menara yang tinggi. Ia masuk ke dalamnya dan semua gelap. Ketika ia meraba-raba dalam kegelapan itu ia sampai pada sebuah tangga lingkar. Terdorong oleh rasa ingin tahu yang besar sampai ke manakah tangga itu, ia mulai menaikinya. Ketika ia naik, ia merasakan kegelisahan tumbuh dalam hatinya. Ia menoleh ke belakang dan menjadi sangat ketakutan karena setiap kali ia naik satu anak tangga, anak tangga sebelumnya jatuh dan hilang. Di hadapannya anak tangga terus melingkar ke atas tetapi ia tidak tahu sampai ke mana; sedang di belakangnya menganga suatu kekosongan yang amat gelap. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MENARI TANPA KAKI Pada suatu ketika, di sebuah kamp konsentrasi hiduplah seorang tahanan, yang meskipun sudah dijatuhi hukuman mati tetap tidak merasa takut dan merdeka. Pada suatu hari ia tampak berada di tengah-tengah lapangan penjara sedang bermain gitar. Sejumlah besar orang berkumpul di sekelilingnya mendengarkan alunan musiknya dan di bawah pengaruh musik itu mereka pun menjadi tidak merasa takut. Ketika para pembesar penjara melihat ini, mereka melarang orang itu bermain gitar. Akan tetapi hari berikutnya, orang itu kembali lagi di tempat yang sama, bernyanyi dan memainkan gitar dengan orangorang yang jumiahnya lebih besar lagi. Dengan marah para penjaga menyeretnya dan memotong jari-jari tangannya. Hari berikutnya ia kembali lagi, bernyanyi dan bermain musik sedapat-dapatnya dengan jari-jarinya yang berdarah. Kali ini orang-orang yang datang di sekelilingnya bersorak-sorai. Para penjaga menyeretnya lagi dan membanting gitarnya sampai hancur. Pada hari berikutnya ia bernyanyi dengan segenap hatinya. Nyanyian yang sangat indah! Begitu merdu dan menyentuh hati! Orang banyak menggabungkan diri dan selama mereka bernyanyi hati mereka menjadi begitu jernih seperti hatinya dan jiwa mereka menjadi tak dapat ditaklukkan seperti jiwanya. Kali ini penjaga begitu marah sehingga mereka memotong lidah orang itu. Keheningan menyelimuti seluruh penjara, sesuatu yang tak terkalahkan oleh maut. Semua orang heran, ketika pada hari berikutnya ia kembali ke tempat yang sama sambil berlenggang dan menari diiringi musik yang tidak dapat didengar oleh orang lain kecuali dia sendiri. Segera saja semua orang saling bergandengan tangan, menari di sekitar tubuhnya yang berdarah dan hancur, sementara para penjaga berdiri terpaku penuh kekaguman. Karir Sudha Chandran, seorang penari klasik India, terhenti ketika berada di puncak ketenarannya, karena kaki kanannya harus dipotong. Sesudah ia terbiasa lagi dengan kaki tiruan, ia kembali menari. Sangat mengherankan, ia kembali sampai ke puncak ketenarannya. Ketika ditanya bagaimana ia dapat melakukan hal itu, dengan sederhana ia menjawab, "Anda tidak membutuhkan dua kaki untuk menari." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"HATIKU TELAH MENCAPAI GUNUNG TERLEBIH DAHULU" Seorang pengembara tua sedang dalam perjalanan menuju pegunungan Himalaya pada musim dingin yang menggigit saat mulai hujan. Seorang pengurus rumah penginapan berkata kepadanya. "Bagaimana engkau dapat sampai di sana dalam cuaca seperti ini, saudaraku?" Pengembara tua itu menjawab dengan gembira: "Hatiku sudah lebih dulu sampai di sana, sehingga mudah bagi saya yang tersisa ini kemudian mengikutinya." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"SALAH SATU DIANTARA KAMU ADALAH MESIAS" Seorang Guru sedang bermeditasi di dalam gua di Himalaya. Ia membuka matanya, dan melihat seorang tamu tak disangkasangka duduk di hadapannya, yakni seorang abbas dari sebuah pertapaan terkenal. "Anda mencari apa?" tanya sang Guru. Abbas menceritakan sebuah kisah sedih. Pada suatu ketika pertapaannya itu termashur di seluruh dunia Barat. Kamar-kamar pertapaannya penuh dengan para aspiran muda dan gerejanya menggema karena nyanyian para rahibnya. Tetapi masa-masa berat telah menimpa pertapaan. Umat tidak lagi berbondong-bondong datang untuk menyegarkan jiwanya, arus aspiran muda mengering, dan gereja pun tinggal diam. Masih ada segelintir rahib bertahan dan mereka ini melakukan tugasnya dengan berat hati. Inilah yang bapa abbas ingin tahu. "Apakah ini disebabkan oleh dosa-dosa kami, bahwa pertapaan merosot sampai keadaan sekarang ini?" "Ya" kata sang Guru, "dosa ketidaktahuan." "Dan dosa bagaimana itu kiranya?" "Seorang dari antaramu itu sang Mesias menyamar dan kamu tidak tahu akan hal ini." Sesudah berkata itu Guru menutup matanya dan kembali bermeditasi lagi. Selama perjalanan sulit pulang kembali ke pertapaannya, jantung abbas berdebar cepat karena memikirkan bahwasanya Mesias -- ya sang Mesias sendiri -- sudah kembali ke dunia, dan ada di pertapaan itu juga. Bagaimana mungkin ia khilaf tidak mengenalinya? Dan siapa gerangan ia itu? Bruder koki? Bruder koster? Bruder ekonom? Bruder Prior? Bukan, dan bukan dia, kekurangannya terlalu menyolok, sayang! Tetapi sang Guru mengatakan, bahwa ia menyamar. Apakah cacat itu penyamarannya? Kalau memikirkan itu, setiap orang di pertapaan punya cacat. Dan salah satu dari mereka itulah Mesias! Kembali dalam biara ia mengumpulkan para rahib dan menceritakan, apa yang sudah ia temukan. Mereka saling memandang tidak percaya. Mesias? Di sini? Tak dapat dipercaya. Tetapi ia diandaikan ada di sini menyamar. Ya, mungkin. Bagaimana seandainya itu si anu? Atau orang lain di sana itu? Atau ... Satu hal yang menjadi pasti: Kalau Mesias ada di sana menyamar, tentu mereka tidak bakal mengenalnya. Maka mereka berusaha memperlakukan setiap orang dengan hormat dan tanggapan baik. "Kamu tidak pernah tahu," kata mereka kepada diri mereka sendiri, bilamana mereka bergaul satu sama lain di antara mereka, "barangkali inilah orangnya." Akibat semua ini, suasana di pertapaan menjadi penuh semangat kegembiraan. Segera sesudahnya, berpuluh-puluh aspiran ingin masuk menjadi anggota Ordo -- dan sekali lagi gereja kembali hingar bingar oleh karena nyanyian suci dan riang dari para rahib yang mengumandangkan semangat cintakasih. Apakah gunanya memiliki mata, bilamana hati menjadi buta? (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MISA UNTUK SEEKOR ANJING ... namun kadang-kadang baik juga! Seseorang berkata kepada pastor paroki, Pastor, kemarin anjing saya mati. Dapatkah pastor mempersembahkan misa untuk kedamaian jiwanya?" Pastor itu marah. "Kami tidak mempersembahkan misa untuk binatang," katanya tajam. "Mungkin dapat engkau coba di gereja baru di sebelah sana. Mungkin mereka mau berdoa untuk anjingmu." "Saya sungguh mencintai makhluk kecil itu," kata orang itu, "dan saya ingin melepasnya dengan baik. Saya tidak tahu berapa biasanya yang dipersembahkan untuk kesempatan-kesempatan seperti ini. Apakah lima ratus ribu dollar cukup?" "Tunggu sebentar," kata pastor itu. "Engkau tadi tidak mengatakan kepada saya bahwa anjingmu katolik!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
LIN CHI MEMPUNYAI LIMA MURID ... Pencari yang sungguh-sungguh amat jarang ... Ketika raja mengunjungi pertapaan-pertapaan Guru Agung Zen Lin Chi, ia heran karena melihat lebih dari sepuluh ribu petapa tinggal bersama Guru Agung itu di sana. Karena raja ingin tahu berapa persis jumlah petapa di situ, ia pun bertanya, "Berapa banyakkah muridmu?" Lin Chi menjawab, "Empat atau paling banyak lima." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KEBINGUNGAN MUSA Diceritakan bahwa sebelum memimpin bangsanya dari tanah Mesir, Musa belajar pada seorang Guru besar untuk mempersiapkan diri menjadi seorang nabi. Disiplin pertama yang diwajibkan oleh sang Guru kepada Musa adalah "diam." Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan dan Musa begitu terpesona oleh keindahan alam, sehingga mudah baginya untuk diam. Akan tetapi ketika mereka sampai pada tebing sungai, ia melihat seorang anak yang tenggelam di tepi yang lain dan ibunya berteriak-teriak minta tolong. Musa tidak dapat tetap diam melihat hal seperti itu. "Guru," katanya, "tidak dapatkah Guru melakukan sesuatu untuk menyelamatkan anak itu?" "Diam!" kata Gurunya. Musa menahan nafas. Akan tetapi hatinya terusik. Ia berpikir, "Sungguhkah Guru saya ini orang yang berhati keras, tidak punya perasaan? Tidak kuasakah ia menolong orang-orang yang membutuhkan?" Ia takut mempunyai pikiran yang tidak baik mengenai Gurunya, tetapi ia juga tidak dapat mengusirnya. Dalam perjalanan itu mereka sampai ke pantai laut dan melihat sebuah perahu tenggelam bersama dengan seluruh awaknya. Musa berkata, "Guru, lihat! Perahu itu tenggelam!" Sekali lagi Gurunya menyuruhnya untuk memegang disiplin diam. Maka Musa tidak berbicara lagi. Namun hatinya sangat tidak tenang, sehingga ketika mereka sampai ke rumah kembali, Musa membicarakan hal itu dengan Allah yang berkata kepadanya, "Gurumu benar. Anak yang tadi tenggelam adalah anak yang akan menyebabkan kebinasaan beratus-ratus ribu orang. Malapetaka ini dihindarkan dengan tenggelamnya. Perahu yang tenggelam itu diawaki oleh bajakbajak laut yang merencanakan untuk pergi ke suatu kota di pinggir pantai untuk menjarah dan merampas serta membunuh orang-orang yang tak bersalah dan cinta damai." Pelayanan merupakan suatu kebajikan hanya kalau disertai kebijaksanaan. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
GURU DAN MUTIARA Seorang guru sedang bermeditasi di tepi sungai ketika seorang murid membungkuk dan meletakkan dua butir mutiara indah di depan kakinya, sebagai tanda hormat dan baleti. Guru itu membuka matanya, mengangkat salah satu butir mutiara itu dan memegangnya sembarangan sehingga mutiara itu jatuh dan menggelinding masuk ke dalam sungai. Murid itu menjadi cemas dan segera meloncat masuk ke dalam sungai. Akan tetapi meskipun ia berkali-kali menyelam sampai malam, ia tidak berhasil. Akhirnya dengan pakaian basah kuyup dan badan lelah, ia membangunkan guru dari meditasinya, "Guru tahu di mana mutiara itu jatuh. Tunjukkanlah tempatnya supaya saya dapat mengambilnya lagi dan mengembalikannya kepada guru." Guru itu mengangkat mutiara yang lain, melemparkannya ke dalam sungai dan berkata, "Di situ!" Janganlah mencoba memiliki benda karena benda tidak dapat sungguh-sungguh dimiliki. Hanya pastikanlah bahwa engkau tidak dimiliki oleh benda-benda itu, dan engkau akan menjadi penguasa ciptaan. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MANGKUK EMAS MILIK NAGARJUNA Nagarjuna, seorang buddha suci yang agung, ke mana-mana pergi hampir telanjang hanya terbungkus kain compangcamping. Anehnya ia juga membawa mangkuk dari emas yang diberikan kepadanya oleh raja yang pernah menjadi muridnya untuk tempat minta-minta. Pada suatu malam ketika ia hendak membaringkan diri dan tidur di antara reruntuhan sebuah biara tua, ia melihat ada seorang pencuri yang bersembunyi di balik sebuah tiang. "Ke- sini, ambillah ini," kata Nagarjuna sambil mengacungkan mangkuk yang biasa dipakai untuk minta-minta. "Dengan demikian engkau tidak akan mengganggu saya pada waktu saya sudah tertidur." Dengan senang hati pencuri itu merebut mangkuk itu dan pergi. Esok paginya ia kembali dengan mangkuk itu dengan suatu permohonan. Ia berkata, "Ketika engkau melepaskan mangkuk ini dengan hati yang begitu bebas tadi malam, engkau membuat saya merasa begitu miskin. Ajarilah saya untuk memperoleh kekayaan yang menumbuhkan ketidakterikatan hati yang begitu bebas." Tidak seorang pun dapat merebut dari padamu hal yang tak pernah engkau rebut bagi dirimu sendiri. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
NAIK KE SORGA ATAU MATI Seorang pastor masuk ke tempat minum dan menjadi marah karena ada banyak sekali anggota jemaahnya yang ada di sana. Ia mengumpulkan mereka dan membawa masuk ke gereja. Kemudian dengan sungguh-sungguh ia berkata, "Semua yang ingin masuk surga, maju ke sebelah kiri." Semua maju ke sebelah kiri, kecuali satu orang yang tetap tinggal di tempatnya. Pator memandang orang itu dengan galak dan berkata, "Engkau tidak ingin masuk surga?" "Tidak," kata orang itu. "Apakah engkau bermaksud tetap berdiri di situ dan mengatakan kepada saya bahwa engkau tidak ingin masuk surga kalau engkau mati?" "Tentu saya ingin masuk surga kalau saya mati. Saya pikir pastor mau ke surga sekarang!" Kita dapat nekad - hanya kalau kendali kita lepas. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
DINAIKKAN ATAU DITURUNKAN Dua truk diparkir bertolak belakang dan seorang pengemudi truk sedang berjuang untuk mengangkat sebuah peti besar dari truk yang satu ke truk yang lain. Seorang lewat ketika melihat keadaan seperti itu menyediakan diri untuk menolong. Maka kedua orang itu bekerja dan berusaha sekuat tenaga selama lebih dari setengah jam, tanpa hasil. "Saya khawatir, pekerjaan kita tidak akan berhasil," kata orang lewat itu. "Kita tidak akan pernah dapat menurunkannya dari truk." "Menurunkan!" seru pengemudi itu. "Masyaalah, saya tidak mau menurunkan, saya mau menaikkan!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
NAMA TERKENAL SUATU PENJARA Mereka membanggakan diri karena selalu masuk akal hal yang selanjutnya mau mereka buktikan dengan cara-cara yang mengejutkan: Seorang Gubernur mengunjungi suatu Lembaga Pemasyarakatan dan berbicara dengan seorang gelandangan yang mohon pengampunan. "Apa yang kurang dengan tempat ini? Engkau tinggal lebih enak di sini daripada dulu-dulu bukan?" "Ya tuan," jawabnya, "Tetapi saya tetap ingin keluar." "Apakah engkau tidak mendapat makan cukup?" "Mereka memberi cukup makanan. Ini bukan soalnya." "Lalu apa?" "Ah tuan, hanya ada satu keberatan saya terhadap tempat ini: reputasi tempat ini yang diketahui di seluruh negeri." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
NASRUDDIN MENDINAMIT PUNGGUNGNYA Tidak mungkin membantu orang lain tanpa membantu diri sendiri, atau merugikan orang lain tanpa merugikan dirinya sendiri. Nasruddin sedang bersungut-sungut terhadap dirinya sendiri ketika kawannya bertanya apa yang ia risaukan. Nasruddin berkata, "Ahmad yang goblok itu selalu menabok punggung saya setiap kali ia melihat saya. Maka hari ini saya menaruh satu dinamit di bawah jaket saya. Kalau kali ini ia menabok saya ia akan kehilangan tangannya!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
NELAYAN MENJADI ORANG SUCI Pada suatu malam seorang nelayan menyelinap di kebun orang kaya dan menebarkan jalanya dalam kolam penuh ikan. Si pemilik mendengarnya dan menyuruh peronda mengejar dia. Ketika melihat orang banyak mencari dia ke mana-mana dengan obor menyala, si nelayan cepat-cepat melumasi tubuhnya dengan debu dan duduk di bawah pohon, seperti kebiasaan orang-orang suci di India. Pemilik dengan para perondanya tidak bisa menemukan pencuri, meskipun dicari sampai lama. Yang ditemukan hanya seorang suci, berlumuran debu duduk di bawah pohon tenggelam dalam renungan. Hari berikutnya tersiar kabar di mana-mana, bahwa seorang bijak agung bermaksud tinggal menetap di halaman orang kaya tadi. Orang berdatangan membawa bunga dan buah-buahan dan makanan, dan bahkan banyak uang untuk menyampaikan hormat bakti, karena ada kepercayaan bahwa derma, yang diberikan kepada orang suci, menurunkan berkat Tuhan kepada pemberi. Si nelayan jadi orang bijaksana, heran akan nasibnya yang baik. "Lebih gampang cari nafkah dari kepercayaan orang-orang ini daripada bekerja tangan," katanya kepada dirinya. Maka ia terus merenung-renung dan tidak ingin kembali bekerja lagi. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
NONOKO DAN PENCURI Nonoko adalah seorang Guru Zen tua yang hidup sendiri di salah satu pondok di kaki sebuah gunung. Pada suatu malam ketika ia sedang bermeditasi, masuklah seorang asing ke dalam pondoknya sambil mengacungkan pedang ke arahnya, meminta uangnya. Nonoko tidak menghentikan meditasinya sementara ia berkata kepada orang itu: "Semua uang saya ada di dalam mangkuk pada rak di atas sana. Ambillah semua yang kauinginkan, tetapi sisakan lima yen untuk saya. Minggu depan saya harus membayar pajak." Orang asing itu mengambil semua uang yang ada di dalamnya dan mengembalikan lagi lima yen ke dalamnya. Ia juga mengambil jambangan yang sangat berharga yang terletak di rak. "Bawalah jambangan itu dengan hati-hati," kata Nonoko. "Jambangan itu mudah pecah." Orang asing itu sekali lagi melihat sekeliling ruangan kecil yang kosong dan akan segera pergi. "Engkau belum mengucapkan terima kasih," kata Nonoko. Orang itu mengucapkan terima kasih dan pergi. Hari berikutnya seluruh desa ribut. Banyak orang mengatakan bahwa mereka dirampok. Seseorang melihat jambangan tidak ada lagi pada rak di dalam pondok Nonoko dan bertanya apakah ia pun menjadi kurban perampokan. "Tidak," kata Nonoko. "Saya memberikan jambangan itu kepada seorang asing, dengan sejumiah uang. Ia mengucapkan terima kasih kepada saya dan pergi. Ia seorang yang menyenangkan, hanya sedikit sembrono dengan pedangnya!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
ORANG MATI TIDAK BICARA Mamiya menjadi seorang Guru Zen yang terkenal. Namun ia harus belajar Zen melalui jalan yang sulit. Ketika ia masih menjadi murid, Gurunya minta kepadanya untuk menerangkan suara satu tangan yang bertepuk. Mamiya mengusahakan segala-galanya, sedikit makan dan tidur supaya ia dapat memberikan jawaban yang benar. Akan tetapi Gurunya tidak pernah merasa puas. Bahkan pada suatu hari ia berkata kepadanya, "Engkau tidak cukup bekerja keras. Engkau terlalu suka bersenang-senang; terlalu terikat kepada hal-hal yang baik dalam hidup ini; bahkan terlalu ingin menemukan jawaban secepat mungkin. Mungkin lebih baik kalau engkau mati." Saat lain ketika menghadap Gurunya, Mamiya melakukan sesuatu yang mentakjubkan, ketika diminta untuk menerangkan suara satu tangan yang bertepuk, ia menjatuhkan diri dan tinggal diam seolah-olah ia sudah mati. Kata Guru, "Baik. Jadi engkau mati. Tetapi bagaimana dengan suara satu tangan yang bertepuk?" Sambil membuka matanya, Mamiya menjawab, "Saya belum dapat memecahkan masalah yang satu itu." Mendengar itu Gurunya berteriak marah, "Tolol! Orang mati tidak berbicara. Pergi!" Mungkin engkau tidak mengalami penerangan batin, namun sekurang-kurangnya engkau dapat konsisten. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
ORANG SUCI MEMBERI MAKAN ANJING Pada suatu ketika, adalah seorang suci yang hidup dalam puncak pengalaman batin akan tetapi semua orang menganggapnya gila. Pada suatu hari sesudah meminta-minta makanan di desa, ia duduk di pinggir jalan dan mulai makan. Ketika itu seekor anjing datang. Anjing itu memandanginya dan kelihatan sangat lapar. Orang suci itu lalu memberi makan anjing itu. Ia makan sepotong, lalu memberikan sepotong kepada anjing itu, seolah-olah keduanya adalah kawan lama. Dalam waktu sebentar saja orang banyak datang mengelilingi keduanya dan melihat pemandangan yang aneh ini. Salah seorang dari antara mereka mengejek orang suci itu. Ia berkata kepada yang lain, "Apakah yang dapat kalian harapkan dari orang segila ini, yang bahkan tidak dapat membedakan manusia dari anjing?" Orang suci itu menjawab, "Mengapa engkau tertawa? Tidakkah kaulihat Vishnu yang duduk dengan Vishnu? Vishnu diberi makan dan Vishnu yang memberi makan. Jadi mengapa engkau tertawa, oh Vishnu?" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
SETAN MENGORGANISASI PENCIPTAAN Menurut suatu kisah, ketika Tuhan menciptakan dunia dan mengagumi keindahannya, Setan juga ikut kagum, dengan caranya sendiri, tentu saja, sebab sambil melihat yang ajaib ganti ajaib, ia terus berseru: "Alangkah indahnya! Mari, nanti diorganisasi!" "Diambil semua senangnya!" Apakah anda pernah mencoba mengorganisasi sesuatu seperti damai? Pada saat anda melakukannya, anda menghadapi konflik kuasa dan perang antar kelompok dalam organisasi. Satu-satunya jalan untuk berdamai itu membiarkannya bertumbuh liar. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
TERPAKSA MENGGUNAKAN OTAK Dengan bantuan PETUNJUK PEMAKAIAN seorang wanita selama berjam-jam mencoba merakit alat rumah tangga yang rumit, yang baru saja ia beli. Akhirnya ia menyerah dan membiarkan bagian-bagian alat itu terserak di meja dapur. Bayangkan betapa ia terkejut ketika beberapa jam kemudian ia kembali dan menemukan alat itu sudah dirakit oleh pembantunya dan bekerja dengan sempurna. "Bukan main, bagaimana engkau mengerjakannya?" serunya. "Ah ibu, kalau orang tidak dapat membaca, dia terpaksa menggunakan otaknya," jawabnya tenang. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PAUS MENGADAKAN PANTOMIM Lama, beratus-ratus tahun yang lalu, di zaman Abad Tengahan Sri Paus didesak oleh para penasihatnya untuk mengusir orang Yahudi dari Roma. Tidak selayaknya, kata mereka, bahwa orang-orang ini hidup tak terganggu di tengah pusat Agama Katolik. Ketentuan tentang Pengusiran diputuskan dan diumumkan, menjadi keresahan bagi orang Yahudi yang tahu bahwa bagaimanapun juga, mereka hanya bisa mendapat perlakuan lebih jelek dari yang diterima di Roma. Maka mereka mohon kepada Paus, untuk meninjau kembali keputusan itu. Paus, orang berpikiran luas, menawarkan suatu usul yang menarik. Silakan golongan Yahudi menunjuk orang yang berdebat dengan dia tanpa berbicara, pantomim. Jika jurubicara mereka menang, mereka boleh tinggal. Orang Yahudi bertemu merenungkan usul ini. Menolaknya berarti diusir dari Roma. Menerimanya itu mengundang kekalahan total, sebab siapa menang dalam debat, di mana Paus menjadi peserta dan wasitnya? Namun tidak ada jalan lain kecuali menerima. Hanya, barang tidak mungkin menemukan seorang sukarelawan untuk tugas berdebat dengan Paus. Beban memikul nasib seluruh kelompok Yahudi di punggungnya itu lebih daripada yang dapat ditanggung oleh seseorang. Ketika tukang pintu sinagoga mendengar apa yang sedang terjadi, ia menghadap rabbi Tertinggi dan menawarkan diri untuk mewakili bangsanya dalam debat. "Tukang pintu?" kata rabbi lainnya, ketika mendengar itu. "Tidak mungkin!" "Sudah," kata rabbi Tertinggi, "kita tidak ada yang mau. Tinggal ini; si tukang pintu atau debat batal." Maka karena tidak ada orang lain, tukang pintu ditunjuk untuk berdebat dengan Paus. Ketika hari besar datang, Paus duduk di atas tahta di alun-alun St. Petrus, dikelilingi oleh para Kardinal, menghadapi rombongan besar para uskup, imam dan umat. Kini rombongan kecil utusan Yahudi datang dengan jubah hitam dan janggut melambai, serta tukang-pintu di tengah mereka. Paus berpaling menghadap si tukang-pintu dan debat dimulai. Paus resmi mengangkat satu jari dan menggariskannya melintas di langit. Tukang pintu segera menunjuk dengan tegas ke tanah. Paus rupanya sedikit mundur. Lebih anggun dan resmi ia mengangkat jari lagi, tegas-tegas dihadapkan pada tukang-pintu itu di mukanya. Tukang-pintu mengangkat tiga jari menunjukkan sama tegasnya di hadapan Paus, yang rupa-rupanya heran akan gerakan ini. Lalu Paus memasukkan tangan dalam kantongnya dan mengambil sebuah apel. Di situ tukang-pintu memasukkan tangan dalam kantong kertas dan mengambil matzo, selempeng roti. Di sini Paus menyatakan dengan suara nyaring: "Wakil orang Yahudi menang dalam debat. Keputusan pengusiran dengan ini ditarik kembali." Para pemimpin Yahudi mengelilingi tukang-pintu dan dibawa pergi. Para kardinal berkerumun sekitar Paus keheranheranan. "Apa yang terjadi, Bapa Suci?" tanya mereka. "Tidak mungkin kami mengikuti debat yang berjalan begitu cepat." Paus mengusap peluh dari dahinya dan berkata: "Orang ini teolog cemerlang, menguasai debat. Aku mulai dengan menggariskan tanganku di langit untuk menunjukkan bahwa seluruh alam raya itu milik Tuhan. Ia langsung dengan jari ke bawah mengingatkan aku, bahwa ada tempat yang disebut Neraka, di mana setan yang berkuasa. Aku lalu mengangkat jari untuk menyatakan bahwa Tuhan itu esa. Aku membayangkan heran, ketika ia mengangkat tiga jari untuk menyatakan bahwa Tuhan yang satu itu juga menyatakan diri dalam tiga pribadi, dan demikian meyakini ajaran kita sendiri tentang Tritunggal! Tahu bahwa tidak mungkin untuk menang di bidang teologi, aku akhirnya mengarahkan debat ke bidang lain. Aku mengambil sebuah apel, menyatakan, bahwa menurut sementara pendapat baru bumi ini bulat. Ia langsung mengeluarkan selempeng roti tak beragi untuk mengingatkan saya bahwa, menurut Kitab Suci, bumi itu datar. Maka tidak ada jalan lain daripada mengakui kemenangannya." Nah, sekarang kelompok Yahudi sampai di sinagoga. "Apa yang terjadi tadi," tanya mereka kepada tukang-pintu terbengong-bengong. Tukang-pintu sedikit gusar. "Semua hanya soal latah," katanya. "Ini. Pertama, Paus menggerakkan tangannya seperti menyatakan, bahwa semua orang Yahudi harus meninggalkan Roma. Maka aku menunjuk ke bawah untuk menjelaskan kepadanya, bahwa kita tidak akan beranjak. Lalu ia menunjukkan jarinya kepadaku dan mengancam seakan berkata: Jangan main-main dengan saya. Maka aku menunjukkan tiga jari untuk mengatakan kepadanya ia tiga kali main-main dengan kami, kalau ia sewenang-wenang menyuruh kami meninggalkan Roma. Berikutnya. Aku melihat dia mengeluarkan bekal makanannya. Lalu aku mengeluarkan bekalku juga." (baca cerita sejenis dari tradisi Islam dan Zen Buddha) (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"PASTOR SELALU TAHU!" Hari itu adalah hari ulang tahun pastor paroki dan anak-anak datang membawa salam dan hadiah ulang tahun. Pastor menerima hadiah yang terbungkus dari Maria dan berkata, "Ah, saya tahu kau bawakan aku sebuah buku" (Ayah Maria mempunyai toko buku di kota). "Ya, bagaimana pastor tahu?" "Pastor selalu tahu!" "Dan kau Tommy, membawakan saya sebuah baju panas," kata pastor sambil mengambil bingkisan yang dibawa oleh Tommy. (Ayah Tommy adalah pedagang barang-barang wol) . "Benar. Bagaimana pastor tahu?" "Ah, pastor selalu tahu." Demikianlah seterusnya sampai pastor mengangkat kotak yang dibawa oleh Bobby. Kertas pembungkusnya basah (Ayah Bobby menjual anggur dan minuman keras) maka pastor berkata, "Saya tahu kau membawakan saya sebotol scotch dan menumpahkannya sedikit!" "Salah," kata Bobby, "ini bukan scotch." "kalau begitu sebotol rum." "Salah lagi." Jari-jari pastor basah. Ia menjilat salah satu jarinya, tetapi tetap tidak dapat menebak. "Kalau begitu gin?" "Bukan," kata Bobby. "Saya membawakan pastor seekor anak anjing!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PEDULI [APA] Setiap bulan sang murid dengan setia mengirimkan laporan mengenai kemajuan rohaninya kepada sang Guru. Pada bulan pertama ia menulis, "Saya merasakan berkembangnya kesadaran dan mengalami kesatuan saya dengan alam." Sang Guru melihat sekilas catatan itu dan membuangnya. Inilah yang ia katakan pada bulan berikutnya, "Akhirnya saya menemukan bahwa yang ilahi hadir di dalam segala sesuatu." Tampaknya sang Guru kecewa. Dalam suratnya yang ketiga murid itu dengan penuh semangat menerangkan "Rahasia Yang Satu dan yang banyak sudah dinyatakan di hadapan pandangan saya yang penuh kekaguman." Sang Guru menguap. Surat berikutnya berkata, "Tidak seorang pun dilahirkan, tidak seorang pun yang hidup dan tidak seorang pun mati, karena diri sejati tidak ada." Sang Guru mengangkat tangannya tanda kecewa. Satu bulan lewat, dua bulan dan kemudian lima bulan, kemudian satu tahun. Sang Guru berpikir, sekarang waktunya untuk mengingatkan muridnya akan tugasnya memberi laporan mengenai kemajuan rohaninya. Sang murid membalas, "Peduli apa?" Ketika Sang Guru membaca kata-kata itu, tampak seluruh wajahnya diliputi rasa puas. Ia berkata, "Syukurlah, akhirnya ia sampai." Bahkan keinginan yang terlalu besar akan kebebasan adalah belenggu. Adakah engkau pernah sungguh merasa bebas, sampai engkau tidak peduli lagi apakah engkau bebas atau tidak? Hanya orang-orang yang sudah sampai yang sungguhsungguh bebas. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PELAJARAN TENTANG SEKS "Apa yang kauterima di sekolah hari ini?" tanya seorang ayah kepada anaknya yang sudah remaja. "Kami mendapat pelajaran mengenai seks," jawabnya. "Pelajaran mengenai seks? Apa yang mereka katakan kepadamu?" "Pertama-tama ada pastur yang mengatakan kepada kami mengapa kita tidak boleh bermain-main dengan seks. Kemudian seorang dokter mengajari bagaimana caranya tidak bermain-main dengan seks. Akhirnya kepala sekolah berbicara mengenai di mana kita tidak boleh bermain-main dengan seks." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
Renungan (Pembelah Kayu) Ada seorang pembelah kayu, yang terus-menerus menyia-nyiakan waktu dan tenaga membelahi kayu dengan kapak tumpul, sebab ia tidak punya waktu untuk berhenti dan mengasah kapak itu. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PENCURI DAN MASJID Sesudah pesta, seorang Muslim kaya pergi ke masjid dan harus melepaskan sepatunya yang mahal harganya dan meninggalkannya di luar masjid. "Betapa bodohnya saya," katanya kepada dirinya sendiri. "Dengan meninggalkan sepatu di sini, saya memberi kesempatan kepada orang untuk mencurinya. Saya akan dengan senang hati memberikannya. Tetapi sekarang saya bertanggung jawab karena menciptakan seorang pencuri." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"LIHAT, SIAPA YANG MENGANGGAP DIRI SEORANG PENDOSA!" Pada suatu hari seorang uskup berlutut di hadapan altar, dalam perasaan hati berkobar, ia mulai memukul-mukul dada dan berseru: "Aku seorang pendosa, kasihanilah aku. Aku seorang pendosa, kasihanilah aku!" Imam setempat, tergerak oleh contoh rendah hati, berlutut di samping uskup dan mulai memukul-mukul dada dan berkata: "Aku seorang pendosa, kasihanilah aku! Aku seorang pendosa, kasihanilah aku!" Koster, yang kebetulan ada di gereja di waktu itu begitu terharu, ia tidak dapat menahan diri. Ia juga berlutut, memukulmukul dada dan berseru: "Aku seorang pendosa, kasihanilah aku!" Di sini uskup menyentuh imam, dan menunjuk kepada koster, berkata dengan senyum. "Lihat, siapa yang menganggap diri seorang pendosa." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
GURU KEHILANGAN PENGECAM Pada suatu ketika adalah seorang rabbi yang dihormati orang sebagai seorang yang dekat dengan Allah. Setiap hari sekelompok orang berdiri di depan pintu rumahnya untuk mencari nasihat, mengharapkan penyembuhan atau berkat dari orang suci itu. Dan setiap kali rabbi berbicara, orang-orang itu akan mematuhi ucapannya dan menelan semua kata-katanya. Namun di antara pendengarnya itu ada orang yang tidak baik yang selalu mencari kesempatan untuk menentang sang Guru. Ia mencari kelemahan-kelemahan rabbi dan menertawakan kekurangan-kekuranqgan itu. Murid-murid rabbi tidak senang akan dia dan mulai menganggapnya sebagai jelmaan setan. Pada suatu hari "setan" itu jatuh sakit dan mati. Semua orang merasa lega. Secara lahiriah mereka kelihatan berdukacita, akan tetapi dalam hati mereka senang karena kata-kata Guru yang begitu inspiratif tidak akan diganggu lagi dan tingkahlakunya yang mengandung kecaman tidak akan dikritik lagi oleh orang yang tidak sopan itu. Orang-orang terkejut melihat sang Guru tenggelam dalam dukacita sejati yang mendalam pada saat penguburan. Kemudian ketika ditanya oleh seorang murid apakah ia berdukacita atas nasib kekal orang yang mati itu, ia berkata, "Tidak, tidak. Mengapa saya harus berdukacita atas teman kita yang sekarang ada di surga? Saya berdukacita untuk diri saya sendiri. Orang itu adalah satu-satunya kawan saya. Di sini saya dikelilingi oleh orangorang yang menghormati saya. Ia adalah satusatunya yang menantang saya. Saya takut sesudah kepergiannya, saya tidak berkembang lagi." Dan ketika Guru itu mengucapkan kata-kata ini, ia menangis tersedu-sedu. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
UCAPAN PENOLAKAN ORANG CINA Kejelasan tidak berkurang karena sikap sopan-santun... Ucapan penolakan dari sebuah penerbit di Cina yang mengembalikan naskah kepada pengarangnya: "Kami telah membaca dengan teliti naskah Anda dengan senang sekali. Namun demikian kami takut, bahwa jika kami menerbitkan naskah Anda yang terkenal ini, kami tidak mungkin lagi untuk menerbitkan naskah lain yang tidak mencapai mutu yang sama. Dan kami tidak dapat membayangkan bagaimana naskah-naskah lain akan mencapai mutu yang sama selama kurun waktu seratus tahun yang akan datang. Karena itu, dengan sangat menyesal, kami terpaksa mengembalikan karangan Anda yang luar biasa ini. Dan kami mohon kesediaan Anda untuk memaafkan kedangkalan pandangan dan ketidakberanian kami." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PERUMPAMAAN TENTANG ALAT PENOPANG Karena suatu kecelakaan, seorang kepala desa tidak dapat lagi menggunakan kakinya. Maka ia berjalan dengan alat penopang. Lama kelamaan ia dapat berjalan dengan cepat - bahkan ia dapat berdansa dan melingkar-lingkar untuk menghibur tetangga-tetangganya. Lalu ia mendapat gagasan untuk melatih anak-anaknya menggunakan alat penopang. Dalam waktu singkat berjalan dengan penopang menjadi lambang kedudukan yang tinggi di desa itu dan semua orang menggunakannya. Sampai pada keturunan keempat tidak seorang pun di desa itu dapat berjalan tanpa penopang. Sekolah di desa itu memasukkan pelajaran "Alat penopang - Teori - Praktek" matapelajarannya, dan tukang kayu di desa itu menjadi terkenal karena mutu alat penopang yang mereka hasilkan. Bahkan dibicarakan kemungkinan untuk mengembangkan alat penopang listrik, yang digerakkan baterei. Pada suatu hari seorang pemuda Turki menghadap para penatua desa dan bertanya mengapa semua orang harus berjalan dengan penopang padahal Allah telah memberikan kaki kepada manusia untuk berjalan. Para penatua desa itu merasa geli karena orang baru ini merasa lebih bijaksana daripada mereka. Maka mereka memutuskan untuk memberi pelajaran kepadanya. Mereka berkata, "Mengapa engkau tidak menunjukkan caranya kepada kami?" "Baik," kata pemuda itu. Acara pertunjukan ditentukan akan diadakan pada jam 10.00 hari Minggu berikutnya di lapangan desa. Ketika pemuda itu berjalan terpincang-pincang dengan alat penopang ke tengah lapangan, semua orang berada di sana. Dan ketika jam desa menunjukkan pukul sepuluh, pemuda itu berdiri tegak dan menanggalkan alat penopangnya. Gerombolan orang itu terdiam ketika ia melangkah maju dengan berani - dan jatuh tertelungkup. Dengan itu semua orang semakin diyakinkan bahwa sungguh tidak mungkin berjalan tanpa bantuan alat penopang. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PERINTIS ILMU Sesudah bertahun-tahun bekerja, seorang perintis ilmu menemukan seni membuat api. Ia membawa alat-alatnya menuju ke daerah utara yang penuh salju dan mengajar kepada suku di sana seni membuat api itu -dan keuntungan-keuntungannya. Orang menjadi begitu senang akan hal baru ini, hingga mereka tidak berpikir untuk berterimakasih kepada si penemu, yang pada suatu hari dengan diam-diam pergi. Karena ia itu salah satu orang istimewa yang memiliki kebesaran, maka ia tidak punya keinginan diperingati atau dihormati. Yang dicari melulu kepuasan karena tahu bahwa ada orang yang diuntungkan oleh penemuannya. Suku kedua yang dikunjunginya, sama besar keinginannya untuk belajar seperti suku yang pertama. Tetapi imam-imam setempat karena iri hati terhadap orang baru yang menguasai umat, telah membunuh dia. Untuk menyingkirkan semua dugaan tentang kejahatan itu, mereka membuat gambar Sang Penemu Agung, yang di pasang pada altar besar di dalam kuil, dan ditetapkan suatu upacara, hingga namanya akan dihormati dan kenangannya tetap hidup. Perhatian besar dicurahkan, agar tidak satu peraturan upacara pun akan diubah atau dilewatkan. Alat untuk membuat api disimpan dalam peti dan dikatakan memberi kesembuhan kepada semua yang menyentuhnya dengan penuh kepercayaan. Imam Agung sendiri mengambil tugas untuk menyusun sebuah buku tentang riwayat Hidup Sang Penemu. Dalam buku suci ini kelembutannya yang penuh cinta disajikan sebagai teladan untuk ditiru oleh semua, perbuatan-perbuatan agungnya dipuji, kodratnya yang melebihi manusia dijadikan syahadat iman. Para imam menjaga, agar Buku suci diwariskan kepada generasi mendatang, sedang dengan kuasa ditafsirkan arti kata-kata dan makna hidup dan perbuatannya yang suci. Dan tanpa ampun mereka menghukum mati atau mengucilkan orang yang menyimpang dari ajaran mereka. Terpancang pada tugastugas agama tadi, rakyat pun lupa sama sekali akan seni membuat api. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PERUBAHAN DALAM UNDANGAN PERKAWINAN Seorang wanita muda menilpun suatu percetakan. "Apakah anda ingat kartu pernikahan yang saya pesan minggu yang lalu. Saya tidak tahu apakah sekarang sudah terlambat untuk membuat beberapa perubahan." "Katakan perubahan-perubahan itu nona, dan saya akan melihatnya," kata pemilik percetakan itu. "Baiklah. Waktunya lain, gerejanya lain, calon suami juga lain." Sungguh mustahil dapat bahagia menikah dengan orang lain, kalau ia tidak pertama-tama bercerai dengan dirinya sendiri. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PESAWAT PEMBURU Pengandaian: Serombongan pemburu menyewa pesawat untuk menerbangkan mereka ke daerah hutan. Dua minggu kemudian pilot datang untuk menjemput mereka. Ia mengamati binatang yang mereka tembak dan berkata: "Pesawat ini tidak akan membawa lebih dari satu kerbau liar. Kamu harus meninggalkan yang lain." "Tetapi tahun lalu pilot mengizinkan kami membawa dua dalam pesawat seperti ini," protes para pemburu. Pilot meragukannya, tetapi akhirnya berkata: "Ya, kalau kamu melakukan itu tahun lalu, kami kira, kami bisa melakukannya lagi." Maka pesawat lepas landas dengan tiga orang dan dua kerbau. Tetapi tidak dapat naik tinggi dan membentur pada bukit terdekat. Seorang pemburu berkata kepada yang lain: "Di mana kiranya kami ini?" Yang lain memeriksa tempat sekitar dan berkata: "Kupikir, kami kira-kira dua mil sebelah kiri dari tempat kecelakaan kami tahun lalu." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PETAPA DAN GAJAH Pada suatu ketika adalah seorang raja di India yang mempunyai seekor gajah yang mengamuk. Gajah itu berkeliaran dari desa ke desa sambil menghancurkan segala sesuatu yang ia jumpai dan tidak seorang pun berani mengganggunya, karena gajah itu milik raja. Pada suatu hari seorang yang menyebut diri petapa akan berangkat dari suatu desa. Orang-orang di desa itu mencegahnya karena gajah itu tampak di jalan dan menyerang orang-orang yang lewat. Orang itu bergembira karena sekarang ia mendapat kesempatan untuk menunjukkan kebijaksanaannya yang lebih unggul, karena ia baru saja kembali dari belajar pada seorang guru yang mengajarnya untuk melihat Rama dalam segala sesuatu. "Oh, kalian orang bodoh yang malang!" katanya, "Apakah kalian sama sekali tidak mempunyai pemahaman mengenai halhal rohani? Belum pernahkah kalian diberitahu bahwa kita harus melihat Rama dalam setiap orang dan dalam segala sesuatu dan bahwa semua yang berbuat demikian akan memperoleh perlindungan dari Rama? Biarlah saya pergi. Saya tidak takut akan gajah." Orang-orang berpikir bahwa orang ini rohani begitu sama seperti gajah itu - begitu gila. Mereka tahu, tidak ada gunanya berbantah dengan seorang suci. Maka ia mereka biarkan pergi. Ia belum sampai ke jalan ketika gajah itu lari ke arahnya, mengangkatnya dengan belalainya dan memukulkannya pada sebatang pohon. Orang itu mulai berteriak kesakitan. Untunglah pada saat yang genting itu pengawal-pengawal raja datang, menangkap gajah itu sebelum ia membunuh petapa yang dipermalukan itu. Orang itu sembuh sesudah waktu yang lama. Ia mulai bepergian lagi. Ia langsung menjumpai gurunya dan berkata, "Pengajaran yang engkau berikan kepadaku keliru. Engkau menyuruh saya untuk melihat segala sesuatu diresapi oleh Rama. Persis itulah yang saya lakukan dan engkau lihat apa yang terjadi?" Guru itu berkata, "Engkau begitu bodoh! Mengapa engkau tidak melihat Rama dalam diri orang-orang desa yang mengingatkanmu akan gajah yang berbahaya itu?" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PIKIRAN AKAN TUHAN DAN WANITA CANTIK Imam setempat kerap dilihat bicara dengan wanita cantik yang terkenal sebagai perempuan jalang - dan di muka umum lagi, menjadi batu sandungan bagi umatnya. Ia dipanggil oleh uskupnya dan mendapat marah besar. Ketika uskup sudah selesai, imam berkata: "Bapa uskup, Aku selalu berpikir, bahwa lebih baik berbicara kepada wanita cantik dengan gagasan tertuju kepada Tuhan daripada berdoa kepada Tuhan, dengan pikiran tertuju kepada wanita cantik." Kalau rahib masuk kedai minuman kedai itu menjadi pertapaannya. Kalau pemabuk masuk pertapaan, pertapaan menjadi kedai minumannya. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MENGENAKAN PIKIRAN ORANG LAIN Seorang filsuf yang hanya mempunyai sepasang sepatu minta tolong seorang tukang sepatu untuk memperbaikinya, dan ia akan menunggu. "Sekarang sudah waktunya tutup." kata tukang sepatu itu. "Oleh karena itu saya tidak dapat memperbaikinya sekarang. Mengapa engkau tidak datang besok pagi saja?" "Saya hanya mempunyai sepasang sepatu ini, dan saya tidak dapat berjalan tanpa sepatu." "Baik, untuk sementara engkau saya pinjami sepatu." "Apa! Memakai sepatu orang lain? Kauanggap apa saya ini?" "Mengapa engkau menolak menggunakan sepatu orang lain di kakimu kalau engkau begitu saja membawa pikiran-pikiran orang lain di kepalamu?" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
POLISI DAN RABBI Pada suatu ketika adalah seorang rabbi yang hidup di suatu desa di padang Rusia. Setiap pagi, selama dua puluh tahun, ia menyeberangi lapangan desa untuk berdoa di sinagoga dan setiap pagi ia diamat-amati oleh seorang polisi yang membenci orang-orang Yahudi. Akhirnya, pada suatu pagi polisi itu mendatangi rabbi dan bertanya ke mana ia akan pergi. "Saya tidak tahu," jawab rabbi itu. "Apa maksudmu? Engkau tidak tahu ke mana engkau mau pergi? Selama dua puluh tahun saya selalu melihatmu pergi ke sinagoga di seberang lapangan itu, dan sekarang engkau mengatakan tidak tahu mau pergi ke mane? Saya akan memberi pelajaran kepadamu!" Rabbi tua itu ditarik jenggotnya dan diseret ke penjara. Ketika polisi itu mau mengunci pintu sel penjara, rabbi itu memandangnya dan dengan mata bersinar, "Lihat, apa yang saya maksudkan ketika saya tadi berkata 'saya tidak tahu'?" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PUTERA MAHKOTA YANG PANDIR Karena Putra Mahkota kurang pandai, Raja mempekerjakan seorang guru pribadi yang khusus buatnya. Pelajaran mulai dengan penjelasan yang teliti mengenai dalil pertama Euclid. "Apakah sudah jelas, Sri Paduka?" tanya sang guru. "Belum," kata Putra Mahkota. Lalu sang guru mengulangi lagi menjelaskan dalil itu. "Apakah sekarang sudah jelas?" "Belum," kata Putra Mahkota. Sekali lagi sang guru menjelaskan dalil tadi - tanpa hasil. Sesudah sepuluh kali ia menjelaskan dan Putra Mahkota itu tetap saja belum menangkap dalil itu, guru yang malang itu menangis. "Percayalah pada saya Baginda," tangisnya, "Dalil ini benar dan inilah cara dalil itu dibuktikan. " Mendengar itu Putra Mahkota berdiri dan berkata sambil membungkuk hormat, "Guru, saya percaya penuh akan yang anda katakan. Maka kalau anda menjelaskan bahwa dalil itu benar, dengan sepenuh hati saya menerimanya. Satu-satunya yang saya sesalkan, anda tidak meyakinkan saya lebih cepat, sehingga kita dapat meneruskan dengan dalil yang kedua tanpa membuang banyak waktu." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PUTRA SEORANG RABBI MENJADI KRISTEN Rabbi Abraham hidup sebagai teladan. Dan ketika tiba waktunya, ia meninggalkan dunia ini, diiringi puji berkat jemaahnya, yang telah menganggap dia sebagai orang suci dan sumber penyebab utama semua berkat, yang mereka terima dari Tuhan. Tidak lain di seberang sana, sebab para malaikat keluarga menyongsong dia dengan sambutan puji-pujian. Selama pesta itu rabbi nampak menunduk dan sedih. Ia memegang kepala di tangannya dan tidak mau dihibur. Ia akhirnya dibawa di hadapan Tahta Pengadilan, di mana ia merasa diliputi Cintakasih agung yang tanpa batas dan ia mendengar Suara lembut-mesra tiada taranya berkata, "Apakah yang membuat engkau sedih, putraku?" "Tuhan Yang Tersuci," jawab rabbi, "Aku tidak layak akan semua kehormatan, yang dilimpahkan padaku ini. Meski aku dianggap teladan bagi umat, tentu ada sesuatu yang keliru di dalam hidupku, sebab anakku tunggal, tak perduli teladan dan ajaranku, meninggakan kepercayaan kami dan menjadi seorang Kristen." "Jangan ini merisaukan engkau, anakku. Aku tahu betul bagaimana perasaanmu, sebab aku punya anak, yang berbuat hal yang sama." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"YANG PUTIH ATAU YANG HITAM?" Seorang gembala sedang menggembalakan dombanya. Seorang yang lewat berkata, "Engkau mempunyai kawanan domba yang bagus. Bolehkan saya mengajukan beberapa pertanyaan tentang domba-domba itu?" "Tentu," kata gembala itu. Orang itu berkata, "Berapa jauh domba-dombamu berjalan setiap hari?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah, yang putih berjalan sekitar enam kilometer setiap hari." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." "Dan berapa banyak rumput mereka makan setiap hari?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah, yang putih makan sekitar empat pon rumput setiap hari." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." "Dan berapa banyak bulu yang mereka hasilkan setiap tahun?" "Yang mana, yang putih atau yang hitam?" "Yang putih." "Ah menurut perkiraan saya, yang putih menghasilkan sekitar enam pon bulu setiap tahun kalau mereka dicukur." "Dan yang hitam?" "Yang hitam juga." Orang yang bertanya menjadi penasaran. "Bolehkah saya bertanya, mengapa engkau mempunyai kebiasaan yang aneh, membedakan dombamu menjadi domba putih dan hitam setiap kali engkau menjawab pertanyaanku?" Gembala itu menjawab, "Tentu saja. Yang putih adalah milik saya." "Ooo, dan yang hitam?" "Yang hitam juga," kata gembala itu. Pikiran manusia membuat pemisahan-pemisahan yang bodoh, yang oleh Sang Kasih dilihat sebagai satu. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KAPAN RAJA PYRRHUS PUAS? Raja Pyrrhus dari Epirus didatangi oleh seorang kawannya yang bernama Cyneas dan ditanya, "Seandainya raja mengalahkan Roma, apakah yang akan raja kerjakan selanjutnya?" Pyrrhus menjawab, "Sisilia berdekatan dan mudah untuk direbut." "Dan apa yang akan raja lakukan setelah Sisilia direbut?" "Kita akan bergerak ke Afrika dan menduduki Kartago." "Dan sesudah Kartago?" "Giliran Yunani akan kita taklukkan." "Bolehkah saya bertanya, apakah buah dari kemenangan- kemenangan ini?" "Yah, kita dapat duduk dan bersenang-senang." jawab Pyrrhus. Cyneas berkata, "Tidak dapatkah sekarang kita bersenang-senang?" Orang miskin berpikir mereka akan bahagia kalau mereka menjadi kaya. Orang kaya berpikir mereka akan bahagia kalau mereka dibebaskan dari borok-borok mereka. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
SEBIDANG TANAH MILIK SEORANG QUAKER Seorang Quaker memasang sebuah pengumuman di atas tanah kosong dekat rumahnya: TANAH INI AKAN DIBERIKAN KEPADA SIAPA SAJA YANG SUNGGUH TELAH KESAMPAIAN." Seorang petani kaya yang lewat di tempat itu berhenti untuk membaca pengumuman itu dan berkata kepada dirinya sendiri, "Karena kawanku si Quaker itu telah siap melepaskan sebidang tanah itu, mungkin baik kalau saya memintanya sebelum didahului oleh orang lain. Saya seorang kaya yang mempunyai segala sesuatu yang saya butuhkan, jadi saya memenuhi syarat." Dengan itu ia mengetuk pintu dan mengemukakan maksudnya. "Adakah tuan sungguh-sungguh telah 'sampai '?" kata Quaker itu. "Sungguh, karena saya mempunyai segala sesuatu yang saya butuhkan." "Kawan," kata Quaker itu, "Kalau tuan sudah kesampaian, mengapa tuan menginginkan tanah itu?" Sementara orang lain berusaha keras mencari kekayaan, orang yang sudah mengalami penerangan batin, yang sudah puas dengan yang ada padanya, memiliki tanpa berjuang keras. Karena merasa puas dengan yang sedikit mereka kaya seperti raja-raja. Raja sendiri adalah seorang miskin kalau kerajaannya tidak cukup baginya. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
RABBI YANG MELAYANI SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI Inilah intrik jemaah untuk mengetahui ketidakmunculan rabbinya setiap minggu pada malam sabat. Mereka menyangka bahwa rabbi sedang mengadakan pertemuan dengan Yang Mahakuasa secara sembunyi-sembunyi, sehingga mereka menugaskan salah seorang dari mereka untuk mengikutinya. Inilah yang dilihat petugas itu: sang rabbi menyamar dengan pakaian petani dan melayani seorang wanita kafir yang lumpuh di rumahnya, membersihkan kamar dan menyiapkan makanan untuknya di hari sabat. Ketika mata-mata itu kembali, jemaah bertanya, "Ke mana rabbi pergi? Apakah dia naik ke surga?" "Tidak," jawab orang itu, "Ia pergi bahkan lebih tinggi." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
RABBI TIDAK MENCONTOH SIAPA PUN Ketika seorang rabbi (= guru Yahudi) menggantikan ayahnya, semua orang mulai mengatakan bahwa ia sama sekali tidak sama dengan ayahnya dulu. "Sebaliknya," kata rabbi muda itu. "Saya persis sama dengan ayah saya. Ia tidak pernah meniru siapa pun. Saya tidak meniru siapa pun." Jadilah dirimu sendiri! Berhati-hatilah kalau meniru tingkah laku orang besar kalau engkau tidak mempunyai sikap batin yang mendorongnya untuk bertindak. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"SAYA DAPAT MENYEMBUHKAN RADANG PARU-PARU" Seorang wanita menderita sakit demam keras, dan semua obat yang diberikan oleh dokter tidak dapat meringankan sakitnya. "Tidak dapatkah dokter melakukan sesuatu yang dapat menyembuhkan saya?" tanya wanita itu putus asa. "Saya mempunyai satu usul," kata dokter itu. "Pulanglah, mandilah dengan air panas. Lalu sebelum mengeringkan diri, berdirilah di tempat aliran angin, telanjang bulat." "Itu akan menyembuhkan saya?" tanyanya terkejut. "Tidak, tetapi itu akan membuatmu sakit radang paru-paru. Dan saya dapat menyembuhkannya." Pernahkah terjadi pada diri anda, guru anda menawari anda obat suatu penyakit yang disebabkan olehnya? (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
RAJA ADA DI FIRDAUS Seorang raja mimpi, bahwa ia melihat raja di firdaus, dan seorang imam di neraka. Ia heran, bagaimana ini bisa: lalu ia mendengar suara berkata, "Raja ada di firdaus, karena ia menghormati para Imam. Imam ada di neraka, karena ia berkompromi dengan para raja." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
RAJAWALI DAN AYAM Karena satu dan lain hal sebutir telor burung rajawali akhirnya sampai ke pojok suatu gudang tempat seekor ayam sedang mengerami telur-telurnya. Pada waktunya telur burung rajawali itu menetas bersama telur-telur ayam. Waktu berlalu, anak rajawali itu dengan sendirinya mulai mengalami kerinduan untuk terbang, dan berkata kepada ibunya, sang ayam, "Kapan saya boleh belajar terbang?" Ayam betina yang malang itu menyadari bahwa ia tidak dapat terbang dan sama sekali tidak mempunyai gambaran mengenai yang dilakukan oleh burung-burung dalam melatih terbang anak-anak mereka. Namun ia malu mengakui ketidakmampuannya, dan berkata, "Belum waktunya anakku. Saya akan mengajarimu kalau engkau sudah siap." Bulan demi bulan berlalu dan burung rajawali muda itu mulai curiga, ibunya tidak dapat terbang. Namun ia tidak dapat merasa bebas dan terbang sendiri, karena kerinduannya yang besar untuk terbang sudah tercampur dengan rasa terima kasih terhadap burung yang telah menetaskannya. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
Renungan Pengandaian itu mempengaruhi Penelitian. Penelitian menghasilkan Keyakinan. Keyakinan menimbulkan Pengalaman. Pengalaman membuahkan Tindakan, yang, pada gilirannya, menguatkan pengandaian. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KEBENARAN DI RUMAH SENDIRI Seorang muda dihantui oleh kerinduan hati akan kebenaran. Maka ia meninggalkan keluarganya, kawan-kawannya dan berangkat untuk mencari Kebenaran itu. Ia mengembara di banyak negeri, berlayar menyeberang banyak lautan, mendaki banyak gunung dan dalam semuanya itu ia mengalami banyak penderitaan dan kesengsaraan. Pada suatu hari ia bangun dan menyadari bahwa usianya sudah tujuh puluh lima tahun dan belum juga menemukan Kebenaran yang selama ini ia cari. Maka dengan sedih hati ia memutuskan untuk menghentikan usahanya dan kembali ke rumah. Karena ia sudah tua, ia membutuhkan berbulan-bulan untuk kembali ke kampung halamannya. Sesampai di rumah, ia membuka pintu rumahnya - dan di sana ia menemukan Kebenaran yang selama bertahun-tahun dengan sabar menunggunya. Pertanyaan: Apakah pengembaraannya membantu dia untuk menemukan kebenaran? Jawab: Tidak, namun pengembaraan itu menyiapkan dia untuk mengenalnya. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
RYONEN SEORANG PETAPA BUDDHA Ryonen, seorang petapa Buddha dilahirkan pada tahun 1779. Ia adalah cucu Shingen, seorang prajurit terkenal. Ia dianggap sebagai seorang yang tercantik di seluruh Jepang, sekaligus seorang penyair berbakat besar. Maka sejak usia tujuh belas tahun ia telah dipilih menjadi pelayan istana. Di situ tumbuh dengan hangat rasa cintanya yang mendalam kepada Ratu Putri. Ternyata Ratu Putri wafat secara mendadak. Ryonen memperoleh pengalaman batin yang sangat mendalam: ia menjadi benar-benar sadar bahwa segala sesuatu akan berlalu. Pada saat itulah ia memutuskan untuk mempelajari Zen. Akan tetapi keluarganya tidak mau tahu. Mereka memaksa untuk menikah. Namun Ryonen menuntut agar mereka dan calon suaminya berjanji, sesudah ia melahirkan tiga anak bagi suaminya, ia bebas untuk menjadi petapa. Syarat ini dipenuhi ketika ia berusia dua puluh lima tahun. Pada waktu itu baik bujukan suaminya maupun semua hal lain di dunia tidak dapat menghalanginya untuk melaksanakan ketetapan hatinya. Ia mencukur rambutnya, mengambil nama Ryonen (yang artinya memahami dengan jelas) dan mulai pencariannya. Ia sampai ke kota Edo dan memohon kepada Guru Tetsugyu untuk menjadi muridnya. Guru itu memandangnya sekilas dan menolaknya karena ia terlalu cantik. Maka ia pergi ke Guru yang lain yang bernama Hakuo. Ia ditolak dengan alasan yang sama: kecantikannya, kata Guru itu, hanya akan menjadi sumber masalah. Maka Ryonen membakar wajahnya dengan besi panas dan dengan demikian merusakkan kecantikannya seumur hidupnya. Ketika ia kembali menghadap Hakuo ia diterima sebagai murid. Untuk mengenang pengalaman itu Ryonen menulis sebuah puisi di balik sebuah kaca kecil: Sebagai hamba Ratu Putri aku membakar dupa untuk mengharumkan pakaianku yang indah Sekarang sebagai pengemis tak berumah aku membakar wajahku untuk memasuki dunia Zen. Ketika ia menyadari bahwa saatnya telah tiba untuk meninggalkan dunia ini ia menulis puisi lagi: Enam puluh kali mata ini telah memandang keindahan musim gugur ... Tak usahlah menginginkan lebih daripada itu. Hanya dengarlah suara gemerisik pohon-pohon cemara saat angin tak berhembus. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
DUA MACAM HARI SABAT Di antara orang Yahudi penyucian hari Sabat, hari Tuhan, itu pada mulanya suatu kegembiraan, tetapi terlalu banyak rabbi terus memasukkan tambahan satu demi satu, bagaimana itu harus dilakukan secara tepat, tindakan apa yang diizinkan, hingga sementara orang merasa hampir tidak bisa bergerak sepanjang Sabat, kalau salah satu peraturan mungkin bisa dilanggar. Baal Shem, putra Eliezer, banyak memikirkan hal ini. Pada suatu malam ia bermimpi. Seorang malaikat membawa dia ke surga dan menunjukkan dua takhta ditempatkan tinggi mengatasi lainnya. "Bagi siapa itu diperuntukkan?" ia bertanya. "Untuk engkau," jawabnya, "jika engkau menggunakan akal-budimu, dan untuk orang, yang nama serta alamatnya sedang ditulis dan akan diberikan kepadamu." Lalu ia dibawa ke tempat paling dalam di neraka dan ditunjukkan dua tempat kosong. "Ini disiapkan untuk siapa?" ia bertanya. "Untuk engkau," jawabnya, "jika engkau tidak menggunakan akal-budimu: dan untuk orang, yang nama dan alamatnya sedang ditulis untuk engkau." Di dalam mimpi Baal Shem mengunjungi orang, yang akan menjadi temannya di firdaus. Ia menemukan dia bermukim di tengah orang kafir, tak tahu menahu tentang adat Yahudi, dan pada hari Sabat, ia mengadakan perjamuan dengan banyak acara gembira, dan di situ semua tetangga kafir diundang. Dan ketika Baal Shem bertanya, mengapa ia mengadakan perjamuan itu, ia dijawab: "Aku ingat, bahwa waktu kecil aku diajar orangtuaku, bahwa hari Sabat itu untuk mengaso dan bergembira, maka pada hari Sabtu ibuku itu menghidangkan makanan paling mewah: di situ kami bernyanyi, menari dan bergembira. Aku berbuat yang sama pada hari ini." Baal Shem mencoba mengajar orang itu tentang cara menghayati agamanya, sebab ia lahir Yahudi, tetapi ternyata sama sekali tidak tahu tentang peraturan para rabbi. Tetapi ia terdiam kelu, ketika menyadari, bahwa kegembiraan orang tadi pada hari Sabat akan terganggu, jika ia disadarkan akan kekurangannya. Baal Shem, masih dalam mimpinya, lalu pergi ke rumah temannya di neraka. Ia menemukan orang itu sebagai penganut Hukum ketat, selalu waspada, jangan ada tindakannya yang tidak tertib. Orang celaka itu setiap hari Sabat hidup kalut, seakan-akan ia duduk atas api membara. Ketika Baal Shem mau memperingatkan dia akan perbudakan Hukum, kemampuannya untuk berbicara hilang, karena ia sadar, bahwa orang itu tidak akan mengerti, bahwa ia bisa berbuat salah dengan menepati peraturan agama. Berkat pewahyuan yang diberikan kepadanya lewat mimpi, Baal Shem Tor mengembangkan cara baru untuk kebaktian, di mana Tuhan disembah dengan gembira, yang datang dari hati. Jika orang bersukacita ia selalu baik, tetapi bila mereka baik, mereka jarang bersukacita. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
"SAKIT KEPALAMU PINDAH KE KEPALAKU" Seorang muda yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi pastor diberitahu bahwa yang diharapkan oleh umat ialah imam yang dapat mendengarkan keluhan-keluhan mereka. Mendengarkan, mendengarkan, mendengarkan ... Mungkin ia tidak akan mampu membantu, namun ia selalu dapat mendengarkan dengan penuh perhatian. Maka ia memutuskan untuk mengerjakan itu kalau nanti ia diberi tugas di parokinya yang pertama. Betapa pun dirinya memberontak, ia memaksa diri untuk mendengarkan, mendengarkan, mendengarkan ... dan orang sangat menghargainya. Akan tetapi tampaknya ada sesuatu yang tidak berjalan baik. Misalnya, seorang ibu tua datang dan mengeluh bahwa ia sakit kepala. Sakit kepala itu sangat nyeri. "Coba katakan, apa yang mengganggu," kata pastor itu ramah. Lalu ibu tua itu berbicara, berbicara, berbicara terus sementara pastor mendengarkan, mendengarkan dan mendengarkan. Tampaknya berhasil. "Pastor, satu jam yang lalu saya datang kemari dengan kepala sakit. Dan sekarang sudah hilang, hilang, hilang." Dan pastor itu berpikir, "Saya mengerti, mengerti, mengerti. Karena sekarang kepala saya yang sakit!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
TANDA SALIB ATAU CINTA Seorang uskup memeriksa kelayakan kelompok calon untuk dibaptis. "Dengan tanda apa orang bisa mengenal anda sebagai Katolik?" tanyanya. Tidak ada jawab. Jelas tidak ada yang menantikan pertanyaan itu. Uskup mengulangi pertanyaannya. Lalu ia mengatakannya sekali lagi, kali ini dengan membuat Tanda Salib, untuk menunjukkan kepada yang lain jawaban yang benar. Tiba-tiba salah satu calon menangkapnya. "Cinta" katanya. Uskup agak kecewa. Hampir saja ia berkata, "Salah," tetapi tepat waktu ia masih menguasai dirinya. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
SIAPA YANG MEMBUAT SANDWICH Orang yang belum mengalami penerangan batin tidak mampu melihat bahwa dirinya sendirilah yang merupakan sebab kesedihannya. Ketika itu adalah saat makan siang di pabrik. Seorang pekerja membuka bungkusan makan siangnya dengan sedih. "Ah, roti keju lagi!" gerutunya dengan suara keras. Ini terjadi pada hari berikutnya, berikutnya dan berikutnya lagi. Seorang pekerja lain yang selalu mendengar gerutu kawannya itu berkata, "Kalau engkau tidak suka roti keju, mengapa engkau tidak minta kepada istrimu untuk menyiapkan makanan yang lain?" "Karena saya tidak berkeluarga. Saya menyiapkannya sendiri." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
SUPAYA KUAT SATU JAM Ketua seksi kewanitaan sedang menerima mahasiswi-mahasiswi baru di perguruan Tinggi dan merasa cocok untuk menyinggung masalah moralitas seksual. "Dalam saat-saat godaan, ajukanlah satu pertanyaan kepada dirimu sendiri: apakah satu jam merasa nikmat pantas dibayar dengan rasa malu sepanjang hidup?" Pada akhir ceramah ia memberi kesempatan kepada para pendengar untuk mengajukan pertanyaan. Seorang dari antara gadis-gadis itu dengan sedikit takut mengacungkan tangannya dan berkata, "Bagaimana caranya bermain seks selama satu jam?" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
HUKUMAN BAGI ORANG SELIBAT Ada seorang pertapa, yang hidup wadat dan menganggap suatu tugas dalam hidupnya berjuang melawan seks dalam dirinya dan orang lain. Pada waktunya ia meninggal. Dan muridnya, yang tidak dapat tahan karena terkejutnya, meninggal tidak lama kemudian. Ketika murid sampai di dunia seberang sana, ia tidak percaya apa yang ia lihat, di sana Gurunya yang tercinta dengan wanita cantik sungguh luar biasa duduk di pangkuannya! Rasa terkejut menyingkir, ketika ia mulai berpikir, bahwa Gurunya itu menerima pahala karena taraknya menolak seks di dunia. Ia mendekatinya dan berkata, "Guru yang tercinta, sekarang aku tahu Tuhan itu adil, karena engkau diganjar di surga oleh karena kekerasanmu di dunia." Guru nampaknya gusar. "Dungu," katanya, "ini bukan surga, dan aku tidak sedang diganjar - Ia ini sedang menjalani hukuman." --o000o-Kalau sepatu cocok, kaki dilupakan; Kalau ikat pinggang cocok, pinggang dilupakan; Kalau semua selaras, si aku dilupakan. Lalu apa guna semua kekerasanmu itu? (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
ASAL-USUL SEPATU Seorang maharaja yang bodoh mengeluh karena jalan yang kasar membuat kakinya sakit. Maka ia memerintahkan agar seluruh negeri diberi alas kulit sapi. Pegawai istana tertawa ketika raja menyampaikan perintah itu kepadanya. "Yang Mulia, itu adalah suatu gagasan yang gila," serunya. "Mengapa harus mengeluarkan biaya yang sama sekali tidak perlu? Potong saja dua alas kecil kulit sapi untuk melindungi kaki Yang Mulia!" Itulah yang dikerjakan oleh maharaja. Dan demikianlah lahir gagasan mengenai sepatu. Orang yang sudah mengalami penerangan batin tahu bahwa untuk membuat dunia tempat yang bahagia. engkau perlu mengubah hatimu - dan bukan dunia. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
SOKRATES DI PASAR Sokrates, seorang filsuf sejati, yakin bahwa orang yang bijaksana dengan sendirinya akan hidup sederhana. Ia sendiri tidak memakai sepatu; namun ia terus-menerus tertarik oleh keramaian pasar dan sering pergi ke sana untuk melihat segala macam barang yang dipertontonkan. Ketika salah seorang kawannya bertanya mengapa demikian, Sokrates berkata, "Saya senang pergi ke sana untuk mengetahui berapa banyak barang yang meskipun tidak memilikinya, saya tetap gembira." Hidup batin adalah tidak mengetahui apa yang engkau kehendaki tetapi memahami yang tidak engkau butuhkan. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
SOYEN SHAKU TERTIDUR Sang Guru Soyen Shaku wafat pada usia enam puluh satu tahun, tetapi tidak sebelum ia menyelesaikan tugas yang diserahkan kepadanya - ia mewariskan pengajaran yang lebih beragam dan tinggi daripada sebagian terbesar guru-guru Zen. Diceritakan bahwa murid-muridnya kadang-kadang tidur sesudah makan siang karena merasa lesu dalam musim panas. Meskipun ia sendiri tidak pernah membuang waktu barang satu menit pun, Soyen tidak pernah mengatakan satu patah kata pun mengenai kelemahan murid-muridnya ini. Pada usia dua belas tahun, ia sudah mempelajari ajaran-ajaran filsafat sekolah Tendai. Pada suatu hari di musim panas, suhu begitu tinggi dan udara melelahkan, sehingga Soyen yang masih kecil karena melihat bahwa gurunya sedang pergi, menggeletak dan tidur pulas selama tiga jam. Ia baru bangun karena terkejut, ketika ia mendengar gurunya masuk. Namun sudah terlambat. Ia terbaring di lantai, badannya membujur di depan pintu. "Maafkan aku, maafkan aku," bisik gurunya yang dengan sangat hormat melompati tubuh Soyen yang terbujur itu, seolaholah tubuh seorang tamu yang sangat terhormat. Sesudah itu Soyen tidak pernah tidur lagi pada siang hari. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
DILEMMA PRESIDEN TAFT Presiden Amerika Serikat, William Howard Taft sedang santap malam ketika putranya yang bungsu mengatakan sesuatu yang tidak hormat mengenai ayahnya. Semua orang terkejut atas keberanian anak itu dan seluruh ruangan menjadi sangat sepi. "Apakah bapak tidak akan menghukumnya?," tanya nyonya Taft. "Kalau ucapan itu ditujukan kepada saya selaku ayah, jelas ia akan dihukum," jawabnya. "Akan tetapi kalau ucapan itu ditujukan kepada saya sebagai Presiden Amerika Serikat, anak itu mempunyai hak yang dijamin oleh undang-undang." Mengapa seorang ayah harus dikecualikan dari kritik yang baik untuk seorang Presiden? (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MEMBERITAHUKAN MANTRA KEPADA SEMUA ORANG Seorang magang berlutut untuk dilantik menjadi murid. Guru membisikkan suatu mantra rahasia ke telinganya, sambil memberi peringatan kepadanya agar tidak mengatakannya kepada orang lain. "Apa yang akan terjadi seandainya saya mengatakannya?" sahut magang itu. Guru berkata, "Orang yang kauberitahu mantra itu akan dibebaskan dari belenggu kebodohan dan penderitaan, akan tetapi engkau sendiri akan dikucilkan dari lingkungan murid dan menderita." Segera sesudah ia mendengar kata-kata ini, magang itu lari ke tengah-tengah pasar, mengumpulkan orang banyak di sekitarnya dan memberitahukan mantra rahasia ini kepada semua orang. Kemudian para murid memberitahukan hal itu kepada guru dan minta supaya orang itu diusir dari pertapaan karena tidak taat. Guru tersenyum dan berkata, "Ia tidak perlu saya ajar lagi. Tindakannya menunjukkan bahwa ia sendiri adalah guru." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MELANGKAH JAUH TANPA MOBIL Seorang wanita saleh sedang meratapi ulah angkatan muda, "Sebabnya adalah mobil! Coba lihat, sekarang berapa jauh mereka dapat pergi untuk berdansa dan berkencan. Pada zaman kita dulu tidak demikian. Bukankah begitu, nenek?" Wanita berumur delapan puluh tujuh tahun: "Yah, pasti dulu kita pergi sejauh mungkin pada waktu itu." (DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
BAGAIMANA MEMENANGKAN TARUHAN Orang yang belum mengalami penerangan batin akan menjual jiwanya untuk membuktikan bahwa ia benar. "Sebelum saya keluar rumah sore hari, saya bertaruh dengan istri saya sepuluh ribu rupiah. Kalau saya tidak kembali sebelum tengah malam, ia menang." "Lalu?" "Lalu saya biarkan istri saya menang." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
TEH BIASA YANG PALING ENAK Orang biasa dikenal dapat membangun kehidupan yang kaya untuk diri mereka sendiri dan orang lain dengan milik yang sangat sedikit. Di Jepang ada sekelompok orang-orang tua yang berkumpul untuk bertukar berita dan minum teh. Salah satu minat mereka adalah mencari berbagai jenis teh yang mahal dan membuat ramuan baru yang memuaskan cita rasa mereka. Ketika tiba giliran anggota tertua untuk menjamu anggota yang lain, ia menghidangkan teh dengan upacara yang paling besar, dengan menghitung lembar-lembar teh dari wadah terbuat dari emas. Semua orang sangat memuji teh itu dan ingin tahu ramuan macam apa yang ia buat sampai akhirnya memberi rasa istimewa. Orang tua itu tertawa dan berkata, "Teh yang menurut tuan-tuan sangat istimewa rasanya adalah teh yang diminum oleh para petani di perkebunan saya. Hal-hal yang paling baik dalam kehidupan bukanlah hal yang mahal dan sulit ditemukan." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KALAU TEKNIK TIDAK BEKERJA ... dan menghindarkan untuk mengambil keputusan sebelum waktunya mengenai yang dibicarakan oleh orang lain ... Pada suatu kesempatan makan malam, seorang anak berumur empat belas tahun mengatakan bahwa ia dipilih untuk mengajar di kelasnya pada hari berikutnya. Ayahnya yang adalah seorang yang berpengalaman dalam bidang Metodemetode Instruksional kemiliteran, melihat kesempatan ini baik untuk memberikan kepandaian dan pengalamannya kepada anaknya. Ia berkata kepada anaknya, "Begini kami melaksanakan hal seperti itu di lingkungan militer. Pertama-tama kami menentukan sasaran yang terdiri dari tindakan, keadaan dan tingkat pelaksanaan. Putuskan lebih dulu TINDAKAN macam apa yang kauinginkan agar dilaksanakan oleh murid-muridmu, dalam KEADAAN macam apa tindakan itu harus mereka laksanakan dan akhirnya SEBAIK APA mereka harus melaksanakannya. Dan ingat, seluruh pendidikan harus diarahkan kepada pelaksanaan, pelaksanaan, pelaksanaan. Anak itu tidak terkesan. Yang dikatakan hanyalah ini, "Itu tidak akan jalan, ayah." "Pasti akan berjalan. Selalu demikian. Mengapa sekarang tidak akan jalan?" Kata anak itu, "Karena saya harus mengajar tentang seks." ... dan yang diinginkan oleh orang lain ... (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
TIGA PULUH TAHUN UNTUK PENERANGAN BATIN Seorang muda datang kepada seorang Guru dan bertanya, "Kira-kira saya membutuhkan berapa waktu untuk memperoleh penerangan batin?" Kata Guru itu, "Sepuluh tahun." Orang muda itu terkejut. "Begitu lama?" tanyanya tidak percaya. Kata Guru itu, "Tidak, saya keliru. Engkau membutuhkan dua puluh tahun." Orang muda itu bertanya, "Mengapa Guru lipatkan dua?" Guru itu berkata, "Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan tiga puluh tahun." Beberapa orang tidak pernah belajar sesuatu karena mereka menggenggam segala sesuatu terlalu cepat. Kebijaksanaan bukanlah suatu titik sampai akan tetapi suatu cara berjalan. Kalau engkau berjalan terlalu cepat, engkau tidak akan melihat pemandangan yang indah. Dengan tepat mengerti ke mana engkau menuju mungkin adalah cara yang paling tepat untuk tersesat. Tidak semua orang bergelandangan tersesat. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
TIGA ORANG BIJAK Tiga orang bijak menempuh perjalanan jauh, sebab meskipun mereka itu dianggap bijak di negara sendiri, mereka cukup rendah hati untuk berharap, bahwa perjalanan akan memperluas pikiran mereka. Mereka baru saja melangkah ke perbatasan masuk negara tetangga ketika mereka melihat gedung cakar-langit di kejauhan. Apa kiranya benda dahsyat hebat ini, mereka bertanya pada dirinya. Jawaban yang tepat tentunya: Datang dan selidikilah benda itu apa. Tetapi tidak, mungkin itu terlalu berbahaya. Seandainya itu sesuatu yang meletus kalau orang mendekat? Maka jauh lebih bijaksana menentukan dulu apa itu sebelum menyelidikinya. Berbagai pandangan diajukan, diuji dan, atas dasar pengalaman mereka yang sudah-sudah, ditolak. Akhirnya diputuskan, juga atas dasar pengalaman masa silam, yang mereka miliki bertumpah-ruah, bahwa benda tersebut, entah apa jenisnya, itu hanya bisa ditempatkan di sana oleh kawanan raksasa. Ini membawa mereka pada kesimpulan, bahwa lebih aman mereka menyingkiri tanah itu sama sekali, maka mereka pulang kembali setelah menambahkan sesuatu pada khasanah pengalaman mereka. Renungan Pengandaian itu mempengaruhi Penelitian. Penelitian menghasikan Keyakinan. Keyakinan menimbulkan Pengalaman. Pengalaman membuahkan Tindakan, yang, pada gilirannya, menguatkan pengandaian. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PENYELENGGARAAN ILAHI DALAM TIGA PERAHU PENYELAMAT Seorang imam duduk di muka meja dekat jendela menyiapkan khotbah tentang Penyelenggaraan Tuhan, ketika ia mendengar sesuatu seperti ledakan. Segera ia melihat orang lalu-lalang berlari-lari dalam kepanikan dan menemukan, bahwa bendungan telah meledak, sungai meluap dan rakyat sedang diungsikan. Imam melihat air semakin tinggi di jalanan bawah. Ia merasa sedikit sulit menekan rasa panik yang mencengkam, tetapi ia berkata: "Di sini aku sedang menyiapkan khotbah tentang Penyelenggaraan Tuhan, dan aku mendapat kesempatan untuk mempraktekkan khotbahku. Aku tidak akan lari seperti lainnya. Aku akan tetap tinggal di sini dan percaya akan penyelenggaraan ilahi untuk menolong aku." Ketika air sudah sampai di jendela, perahu penuh orang lewat. "Naiklah, pastor" teriak mereka. "Ah tidak anak," kata Pastor penuh percaya. "Aku percaya Penyelenggaraan Tuhan akan menolong aku." Pastor memang betul naik ke atap, tetapi ketika air sampai di sana, seperangkat orang dalam perahu lewat, mendesak pastor agar naik, sekali lagi ia menolak. Kali ini ia naik ke puncak menara lonceng. Ketika air sampai di lututnya, seorang petugas dalam perahu motor dikirim untuk menolongnya. "Terimakasih, saudara," kata Pastor dengan senyum tenang. "Aku percaya kepada Tuhan. Ia tidak akan meninggalkan aku." Ketika pastor tenggelam dan naik ke surga, pertama-tama yang ia lakukan ialah mengeluh kepada Tuhan. "Aku percaya kepada-Mu. Mengapa Engkau tidak berbuat apa-apa untuk menolong aku." "Ah," kata Tuhan. "Aku sudah mengirim perahu tiga kali." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
TRUK YANG TERJEPIT Sebuah truk yang besar bergerak melewati jalan di bawah rel kereta api. Truk itu terjepit diantara jalan dan balok penyangga di atas. Semua usaha para ahli untuk membebaskannya tidak berhasil sehingga lalu lintas sama sekali macet. Seorang anak kecil berulang kali mencoba menarik perhatian mandor yang bekerja di situ, tetapi selalu dikesampingkan. Akhirnya dengan sangat gusar, mandor itu berkata, "Saya kira engkau datang untuk mengatakan kepada kami bagaimana caranya menyelesaikan pekerjaan ini?" "Ya," kata anak itu. "Coba kempeskan sedikit ban truk itu." Dalam pikiran awam terdapat banyak kemungkinan. Dalam pikiran ahli hanya ada beberapa saja. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
TUHAN YANG MELUPAKAN DOSA-DOSA Seorang nenek tua di desa diceritakan kerap memperoleh penampakan dari Tuhan. Imam setempat minta bukti kesungguhannya. "Kalau Tuhan nanti menampakkan diri lagi padanya," katanya, "tanyakanlah pada-Nya dosa-dosaku, yang hanya diketahui Dia. Itu akan menjadi bukti cukup." Wanita itu kembali sebulan kemudian dan imam bertanya, apa Tuhan sudah menampakkan diri lagi. Wanita berkata sudah. "Apa pertanyaan itu kamu ajukan pada-Nya?" "Ya, sudah." "Dan apa jawabannya?" "Ia berkata: "Katakan pada imammu, aku sudah lupa dosanya." Apakah mungkin bahwa semua dosa mengerikan yang pernah kamu lakukan itu sudah dilupakan oleh semua orang - kecuali oleh kamu sendiri? (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
TUHAN AKAN MEMELIHARA SANG MESIAS Seorang petani kaya lari masuk rumah di suatu hari dan berteriak dengan suara takut, "Rebeka, ada kabar menggemparkan di kota - Mesias ada di sini!" "Apa yang menggemparkan?,' tanya istrinya. "Aku berpendapat itu luar biasa. Engkau terkesima karena apa?" "Terkesima karena apa?" seru si suami. "Setelah bertahun-tahun berjerih payah, kami akhirnya bisa makmur. Kami punya seribu ekor ternak, lumbung kami limpah gandum dan pohon-pohon penuh buah. Sekarang kami harus meninggakan ini semua dan ikut dia." "Tenang dulu," kata istrinya menghibur, "Tuhan Allah kita itu baik. Ia tahu, betapa banyak kami orang Yahudi selalu harus menderita. Kami menghadapi Firaun, ada Haman, ada Hitler, selalu ada saja. Tetapi Tuhan yang baik tahu jalan untuk menangani mereka semua, bukan? Hanya percayalah suamiku tercinta. Ia akan tahu jalan menangani Mesias ini juga." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
KEBIJAKSANAAN TUKANG RODA Sementara tukang roda sedang membuat roda di salah satu ujung ruangan, Pangeran Huan dari Chi rnembaca buku di ujung yang lain. Setelah meletakkan alat-alat kerjanya, tukang roda itu mendatangi Pangeran itu dan bertanya buku apa yang sedang ia baca. "Buku yang menyimpan kata-kata orang bijak," kata Pangeran. "Apakah orang-orang bijak itu masih hidup?" tanya tukang roda. "Tidak," kata Pangeran, "mereka semua sudah mati." "Kalau begitu yang Pangeran baca tidak lebih dari sampah dan sisa orang-orang yang sudah mati," kata tukang roda itu. "Berani benar kau tukang roda sampai berani menjelekkan buku yang sedang saya baca! Pertanggungjawabkanlah perkataanmu, kalau tidak kamu harus mati." "Baiklah," kata tukang roda itu, "Saya akan berbicara sebagai tukang roda. Beginilah saya melihat persoalannya: kalau saya sedang membentuk suatu roda, seandainya gerakan saya terlalu lambat, gerakan itu akan mengores dalam tetapi tidak tetap. Kalau gerakan saya terlalu cepat, gerakan itu tetap tetapi tidak menggores dalam. Irama yang tepat, artinya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, tidak akan tercapai kalau tidak keluar dari dalam hati. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Ada suatu seni di dalamnya, yang tidak dapat saya wariskan kepada anak saya. Itulah sebabnya saya tidak dapat membiarkannya mengambil-alih rekerjaan saya. Maka saya yang sekarang sudah berumur tujuh puluh lima tahun masih terus membuat roda. Menurut pendapat saya halnya sama dengan orang-orang yang sudah mendahului kita. Semua yang pantas diwariskan mati bersama dengan kematiannya; sisanya mereka tuliskan dalam bukubuku mereka. Itulah sebabnya saya berkata bahwa yang sedang Pangeran baca adalah sampah dan sisa orang-orang yang sudah mati." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
DOA TUKANG SEPATU Seorang tukang tambal sepatu datang kepada rabbi Ishak dari Ger dan bertanya: "Katakan kepadaku, apa yang harus kulakukan dengan doa pagiku. Pelangganku itu orang-orang miskin, yang hanya punya sepasang sepatu. Aku menerima sepatu mereka sudah terlampau petang, dan mengerjakannya sepanjang malam; waktu fajar pekerjaan masih ada, kalaukalau pelanggan mau mendapat kembali sepatunya sebelum berangkat bekerja. Sekarang pertanyaanku: Bagaimana tentang doa pagiku?" "Apa yang kaulakukan sampai sekarang?" tanya rabbi. "Sesekali aku cepat-cepat menyelesaikan doaku dan lalu kembali bekerja, tetapi kemudian aku merasa salah. Kali lain kulewatkan waktu doa. Tetapi aku juga merasa kehilangan sesuatu, dan kadang-kadang saja, kalau aku mengangkat palu dari sepatu, aku hampir mendengar hatiku mendesah: 'Orang celaka aku ini, bahwa aku tidak mampu melakukan doa pagiku.'" Kata sang rabbi: "Seandainya aku Tuhan, aku akan menghargai desahan itu lebih daripada doa." (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
TUKANG SIHIR DAN NAGA Pada suatu zaman di negeri Cina adalah seekor naga raksasa yang berkeliaran dari desa ke desa membunuh sapi, anjing, ayam dan anak-anak tanpa pandang bulu. Maka orang-orang desa menemui seorang dukun untuk minta bantuan di dalam kesusahan mereka. Dukun itu berkata, "Saya sendiri tidak dapat membunuh naga itu, karena meskipun saya adalah seorang dukun, saya sangat penakut. Akan tetapi saya akan mencari orang untuk menolong kalian." Setelah itu ia mengubah diri menjadi seekor naga dan menempatkan diri pada suatu jembatan, sehingga semua orang yang tidak tahu bahwa naga itu sebenarnya adalah sang dukun, takut untuk lewat. Pada suatu hari, seorang pejalan sampai ke jembatan itu, dengan tenang menginjak naga itu dan terus berjalan lewat. Dengan segera dukun itu berubah lagi menjadi manusia dan memanggil orang itu, "Kawan, datanglah ke mari. Sudah berminggu-minggu saya berada di sini menunggumu! " Orang-orang yang sudah mengalami penerangan batin tahu bahwa rasa takut terletak pada cara engkau memandang sesuatu, tidak pada sesuatu itu sendiri. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
PERBEDAAN DALAM TULANG Plutaricus menceritakan kisah Aleksander Agung yang berjumpa dengan Diogenes yang sedang memperhatikan setumpuk tulang manusia. "Apa yang sedang kau amati," tanya Aleksander. "Sesuatu yang tidak dapat saya temukan," jawab filsuf itu. "Apa itu?" "Perbedaan antara tulang ayahmu dan tulang budak-budaknya. " Hal-hal ini sama tidak-terbedakannya: tulang Katolik dengan tulang Protestan. Tulang Hindu dan tulang Islam. Tulang Arab dan tulang Israel, tulang Rusia dan tulang Amerika. Orang-orang yang menerima penerangan batin tidak melihat perbedaannya bahkan kalau tulang-tulang itu ada dagingnya. (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
MARIA INGIN MENJADI WANITA P Ketika Suster menanyai para murid di kelasnya, mereka mau menjadi apa, kalau nanti besar, si Tonny kecil berkata, bahwa ia ingin jadi pilot. Elsi berkata, ia ingin menjadi dokter. Bobby menggembirakan Suster, karena ia ingin menjadi imam. Lalu Maria berdiri dan menyatakan, ia ingin menjadi wanita P. "Apa katamu, Maria?" "Kalau aku menjadi besar," kata Maria, dengan nada ia tahu betul, apa yang ia maksud, "Aku ingin menjadi wanita P." Suster terkejut bukan main. Maria terus diamankan dipisah dari anak-anak yang lain dan dibawa menghadap pastor paroki. Pastor diberi tahu masalahnya panjang lebar, tetapi ia ingin mengecek itu pada si salah. "Ceritakan dengan katamu sendiri, Maria!" "Yah," kata Maria, agak malu-malu karena ribut-ribut tadi. "Suster bertanya, aku ingin jadi apa kalau nanti besar dan aku berkata ingin jadi wanita P." "Wanita P. maksudnya pelacur?" tanya Pastor meneliti lagi. "Ya Pelacur." "Oh sokur! Lega, aku! Kami semua kira, engkau berkata, engkau mau jadi P, Protestan!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
YEREMIA DAN BANGKU LANDASAN Yeremia jatuh cinta pada seorang wanita jangkung. Setiap malam sepulang kerja ia datang ke rumahnya, dan setiap malam ia ingin sekali menciumnya tetapi sangat malu untuk memintanya. Pada suatu malam ia memberanikan diri. "Bolehkah saya menciummu?" Ia bersedia. Tetapi Yeremia terlalu pendek, maka mereka mencari sesuatu yang dapat ia gunakan sebagai landasan untuk berdiri. Mereka menemukan sebuah bangku landasan pandai besi yang tertinggal, yang membuat Yeremia setinggi yang diperlukan. Setelah mereka berjalan lagi sejauh kira-kira setengah kilometer atau lebih, Yeremia berkata, "Bolehkah saya mencium sekali lagi, sayang?" "Tidak," kata si wanita. "Saya sudah memberimu satu. Itu cukup untuk malam ini." Yeremia berkata, "Tetapi mengapa kamu membiarkan saya membawa terus bangku celaka ini?" Cinta menanggung beban dan merasa tidak ada beban! (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team
Doa Sang Katak oleh Anthony de Mello SJ Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota
OOM YORIS? Lagi-lagi pengandaian: Sepasang suami-istri pulang dari pemakaman Oom Yoris, yang hidup bersama mereka duapuluh tahun lamanya dan merupakan beban begitu rupa hingga hampir berakhir menghancurkan perkawinan mereka. "Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu, bu," kata suami, "Jika tidak demi cintaku kepadamu, aku tidak mau tinggal bersama Oom Yorismu satu hari saja." "Aku punya Oom Yoris!" teriaknya gemetar, "Aku kira, Oom Yoris itu punyamu!" (DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996) Indeks Islam | Indeks Sufi | Indeks Artikel | Tentang Penulis ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota Please direct any suggestion to Media Team